• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Analisis dan Pembahasan 1 Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolonieritas

Uji mulitikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dalam penelitian ini uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan di antara variabel pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal.

Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas

Model PendidikanProfesi PengalamanKerja

1 Correlations PendidikanProfesi 1.000 -.539

PengalamanKerja -.539 1.000

Covariances PendidikanProfesi .402 -.013

PengalamanKerja -.013 .001

a Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud

Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 29.562 1.488 19.869 .000

Pengalama

nKerja .123 .037 .541 3.365 .002 .709 1.410

Pendidikan

Profesi -2.261 .634 -.573 -3.568 .001 .709 1.410

a Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud Sumber: data primer yang diolah

Hasil output SPSS pada tabel 4.5, didapat bahwa tingkat korelasi antara variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi adalah sebesar -0,539 atau 53,9%. Karena hasil korelasi ini di bawah 90%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai

VIF lebih dari 10. Maka dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

b) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun ada metode yang lebih handal, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesunguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dengan melihat tampilan pada gambar 4.1 grafik histogram

maupun gambar 4.2 grafik normal plot di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola yang seimbang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi mendekati asumsi normalitas.

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Ex pe ct ed C um P ro b

Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-4 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10 12 14 Fr eq uen cy Mean = 2.57E-16 Std. Dev. = 0.975 N = 42

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi fraud melalui analisis regresi berganda.

a) Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model variabel independen (Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal) dalam menerangkan variabel dependen (Kemampuan Mendeteksi Fraud). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti varibel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 4.6

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .535(a) .286 .250 3.395

a Predictors: (Constant), PendidikanProfesi, PengalamanKerja b Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud

Sumber: data primer yang diolah

Tampilan output SPSS pada tabel 4.6, model summary besarnya Adjusted R2 adalah 0,250, hal ini berarti 25,0% variasi Kemampuan Mendeteksi Fraud dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen, yakni Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal. Sedangkan sisanya (100% - 25,0% = 75,0%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 3,395. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memperediksi variabel independen (Kemampuan Mendeteksi Fraud).

Berdasarkan hasil ini, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Kemampuan Mendeteksi Fraud dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal yakni sebesar 25%. Namun dari hasil penelitian ini didapat bahwa sekitar 75% variasi Kemampuan Mendeteksi Fraud dijelaskan oleh variabel lain di luar model dari penelitian ini, misalnya variabel Keahlian Auditor Internal, Jabatan di Perusahaan, Keanggotaan Profesi Auditor Internal dan Pelatihan Profesi lainnya yang mungkin dapat dijadikan suatu variabel pada penelitian selanjutnya khususnya mengenai auditor internal.

b) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara untuk melakukan uji t adalah dengan melihat nilai Sig pada tabel uji statistik t. Apabila nilai Sig di bawah 0,05 berarti variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat berarti pula menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.7 Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 29.562 1.488 19.869 .000 Pengalama nKerja .123 .037 .541 3.365 .002 Pendidikan Profesi -2.261 .634 -.573 -3.568 .001

a Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud Sumber: data primer yang diolah

Kedua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi dan terlihat pada tabel 4.8, menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi signifikan pada 0,05, yang berarti bahwa

variabel Kemampuan Mendeteksi Fraud dipengaruhi oleh variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal.

Untuk itu dapat dilakukan uji hipotesis pada masing-masing variabel independen, yaitu:

1. Untuk menguji hipotesis pertama

Ho1: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Ha1: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Kriteria pengujian: = 0,05

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak

Berdasarkan uji statistik t didapatkan nilai probabilitas dari variabel Pengalaman Kerja signifikan pada 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa Pengalaman Kerja secaca individual berpengaruh terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

2. Untuk menguji hipotesis kedua

Ho2: Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan Profesi Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Ha2: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan Profesi Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Kriteria pengujian: = 0,05

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak

Berdasarkan uji statistik t didapatkan nilai probabilitas dari variabel Pendidikan Profesi signifikan pada 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa Pendidikan Profesi secaca individual berpengaruh terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

c) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kemampuan Mendeteksi Fraud). Nilai Sig. digunakan dalam pengujian

untuk mengetahui apakah variasi nilai Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi nilai Kemampuan Mendeteksi Fraud dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho3: Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Ha3: Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Kriteria pengujian: = 0,05

