SKRIPSI
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
YULIANI INDAH PERMATASARI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASI KLINIK
SURABAYA 2015
SKRIPSI
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
YULIANI INDAH PERMATASARI 051111018
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASI KLINIK
SURABAYA 2015
Pembimbing Serta 1
Dr. Ernawati, dr. SpOG NIP. 197707162008012013
Lembar Pengesahan
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID
PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2015
Oleh:
YULIANI INDAH PERMATASARI NIM: 051111018
Skripsi ini telah disetujui tanggal 17 September 2015 oleh:
Pembimbing Utama
Wenny Putri Nilamsari, S. Farm., Sp. FRS., Apt. NIP. 198401262008012003
Pembimbing Serta 2
Drs. Muhammad Yahya, Sp. FRS., Apt. NIP. 196411101993031013
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul :
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 17 September 2015
Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018
Fakultas : Farmasi
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya tulis dengan judul :
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarism, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, 17 September 2015
Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN HELLP SYNDROME (Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.
Dengan selesainya skripsi penulis yang berjudul ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Wenny Putri N, S.Farm., SpFRS., Apt., selaku pembimbing
utama dan Dr. Ernawati, dr. SpOG, serta Drs. Muhammad Yahya, Apt., Sp.FRS selaku pembimbing serta yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, pengarahan serta dorongan untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Dra. Yulistiani, M. Si., Apt dan Zamrotul Izzah S. Farm., M.
Sc., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Kepala Rekam Medik beserta staf yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
4. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya serta kepala Litbang atas ijin yang diberikan dalam melakukan penelitian ini. 5. Kedua orang tua (Bapak Arief Soegihono dan Ibu Supiyanik),
kakak (Erika Juniarti Wulandari), adik (Tri Afni Marchelina)
vi
dan seluruh keluarga atas segala doa dan dukungan serta seluruh perhatian tiada tara yang diberikan selama ini.
6. Seluruh sahabat (Nindya, Pristina, Milkha, Niken, Adit) yang senantiasa memberikan motivasi dan menjadi tempat berbagi cerita.
7. Teman-teman seperjuangan Naili, Dara, Mirma terima kasih atas segala bantuan yang diberikan selama ini.
8. Teman-teman satu angkatan 2011 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan teman-teman Kelas C yang senantiasa berbagi suka duka selama menempuh pendidikan.
9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu yang telah membantu hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian ini, oleh karena itu setiap upaya pengembangan hasil penelitian ini akan diterima dengan senang hati.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dengan karunia-Nya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa kini dan yang akan datang.
Surabaya, Agustus 2015
Penyusun
vii RINGKASAN
PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT
DENGAN HELLP SYNDROME
(Penelitian Dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Yuliani Indah Permatasari
Preeklampsia didefinisikan sebagai tiga gejala yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema pada wanita hamil. Preeklampsia berat dapat mengalami beberapa komplikasi salah satunya HELLP
syndrome. HELLP syndrome terjadi pada 10-20% pasien dengan
preeklampsia berat. HELLP syndrome merupakan suatu sindroma dengan gejala utama anemia hemolitik, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. Gejala tersebut diukur dengan data laboratorium berupa nilai LDH, SGOT, SGPT dan trombosit. Pengobatan yang spesifik dan efektif untuk menghentikan progresivitas HELLP syndrome belum ada karena patofisiologi sindroma ini juga belum jelas. Namun, beberapa peneliti merekomendasikan penggunaan kortikosteroid yang dapat memberikan manfaat pada pasien dengan HELLP syndrome.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil penggunaan kortikosteroid pada pasien preeklampsia berat (PEB) dengan HELLP syndrome yang meliputi jenis, dosis, frekuensi pemberian, waktu pemberian, lama pemberian, dan rute pemberian. Tujuan lainnya adalah mendeskripsikan hubungan pemberian terapi kortikosteroid dengan capaian data laboratorium pasien serta mengidentifikasi drug related problem (DRP) yang mungkin terjadi pada terapi yang diterima pasien antara lain interaksi obat pada pasien preeklampsia berat dengan HELLP syndrome.
Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif dengan metode pengambilan data retrospektif. Sampel penelitian adalah seluruh rekam medik pasien ibu hamil yang didiagnosa preeklampsia berat dengan HELLP syndrome dan menerima terapi kortikosteroid di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo pada periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2014. Kriteria inklusi adalah pasien preeklampsia berat dengan HELLP
syndrome yang memiliki data terapi lengkap serta kriteria eksklusi
viii
yaitu pasien preeklampsia berat dengan HELLP syndrome yang memiliki komplikasi Systemic Lupus Erythematous (SLE) dan komplikasi penyakit sistem imun lainnya. Selama periode penelitian, diperoleh populasi penelitian sebanyak 473 pasien dan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 74 pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kortikosteroid yang digunakan seluruhnya adalah deksametason. Dosis kortikosteroid yang diberikan pada pasienadalah 4x2 ampul dengan
tapering dosis yang bervariasi tergantung pada kondisi klinis pasien.
Tapering dilakukakn bila kondisi pasien sudah mengalami perbaikan
data laboratorium (LDH, SGOT, SGPT, dan trombosit). Pemberian kortikosteroid pada pasien dapat diberikan sebelum maupun setelah persalinan. Rute pemberian yang dipilih adalah intravena. Pada penelitian ini, pemberian kortikosteroid memiliki kecenderungan menurunkan nilai LDH, SGOT, SGPT dan meningkatkan nilai trombosit. Namun, capaian nilai LDH belum sesuai target. Drug
Related Problem (DRP) dalam penelitian ini berupa efek samping
aktual obat yaitu peningkatan nilai GDA dan interaksi potensial obat dengan diuretik, NSAID, dan hormon oral.
ix ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF CORTICOSTEROID IN SEVERE PREECLAMPSIA WITH HELLP SYNDROME
(The Research Conducted at Obstetrics and Gynecology Department Dr. Soetomo Hospital Surabaya)
Background : HELLP syndrome is hemolytic, elevated liver enzyme and low platelet. There is no specific and effective treatment to improve HELLP syndrome condition. However, some evidence recommend the use of corticosteroid which might improve condition of HELLP syndrome. Corticosteroid for HELLP syndrome is still controversial.
Objective : To study the profile of corticosteroids therapy in severe preeclampsia with HELLP syndrome patient.
Method : It was a retrospective study with descriptive analysis which performed at obstetric gynecology department Dr. Soetomo Hospital Surabaya.
Results : All of patients in this study used intravenous dexamethasone. Dose regimentation of dexamethasone for PEB with HELLP syndrome was 4x2 ampoule with tapering dose depend on the individual response. Dexamethasone was given before (12%) or after delivery (88%). In this study, corticosteroids tend to decrease the value of LDH, AST, ALT and increase platelet count. DRP in this study were increased GDA from 100,27 mg/dL to 161,29 mg/dL and potential drug interactions with diuretic, NSAIDs, and oral hormone.
Conclusion : The type of corticosteroid used was intravenous dexamethasone with dose regimentation was depend on the individual response. Dexamethasone tend to improve LDH, AST, ALT and platelet count.
