• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6 Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data merupakan pengolahan data yang diperoleh di lapangan agar dapat disajikan lebih sederhana dengan menggunakan rumus atau software tertentu sehingga mudah dipahami. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu data yang sudah diperoleh dianalisis menjadi lebih sederhana dan disajikan dalam bentuk tabel. Persamaan yang digunakan untuk mengolah data diuraikan sebagai berikut :

a. Kerapatan jalan (WD) WD = L

F (m/ha), keterangan : L = Panjang jalan angkut (m) F = Luas areal hutan produktif (ha) b. Spasi jalan (S atau WA)

c. Jarak sarad rata-rata (RE)

Jarak sarad rata-rata secara teoritis (REo) adalah jarak terpendek rata- rata dari tempat penebangan sampai jalan angkut.

Pada penyaradan satu arah :

Pada penyaradan dua arah :

Jarak sarad rata-rata terpendek (REm) adalah jarak terpendek rata-rata dari tempat penebangan sampai dengan jalan angkutan terdekat di lapangan.

Jarak sarad rata-rata sebenarnya (REt) adalah jarak sarad rata-rata yang sebenarnya ditempuh di lapangan dari tempat penebangan sampai dengan tempat pengumpulan kayu (TPn) atau jalan angkutan.

d. Faktor koreksi PWH

Faktor koreksi jaringan jalan :

Vcoor= jalan sarad rata-rata terpendek ke jalan angkutan jalan sarad rata-rata secara teoritis dari model PWH

Faktor koreksi jarak sarad :

Tcoor = jalan sarad rata-rata sebenarnya di lapangan jalan sarad rata-rata terpendek di lapangan e. Persen PWH

atau

f.

Keterbukaan tegakan akibat pembukaan wilayah

, (Elias 2008) Keterangan : B = Keterbukaan tegakan hutan (%)

WDu = Kerapatan jalan utama (m/ha) WDc = Kerapatan jalan cabang (m/ha) Lu = Lebar jalan utama (m)

Lc = Lebar jalan cabang (m) g. Penentuan jari-jari belokan

Į = a2 – a1

r = (d1+d2)/(2 x sin Į), (Wienarta 2004) h. Penentuan tanjakan dan turunan

Pengukuran tanjakan dan turunan dilakukan dengan cara berdiri di titik awal, kemudian membidik teman yang tingginya tidak berbeda jauh dengan pembidik dengan menggunakan suunto clinometer. Hasil pembidikan dalam bentuk persen (%) atau derajat (0). Ilustrasi pengukuran tanjakan dan turunan jalan hutan dapat dilihat pada Gambar 3.

Tb Tb

JL JL

Ta Į JD Ta Keterangan : JL = jarak lapang

JD = jarak datar

Į = derajat tanjakan atau turunan Ta = titik awal

Tb = titik akhir

Gambar 3 Ilustrasi pengukuran tanjakan atau turunan jalan hutan.

B=

x 100%

Į

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Luas

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari proposal kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) tahun 2011, secara geografis PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur terletak pada koordinat 02015'15" LU – 117000'09" BT dan 02040'21" LU - 117029'25" BT. Batas areal kerja PT. Inhutani I UMH Sambarata berbatasan dengan perusahaan-perusahaan lain, yaitu : 1. Sebelah Utara : IUPHHK PT. ITCI Kayan Hutani.

2. Sebelah Timur : IUPHHK PT. Rejo Sari Bumi. 3. Sebelah Selatan : HTI PT. Tanjung Redeb Hutani.

4. Sebelah Barat : IUPHHK PT. Inhutani I Unit Manajemen Hutan Segah Hulu dan EKs Palma Kharisma.

Berdasarkan administrasi pemerintah, PT. Inhutani I UMH Sambarata, berada di Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan administrasi kehutanan, PT Inhutani I UMH Sambarata masuk dalam Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Long Peso, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Malinau, Balai Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Tabur, Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Berau, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan Surat Keputusan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (SK. IUPHHK) nomor: 195/Menhut-II/2006 yang disahkan tanggal 1 Juni 2006 luas areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur adalah sebesar 106.020 Ha. Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur (Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 79/kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001), areal kerja IUPHHK PT Inhutani I UMH Sambarata terletak pada kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 87.557 ha dan Hutan Produksi (HP) seluas 18.463 ha.

