• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN HELLP SYNDROME: Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN HELLP SYNDROME: Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

YULIANI INDAH PERMATASARI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASI KLINIK

SURABAYA 2015

(2)

SKRIPSI

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

YULIANI INDAH PERMATASARI 051111018

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASI KLINIK

SURABAYA 2015

(3)

Pembimbing Serta 1

Dr. Ernawati, dr. SpOG NIP. 197707162008012013

Lembar Pengesahan

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID

PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

(Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi

RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

2015

Oleh:

YULIANI INDAH PERMATASARI NIM: 051111018

Skripsi ini telah disetujui tanggal 17 September 2015 oleh:

Pembimbing Utama

Wenny Putri Nilamsari, S. Farm., Sp. FRS., Apt. NIP. 198401262008012003

Pembimbing Serta 2

Drs. Muhammad Yahya, Sp. FRS., Apt. NIP. 196411101993031013

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul :

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 17 September 2015

Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018

Fakultas : Farmasi

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya tulis dengan judul :

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarism, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 17 September 2015

Yuliani Indah Permatasari NIM : 051111018

(6)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN HELLP SYNDROME (Penelitian dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.

Dengan selesainya skripsi penulis yang berjudul ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Wenny Putri N, S.Farm., SpFRS., Apt., selaku pembimbing

utama dan Dr. Ernawati, dr. SpOG, serta Drs. Muhammad Yahya, Apt., Sp.FRS selaku pembimbing serta yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, pengarahan serta dorongan untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Dra. Yulistiani, M. Si., Apt dan Zamrotul Izzah S. Farm., M.

Sc., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Kepala Rekam Medik beserta staf yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya serta kepala Litbang atas ijin yang diberikan dalam melakukan penelitian ini. 5. Kedua orang tua (Bapak Arief Soegihono dan Ibu Supiyanik),

kakak (Erika Juniarti Wulandari), adik (Tri Afni Marchelina)

(7)

vi

dan seluruh keluarga atas segala doa dan dukungan serta seluruh perhatian tiada tara yang diberikan selama ini.

6. Seluruh sahabat (Nindya, Pristina, Milkha, Niken, Adit) yang senantiasa memberikan motivasi dan menjadi tempat berbagi cerita.

7. Teman-teman seperjuangan Naili, Dara, Mirma terima kasih atas segala bantuan yang diberikan selama ini.

8. Teman-teman satu angkatan 2011 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan teman-teman Kelas C yang senantiasa berbagi suka duka selama menempuh pendidikan.

9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu yang telah membantu hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian ini, oleh karena itu setiap upaya pengembangan hasil penelitian ini akan diterima dengan senang hati.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dengan karunia-Nya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa kini dan yang akan datang.

Surabaya, Agustus 2015

Penyusun

(8)

vii RINGKASAN

PROFIL PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN HELLP SYNDROME

(Penelitian Dilakukan di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

Yuliani Indah Permatasari

Preeklampsia didefinisikan sebagai tiga gejala yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema pada wanita hamil. Preeklampsia berat dapat mengalami beberapa komplikasi salah satunya HELLP

syndrome. HELLP syndrome terjadi pada 10-20% pasien dengan

preeklampsia berat. HELLP syndrome merupakan suatu sindroma dengan gejala utama anemia hemolitik, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. Gejala tersebut diukur dengan data laboratorium berupa nilai LDH, SGOT, SGPT dan trombosit. Pengobatan yang spesifik dan efektif untuk menghentikan progresivitas HELLP syndrome belum ada karena patofisiologi sindroma ini juga belum jelas. Namun, beberapa peneliti merekomendasikan penggunaan kortikosteroid yang dapat memberikan manfaat pada pasien dengan HELLP syndrome.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil penggunaan kortikosteroid pada pasien preeklampsia berat (PEB) dengan HELLP syndrome yang meliputi jenis, dosis, frekuensi pemberian, waktu pemberian, lama pemberian, dan rute pemberian. Tujuan lainnya adalah mendeskripsikan hubungan pemberian terapi kortikosteroid dengan capaian data laboratorium pasien serta mengidentifikasi drug related problem (DRP) yang mungkin terjadi pada terapi yang diterima pasien antara lain interaksi obat pada pasien preeklampsia berat dengan HELLP syndrome.

Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif dengan metode pengambilan data retrospektif. Sampel penelitian adalah seluruh rekam medik pasien ibu hamil yang didiagnosa preeklampsia berat dengan HELLP syndrome dan menerima terapi kortikosteroid di SMF Obstetri Ginekologi RSUD Dr. Soetomo pada periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2014. Kriteria inklusi adalah pasien preeklampsia berat dengan HELLP

syndrome yang memiliki data terapi lengkap serta kriteria eksklusi

(9)

viii

yaitu pasien preeklampsia berat dengan HELLP syndrome yang memiliki komplikasi Systemic Lupus Erythematous (SLE) dan komplikasi penyakit sistem imun lainnya. Selama periode penelitian, diperoleh populasi penelitian sebanyak 473 pasien dan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 74 pasien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kortikosteroid yang digunakan seluruhnya adalah deksametason. Dosis kortikosteroid yang diberikan pada pasienadalah 4x2 ampul dengan

tapering dosis yang bervariasi tergantung pada kondisi klinis pasien.

Tapering dilakukakn bila kondisi pasien sudah mengalami perbaikan

data laboratorium (LDH, SGOT, SGPT, dan trombosit). Pemberian kortikosteroid pada pasien dapat diberikan sebelum maupun setelah persalinan. Rute pemberian yang dipilih adalah intravena. Pada penelitian ini, pemberian kortikosteroid memiliki kecenderungan menurunkan nilai LDH, SGOT, SGPT dan meningkatkan nilai trombosit. Namun, capaian nilai LDH belum sesuai target. Drug

Related Problem (DRP) dalam penelitian ini berupa efek samping

aktual obat yaitu peningkatan nilai GDA dan interaksi potensial obat dengan diuretik, NSAID, dan hormon oral.

(10)

ix ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF CORTICOSTEROID IN SEVERE PREECLAMPSIA WITH HELLP SYNDROME

(The Research Conducted at Obstetrics and Gynecology Department Dr. Soetomo Hospital Surabaya)

Background : HELLP syndrome is hemolytic, elevated liver enzyme and low platelet. There is no specific and effective treatment to improve HELLP syndrome condition. However, some evidence recommend the use of corticosteroid which might improve condition of HELLP syndrome. Corticosteroid for HELLP syndrome is still controversial.

Objective : To study the profile of corticosteroids therapy in severe preeclampsia with HELLP syndrome patient.

Method : It was a retrospective study with descriptive analysis which performed at obstetric gynecology department Dr. Soetomo Hospital Surabaya.

Results : All of patients in this study used intravenous dexamethasone. Dose regimentation of dexamethasone for PEB with HELLP syndrome was 4x2 ampoule with tapering dose depend on the individual response. Dexamethasone was given before (12%) or after delivery (88%). In this study, corticosteroids tend to decrease the value of LDH, AST, ALT and increase platelet count. DRP in this study were increased GDA from 100,27 mg/dL to 161,29 mg/dL and potential drug interactions with diuretic, NSAIDs, and oral hormone.

Conclusion : The type of corticosteroid used was intravenous dexamethasone with dose regimentation was depend on the individual response. Dexamethasone tend to improve LDH, AST, ALT and platelet count.

Keywords : drug utilization, severe preeclampsia, HELLP syndrome, corticosteroid, dexamethasone

(11)

x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Preeklampsia Berat... 7

2.1.1 Definisi Preeklampsia ... 7

2.1.2 Patogenesis Preeklampsia ... 7

2.1.3 Faktor Resiko Preeklampsia ... 9

2.1.4 Komplikasi Preeklampsia Berat ... 9

2.2 Tinjauan HELLP Syndrome ... 9

2.2.1 Definisi ... 9

2.2.2 Patogenesis ... 9

2.2.3 Klasifikasi ... 12

(12)