Keywords : drug utilization, severe preeclampsia, HELLP syndrome, corticosteroid, dexamethasone
x
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
DAFTAR SINGKATAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Preeklampsia Berat... 7
2.1.1 Definisi Preeklampsia ... 7
2.1.2 Patogenesis Preeklampsia ... 7
2.1.3 Faktor Resiko Preeklampsia ... 9
2.1.4 Komplikasi Preeklampsia Berat ... 9
2.2 Tinjauan HELLP Syndrome ... 9
2.2.1 Definisi ... 9
2.2.2 Patogenesis ... 9
2.2.3 Klasifikasi ... 12
xi
2.2.4 Gejala Klinik ... 13
2.2.5 Pemeriksaan Laboratorium ... 14
2.2.6 Diagnosa ... 15
2.2.7 Komplikasi ... 16
2.3 Penatalaksanaan Terapi HELLP syndrome ... 16
2.3.1 Kelahiran ... 16
2.3.2 Terapi Kortikosteroid ... 17
2.4 Tinjauan Kortikosteroid ... 17
2.4.1 Definisi Kortikosteroid ... 17
2.4.2 Klasifikasi Kortikosteroid ... 18
2.4.3 Contoh Glukokortikoid ... 20
2.4.4 Mekanisme Kerja Glukokortikoid ... 22
2.4.5 Farmakokinetik Glukokortikoid ... 23
2.4.6 Penggunaan Klinis Kortikosteroid ... 25
2.4.7 Efek Samping Kortikosteroid ... 25
2.5 Kortikosteroid Sebagai Terapi HELLP syndrome ... 26
2.5.1 Regimentasi Kortikosteroid ... 26
2.5.2 Jenis Kortikosteroid ... 27
2.5.3 Mekanisme Kerja dan Efek Kortikosteroid ... 30
2.5.4 Interaksi Kortikosteroid dengan Obat Lain ... 34
2.6 TinjauanDrug Related Problem (DRP) ... 37
2.6.1 Definisi DRP ... 37
2.6.2 Klasifikasi DRP ... 38
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual Profil Penggunaan Kortikosteroid Pada Pasien Preeklampsia Berat dengan HELLP syndrome ... 41
3.2 Alur Kerangka Konseptual ... 43
xii
3.3 Kerangka Operasional ... 44
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 45
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
4.3.1 Populasi Penelitian ... 45
4.3.2 Sampel Penelitian ... 45
4.4 Kriteria Sampel ... 46
4.4.1 Kriteria Inklusi ... 46
4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 46
4.5 Definisi Operasional ... 46
4.6 Cara Pengumpulan Data ... 48
4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 49
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Usia Pasien ... 50
5.2 Usia Kehamilan ... 51
5.3 Kondisi yang Memperburuk PEB dengan HELLP Syndrome ... 51
5.4 Gejala Klinis Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 52
5.5 Jenis HELLP Syndrome ... 53
5.6 Komplikasi Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 54
5.7 Profil Penggunaan Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 55
5.7.1 Jenis Kortikosteroid ... 55
5.7.2 Waktu Pemberian ... 55
5.7.3 Dosis dan Frekuensi Pemberian ... 56
xiii
5.7.4 Lama Pemberian Kortikosteroid ... 60
5.7.5 Rute Pemberian Kortikosteroid ... 61
5.8 Hubungan Pemberian Kortikosteroid Terhadap Perubahan Data Laboratorium (LDH, SGOT, SGPT dan Trombosit) ... 61
5.8.1 Profil Perubahan Nilai LDH ... 61
5.8.2 Profil Perubahan Nilai SGOT ... 62
5.8.3 Profil Perubahan Nilai Trombosit ... 63
5.9 Problema Terkait Obat pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 65
5.10 Kondisi Pasien Saat Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 66
BAB VI PEMBAHASAN ... 67
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 80
7.2 Saran... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
LAMPIRAN ... 88
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat ... ..7
II.2 Gejala dan Tanda HELLP Syndrome ... 14
II.3 Kesalahan Diagnosis Pada HELLP syndrome ... 16
II.4 Potensi Relatif Kortikosteroid... 21
II.5 Beberapa Penelitian Efek Penggunaan Kortikosteroid Pada Pasien HELLP syndrome ... 32
II.6 Interaksi Kortikosteroid dengan Obat Lain ... 34
II.7 Klasifikasi DRP ... 38
V.1 Sebaran Usia Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011- 31 Desember 2014 ... 50
V.2 Sebaran Usia Kehamilan Pasien Saat Terdiagnosis PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014... 51
V.3 Jenis HELLP Syndrome yang Dialami Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011- 31 Desember 2014 ... 54
V.4 Dosis Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome yang Diberikan Sebelum Persalinan ... 56
V.5 Tapering off Dosis Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 57
V.6 Profil Pasien PEB dengan HELLP Syndrome yang Menggunakan Kortikosteroid Dosis Pematangan Paru ... 59