Pembagian areal kerja efektif untuk produksi dan areal kerja tidak efektif PT. Inhutani I UMH Sambarata untuk RKT 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rencana pembagian areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Sambarata No Uraian Hutan Primer (ha) Hutan Eks Tebangan (ha) Non Hutan (ha) Jumlah (ha) A Luas Areal 2.892 98.844 4.284 106.020 B Kawasan Lindung 1. Sempadan sungai 2. Konservasi Insitu - 800 380 1.200 20 - 400 2.000 Jumlah B 800 1580 20 2.400

C Areal tidak untuk produksi 1. Sarana prasarana 60 1.176 35 1.271 2. Areal Berbatu 1.716 - - 1.716 3. Tegakan Benih 200 500 - 700 4. PUP - 700 - 700 5. Badan Sungai - 34 3 37 Jumlah C 1.976 2.410 38 4.424

Luas areal tidak efektif (B+C)

2.776 3.990 58 6.824

D Luas Efektif 116 94.854 4.226 99.196

Sumber : Proposal kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata.

Luas areal PT. Inhutani I UMH Sambarata adalah sebesar 106.020 ha yang terdiri dari 2.892 ha hutan primer, 98.844 ha hutan bekas tebangan, dan 4.284 ha non hutan. Areal tidak efektif terdiri atas areal kawasan lindung seluas 2.400 ha, dan areal tidak untuk produksi seluas 4.424 ha. Areal kawasan lindung meliputi areal sempadan sungai dan konservasi insitu. Areal tidak untuk produksi terdiri atas sarana prasarana, areal berbatu, tegakan benih, Petak Ukur Permanen (PUP), dan badan sungai. Areal efektif untuk produksi diperoleh dari pengurangan areal kerja dengan kawasan lindung dan areal tidak untuk produksi (sarana prasarana dan peruntukan lain), sehingga luas areal efektif adalah sebesar 99.196 ha yang terdiri atas 116 ha hutan primer, 94.854 ha areal bekas tebangan, dan 4.226 ha non hutan. Luas blok tebangan untuk RKT 2011 adalah sebesar 2613, 29 ha dengan daur 35 tahun.

4.2 Hidrologi

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari proposal kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) tahun 2011, areal PT. Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur, termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sei Segah dan Sei Kayan. Sungai-sungai yang berada di wilayah PT. Inhutani I UMH Sambarata atara lain : Sungai Segah, Sungai Malinau, Sungai Kaburau, Sungai Sajau, dan Sungai Pura. Sungai-sungai tersebut sebagian besar digunakan untuk sarana transportasi umum dan kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.3 Tutupan Lahan

Berdasarkan hasil perhitungan digitasi terhadap Peta Penafsiran Citra Satelit 7 ETM Band 542 Mosaik Path 117 Row 58 hasil liputan tanggal 7 Januari 2009Stripping 3 Oktober 2008, skala 1:100.000, kondisi tutupan lahan areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Sambarata disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Kondisi penutupan lahan di areal kerja PT Inhutani I UMH Sambarata

No. Penutupan lahan Luas (ha) Jumlah

HP HPT

1 Hutan Primer - 2.892 2.892

2 Hutan Bekas Tebangan (LOA)

17.324 76.635 93.959

3 Non Hutan (NH) 1.139 3.145 4.284

4 Tutupan Awan (TA) - 4.885 4.885

Jumlah 18.463 87.557 106.020

Sumber : Peta Penafsiran Citra Satelit 7 ETM Band 542 Mozaik Path 117 Row 58 hasil liputan tanggal 7 Januari 2009 Stripping 3 Oktober 2008, skala 1: 100.000

