ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP
EARNING PER SHARE
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
SKRIPSI
Disusun oleh: Yustinus Anton Sulistyo
N.I.M. 01.2214.225
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP EARNING PER SHARE
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Yustinus Anton Sulistyo 012214225
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
ABSTRAK
Objektif dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara variabel informasi keuangan dengan kemampuannya untuk memprediksi perubahan Earning Per Share. Informasi keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Informasi keuangan dari laporan keuangan diambil dari Indonesian Capital Market Directory, yang dipublikasikan pada tahun 2004 oleh perusahaan–perusahaan manufaktur. Hipotesis dalam penelitian ini adalah informasi keuangan dapat memprediksi Earning Per Share.
ANALYSIS OF MONETARY RATIO INFLUENCE
AGAINST EARNING PER SHARE
(Case study in Manufacture Company Listed in Jakarta Trade Center) Yustinus Anton Sulistyo
012214225
Sanata Dharma University
Yogyakarta ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the relationship between monetary information variable with it abilities to predict changes of Earning per Share. Monetary information which is used in this research is liquidity ratio, activity ratio, provability ratio, and solvability ratio. Monetary information from monetary report was taken from Indonesian Capital Market Directory which published in 2004 by the
manufacture companies. This research’s hypothesis is an information capability on predicting Earning per Share.
This research analysis is using multiple linier regression analysis with a = 5 percent. Statistic result show Adjusted R square in amount of 30 percent. Hypothesis tests simultaneously show that all six monetary ratio significantly influenced. For
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta, kasih sayang, rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Earning Per Share” (Studi Kasus pada Perusahaaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Falkutas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
1. Yesus Kristus, yang selalu menjadi panutan, perlindungan, dan pemberi kehidupan yang senentiasa indah ini.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum M.S, selaku dekan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Th. Sutadi, M.B.A, selaku dosen pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi petunjuk, saran, dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S, selaku dosen pembimbing II, yang telah mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dan saran dengan sabar dan bijaksana serta memberikan pengarahan kepada penulis.
6. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., MBA selaku dosen pembimbing tamu, yang telah merelakan waktu dan kesempatan membimbing dalam pendadaran.
7. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
8. Segenap staf administrasi dan seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bantuan teknis kepada penulis.
9. Pengelola Pojok BEJ Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan.
11. Kakak-kakakku tercinta: Maria Dewijana Indraswati, Robertus Didik Indrasworo, dan Christiana Evi Indraswari, yang selalu memberikan dorongan serta doa hingga selesainya skripsi ini.
12. Untuk sahabat-sahabat jaman dulu: Damar, Banu, Landhep, Bobby, Lendhet, Agung, Ajik, Utie, Krishan, Uut, Dwi, Dian, serta teman-teman SDku yang lainnya, terima kasih atas kenangan-kenangan indah masa kecilnya.
13. Untuk sahabat-sahabat masa SMP: Indra, Aan, Marpong, Andre, Radit, Rina Maya, Kristiya, Katharina, Theresia, serta teman-teman SMPku yang lainnya, terima kasih atas kekompakan kalian dalam membimbingku dalam ujian.
14. Untuk sahabat-sahabat masa SMU: Awek, Apa’e, Yose, Mbontex, Martin, Simbah, Dedy, Ronny, Alley, Sumpil, Septa, Pras, Sapto, Wen-Wen, Yoris Sudobol, Ajeng, Monmon, Desi, Vicka, Noven, Janny, Anissa Dian, Saktian Dina, serta teman-teman SMUku yang lainnya, terima kasih atas memori yang paling indah hingga saat ini (Kapan SMU lagi?).
15. Untuk sahabat-sahabatku masa kuliah: Choenk-choek, Septa, Aweng, Agus, Cahyo, Ari, Wawan, Sigig, Dika, Theo, Ijul, Martin, Didit, Neria, Sinta, Anna, Ayu, Anggun, Betty, Essy, Ira Xuxum, Danik, Rita, Lisa, Evie, Fika, Hayu, Icha, Lucia, Bekti, Mince, Monica, Nia, Ully, Intan, Vita, Windy, Yuko-Chan, serta teman-teman masa-masa kuliah.
MOTTO
ℵ
Djarum Super (Demi Jesus Aku Rela Untuk Mati Supaya
Engkau Percaya).
ℵ
Tuhan membuat segala sesuatu yang buruk, untuk menguji
manusia bukan untuk membinasakan.
ℵ
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah
yang menentukan arah langkahnya.
ℵ
Masa depan adalah arah yang kita terus tuju, dan usaha adalah
semangat untuk mencapainya.