V.7 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data LDH ... 61
V.8 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data SGOT ... 63
xv
V.9 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data SGPT ... 63 V.10 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki
Data Trombosit ... 64 V.11 Interaksi Obat pada Pasien PEB dengan
HELLP Syndrome ... 66 V.12 Kondisi Pasien PEB dengan HELLP Syndrome
Saat Keluar Rumah Sakit ... 66
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Patogenesis Preeklampsia ... 8
2.2 Pemicu dan Perkembangan Apoptosis ... 11
2.3 Perkembangan HELLP dan Preeklampsia ... 11
2.4 Mekanisme Pembentukan Kortikosteroid Endogen ... 18
2.5 Efek Penghambatan Glukokortikoid dan NSAID Pada Metabolisme Asam Arakhidonat... 22
2.6 Struktur Umum dan Gugus Penting Kortikosteroid ... 29
2.7 Struktur Kimia Prednisolon ... 29
2.8 Struktur Kimia Deksametason ... 30
2.9 Struktur Kimia Betametason ... 30
2.10 Respon Soluble Endoglin dan sFlt-1 Terhadap Pemberian Deksametason ... 31
2.11 Respon IL-6 dan TNF-α Terhadap Pemberian Deksametason 31 3.1 Alur Kerangka Konseptual ... 43
3.2 Kerangka Operasional ... 44
5.1 Kondisi yang Memperburuk PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014 ... 52
5.2 Gejala Klinis Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014 ... 53
5.3 Komplikasi Yang Terjadi Pada Pasien Pasien Preeklampsia Berat Dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014... 54
xvii
5.4 Profil Waktu Pemberian Kortikosteroid Pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 56 5.5 Profil Lama Pemberian Kortikosteroid untuk Pasien PEB dengan
HELLP Syndrome ... 60 5.6 Profil Rata-rata Perubahan Nilai LDH Pasien PEB dengan
HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 62 5.7 Profil Rata-rata Perubahan Nilai SGOT dan SGPT Pasien PEB
dengan HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 63 5.8 Profil Rata-rata Perubahan Nilai Trombosit Pasien PEB dengan
HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 64 5.9 Peningkatan Nilai GDA Pasien PEB dengan HELLP Syndrome
Sebelum dan Setelah Diterapi ... 65
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat Kelaikan Etik ... 88 2 Hubungan Terapi Kortikosteroid dengan Data Laboratorium
pada Pasien Preeklampsia Berat dengan HELLP syndrome ... 89 3 Terapi Pendukung Lain pada Pasien PEB dengan HELLP
Syndrome ... 105 4 Tabel Induk ... 106
xix
DAFTAR SINGKATAN
µL : mikroliter (satuan volume) ACTH : AdrenoCorticoTropin Hormone AFLP : Acute Fatty Liver of Pregnancy
ALT : alanine aminotransferase
amp : ampul
APS : Antiphospholipid Syndrome
ARDS : Adult Respiratory Distress Syndrome
AST : aspartate aminotransferase
BB : BeratBadan
DIC : Disseminated Intravascular Coagulopathy
dL : Deciliter (satuan volume) DMK : Data Medis Kesehatan
Dr : Dokter
DRP : Drug Related Problem
DTP : Drug Therapy Problem
EC : Endothelial cell
xx
HELLP : Hemolytic Anemia, Elevated Liver Enzyme, Low platelet
HLP : Hemolytic Anemia, Low platelet
HPA : Hypothalamus Pituitary Adrenal
HUS : Hemolytic Uremic Syndrome
IL-6 : Interleukin-6
IM : Intramuskular
ISO : Informasi Spesialit Obat
ITP : Immune Thrombocytopenic Purpura
IU : International Unit
IV : Intravena
MAHA : Microangiopathic Hemolytic Anemia mg : miligram (satuanberat)
mm3 : millimeter kubik (satuan volume) mmHg : millimeter Merkuri (1 mmHg = 1 Torr) mg/dL : milligram per desiliter
U/L : unit/ liter
MRS : MasukRumahSakit
NIH : National Institutes of Health
NKB : neurokinin B
NSAIDs : Non SteroidalAntiinflamatory Drugs
OTC : Over The Counter
PEB : Preeklampsia Berat
xxi
PGE2 : Prostaglandin E2 PGI2 : Prostaglandin I2
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah sEng : soluble endoglin
sFlt-1 : Soluble Fms-Like Tyrosine Kinase SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase
SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
SLE : Systemic Lupus Erythematosus
SMF : Staf Medis Fungsional SRS A : Slow Reacting Substances
TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TNF-α : Tumor Necrosis Factor α
TTP : Thrombotic Thrombocytopenic Purpura
vWF : von Willebrand Factor
WHO : World Health Organization