4.4 Topografi, Tanah, dan Ketinggian

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari proposal kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) tahun 2011, kondisi kelerengan untuk blok tebangan RKT 2011 rata-rata konfigurasi lahannya agak curam dan sebagian ada juga lahan yang curam. Keadaan tanah di areal PT. Inhutani I UMH Sambarata adalah podsolik merah kuning, litosol, latosol dan alluvial. Sifat fisik tanah yang berupa tekstur tanah yaitu pada lapisan tanah bagian atas (0-30 cm) adalah tanah pasir berdebu berliat dengan konsistensi tanah agak lekat. Lapisan tanah bagian

bawah (30-60 cm) adalah debu dengan liat yang lebih tinggi dan konsistensi tanahnya adalah lekat. Kondisi kelerengan areal kerja PT Inhutani I UMH Sambarata disajikan pada Tabel 7 :

Tabel 7 Kondisi kelerengan areal kerja IUPHHK PT Inhutani I UMH Sambarata No Konfigurasi lahan Kelas kelerengan Luas (ha) %

1 Datar A (0-8%) 31.806 30

2 Landai B (8-15%) 37.107 35

3 Agak curam C (15-25%) 21.204 20

4 Curam D (25-40%) 15.903 15

Jumlah 106.020 100

Sumber : Peta kelas kelerenganareal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Sambarata

Areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Sambarata pada daerah hulu Sungai Segah dan Sungai Malinau mempunyai ketinggian antara 100-400 mdpl dan pada areal Hutan Produksi Terbatas (HPT) dengan ketinggian antara 500-1.673 mdpl.

4.5 Iklim

Berdasarkan pengelompokan iklim menurut Schmidt & ferguson, tipe iklim di areal kerja PT. Inhutani I UMH Sambarata adalah bertipe B, yaitu tipe iklim hutan hujan tropika (tropical rain forest). Rata-rata jumlah bulan kering adalah 14,3 % dengan keadaaan curah hujan ” 60 mm, sedangkan rata-rata bulan basah sebesar 33,3 % dengan keadaan curah hujan minimal 100 mm, sehingga areal PT. Inhutani I UMH Sambarata mempunyai curah hujan yang tinggi.

4.6 Kondisi Sumber Daya Hutan (Flora dan Fauna)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari proposal kegiatan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) tahun 2011, potensi tegakan di PT. Inhutani I UMH Sambarata didominasi oleh jenis meranti (53,5 %), kapur (12,75 %), keruing (7,6 %), bangkirai (1,85 %) dan tengkawang (2,55 %). Potensi fauna terdiri atas mamalia besar, primata dan mamalia kecil. Fauna yang termasuk dalam mamalia besar yaitu kijang (Muntiacus muntjak), rusa (Cervus unicolor), beruang (Helarctos moloch), babi hutan (Sus barbatus) dan pelanduk (Tragulus napu).

Fauna yang termasuk dalam primata herbivora yaitu monyet (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina), bekantan (Nasalis larvatus), owa-owa (Hylobates muelleri), budeng (Trachypithecus auratus) dan kukang (Nycticebus coucang). Fauna yang termasuk mamalia kecil karnivora yaitu trenggiling (Manis javanicus), kucing hutan (Felis bengalensis), landak (Hystrix brachyuro) dan musang (Paradoxurus hermaphrodilus), sedangkan mamalia kecil herbivora yaitu bajing tanah (Loriscus insignis), kelelawar, tupai (Tupaia montana) dan bajing werok (Lariscus sp).

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kualitas Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) 5.1.1 Kerapatan Jalan (WD) Utama dan Jalan Cabang

Berdasarkan pengukuran dari peta jaringan jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata untuk blok tebangan RKT 2011, jenis jalan angkutan yang terdapat di dalam blok tebangan RKT 2011 terdiri atas jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad. Panjang jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 16135,4 m, dan panjang jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 18348 m. Luas areal blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 2613,29 ha. Kerapatan jalan utama adalah sebesar 6,17 m/ha dan kerapatan jalan cabang adalah sebesar 7,02 m/ha.