ℵ
Kegagalan adalah pelajaran yang sempurna untuk seseorang
yang ingin maju
ℵ
Bagi dunia kau mungkin hanyalah seseorang, tetapi bagi
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...i
Halaman Pengesahan...ii
Halaman Pengesahan 2...iii
Pernyataan Keaslian Karya...iv
Abstrak...v
Abtract... vi
Kata Pengantar…...vii
Motto... xi
Daftar Isi... xii
Daftar Tabel... xv
Daftar Grafik...xvi
Bab I Pendahuluan...1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Rumusan Masalah...7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7
1.4. Sistematika Penulisan... 9
Bab II Landasan Teori... 10
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu... 10
2.1.1.1. Pasar Modal... 10
2.1.1.2. Laporan Keuangan Perusahaan...12
2.1.1.3 Peramalan Bisnis... 14
2.1.1.4 Rasio Keuangan... 16
2.1.1.5 Earning Per Share... 18
2.1.2. Penelitian Terdahulu... 19
2.2 Kerangka Pemikiran... 23
2.3 Hipotesis... 24
Bab III Metodologi Penelitian...27
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...27
3.2 Jenis dan Sumber Data...30
3.3 Metode Pengumpulan Data...30
3.4. Populasi dan Sampel...31
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan... 40
4.1 Sejarah Pasar Modal Indonesia...40
4.1.1 Bursa Efek Jakarta tahun 1912... 40
4.1.2 Bursa Efek Jakarta tahun 1940-an... 41
4.1.3 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali tahun 1977... 41
4.1.4 Perkembangan Bursa Efek sebelum dan sesudah tahun 1977... 42
4.1.5 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta...43
4.2 Visi dan Misi PT. Bursa Efek Jakarta...44
4.2.1 Visi PT. Bursa Efek Jakarta...44
4.2.2 Misi PT. Bursa Efek Jakarta... 44
4.3 Sejarah singkat Perusahaan Sampel...45
Bab V Analisis Data dan Pembahasan... 58
5.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 58
5.1.1 Gambaran Obyek Penelitian... 58
5.1.2 Deskripsi Data Penelitian... 59
5.2 Analisis Data...62
5.2.1 Uji Asumsi Klasik...62
5.2.2 Analisis Linier Berganda... 67
5.3 Pembahasan... 75
Bab VI Penutup……... 79
6.1 Kesimpulan... 79
6.2 Saran... 80
Daftar Pustaka………... 82
DAFTAR TABEL
3.1 Variabel Penelitian...27
3.2 Perusahaan Sampel Manufaktur di BEJ Tahun 2001-2003... 32
4.1 Data Jumlah Perusahaan Listing di BEJ Tahun 2001-2003...59
4.2 Perusahaan Sampel Manufaktur di BEJ Tahun 2001-2003... 57
4.3 Deskripsi Data Penelitian... 61
4.4 Coefficients (a)...63
4.5 Coefficients (a)...64
4.6 Model Summary (b)... 65
4.7 Coefficients (a)...68
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi
kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh
karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisien
dan seefektif mungkin sehingga lebih berguna dan dapat mempertahankan atau
meningkatkan kinerja perusahaannya. Salah satu faktor yang mencerminkan
kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak
manajemen secara teratur. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil
dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, di mana
informasi-informasi yang disajikan di dalamnya dapat membantu berbagai
pihak (intern maupun ekstern) dalam mengambil keputusan yang sangat
berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada para pemilik perusahaan
atas kinerja yang telah dicapainya serta merupakan laporan utama yang
mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
membuat analisis ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang. Dalam
depan perusahaan yang memungkinkan manajemen membuat perencanaan,
menciptakan peluang bisnis maupun menganalisis pola investasi mereka.
Ketepatan hasil peramalan bisnis akan meningkatkan peluang tercapainya
investasi yang menguntungkan. Semakin tinggi akurasi yang dicapai peramalan,
semakin meningkat pula peran peramalan dalam perusahaan karena hasil dari
suatu peramalan dapat memberikan arah bagi perencanaan perusahaan,
khususnya perencanaan keuangan.
Statement of Financial Accounting Concepts No. 1, tujuan pelaporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan. Para investor dan kreditor sangat menaruh perhatian pada harapan
mengenai prestasi perusahaan di masa mendatang. Mereka menggunakan
laporan laba serta informasi yang berhubungan dengan
komponen-komponennya dalam berbagai cara, misalnya (1) laba diinpretasikan sebagai
suatu ukuran menyeluruh atas keefektifan manajemen perusahaan, (2) sebagai
prediktor laba di masa mendatang, (3) mendeteksi kemampuan untuk
menghasilkan laba jangka panjang, atau (4) sebagai indikator untuk menghitung
resiko investasi atau yang dipinjamkan. Informasi tersebut bisa juga digunakan
untuk menentukan prediksi-prediksi baru yang dihasilkan melalui
penelitian-penelitian.
Ashok (2000), Earning Per Share (EPS) mungkin adalah data yang paling
penting bagi sudut pandang investor. EPS merupakan indikasi yang paling tepat
pajak. Jika pemegang saham dapat memperkirakan/mengkalkulasi persentase
EPS tersebut terhadap jumlah yang ia bayarkan untuk saham yang telah
diketahui tingkat pengembaliannya. Kemudian membandingkan tingkat ini
dengan tingkat lain yang sederajat, misal; sekuritas negara atau deposito bank,
dia akan mengetahui apakah perusahaan telah memberikan lebih atau kurang.
Seorang investor dapat dan harus menghitung semua keuntungan bersih
dari perusahaan untuknya, terhadap bagian ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Jika hanya satu pemilik memiliki seluruh bagian saham, seluruh keuntungan
bersih perusahaan akan menjadi miliknya. Pemilik sebagian saham, tidak
menerima keuntungan di tangan, tetapi kita seharusnya melihat apa keuntungan
yang didapatnya. Dia percaya jika perusahaan terus memperoleh pertumbuhan
EPS dan menginvestasikannya kembali, pasar semakin lama akan menyadari
fakta bahwa nilai saham akan terus naik. Itulah yang diharapkan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna
untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang
tersaji lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus
dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.
Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah dalam
mendorong analisis laporan keuangan dilakukan dengan model rasio keuangan
yaitu:
a. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau
antar waktu.
b. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang
digunakan.
c. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan
estimasi/prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan/financial distress).
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan
yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu.
Ada berbagai kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan manajer untuk
merencanakan dan mengendalikan keuangan perusahaan seperti dikemukakan
oleh Bambang Riyanto (1995) yaitu : likuiditas, leverage, aktivitas dan
keuntungan, sedangkan Weston dan Copeland (1995) mengelompokkan rasio
ke dalam 3 kelompok besar yaitu: ukuran kinerja, ukuran efisiensi operasi dan
ukuran kebijakan keuangan.
Rasio-rasio keuangan tersebut sudah biasa digunakan dalam penilaian
kinerja secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, analisis laporan keuangan
dikatakan mempunyai kegunaan apabila bisa dipakai untuk memprediksi
fenomena ekonomi. Dalam penggunaan secara praktis, rasio-rasio keuangan
tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
Penelitian yang terdahulu menunjukkan berbagai kemampuan rasio
keuangan sebagai alat prediksi yang memadai. Kemampuan prediksi laporan
keuangan diukur dengam alat prediksi statistik yang dihubungkan dengan
berbagai fenomena ekonomi, diantaranya return saham (Ou dan Penmann,
1989, dan Machfoedz, 1994).
Studi mengenai hubungan rasio keuangan dengan return saham dipelopori
oleh O’Connor (1973). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti yang
diberikan oleh analisis kekuatan hubungan dari variasi model rasio rate of
return memproyeksikan adanya keraguan akan kegunaan rasio keuangan bagi
investor saham biasa.
Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba
dilakukan oleh Machfoedz (1994). Hasil stepwise regression menunjukkan
bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang secara statistis signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Machfoedz juga menemukan bukti empiris
bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan untuk periode satu tahun lebih tinggi
dibanding 2 tahun. Dan untuk periode dua tahun ditemukan tidak signifikan.
Penelitian lainnya oleh Triyono (1998) meneliti hubungan informasi arus
kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan return saham. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa total arus kas yang dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda tidak mempunyai hubungan
positif dengan return saham, namun komponen arus kas dan laba akuntansi
Penelitian-penelitian diatas terdapat berberapa perbedaan-perbedaan yang
menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap return saham perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Hal
ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang “Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Earning Per Share”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa informasi
rasio keuangan yaitu Current Ratio, Net Working Capital, Total Assets
Turnover, Inventory Turnover, Operating Profit Margin, Return on Investment,
Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Bursa Efek
Jakarta yang terdaftar dan termasuk kategori sebagai perusahaan dalam industri
manufaktur selama periode 2001-2003. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah dengan metode purposive sampling. Kategori perusahaan ini
dipilih karena jenis industri ini diyakini lebih memiliki tingkat resiko usaha
yang lebih tinggi dibandingkan jenis industri lainnya (Miswanto dan Husnan
1.2 Rumusan Masalah
Motif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai Earning
Per Share dipengaruhi oleh rasio keuangan perusahaan, maka pada penelitian
ini ditentukan perumusan sebagai berikut.
1. Apakah rasio keuangan Current Ratio, Net Working Capital, Total Assets
Turnover, Inventory Turnover, Operating Profit Margin, Return on
Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio secara parsial
berpengaruh terhadap Earning Per Share.
2. Apakah rasio keuangan Current Ratio, Net Working Capital, Total Assets
Turnover, Inventory Turnover, Operating Profit Margin, Return on
Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio secara simultan
berpengaruh terhadap Earning Per Share.
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis secara parsial pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Net
Working Capital, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Operating
Profit Margin, Return on Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity
Ratio terhadap Earning Per Share.
2. Menguji secara simultan pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Net
Profit Margin, Return on Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity
Ratio terhadap Earning Per Share.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pihak perusahaan
Perusahaan dapat menentukan alat ukur dalam menilai kinerja, sehingga
tujuan untuk memakmurkan pemegang saham dapat dimaksimalkan.
2. Bagi pihak investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
kepada investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan
investasi saham.
3. Bagi pihak lain
Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai informasi
rasio-rasio keuangan dalam memprediksi Laba per Lembar Saham.
4. Bagi penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat membuka wacana
tentang pengetahuan di bidang manajemen keuangan dan mampu
mengimplementasikannya setelah penulis berhasil menyelesaikan studi di
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah diadakannya
penelitian ini, rumusan masalah mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap
Earning Per Share, tujuan dan kegunaan serta sistematika penulisan penelitian.
Bab II Landasan Teori, berisi mengenai landasan teori yang mendukung
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka
pemikiran, dan hipotesis yang dibuat.
Bab III Metode Penelitian, bab ini menguraikan tentang variabel
penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel penelitian, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, bab ini berisikan tentang gambaran
secara umum perusahaan yang dijadikan obyek dalam penelitian.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi obyek
penelitian yaitu pasar modal, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dan analisis data serta pembahasannya.
Bab VI Penutup, pada bab ini menguraikan mengenai kesimpulan yang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Landasan Teori
2.1.1.1 Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri (Husnan,1998).
2.1.1.1.1. Definisi Pasar Modal
Prof. Hugh T. Patrick dan U Tun Wai (Jurnal oleh Urip Suprodjo,
1990) memberikan 3 batasan mengenai pengertian pasar modal yaitu :
a. Definisi dalam arti luas
Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
keuangan, surat-surat berharga/klaim jangka panjang-pendek primer
dan yang tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisir dan
lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya
obligasi-obligasi, pinjaman berjangka, hipotik dan tabungan serta
deposito berjangka.
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar Modal adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan
saham-saham atau obligasi dengan memakai jasa makelar atau
underwriter.
2.1.1.1.2 Alasan-alasan Go Public
Wardoyo (2002) ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan
untuk melakukan go public baik dengan cara menjual saham di pasar
modal atau dengan menerbitkan obligasi. Adapun alasan yang paling
menonjol adalah :
a. Untuk meningkatkan modal dasar perusahaan, dengan alasan untuk
memperbaiki struktur permodalannya atau debt to equity ratio.
b. Untuk keperluan diversifikasi usaha, melalui cara ini para persero
pendiri akan mendapatkan keuntungan melalui penjualan saham.
Selanjutnya dengan keuntungan yang didapat tersebut, para persero
pendiri dapat menginvestasikannya ke bidang usaha yang lain.
c. Memudahkan dalam melakukan ekspansi. Jika saham yang dikuasai
adalah likuid, maka saham tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan
untuk mendapatkan kredit. Atau dengan cara lain yaitu dengan
share-swap yaitu membeli perusahaan lain dengan saham yang telah
d. Untuk mengetahui nilai perusahaan, nilai tersebut akan tercermin
melalui kekuatan tawar menawar saham. Jika perusahaan itu
mempunyai prospek yang baik, maka nilai sahamnya akan tinggi
demikian sebaliknya.
2.1.1.1.3 Penilaian Investasi
Komaruddin (1996) Investasi adalah menempatkan uang atau dana
dengan harapan untuk memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas
uang atau dana tersebut. Adapun beberapa alasan seseorang melakukan
investasi, antara lain :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang.
b. Untuk mengurangi resiko merosotnya nilai harta atau kekayaan
miliknya karena inflasi.
c. Untuk menghemat pajak.
Seorang investor didalam melakukan keputusan investasi, harus
dapat melihat kinerja keuangan emiten yang menerbitkan saham. Analisis
terhadap kinerja perusahaan mutlak dilakukan agar investor atau calon
investor dapat mengetahui kondisi perusahaan yang akan menjadi sarana
investasinya atau untuk menentukan perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan atas penanaman modal mereka. Perusahaan yang kinerjanya
juga sebaliknya, perusahaan yang kinerjanya kurang baik akan
menimbulkan kerugian bagi investornya.
2.1.1.2 Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan waktu serta kepastian
dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta
kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan kas serta untuk merumuskan efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama
dalam menghasilkan kas, informasi ini juga berguna untuk menilai
kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.
