• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

5.2 Analisis Data

Untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen, dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda. Pada

bab ini akan diuraikan hasil pengujian asumsi klasik dan hasil analisis regresi

berganda, yaitu pengaruh Current Ratio, Net Working Capital, Total Assets

Turnover, Inventory Turnover, Operating Profit Margin, Return on Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 11.5. Metode yang digunakan adalah

metode ENTER.

5.2.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji Asumsi Multikolinieritas digunakan untuk menentukan apakah

suatu model regresi memiliki korelasi antara variabel-variabel

independennya. Hal ini dapat kita lihat pada nilai VIF (Variant Inflation

Factor) pada tabel coefficients di bawah ini:

Coefficients (a)

Model Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 NWC_R .927 1.079 CR_R .927 1.079 DER_R .231 4.328 LR_R .227 4.396 OPM_R .904 1.106 IT_R .605 1.652 TAT_R .558 1.792 ROI_R .735 1.360

Dependent Variable: EPS_R

Hasil dari analisis adalah sebagai berikut:

a. Pada bagian COEFFICIENTS terlihat bahwa variabel yang memiliki

masalah multikolinieritas adalah Debt to Equity Ratio, Leverage

Ratio, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, dan Return of

Investment.

b. Pada tabel COEFFICIENT CORRELATIONS (Lampiran 1) dapat

diketahui bahwa variabel yang memiliki korelasi dengan kuat adalah

Total Assets Turnover dengan Inventory Turnover, Inventory Turnover

dengan Return of Investment dan Leverage Ratio dengan Debt to

Equity Ratio.

Untuk mengatasi masalah Multikolinieritas maka diambil langkah

o Mengeluarkan salah satu variabel yang berkorelasi dengan kuat. Pada

model regresi ini, variabel yang dikeluarkan adalah Inventory

Turnover dan Debt to Equity Ratio.

Tabel 4.5 Coefficients (a) Collinearity Statistics Tolerance VIF NWC_R .984 1.017 CR_R .977 1.024 LR_R .930 1.075 OPM_R .924 1.082 TAT_R .766 1.305 ROI_R .787 1.270

Dependent Variable: EPS_R

Dengan dikeluarkannya variabel Inventory Turnover dan Debt to

Equity Ratio dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari

problem multikolinieritas.

2. Uji Asumsi Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari Autokorelasi. Untuk menguji

apakah suatu model regresi memiliki problem autokorelasi atau tidak

Tabel 4.6 Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .624(a) .389 .300 690.03791 2.240

Predictors : (Constant), ROI_R, NWC_R, CR_R, OPM_R, LR_R, TAT_R

Dependent Variable : EPS_R

Hasil dari analisis adalah sebagai berikut:

Pada tabel model summary terlihat angka D-W sebesar +2,240 hal

ini berarti model regresi di atas tidak terdapat problem autokorelasi.

1. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji Asumsi Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui terjadi ada tidaknya

Grafik 4.1

Scatterplot

Dependent Variable: EPS_R

Regression Standardized Predicted Value

5 4 3 2 1 0 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti ze d R e s id u a l 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3

Hasil dari analisis adalah sebagai berikut:

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

Heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

digunakan untuk menganalisis pengaruh terhadap Earning Per Share

4. Uji Asumsi Normalitas

Uji Asumsi Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, baik variabel dependen, independen maupun

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji

model regresi berdistribusi normal atau tidak, dapat diuji menggunakan

grafik normal plot.

Grafik 4.2

Hasil dari analisis adalah sebagai berikut:

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model

regresi layak digunakan untuk menganalisis pengaruh terhadap Earning

Per Share berdasar masukan variabel independennya.

5.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel indipenden secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen. Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig)

dihitung dari two tailed α = 5%.

Tabel 4.7 Coefficients(a)

Model Variabel Unstandardized

Coefficients B Std. Error Sig. 1 (Constant) 283.533 344.346 .415 CR_R -.754 2.260 .740 NWC_R 1.525E-05 .000 .873 TAT_R -28.729 226.932 .900 OPM_R -16.662 111.248 .882 ROI_R 39.720 9.246 .000 LR_R -510.008 518.282 .331

Dependent Variable: EPS_R

Berdasarkan output SPSS pada table Coefficients(a), maka model

persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + β1CR + β2NWC + β3TAT + β5OPM + β6ROI + β7LR + e

Koefisien Regresi :

Berdasarkan output SPSS pada tabel Coefficients(a), maka persamaan

regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

EPS = 283,533 - 0,754CR + 0,00001525NWC – 28,729TAT –

16,662OPM + 39,720ROI – 510,008LR + e

Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

a. Jika segala sesuatu pada variabel-variabel independent dianggap

konstan maka nilai Earning Per Share adalah sebesar Rp. 283,533

juta.

b. Jika terjadi penambahan 1x angka Current Ratio maka Earning Per

Share akan mengalami penurunan sebesar Rp. 0,725 juta.

c. Jika terjadi penambahan Rp. 1 juta angka Net Working Capital maka

Earning Per Share akan mengalami penambahan sebesar Rp. 15,25

d. Jika terjadi penambahan 1x angka Total Asset Turnover maka Earning

Per Share akan mengalami penurunan sebesar Rp. 28,729 juta.

e. Jika terjadi penambahan 1x angka Operating Profit Margin maka

Earning Per Share akan mengalami penurunan sebesar Rp. 16,662

juta.

f. Jika terjadi penambahan 1% angka Return on Investment maka

Earning Per Share akan meningkat sebesar Rp. 0,3972 juta.

g. Jika terjadi penambahan 1x angka Leverage Ratio maka Earning Per

Share akan mengalami penurunan sebesar Rp. 510.,08 juta.