Kerapatan jalan utama dan jalan cabang PT. Inhutani I UMH Sambarata memiliki kerapatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kerapatan jalan yang umum digunakan di hutan alam tropika (10-25 m/ha). Selain itu, kerapatan jalan utama PT. Inhutani I UMH Sambarata lebih besar daripada kerapatan jalan utama IUPHHK yang berdekatan dengan PT. Inhutani I UMH Sambarata, yaitu PT. Intracawood yang sebesar 5,41 m/ha, tetapi untuk jalan cabang PT. Intracawood memiliki kerapatan jalan yang lebih besar daripada PT. Inhutani I UMH Sambarata, yaitu sebesar 8,14 m/ha.

5.1.2 Spasi Jalan (WA atau S) Utama dan Jalan Cabang

Spasi jalan dapat digunakan untuk mengetahui jarak sarad rata-rata ke jalan utama dan jalan cabang, untuk mengetahui jarak sarad maksimum, dan untuk mengetahui jarak sarad rata-rata baik pada penyaradan satu arah maupun penyaradan dua arah. Spasi jalan sangat berhubungan dengan kerapatan jalan hutan. Semakin tinggi kerapatan jalan hutan maka spasi jalannya akan semakin kecil. Spasi jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata adalah sebesar 1619,6 m, dan spasi jalan cabangnya adalah sebesar 1424,5 m.

5.1.3 Jarak Sarad Rata-Rata (RE)

REo merupakan jarak sarad rata-rata teoritis dari tempat penebangan sampai dengan jalan angkutan. REo tergantung dengan teknik penyaradannya yaitu menggunakan penyaradan satu arah atau penyaradan dua arah. PT. Inhutani I UMH Sambarata menggunakan penyaradan dua arah. Nilai REo pada jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 405,19 m, dan REo pada jalan cabang adalah sebesar 356,12 m. REm adalah jarak terpendek rata-rata dari tempat penebangan sampai dengan jalan angkutan terdekat di lapangan. REm pada petak 204 adalah sebesar 382,43 m dan REm pada petak 218 adalah sebesar 374,37 m, sehingga REm yang diperoleh adalah sebesar 378,4 m.

REt adalah jarak sarad rata-rata yang sebenarnya ditempuh di lapangan dari tempat penebangan sampai dengan tempat pengumpulan kayu atau jalan angkut. Nilai REt merupakan jarak sarad rata-rata dari 30 pohon yang diambil secara acak. REt pada petak 204 adalah sebesar 298,83 m, dan REt pada petak 218 adalah sebesar 250,43 m, sehingga nilai rata-rata REt adalah sebesar 274,63 m. Nilai REo, REm, dan REt PT. Inhutani I UMH Sambarata untuk blok tebangan RKT 2011 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Nilai REo, REm, dan REt jaringan jalan di dalam blok tebangan RKT 2011

Parameter PWH Jalan utama Jalan cabang

REo (penyaradan dua arah) (m) 405,19 356,12

REm (m) 378,40 378,40

REt (m) 274,63 274,63

5.1.4 Faktor Koreksi PWH

Faktor koreksi PWH dibedakan menjadi dua, yaitu faktor koreksi jaringan jalan hutan (Vcoor) dan faktor koreksi jarak sarad (Tcoor). Nilai Vcoor untuk jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 0,93, yang artinya jarak sarad rata-rata terpendek di lapangan mendekati jarak sarad rata-rata secara teoritis. Nilai Vcoor untuk jalan cabang adalah sebesar 1,06, yang artinya jarak sarad rata-rata terpendek di lapangan lebih besar daripada jarak sarad rata-rata secara teoritis. Nilai Tcoor jalan utama dan jalan cabang PT. Inhutani I UMH Sambarata sama besar, yaitu sebesar 0,73, yang artinya jarak sarad rata-rata sebenarnya di lapangan lebih kecil daripada jarak sarad rata-rata terpendek di

lapangan untuk blok tebangan RKT 2011. Nilai Vcoordan Tcoor yang baik adalah 1.