Laporan keuangan yang disusun untuk memenuhi tujuan-tujuan
tersebut memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Meskipun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
mereka. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau
menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca
(menggambarkan informasi posisi keuangan perusahaan), laporan rugi-laba
(menggambarkan informasi kinerja perusahaan), laporan lain dan catatan
serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga menampung skedul dari
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan, seperti
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
2.1.1.3 Peramalan Bisnis
Sugiarto (2000), dalam dunia bisnis, hasil dari suatu peramalan yang
akurat mampu memberikan gambaran tentang masa depan suatu
perusahaan. Atas dasar gambaran yang diperoleh, pihak manajemen
perusahaan akan semakin dimampukan untuk meningkatkan kinerjanya
melalui perencanaan yang baik dalam kaitannya dengan penciptaan peluang
bisnis maupun pengaturan pola investasi. Semakin tinggi tingkat akurasi
suatu peramalan, semakin meningkat pula peran peramalan dalam
mengarahkan perencanaan perusahaan, produk dan pasar, penjualan produk,
keuangan serta perencanaan lainnya.
2.1.1.3.1 Arti Penting Peramalan Bisnis
Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk
menemukan hubungan, kecenderungan dan pola yang sistematis. Apabila
direnungkan secara mendalam, banyak orang akan terkejut karena
menyadari bahwa kenyataannnya keputusan-keputusan penting yang
dilakukan secara pribadi maupun perusahaan mengarah kepada
kejadian-kejadian di masa mendatang sehingga memerlukan ramalan tentang
keadaan lingkungan masa mendatang tersebut. Ketika seorang investor
memutuskan untuk menanamkan modalnya, keputusan tersebut pada
umumnya didasarkan pada peramalan bahwa investasinya akan
2.1.1.3.2 Skala Rasio
Skala Rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai semua sifat
skala interval ditambah satu sifat lain yaitu memberikan keterangan
tentang nilai absolut obyeknya. Skala rasio merupakan skala pengukuran
yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan,
mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan.
Skala rasio menggunakan titik baku mutlak (titik nol mutlak).
Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari obyek yang
diukur, sedangkan besar satu satuan ukur ditetapkan dengan perjanjian.
Pada skala rasio, jarak, dan waktu pengukuran mempunyai titik nol sejati
dan rasio antara dua titik skala tidak tergantung pada unit pengukuran
(Sugiarto, 2000).
2.1.1.4 Rasio Keuangan
Prastowo (2002) suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik
antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu
pos dengan pos lainnya. Rasio antara angka 20 dan 10 dapat dituliskan
menjadi 2:1 atau 2. Meskipun rasio hanyalah merupakan hubungan
matematik, akan tetapi penjabarannya dapat menjadi lebih kompleks.
Rasio akan menjadi bermanfaat, bila rasio memang memperlihatkan
suatu hubungan yang mempunyai makna. Misalnya: rasio yang
Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling
banyak digunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat
memberikan jalan keluar dan menggambarkan gejala-gejala yang tampak
pada suatu keadaan. Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat
menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang
lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus
menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau
kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat
komponen-komponen rasio itu sendiri. Namun demikian, fungsi rasio
seringkali disalahartikan dan akibatnya manfaatnya terlalu
dibesar-besarkan.
Ang (1997), dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh
perusahaan, analisis rasio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan
yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas
usahanya. Untuk dapat menilai efektivitas keputusan tersebut, yang pada
akhirnya dapat menjabarkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
perusahaan, maka analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada empat
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan apakah sebuah perusahaan memiliki
aktiva lancar likuid cukup untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo atau
kewajiban jangka pendek. Jadi rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun) dari
sisi likuiditas keuangan. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah current ratio dan net working capital.
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Oleh sebab itu rasio
aktivitas (activity ratios) ini disebut juga assets activity ratio atau
turnover ratio. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total assets turnover dan inventory turnover.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva
perusahaan). Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan
memperoleh laba dari operasi perusahaan. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah operating profit margin dan
4. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas (solvency ratios) berfungsi untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratios, karena merupakan
rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk
memperoleh keuntungan. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah leverage ratios (debt ratios) dan debt to equity
ratios.
2.1.1.5 Earning Per Share
Widioatmojo (1996), EPS merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak pada saat tahun buku dengan jumlah saham yang
diterbitkan.
EPS mengalami kenaikan, berarti perusahaan sedang dalam tahap
pertumbuhan atau kondisi keuangannya sedang mengalami peningkatan
dalam penjualan dan laba, atau dengan kata lain semakin besar EPS
menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
bersih setiap lembar saham.
Perusahaan dalam jangka pendek, rencana pembelian kembali saham
mungkin dapat menutupi kondisi perusahaan yang sebenarnya. Namun hal
itu akan mengurangi kepercayaan pemodal terhadap perusahaan. Meskipun
akibatnya permintaan akan saham tersebut akan menurun dan harga saham
juga mengalami penurunan.
EPS mengalami penurunan merupakan tanda yang tidak baik, karena
EPS yang rendah mencerminkan penjualan yang rendah atau biaya yang
dikeluarkan perusahaan terlalu tinggi sehingga laba yang diperoleh juga
rendah. Penurunan EPS dapat berasal dari stock split, right issue dan
kebijakan perusahaan yang lain.
2.1.2 Penelitian Terdahulu
Studi hubungan rasio laporan keuangan dengan return saham didasarkan
pada asumsi bahwa rasio keuangan berguna bagi investor. Agar berguna,
rasio harus memberikan informasi yang membantu di dalam proses
pembuatan keputusan (Houghton dan Woodliff, 1987). Kekuatan studi
hubungan rasio keuangan dipelopori oleh O’Connor (1973). Dia mempelajari
kegunaan rasio keuangan dan return saham di masa mendatang. O’Connor
menguji secara empiris apakah rasio keuangan yang menggunakan data
keuangan yang dipublikasikan berguna bagi pembuat keputusan eksternal
terhadap perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti yang
diberikan oleh analisis kekuatan hubungan dari variasi model rasio rate of
Penelitian yang terdahulu menunjukkan berbagai kemampuan rasio
keuangan sebagai alat prediksi yang memadai. Kemampuan prediksi laporan
keuangan diukur dengan alat prediksi statistik yang dihubungkan dengan
berbagai fenomena ekonomi, diantaranya return saham (Ou dan Penmann,
1989, dan Machfoedz, 1994).
Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba
perusahaan di Indonesia telah dilakukan oleh Machfoedz (1994) terhadap 68
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan
menganalisis 47 rasio keuangan. Hasil stepwise regression menunjukkan
bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang secara statistis signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba. Machfoedz juga menemukan bukti empiris
bahwa kekuatan predikasi rasio keuangan untuk periode satu tahun lebih
tinggi dibanding 2 tahun. Dan untuk periode dua tahun ditemukan tidak
signifikan.
Triyono (1998) meneliti hubungan informasi arus kas, komponen arus
kas, dan laba akuntansi dengan return saham. Penelitian tersebut
menggunakan sampel 54 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 1995 dan 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total
arus kas yang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
tidak mempunyai hubungan positif dengan return saham, namun komponen
arus kas dan laba akuntansi mempunyai hubungan positif dengan return
Yustina Sandiyani dan Titik Aryati (2001) menguji kemampuan rasio
keuangan sebagai prediktor laba dan arus kas. Penelitian ini mengambil
sampel 30 perusahaan manufaktur serta menggunakan enam rasio keuangan
sebagai variabel bebas untuk menguji hubungannya dengan perubahan laba
dan arus kas. Dari hasil pengujian teknik statistik regresi multipel
menunjukkan bahwa secara simultan rasio keuangan dapat memprediksi
perubahan laba dan arus kas. Sedangkan melalui pengujian T-test
disimpulkan bahwa :
1. Variabel independen yang signifikan mempengaruhi perubahan laba satu
tahun ke depan adalah laba, piutang, biaya administrasi dan penjualan,
serta rasio laba kotor terhadap penjualan.
2. Variabel independen yang signifikan mempengaruhi perubahan arus kas
satu tahun ke depan adalah arus kas, piutang serta biaya administrasi dan
penjualan.
Penelitian juga dilakukan oleh Imam Ghozali dan Irwansyah (2002).
Penelitian dengan 20 sampel perusahaan manufaktur ini menguji pengaruh
EVA, MVA dan ROA terhadap return saham. Teknik analisis regresi
berganda yang digunakan menunjukkan, secara parsial hanya MVA yang
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara
simultan ketiga variabel kinerja perusahaan berpengaruh pada taraf
Penelitian selanjutnya oleh Ediningsih (2004) tentang rasio keuangan
dan prediksi pertumbuhan laba pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta. Pada penelitian ini, dengan 13 variabel rasio keuangan
hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh signifikan secara simultan,
sedangkan secara parsial hanya 6 variabel rasio keuangan yang terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun dan dua
tahun kemudian.
2.2 Kerangka Pemikiran
Para pemegang saham, calon investor dan kreditor, pemerintah serta
pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan pada dasarnya
membutuhkan suatu alat dalam mengukur kinerja dan efisiensi manajemen
dalam menjalankan usaha perusahaan serta memprediksi fenomena ekonomi
yang terjadi di masa mendatang. Untuk kepentingan tersebut dilakukan analisis
rasio keuangan pada kurun waktu yang berbeda. Rasio keuangan tersebut
diduga memiliki pengaruh atas Earning Per Share.
Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap Earning Per Share
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
CR
NWC
TAT
IT
OPM
ROI
LR
DER
2.3 Hipotesis
Lind (2003) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu pernyataan mengenai
nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna
untuk pengambilan keputusan. Untuk menguji apakah rasio keuangan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share maka dalam penelitian
ini dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut :
H1 : Rasio keuangan Current Ratio secara individual berpengaruh terhadap
Earning Per Share.
H2 : Rasio keuangan Net Working Capital secara individual berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
H3 : Rasio keuangan Total Asset Turnover secara individual berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
H4 : Rasio keuangan Inventory Turnover secara individual berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
H5 : Rasio keuangan Operating Profit Margin secara individual berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
H6 : Rasio keuangan Return on Investment secara individual berpengaruh
terhadap Earning Per Share.
H7 : Rasio keuangan Leverage Ratio secara individual berpengaruh terhadap
Earning Per Share.
H8 : Rasio keuangan Debt to Equity Ratio secara individual berpengaruh
H9 : Rasio keuangan Current Ratio, Net Working Capital, Total Assets
Turnover, Inventory Turnover, Operating Profit Margin, Return on Investment, Leverage Ratio dan Debt to Equity Ratio secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini merupakan penelitian empirik yang dilakukan dengan metode korelasional. Alasan menggunakan metode ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Independen
Variabel Kode Notasi Skala Current Ratio
Net Working Capital Total Asset Turnover Inventory Turnover Operating Profit Margin
Return on Investment Leverage Ratio Debt to Equity Ratio
CR NWC TAT IT OPM ROI LR DER X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Rasio Juta Rupiah Rasio Rasio Rasio Persen Rasio Rasio Variabel Dependen
Variabel Notasi Notasi Skala Earning Per Share EPS Y Juta Rupiah
1. Current Ratio (CR). Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (current asset). Current Ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current liabilities).
2. Net Working Capital (NWC). Rasio ini menghitung selisih antara aktiva lancar (current asset) dengan kewajiban lancar (current liabilities). Net Working Capital ini bisa digunakan untuk melihat secara ekstrim apakah suatu perusahaan mengalami kesulitan likuiditas keuangan atau tidak. Jika Net Working Capital nilainya negatif, maka berarti perusahaan tersebut mengalami kesulitan likuiditas.
3. Total Assets Turnover (TAT). Rasio ini mengukur seberapa efisien seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. Total Assets Turnover dihitung dengan membagi Net Sales dengan Average Total Assets.
5. Operating Profit Margin (OPM). Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Operating Profit Margin diukur dengan membagi Operating Profit dengan Sales.
6. Return on Investment (ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Investment diukur dengan membagi Net Income After Tax dengan Average Total Asset.
7. Leverage Ratio (LR). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total assets yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio leverage dapat diukur dengan membagi Total Debts dengan Total Assets.
8. Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Debt to Equity Ratio ini diukur dengan membagi Total Debts dengan Total Shareholder’s Equity.