xi

2.2.4 Gejala Klinik ... 13

2.2.5 Pemeriksaan Laboratorium ... 14

2.2.6 Diagnosa ... 15

2.2.7 Komplikasi ... 16

2.3 Penatalaksanaan Terapi HELLP syndrome ... 16

2.3.1 Kelahiran ... 16

2.3.2 Terapi Kortikosteroid ... 17

2.4 Tinjauan Kortikosteroid ... 17

2.4.1 Definisi Kortikosteroid ... 17

2.4.2 Klasifikasi Kortikosteroid ... 18

2.4.3 Contoh Glukokortikoid ... 20

2.4.4 Mekanisme Kerja Glukokortikoid ... 22

2.4.5 Farmakokinetik Glukokortikoid ... 23

2.4.6 Penggunaan Klinis Kortikosteroid ... 25

2.4.7 Efek Samping Kortikosteroid ... 25

2.5 Kortikosteroid Sebagai Terapi HELLP syndrome ... 26

2.5.1 Regimentasi Kortikosteroid ... 26

2.5.2 Jenis Kortikosteroid ... 27

2.5.3 Mekanisme Kerja dan Efek Kortikosteroid ... 30

2.5.4 Interaksi Kortikosteroid dengan Obat Lain ... 34

2.6 TinjauanDrug Related Problem (DRP) ... 37

2.6.1 Definisi DRP ... 37

2.6.2 Klasifikasi DRP ... 38

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual Profil Penggunaan Kortikosteroid Pada Pasien Preeklampsia Berat dengan HELLP syndrome ... 41

3.2 Alur Kerangka Konseptual ... 43

(13)

xii

3.3 Kerangka Operasional ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 45

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

4.3.1 Populasi Penelitian ... 45

4.3.2 Sampel Penelitian ... 45

4.4 Kriteria Sampel ... 46

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 46

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 46

4.5 Definisi Operasional ... 46

4.6 Cara Pengumpulan Data ... 48

4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ... 49

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Usia Pasien ... 50

5.2 Usia Kehamilan ... 51

5.3 Kondisi yang Memperburuk PEB dengan HELLP Syndrome ... 51

5.4 Gejala Klinis Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 52

5.5 Jenis HELLP Syndrome ... 53

5.6 Komplikasi Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 54

5.7 Profil Penggunaan Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 55

5.7.1 Jenis Kortikosteroid ... 55

5.7.2 Waktu Pemberian ... 55

5.7.3 Dosis dan Frekuensi Pemberian ... 56

(14)

xiii

5.7.4 Lama Pemberian Kortikosteroid ... 60

5.7.5 Rute Pemberian Kortikosteroid ... 61

5.8 Hubungan Pemberian Kortikosteroid Terhadap Perubahan Data Laboratorium (LDH, SGOT, SGPT dan Trombosit) ... 61

5.8.1 Profil Perubahan Nilai LDH ... 61

5.8.2 Profil Perubahan Nilai SGOT ... 62

5.8.3 Profil Perubahan Nilai Trombosit ... 63

5.9 Problema Terkait Obat pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 65

5.10 Kondisi Pasien Saat Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 66

BAB VI PEMBAHASAN ... 67

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 80

7.2 Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 88

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat ... ..7

II.2 Gejala dan Tanda HELLP Syndrome ... 14

II.3 Kesalahan Diagnosis Pada HELLP syndrome ... 16

II.4 Potensi Relatif Kortikosteroid... 21

II.5 Beberapa Penelitian Efek Penggunaan Kortikosteroid Pada Pasien HELLP syndrome ... 32

II.6 Interaksi Kortikosteroid dengan Obat Lain ... 34

II.7 Klasifikasi DRP ... 38

V.1 Sebaran Usia Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011- 31 Desember 2014 ... 50

V.2 Sebaran Usia Kehamilan Pasien Saat Terdiagnosis PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014... 51

V.3 Jenis HELLP Syndrome yang Dialami Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011- 31 Desember 2014 ... 54

V.4 Dosis Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome yang Diberikan Sebelum Persalinan ... 56

V.5 Tapering off Dosis Kortikosteroid pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 57

V.6 Profil Pasien PEB dengan HELLP Syndrome yang Menggunakan Kortikosteroid Dosis Pematangan Paru ... 59

V.7 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data LDH ... 61

V.8 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data SGOT ... 63

(16)

xv

V.9 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki Data SGPT ... 63 V.10 Demografi Jumlah Pasien yang Memiliki