Nilai Vcoor dan Tcoor PT. Inhutani I UMH Sambarata untuk blok tebangan RKT 2011 disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 VcoordanTcoor jaringan jalan di dalam blok tebangan RKT 2011

Parameter PWH Jalan utama Jalan cabang

Vcoor 0,93 1,06

Tcoor 0,73 0,73

5.1.5 Persen PWH (E)

Persen PWH digunakan untuk mengetahui kualitas PWH dari suatu jaringan jalan hutan yang telah dibuat. Semakin besar nilai persen PWH maka kualitas PWH-nya semakin baik, tetapi jika persen PWH lebih dari 100%, maka jaringan jalan hutan yang telah dibuat bisa dikatakan terlalu berlebihan pembuatannya untuk luasan tertentu. PWH dikatakan baik, jika nilai persen PWH- nya > 70% (Elias 2008). Nilai persen PWH untuk jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 100,7%, yang artinya jalan utama yang dibuat terlalu berlebihan untuk melayani kegiatan pemanenan hutan untuk luasan blok tebangan seluas 2613,29 ha. Nilai persen PWH untuk jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 adalah sebesar 94,34%, yang artinya jalan cabang yang dibuat sudah cukup untuk melayani kegiatan pemanenan untuk luasan blok tebangan seluas 2613,29 ha.

Persen PWH PT. Inhutani I UMH Sambarata melebihi persen PWH untuk daerah pegunungan yang sebesar 66% (Backmund dalam Elias 2008). Hal ini diperkirakan terjadi karena jumlah sampel jalan sarad yang diukur hanya 30 pohon dan kurang tepatnya pemetaan jaringan jalan yang ada di dalam blok tebangan RKT 2011. Persen PWH menjadi tinggi karena REt menjadi semakin kecil, sehingga REm menjadi semakin besar, mengakibatkan nilai Vcoor-nya menjadi lebih kecil.

PT. Inhutani I UMH Sambarata tidak melakukan perencanaan jalan sarad, sehingga jalan sarad yang ada di lapangan tergantung dari ketrampilan operator Bulldozer Komatsu. Operator Bulldozer adalah pegawai dari perusahaan kontraktor yang bekerjasama dengan PT. Inhutani I UMH Sambarata. Sebagian

besar Operator Bulldozer mempunyai keahlian dalam membuat jalan sarad. Bentuk jaringan jalan sarad yang dibuat oleh Operator Bulldozer hampir menyerupai sirip ikan. Jaringan jalan sarad seperti ini merupakan karakter PWH yang lazim digunakan untuk kondisi hutan yang terdapat di daerah pegunungan.

5.1.6 Kerapatan Jalan (WD) Sarad

Kerapatan jalan sarad merupakan perbandingan antara panjang jalan sarad terhadap luas petak. Berdasarkan hasil pengukuran dari 30 rute jalan sarad yang digunakan untuk menyarad 30 pohon pada petak 204, diperoleh total panjang jalan sarad adalah sebesar 1648,5 m dengan luas petak tebang seluas 90,88 ha, sehingga kerapatan jalan saradnya adalah sebesar 18,14 m/ha. Kerapatan jalan sarad pada petak 218 (10,58 m/ha) lebih kecil jika dibandingkan dengan petak 204. Hal ini terjadi karena panjang jalan saradnya hanya 763,5 m dengan luas petak tebang seluas 72,15 ha. Kerapatan jalan sarad PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah sesuai dengan kerapatan jalan yang umum digunakan di hutan alam tropika (10 m/ha - 25 m/ha).