Earning available for common stock dengan Number of share of common stock outstanding.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data eksteren sekunder, yaitu data primer yang diperoleh dari pihak lain, atau telah diolah dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2004 serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Data dan teori yang relevan dengan penelitian diperoleh dengan melakukan studi pustaka pada literatur dan bahan pustaka, seperti artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu.
2. Dokumentasi
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perusahaan-perusahaan manufaktur merupakan kelompok emiten terbesar dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ dengan jumlah populasi perusahaan manufaktur 151 perusahaan.
Sampel yang diambil untuk keperluan penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dari populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan adalah 48 perusahaan manufaktur, dengan tahun pengamatan antara tahun 2001 sampai tahun 2003 kualifikasi sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut.
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode penelitian yaitu tahun 2001-2003.
2. Selama periode penelitian, perusahaan memiliki data rasio keuangan yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 3.2
Perusahaan Sampel Manufaktur di BEJ Tahun 2001 - 2003
No Code Emiten
1. DAVO PT. Davomas Abadi Tbk.
2. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
3. FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk.
4. MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
5. SHDA PT. Sari Husada Tbk.
6. STTP PT. Siantar Top Tbk.
7. ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
8. BATI PT. BAT Indonesia Tbk.
9. GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
10. HMSP PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.
11. SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk.
12. PBRX PT. Pan Brothers Tex Tbk.
13. BATA PT. Sepatu Bata Tbk.
14. AKRA PT. Aneka Kimia Raya Tbk.
15. CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk.
16. LTLS PT. Lautan Luas Tbk.
17. SOBI PT. Sorini Corporation Tbk.
18. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk.
19. EKAD PT. Ekadharma Tape Industries Tbk.
20. INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk.
21. BRNA PT. Berlina Tbk.
22. IIKP PT. Inti Indah Karya Plasindo Tbk.
23. IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk.
24. LAPD PT. Lapindo International Tbk.
25. LION PT. Lion Metal Works Tbk.
26. KOMI PT. Komatsu Indonesia Tbk.
27. SCMC PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
28. ASGR PT. Astra Graphia Tbk.
29. ACAP PT. Andhi Candra Automotive Products Tbk.
30. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.
31. BRAM PT. Branta Mulia Tbk.
32. GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
33. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
34. INDS PT. Indospring Tbk.
36. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk.
37. SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk.
38. TURI PT. Tunas Ridean Tbk.
39. SQBB PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.
40. DNKS PT. Dankos Laboratories Tbk.
41. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
42. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
43. MERK PT. Merck Tbk.
44. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk.
45. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
46. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
47. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
48. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2004
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel dari model regresi tersebut. Jika terdapat multikolinieritas maka pengaruh variabel x terhadap y secara individu tidak dapat dideteksi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan cara melihat hal-hal berikut ini :
• Identifikasi pada nilai toleransi dan variant inflator factor (VIF) (Sutrisno Hadi, 2004). Jika nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1, maka persamaan regresi tidak terjadi multikolinieritas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear yang digunakan terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya atau t-1 (Imam Ghozali, 2001). Menurut Santoso (2000) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
• 1,21 < DW < 1,65, kesimpulannya tidak dapat disimpulkan (inconclusive).
• 2,35 < DW < 2,79, kesimpulannya tidak dapat disimpulkan (inconclusive).
• DW > 2,79 atau DW < 1,21, kesimpulannya terjadi problem autokorelasi.
3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2001), uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda disebut heterokedastisitas.
Heterokedastisitas dapat diketahui ada atau tidaknya, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
Dasar analisis adalah :
• Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadinya heterokedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali ,2001).
Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot.
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.2 Analisis Regresi Berganda
Y =
α
+
β
1CR +
β
2NWC +
β
3TAT +
β
4IT +
β
5OPM +
β
6ROI
+
β
7LR +
β
8DER + e
Keterangan :
Y = Earning Per Share
β
= Koefisien regresi dari setiap rasio keuangan.α = Konstanta
e = Error Term / kesalahan acak yang berkaitan dengan variabel dependen.
Analisis regresi, Earning Per Share merupakan variabel dependen (terikat) dan rasio keuangan sebagai variabel independen (bebas).
3.5.2.1 Uji Koefisien Determinan Persamaan Regresi Koefisien determinan (R2
) digunakan untuk mengetahui seberapa baik sampel menggunakan data (Gujarati, 1997). R2
mengukur besarnya jumlah reduksi dalam variabel dependen yang diperoleh dari penggunaan variabel bebas. R2 mempunyai nilai antara 0 sampai 1, R2 yang digunakan adalah adjusted R square yang merupakan R2
3.5.2.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Santoso (2000) pengujian hipotesis secara parsial terhadap masing-masing variabel dimaksudkan untuk menguji apakah masing-masing-masing-masing variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap Earning Per Share masa mendatang. Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
1. Merumuskan hipotesis signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
H0 :
β
= 0 (tidak ada pengaruh antara variabel x terhadap variabel y).Ha :
β
≠ 0 (ada pengaruh antara variabel x terhadap variabel y).2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu α = 5% 3. Membandingkan taraf signifikansi :
• Jika signifikansi < 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima.
• Jika signifikansi > 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3.5.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
1. Merumuskan hipotesis :
H0 =
β
o=β
1 =β
2 = … =β
K = 0Tak ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha =
β
o =β
1 =β
2 = … =β
K ≠ 0Ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu α = 5% 3. Membandingkan taraf signifikansi :
• Jika signifikansi < 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Pasar Modal Indonesia
Pasar Modal (Bursa Efek) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ), yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock
Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham prefesen
(preferred stock), saham biasa (common stock), hak (rights), dan obligasi
konvertibel (convertible bonds).
4.1.1 Bursa Efek Jakarta tahun 1912
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pertama kali dibuka pada tahun 1912. Sistem
perdagangan seperti lelang, dimana tiap efek berturut-turut diserukan oleh
pemimpin beli dan atau penawaran jual sampai dengan diketemukan
kecocokan harga, maka transaksipun terjadi.
Efek yang diperjualbelikan dibursa pada saat itu adalah saham dan
obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia.