Pengujian Hipotesis Parsial

Uji Hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel independent adalah

sebagai berikut:

H1 = Rasio Keuangan Current Ratio terhadap Earning Per

Share:

Variabel Current Ratio dilihat dari tabel p-value sebesar

0,740 lebih besar dari level of significant sebesar 0,05,

maka kesimpulannya tidak signifikan. H0 diterima, jadi

tidak ada pengaruh antara Current Ratio terhadap Earning

Per Share. Ini menunjukkan bahwa pergerakkan Current

Ratio tidak berpola terhadap pergerakkan Earning Per

Share belum tentu naik, tetapi bisa naik, turun, ataupun

tetap.

H2 = Rasio Keuangan Net Working Capital terhadap Earning

Per Share:

Variabel Net Working Capital dilihat dari tabel p-value

sebesar 0,873. lebih besar dari level of significant sebesar

0,05, maka kesimpulannya tidak signifikan. H0 diterima,

jadi tidak ada pengaruh antara Net Working Capital

terhadap Earning Per Share. Ini menunjukkan bahwa

pergerakkan Net Working Capital tidak berpola terhadap

pergerakkan Earning Per Share, maksudnya jika Net

Working Capital naik, Earning Per Share belum tentu naik,

tetapi bisa naik, turun, ataupun tetap.

H3 = Rasio Keuangan Total Assets Turnover terhadap Earning

Per Share:

Variabel Total Assets Turnover dilihat dari tabel p-value

sebesar 0,900. lebih besar dari level of significant sebesar

0,05, maka kesimpulannya tidak signifikan. H0 diterima,

jadi tidak ada pengaruh antara Total Assets Turnover

terhadap Earning Per Share. Ini menunjukkan bahwa

pergerakkan Earning Per Share, maksudnya jika Total

Assets Turnover naik, Earning Per Share belum tentu naik,

tetapi bisa naik, turun, ataupun tetap.

H5 = Rasio Keuangan Operating Profit Margin terhadap

Earning Per Share:

Variabel Operating Profit Margin dilihat dari tabel p-value

sebesar 0,882. lebih besar dari level of significant sebesar

0,05, maka kesimpulannya tidak signifikan. H0 diterima,

jadi tidak ada pengaruh antara Operating Profit Margin

terhadap Earning Per Share. Ini menunjukkan bahwa

pergerakkan Operating Profit Margin tidak berpola

terhadap pergerakkan Earning Per Share, maksudnya jika

Operating Profit Margin naik, Earning Per Share belum

tentu naik, tetapi bisa naik, turun, ataupun tetap.

H6 = Rasio Keuangan Return on Investment terhadap Earning

Per Share:

Variabel Return on Investment dilihat dari tabel p-value

sebesar 0,000 lebih kecil dari level of significant 0,05 maka

kesimpulannya signifikan. H0 ditolak, jadi ada pengaruh

antara Return on Investment terhadap Earning Per Share.

berpola terhadap pergerakkan Earning Per Share,

maksudnya jika Return on Investment naik, Earning Per

Share naik, dan berlaku juga sebaliknya.

H7 = Rasio Keuangan Leverage Ratio terhadap Earning Per

Share:

Variabel Leverage Ratio dilihat dari tabel p-value sebesar

0,331. lebih besar dari level of significant sebesar 0,05,

maka kesimpulannya tidak signifikan. H0 diterima, jadi

tidak ada pengaruh antara Leverage Ratio terhadap

Earning Per Share. Ini menunjukkan bahwa pergerakkan

Leverage Ratio tidak berpola terhadap pergerakkan

Earning Per Share, maksudnya jika Leverage Ratio naik,

Earning Per Share belum tentu naik, tetapi bisa naik, turun,

ataupun tetap.

2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2

)

Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,300

variasi dari Earning Per Share bisa dijelaskan oleh variasi dari keenam

variabel independen. Sedangkan 70% sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab

lain.

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tabel 4.8 ANOVA(b)

Model Sum of Squares df F

Sig.

1 Regression 12428142.617 6 4.350 .002(a)

Residual 19522244.863 41

Total 31950387.479 47

Predictors : (Constant), ROI_R, NWC_R, CR_R, OPM_R, LR_R, TAT_R

Dependent Variable : EPS_R

Uji Hipotesis :

H9 = Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 4,350

dengan tingkat signifikansi 0,002. Karena probabilitas

(0,002) lebih kecil dari 0,05 maka kesimpulannya H0

ditolak, berarti ada pengaruh variabel independent secara

simultan terhadap variabel dependen. Ini menunjukkan

dan TAT) berpola terhadap pergerakkan Earning Per

Share, maksudnya jika Predictors naik, Earning Per

Share naik.

Dokumen terkait