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak

Tabel 4.8 Uji Statistik F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 180.453 2 90.227 7.829 .001(a) Residual 449.451 39 11.524 Total 629.905 41

a Predictors: (Constant), PendidikanProfesi, PengalamanKerja b Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud

Uji ANOVA atau F test pada tabel 4.7 didapat nilai hitung sebesar 7,829 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kemampuan Mendeteksi Fraud atau dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Hal ini sejalan dengan logika teori, bahwa Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal berpengaruh secara positif terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud. Ini berarti bahwa dengan menyeimbangkan antara pengalaman kerja dan pendidikan profesi, diharapkan dapat membuat auditor internal semakin mampu dalam mendeteksi fraud yang terjadi di dalam perusahaan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji statistik maupun hasil analisis di atas adalah bahwa baik secara bersama-sama maupun secara individu, variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal berpengaruh secara positif terhadap variabel Kemampuan Mendeteksi Fraud.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sejenis sebelumnya. Penelitian Sodik (2007) yang meneliti pengaruh keahlian dan independensi audit internal terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud menyimpulkan bahwa keahlian dan independensi audit internal secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

mendeteksi indikasi fraud. Secara individual variabel keahlian audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud di mana hasil pengujian menunjukkan bahwa angka signifikansi adalah sebesar 0,893 dan lebih besar dari probabilitas 5% ( 5%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada probabilitas 5% ( 5%) independensi audit internal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud.

Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang menjadikan salah satu indikator dan ciri seorang auditor internal dapat dilihat kemampuannya dalam bidang internal audit. Pengalaman kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan mendeteksi kinerja auditor, karena auditor yang lebih berpengalaman memiliki ketelitian yang tinggi mengenai kekeliruan dari pada yang kurang atau belum berpengalaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja auditor internal berpengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Menurut Jeffrey dalam Herliansyah (2006) menunjukkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dengan pengalaman kerja yang cukup diharapkan auditor internal dapat secara lebih cepat dan tepat dalam mendeteksi fraud yang terjadi di perusahaannya.

Seiring dengan semakin kompleksnya masalah yang terjadi di perusahaan terutama yang berkaitan dengan masalah kecurangan (fraud), profesi auditor internal dituntut untuk mengikuti pendidikan lanjutan, menjalani pelatihan teknis yang cukup dalam praktek akuntansi dan auditing, serta memiliki pengalaman kerja yang cukup mengenai profesinya dengan tujuan agar auditor internal dapat lebih baik lagi dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam organisasinya khususnya mengenai masalah kecurangan. Profesi auditor internal merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan kewenangan, sehingga auditor internal dituntut untuk berkualitas dan kompeten dengan memiliki latar belakang pendidikan formal dalam bidang akuntansi dan auditing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan profesi auditor internal berpengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi fraud.

Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) adalah salah satu lembaga yang menyediakan berbagai macam pelatihan yang dibutuhkan oleh para auditor internal tersebut, diantaranya adalah Sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor) yang dapat ditempuh dalam 5 jenjang pendidikan. Melalui program pelatihan ini diharapkan para auditor dapat menerapkannya dalam situasi yang akan ditemuinya di lapangan dan dengan pendidikan profesi yang cukup diharapkan auditor internal dapat secara lebih profesional dalam mendeteksi fraud yang terjadi perusahaannya.

Hal ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan di awal bahwa dengan pengalaman kerja yang semakin lama dan semakin tingginya pendidikan profesi yang ditempuh, maka auditor internal akan semakin ahli dalam mendeteksi fraud yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu diharapkan kepada auditor internal untuk selalu meningkatkan pengalaman kerja dan pendidikan profesinya guna menunjang kemampuannya dalam bidang auditing yang nantinya akan memberi nilai tambah bagi organisasinya kelak.

BAB V

Dokumen terkait