Disamping itu, obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, propinsi, dan
kotapraja. Juga diperdagangkan sertifikat saham perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda, serta efek Belanda
4.1.2 Bursa Efek Jakarta Tahun 1940-an
Jumlah efek setelah perang dunia ke-II berakhir yang diperdagangkan
sudah sekitar 25 buah. Sebelum ada call di Jakarta, jual-beli efek dilakukan di
Amsterdam. Hubungan udara pada waktu itu belum ada, lalu lintas efek
dilakukan dengan kapal laut yang memakan waktu sekitar 3 minggu untuk
menghubungkan Jakarta dengan Amsterdam. Pelaksanaan order jual-beli
memakan waktu banyak. Tidak mengherankan bahwa sekitar 13 perantara
pedagang efek saat itu dan pemegang efek sangat berkepentingan dengan
adanya bursa efek di Jakarta, yang akhirnya muncul tahun 1912.
16 tahun kemudian, bank-bank yang besar merasa perlu untuk menjadi
perantara pedagang efek, sehingga jumlah perantara efek naik menjadi 18
buah. Bursa bersifat demand following, karena para investor dan para
pedagang efek merasakan benar demand/keputusan akan adanya suatu BEJ.
Bursa Efek di Surabaya dan Semarang, kemudian menyusul dibuka pada
tahun 1925.
4.1.3 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali tahun 1977
Tahun 1977, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dibukan dengan
diperdagangkannya saham PT. Semen Cibinong, masyarakat umum tidak atau
belum merasakan kebutuhan akan pasar modal. Perusahaanpun tidak antusias,
untuk menjual saham kepada masyarakat. Tahun 1978 tidak satupun
perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya. Baru antara 1979-1984, 23
4.1.4 Perkembangan Bursa Efek sebelum dan sesudah tahun 1977
Bursa Efek sebelum tahun 1977 dikelola dibawah pengawasan Bank
Indonesia (BI), yang mempunyai satu bagian efek tersendiri. Dipimpin oleh
sekitar 60 orang staf dan karyawan yang melaksanakan pekerjaan administrasi
efek. BI dengan kantor cabang seluruh tanah air, juga bertindak sebagai kantor
pembayaran bagi pinjaman/obligasi pemerintah.
Jika transaksi efek di BEJ kurang lancar, maka BI membuat dan
mengirimkan order jual-beli ke luar-negeri, antara lain ke Amsterdam. Waktu
itu, antara lain masih ada sekitar 30 sertifikat saham/obligasi
perusahaan-perusahaan Amerika yang beredar di Indonesia. Berkurang aktivitas BEJ sejak
1958 menyebabkan mereka yang berpengalaman di bidang ini satu per satu
beralih ke profesi yang lain, kecuali mereka yang masih ada di bank-bank dan
menangani soal efek. Terutama dalam menyusul soal jasa financial, seperti:
penerimaan dividend, stock dividend, emisi klien, dan sebagainya.
Hal yang menarik adalah efek perusahaan yang telah dinasionalisasi
masih tetap diperdagangkan di negeri Belanda, paling tidak sampai 20-an
tahun kemudian. Rupanya dana yang sebelum periode nasionalisasi ditransfer
ke Belanda oleh pengelola dan disana diinvestasikan, hingga waktu-waktu
tertentu masih ada yang memberi dividend.
Pejabat BI sejak tahun 1968 mulai mempersiapkan keaktifan kembali
pasar modal dan pasar uang di Indonesia. Puluhan orang yang dikirim ke luar
Departemen Keuangan guna mengelola bursa yang baru aktif kembali pada
tahun 1977. Kalau bursa efek yang terdahulu bersifat demand following, lain
lagi dengan bursa setelah tahun 1977 yang belakangan ini bersifat supply
leading.
4.1.5 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta
BEJ yang merupakan bursa yang pertama kali didirikan di Indonesia
dan sekaligus menjadi tolok-ukur perkembangan pasar modal nasional, mulai
beroperasi kembali sejak tanggal 10 Agustus 1978 yang ditandai dengan go
publicnya PT. Semen Cibinong sebagai perusahaan yang pertama yang
tercatat di BEJ. Pada saat itu yang bertindak sebagai pengelola bursa adalah
Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini berlangsung sampai
dengan tahun 1990 dengan dikeluarkannya keputusan Presiden No. 53 / 1990
dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1584 / KMK. 013 / 1990,
yang pada intinya merubah status BAPEPAM tidak lagi mengelola kegiatan
bursa termasuk BEJ.
BEJ mendapat izin resmi sebagai pelaksana transaksi dan fasilitator
pasar modal berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 323 /
KMK. 010 / 1992, fungsi pengawasan dan pelaksanaan yang sebelumnya di
satu tangan dipisahkan. Kedudukan perseroan sebagai badan hukum telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2 – 8164 HT 01.01, tanggal 26
Desember 1991, dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara Indonesia No.
Menteri Keuangan RI berdasarkan Surat Keputusan No. 323 / KMK. 010 /
1992. Penyerahan pengelolaan bursa dari Badan Pelaksanaan Pasar Modal,
dilaksanakan pada tanggal 16 April 1992 dengan Akta notaries Ny.
Poerbaningsih Adiwarsito SH, No. 68. Peresmian swastanisasi perseroan
dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992 di Jakarta.
4.1.6 Swastanisai Bursa Efek Jakarta menghancurkan Perubahan Kultur
Perusahaan
BEJ dituntut mengembangkan pola sumber daya manusia (SDM) yang
lebih profesional. Dengan mengandalkan kemampuan dan keahlian teknis
yang dimiliki staf di masing-masing bidang pekerjaan, diharapkan mampu
mengantisipasi tuntutan pasar dan perkembangan informasi.
4.2 Visi Dan Misi PT. Bursa Efek Jakarta
4.2.1 Visi PT. Bursa Efek Jakarta
Visi dari PT. Bursa Efek Jakarta adalah mewujudkan Bursa Efek
sebagai suatu tempat yang efisien, untuk menghimpun dana bagi investor dan
sebagai tempat yang efisien untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat
Internasional.
4.2.2 Misi PT. Bursa Efek Jakarta
Misi dari PT. Bursa Efek Jakarta adalah mewujudkan Bursa Efek
berskala internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas,
4.3 Sejarah singkat Perusahaan Sampel
Berikut ini akan dijelaskan tentang sejarah perusahaan yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian.
