• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.5. Analisis dan Uji Hipotesis

4.1.5.1. Analisis uji t-test untuk Pendapatan UKM Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan PTPN III

Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk menguji pengaruh program CSR terhadap pendapatan usaha UKM sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III. Adapun data pendapatan usaha yang diterima UKM sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan, adalah:

Tabel 4.8. Data Pendapatan Usaha Mitra Binaan Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan PTPN III

No. Jenis Usaha Pendapatan Usaha

Sebelum Sesudah 1. Dagang 259.500.000 295.500.000 2. Jasa 399.750.000 446.000.000 3. Industri 708.500.000 781.000.000 Jumlah 1.367.750.000 1.522.500.000 Sumber: Lampiran 3

Untuk menganalisis pengaruh terhadap pendapatan usaha sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III dapat dilakukan pengujian dengan

menggunakan paired sample t-test dengan menggunakan bantuan SPSS versi 22.0. Adapun analisis dan hasil output paired samples test disajikan sebagai berikut: Tabel 4.9. Tabel Output Paired-Samples T-test

Model t hitung Sig.

Pair 1 sebelum – sesudah

- 12,637 0,000

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan hasil output di atas, dapat diuji perbedaan pendapatan usaha sebelum dan sesudah mitra binaan PTPN III pada taraf kepercayaan 95% dengan menyusun hipotesis yang yang dirumuskan untuk pengujian dengan menggunakan mean atau rata-rata hitung, yaitu:

Ho : Tidak ada perbedaan jumlah pendapatan usaha sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

Ha : Ada perbedaan jumlah pendapatan usaha sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

Dasar pengambilan keputusan: apabila probabilitas > 0,05 Ho diterima, tetapi apabila probabilitas < 0,05 Ho ditolak. Tampak pada tabel bahwa nilai t hitung adalah t = 12,637 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Atau dapat juga dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, dengan ketentuan:

- Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. - Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Tampak bahwa nilai t hitung = 12,637 , dan t tabel dapat dicari pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% (α = 5% dan karena uji t bersifat dua sisi, maka nilai a yang dapat dirujuk pada tabel t adalah α/2 = 0,05/2

= 0,025) dan derajat bebas (df) = n-1 = 90-1 = 89, sehingga diperoleh harga t tabel = t (0.025;89) = 1,987.

Karena t hitung > t tabel, maka dapat diputuskan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (0,000 < 0,05) terhadap jumlah pendapatan usaha sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

4.1.5.2. Analisis uji t-test untuk Penyerapan Tenaga Kerja UKM Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan PTPN III

Dengan semakin berkembangnya suatu UKM, maka semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Jika dilihat pada tabel, dapat dilihat persentase perubahan jumlah pertambahan jumlah tenaga kerja antara sebelum dan sesudah mitra binaan PTPN III. Untuk usaha dagang, besarnya persentase perubahannya adalah 0,2%, usaha jasa sebesar 0,2%, dan usaha industri mampu menyerap tenaga kerja sebesar 0,25%. Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja pada masing-masing usaha UKM dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Data Penyerapan Tenaga Kerja UKM Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan

No. Jenis Usaha Tenaga Kerja

Sebelum Sesudah 1. Dagang 39 59 2. Jasa 62 82 3. Industri 104 129 Jumlah 205 270 Sumber: Lampiran 3

Analisis pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja UKM sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan paired sample t-test dengan menggunakan bantuan SPSS versi 22.0. Adapun analisis dan hasil output paired samples test disajikan sebagai berikut: Tabel 4.11.Tabel Output Paired-Samples T-test

Model t hitung Sig.