5.2 Intensitas PWH

Indikator untuk menentukan intensitas PWH dapat dilihat dari kerapatan jalan hutannya (m/ha), yang terdiri atas kerapatan jalan utama dan kerapatan jalan cabang. Intensitas jalan utama dan jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata termasuk kategori PWH dengan intensitas rendah, karena kerapatan jalannya < 15 m/ha. Kerapatan jalan utama dan kerapatan jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 berturut-turut adalah sebesar 6,17 m/ha dan 7,02 m/ha.

Menurut Elias (2008), intensitas PWH dalam pengelolaan hutan di Indonesia pada umumnya termasuk rendah sampai sedang. PWH hutan alam tropika tanah kering yang diusahakan dengan sistem silvikultur TPTI oleh para pemegang HPH di Kalimantan dan Sumatera pada umumnya termasuk PWH dengan intensitas sedang. Intensitas PWH PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah sesuai dengan intensitas PWH menurut klasifikasi tersebut di atas.

5.3 Spesifikasi dan Standar Teknis Jalan Hutan

Jenis jalan hutan yang berada di PT. Inhutani I UMH Sambarata terdiri atas jalan koridor, jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad. Jalan koridor adalah jalan yang menghubungkan antara batas areal hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata dengan logpond. Jalan koridor di hutan Sambarata disajikan pada Gambar 4.

(a) Jalan koridor di Km. 3 (b) Jalan koridor di Km. 44

Gambar 4 Jalan koridor di Km. 3 (a) dan jalan koridor di Km. 44 hutan Sambarata (b).

Jalan yang menghubungkan antara blok tebangan di setiap RKT atau jalan yang menghubungkan blok tebangan dengan camp induk yang berada di Km 51, dan jalan yang menghubungkan antar petak tebang satu dengan petak tebang yang lain dikenal dengan istilah jalan utama. Beberapa kondisi jalan utama milik PT. Inhutani I UMH Sambarata dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) Jalan utama yang menghubungkan camp induk Km. 51 dengan blok tebangan RKT 2011.

(b) Jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011.

Gambar 5 Jalan utama yang menghubungkan camp induk Km. 51 dengan blok tebangan RKT 2011 (a) dan jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 (b).

Jalan cabang merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan utama yang berada di dalam blok tebangan dengan jalan sarad atau jalan utama yang berada di dalam blok tebangan dengan TPn yang berada di dalam petak tebangan. Gambar 6 merupakan jalan cabang yang berada di petak 218 di dalam blok tebangan RKT 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata.

Gambar 6 Jalan cabang di petak 218.

Jalan sarad adalah jalan yang menghubungkan antara satu pohon dengan TPn hutan. Kondisi jalan sarad dapat dilihat pada Gambar 7.

Panjang jalan utama yang berada di dalam blok tebangan RKT 2011 diukur di lapangan adalah sebesar 16135,40 m dengan jarak datarnya adalah sebesar 15323,14 m. Pada jalan utama dilakukan pengukuran atau helling secara manual sepanjang 934 m. Berdasarkan hasil pengukuran secara manual yang dicantumkan pada lampiran 1 diperoleh tanjakan maksimum sebesar 18% atau 8,10, sedangkan tanjakan minimum sebesar 5% atau 2,250. Berdasarkan Dephut (2000) tentang Prinsip dan praktik pemanenan hutan di Indonesia, tanjakan maksimum yang diperbolehkan untuk jalan utama adalah sebesar 10%. Terlihat bahwa tanjakan maksimum PT. Inhutani I UMH Sambarata lebih besar jika dibandingkan dengan ketentuan dari Dephut (2000).

Panjang jalan cabang jika diukur di lapangan adalah sebesar 18348,0 m, dengan jarak datar sebesar 17985,25 m. Pengukuran secara manual dengan metode helling juga dilakukan pada jalan cabang a-a1 yang melewati petak 204 sepanjang 603 m. Berdasarkan hasil pengukuran secara manual yang terlampir pada lampiran 2 diperoleh tanjakan maksimum sebesar 26,67% atau 120 dan tanjakan minimum sebesar 11,11% atau 50. Selain itu, terdapat turunan sebesar 4,44% atau 20. Tanjakan maksimum pada jalan cabang yang diijinkan oleh Dephut (2000) adalah sebesar 15%. Jika dibandingkan dengan ketentuan Dephut (2000), PT. Inhutani I UMH Sambarata masih mempunyai tanjakan maksimum yang lebih besar. Pada jalan sarad terdapat tanjakan maksimum hampir 40%.