4.3.1 PT. Davomas Abadi Tbk.
PT. Davomas Abadi Tbk berdiri tanggal 14 Maret 1968. Perusahaan
ini bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Kantor pusat perusahaan
ini berada di Jakarta. Keadaan keuangan mengalami peningkatan pendapatan
bersih Rp. 22.117 milyar (2002) dan Rp. 92.016 milyar (2003).
4.3.2 PT. Delta Djakarta Tbk.
PT. Delta Djakarta Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1970.
Perusahaan yang berkantor pusat di Bekasi ini, bergerak dalam bidang
makanan dan minuman. Pendapatan bersih mengalami penurunan Rp. 38.149
milyar (2003) dari Rp. 44.839 milyar (2002).
4.3.3
PT. Fast Food Indonesia Tbk.PT. Fast Food Indonesia Tbk didirikan berdasarkan akta notaris no.
20, tanggal 19 Juni 1978 yang berkedudukan di Jakarta. Perusahaan bergerak
dalam bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya
sejak tahun 1979. Pendapatan bersih mengalami penurunan dari Rp. 37.650
4.3.4 PT. Mayora Indah Tbk.
PT. Mayora Indah Tbk berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan bergerak dalam bidang
makanan dan minuman. Pendapatan bersih mengalami penurunan 42% dari
Rp. 119.489 milyar (2003) ke Rp. 83.965 milyar (2003).
4.3.5 PT. Sari Husada Tbk.
PT. Sari Husada Tbk didirikan pada tanggal 11 Januari 1901 yang
berkedudukan di Yogyakarta. Perusahaan bergerak dibidang makanan dan
minuman. Pendapatan bersih meningkat dari Rp. 117 milyar (2002) ke Rp.
220 milyar (2003).
4.3.6 PT. Siantar Top Tbk.
PT. Siantar Top Tbk yang bergerak dalam bidang makanan dan
minuman ini berdiri pada tanggal 12 Mei 1987. Kantor pusat perusahaan ini
berada di Sidoarjo, Jawa Timur. Pendapatan bersih juga meningkat dari Rp.
30.265 milyar (2002) ke Rp. 31.182 milyar.
4.3.7
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk berkedudukan
di Padalarang, Bandung. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 November
1971. Perusahaan ini bergerak dalam bidang makanan dan minuman.
4.3.8 PT. BAT Indonesia Tbk.
PT. BAT Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 23 September 1979.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri rokok. Perusahaan ini
berkantor pusat di Jakarta. Pendapatan bersih juga mengalami penurunan dari
Rp. 118 milyar (2002) ke Rp. 49 milyar (2003).
4.3.9 PT. Gudang GaramTbk.
PT. Gudang Garam semula bernama PT. Perusahaan Rokok Tjap “66”
Kediri, kemudian disingkat menjadi PT. Gudang Garam pada tanggal 19 Juni
1977 dengan akta notaris no. 58. Perusahaan bergerak dalam bidang industri
rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Pendapatan bersih turun dari
Rp. 2.086 milyar (2002) menjadi Rp. 1.838 milyar (2003).
4.3.10 PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.
PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk didirikan tanggal 19 Oktober
1963 berdasar akta notaris no. 69. Ruang Lingkup kegiatan perusahaan
meliputi industri dan perdagangan rokok, serta investasi saham pada
perusahaan lain. Pendapatan bersih turun dari Rp. 1.671 milyar (2002)
4.3.11PT. Sunson
Textile Manufacturer Tbk.PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk bergerak dalam bidang tekstil
dan garment. Perusahaan yang berkantor pusat di Sumedang, Bandung ini
berdiri tanggal 11 November 2000. Pendapatan bersih mengalami penurunan
drastis dari Rp. 22.674 milyar (2002) menjadi Rp. 8.617 milyar (2003).
4.3.12 PT. Pan Brothers Tex Tbk.
PT. Pan Brothers Tex Tbk berkedudukan di Jakarta ini berdiri pada
tanggal 21 Agustus 1980. Perusahaan bergerak dalam bidang tekstil dan
garment. Pendapatan bersih mengalami penurunan drastis sebesar Rp. 16.136
milyar (2002) menjadi Rp. Rp. 5.822 milyar (2003).
4.3.13 PT. Sepatu Bata Tbk.
PT. Sepatu Bata Tbk ddirikan tanggal 15 Oktober 1931 dengan akta
notaris no. 64. Perusahaan adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO),
yang berkantor pusat di Toronto, Canada. BSO merupakan produsen terbesar
penghasil sepatu didunia yang beroperasi dibanyak negara, menghasilkan
serta menjual jutaan pasang sepatu tiap tahun. Pendapatan bersih mengalami
penurunan dari Rp. 48.362 milyar (2002) menjadi Rp. 35.931 milyar (2003).
PT. Aneka Kimia Raya Tbk bergerak dalam bidang perdagangan besar
barang poduksi ini, berkedudukan di Kebun Jeruk, Jakarta. Perusahaan ini
berdiri tanggal 28 November 1977. Pendapatan bersih meningkat dari Rp.
47.551 milyar (2002) menjadi Rp. 53.853 milyar (2003).
4.3.15 PT. Colorpak Indonesia Tbk.
PT. Colorpak Indonesia Tbk berkantor pusat di Jakarta ini, didirikan
tanggal 15 September 1998. Perusahaan ini bergerak dalam bidang Basic
Industry and Chemicals Metal and Allied Product. Pendapatan bersih
mengalami penurunan dari Rp. Rp. 8.589 milyar (2002) Rp. 4.543 milyar
(2003).
4.3.16 PT. Lautan Luas.
PT. Lautan Luas berdiri tanggal 13 Juli 1951. Perusahaan ini bergerak
dalam bidang pedagangan besar barang produksi. Perusahaan berkedudukan
di Jakarta. Pendapatan bersih mengalami penurunan drastis dari Rp. 19.451
milyar (2002) menjadi Rp. Rp. 7.647 milyar (2003).
4.3.17PT. Sorini
Corporation Tbk.PT. Sorini Corporation Tbk yang berkantor pusat di Jakarta ini, berdiri
tanggal 7 Februari 1983. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri kimia.
Pendapatan bersih meningkat dari Rp. 26.170 milyar (2002) menjadi Rp.
33.064 milyar (2003).