Pair 1 sebelum – sesudah

-8.483 0,000

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan output di atas, dapat diuji perbedaan penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah mitra binaan PTPN III pada taraf kepercayaan 95% dengan menyusun hipotesis yang yang dirumuskan untuk pengujian dengan menggunakan mean atau rata-rata hitung, yaitu:

Ho : Tidak ada perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

Ha : Ada perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

Dasar pengambilan keputusan: apabila probabilitas > 0,05 Ho diterima, tetapi apabila probabilitas < 0,05 Ho ditolak. Tampak pada tabel bahwa nilai t hitung adalah t = 8,483 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Atau dapat juga dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, dengan ketentuan:

- Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. - Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Tampak bahwa nilai t hitung = 8,483 dan t tabel dapat dicari pada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% (α = 5% dan karena uji t bersifat dua sisi, maka nilai a yang dapat dirujuk pada tabel t adalah α/2 = 0,05/2 = 0,025) dan derajat bebas (df) = n-1 = 90-1 = 89, sehingga diperoleh harga t tabel = t (0.025;89) = 1,987.

Karena t hitung > t tabel, maka dapat diputuskan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (0,000 < 0,05) terhadap penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III.

4.1.5.3. Analisis Statistik Deskriptif untuk Pola Pemasaran UKM Mitra Binaan PTPN III

Untuk melihat hasil apakah pola pemasaran mengalami perubahan atau tidak maka digunakan metode statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Namun dalam hal ini untuk melihat perubahan pola pemasaran tersebut, dilihat dari 4 variabel yaitu produk(product), harga(price), lokasi(place), danpromosi(promotion). Jika dilihat dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, sebanyak 8 responden menyatakan mengalami perubahan pada produk, 15 responden menyatakan mengalami perubahan pada variabel harga, sebanyak 4 responden menyatakan mengalami perubahan dalam variabel lokasi, 17 responden mengalami perubahan untuk promosi. Dan jika dilihat hasil perubahan pada pola pemasaran yang dibagi dalam 4 variabel, terlihat bahwa responden yang paling banyak mengalami perubahan adalah pada promosi. Dan

dapat kita lihat pada tabel di bawah ini data hasil pola pemasaran sebelum dan sesudah mitra binaan PTPN III.

Tabel. 4.12. Data Hasil Pola Pemasaran Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan PTPN III

Pola Pemasaran Meningkat Tetap

Produk 8 82

Harga 15 75

Lokasi 4 86

Promosi 17 73

Sumber: Lampiran 3

Untuk melihat tingkat persentase adanya perubahan pengaruh program CSR terhadap pola pemasaran yang telah terbagi dalam 4 variabel, maka dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 4.13. Data Persentase Perubahan Hasil Pola Pemasaran Sebelum dan Sesudah Mitra Binaan PTPN III

Pola Pemasaran Meningkat Persentase (%) Produk 8 8,9 Harga 15 16,7 Lokasi 4 4,4 Promosi 17 18,9 Sumber: Lampiran 3

Jika dilihat pada tabel terdapat UKM yang mengalami perubahan pada pola pemasaran. Namun dalam hal ini, pola pemasaran yang telah terbagi dalam 4 variabel lebih dijelaskan sebagai berikut:

• Strategi produk, pemilik UKM mitra binaan PTPN III sebanyak 8,9% responden beranggapan bahwa sesudah menjadi mitra binaan PTPN III ternyata berdampak terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan oleh UKM.

• Untuk tingkat harga ataupun jasa yang ditawarkan UKM dibandingkan dengan produk ataupun jasa yang sejenis sebelum dan sesudah mitra binaan PTPN III adalah sama dengan tingkat harga yang ditawarkan produk pesaing dengan peningkatan persentase sebesar 16,7%. Dengan kata lain, adanya pengaruh pada kemampuan UKM dalam menentukan harga yang bersaing di pasar.

• Sebanyak 4,4% pemilik UKM menyatakan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III, kondisi tempat usaha yang ditempati cukup memadai sehingga dapat dikatakan bahwa Program CSR memberikan pengaruh pada perbaikan atau perluasan lokasi usaha.

• Setelah menjadi mitra binaan PTPN III, sebanyak 18,9% UKM menyatakan bahwa adanya perubahan promosi produk ataupun jasa yang dilakukan untuk pengembangan usaha dari UKM tersebut. Yang dimana usaha tersebut mengalami perluasan jangkauan pemasaran.

Dokumen terkait