Pembukaan jalan dilakukan dengan menggunakan Bulldozer Komatsu tipe D85E-SS-2 dengan alat bantu GPS, peta, dan kompas dengan arahan dari pihak perencanaan. Perencanaan jalan mengikuti tanda merah pada pohon yang sudah direncanakan/ dibuat oleh tim perencanaan. Pelaksanaan pembuatan jalan di lapangan tidak boleh menyimpang sampai 150 m dari jalan yang sudah dipetakan pada saat melakukan perencanaan. Penandaan jalan cabang dibuat dengan tanda warna merah (cat merah) berbentuk lingkaran digaris bawahi. Tanda ini dibuat di pohon yang terkena jalan.

Umumnya badan jalan hutan terbuat dari tanah setempat tanpa perlakukan khusus kecuali sedikit pemadatan. Usaha pemadatan ini biasanya hanya pada bagian jalan yang diurug atau badan jalan (Tinambunan & Suparto 1999). Jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata tidak dilakukan pengerasan permanen dan

tidak dibuat selokan dengan alasan biaya pembuatan jalan akan menjadi tinggi, tetapi jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah dibuat dengan model punggung penyu. Hasil pengukuran jalur kendaraan/ jalur mengerasan jalan, bahu jalan, dan tebang matahari pada jalan utama dan jalan cabang yang berada di dalam blok tebangan RKT 2011 disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Tabel 10 Hasil pengukuran badan jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 Rata-rata Akhir Awal (A) Uraian - 0521516 0272003 0520946 0271410 Koordinat 7,05 6,20 7,90 Jalur Pengerasan (m) 2,50 3,00 2,00 Bahu Jalan (m) 26,50 30,00 23,00 Tebang Matahari (m) *

Keterangan * = Total lebar tebang matahari di sebelah kanan dan kiri jalan utama

Tabel 11 Hasil pengukuran badan jalan cabang a-a1 di dalam blok tebangan RKT 2011 Rata-rata Akhir Awal (A) Uraian - 0522170 0271092 0522507 0271441 Koordinat 4,15 4 4,3 Jalur Pengerasan (m) 2,15 2 2,3 Bahu Jalan (m) 23,00 28 18,0 * Tebang Matahari (m)

Keterangan * = Total lebar tebang matahari di sebelah kanan dan kiri jalan cabang

Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung pada jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011, yang disajikan pada Tabel 10 diperoleh rata-rata lebar jalur pengerasan, bahu jalan, dan tebang matahari berturut-turut adalah sebesar 7,05 m, 2,5 m, dan 26,5 m. Lebar jalur pengerasan yang telah dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata sesuai dengan ketentuan Dephut tentang petunjuk teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) tahun 1993 yaitu antara 6 sampai dengan 8 m, tetapi bahu jalan yang dibuat masih kurang lebar daripada Pedoman TPTI adalah sebesar 4 m.

Hasil dari pengukuran langsung pada jalan cabang a-a1 yang disajikan pada Tabel 11 diperoleh rata-rata lebar jalur pengerasan, bahu jalan, dan tebang matahari, berturut-turut adalah sebesar 4,15 m, 2,15 m, dan 23 m. Lebar jalur pengerasan yang telah dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata sesuai dengan ketentuan Dephut (1993) adalah sebesar 4 m, tetapi bahu jalan yang dibuat masih kurang lebar jika dibandingkan dengan petunjuk teknis TPTI yang sebesar 4 m.

Tebang matahari yang dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata pada jalan utama dan jalan cabang a-a1 berturut-turut adalah sebesar 26,5 m dan 23 m.

Dokumen terkait