Data Trombosit ... 64 V.11 Interaksi Obat pada Pasien PEB dengan

HELLP Syndrome ... 66 V.12 Kondisi Pasien PEB dengan HELLP Syndrome

Saat Keluar Rumah Sakit ... 66

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Patogenesis Preeklampsia ... 8

2.2 Pemicu dan Perkembangan Apoptosis ... 11

2.3 Perkembangan HELLP dan Preeklampsia ... 11

2.4 Mekanisme Pembentukan Kortikosteroid Endogen ... 18

2.5 Efek Penghambatan Glukokortikoid dan NSAID Pada Metabolisme Asam Arakhidonat... 22

2.6 Struktur Umum dan Gugus Penting Kortikosteroid ... 29

2.7 Struktur Kimia Prednisolon ... 29

2.8 Struktur Kimia Deksametason ... 30

2.9 Struktur Kimia Betametason ... 30

2.10 Respon Soluble Endoglin dan sFlt-1 Terhadap Pemberian Deksametason ... 31

2.11 Respon IL-6 dan TNF-α Terhadap Pemberian Deksametason 31 3.1 Alur Kerangka Konseptual ... 43

3.2 Kerangka Operasional ... 44

5.1 Kondisi yang Memperburuk PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014 ... 52

5.2 Gejala Klinis Pasien PEB dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014 ... 53

5.3 Komplikasi Yang Terjadi Pada Pasien Pasien Preeklampsia Berat Dengan HELLP Syndrome di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Januari 2011-31 Desember 2014... 54

(18)

xvii

5.4 Profil Waktu Pemberian Kortikosteroid Pada Pasien PEB dengan HELLP Syndrome ... 56 5.5 Profil Lama Pemberian Kortikosteroid untuk Pasien PEB dengan

HELLP Syndrome ... 60 5.6 Profil Rata-rata Perubahan Nilai LDH Pasien PEB dengan

HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 62 5.7 Profil Rata-rata Perubahan Nilai SGOT dan SGPT Pasien PEB

dengan HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 63 5.8 Profil Rata-rata Perubahan Nilai Trombosit Pasien PEB dengan

HELLP Syndrome Sebelum dan Setelah Diterapi dengan Deksametason ... 64 5.9 Peningkatan Nilai GDA Pasien PEB dengan HELLP Syndrome

Sebelum dan Setelah Diterapi ... 65

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Kelaikan Etik ... 88 2 Hubungan Terapi Kortikosteroid dengan Data Laboratorium

pada Pasien Preeklampsia Berat dengan HELLP syndrome ... 89 3 Terapi Pendukung Lain pada Pasien PEB dengan HELLP

Syndrome ... 105 4 Tabel Induk ... 106

(20)

xix

DAFTAR SINGKATAN

µL : mikroliter (satuan volume) ACTH : AdrenoCorticoTropin Hormone AFLP : Acute Fatty Liver of Pregnancy

ALT : alanine aminotransferase

amp : ampul

APS : Antiphospholipid Syndrome

ARDS : Adult Respiratory Distress Syndrome

AST : aspartate aminotransferase

BB : BeratBadan

DIC : Disseminated Intravascular Coagulopathy

dL : Deciliter (satuan volume) DMK : Data Medis Kesehatan

Dr : Dokter

DRP : Drug Related Problem

DTP : Drug Therapy Problem

EC : Endothelial cell

(21)

xx

HELLP : Hemolytic Anemia, Elevated Liver Enzyme, Low platelet

HLP : Hemolytic Anemia, Low platelet

HPA : Hypothalamus Pituitary Adrenal

HUS : Hemolytic Uremic Syndrome

IL-6 : Interleukin-6

IM : Intramuskular

ISO : Informasi Spesialit Obat

ITP : Immune Thrombocytopenic Purpura

IU : International Unit

IV : Intravena

MAHA : Microangiopathic Hemolytic Anemia mg : miligram (satuanberat)

mm3 : millimeter kubik (satuan volume) mmHg : millimeter Merkuri (1 mmHg = 1 Torr) mg/dL : milligram per desiliter

U/L : unit/ liter

MRS : MasukRumahSakit

NIH : National Institutes of Health

NKB : neurokinin B

NSAIDs : Non SteroidalAntiinflamatory Drugs

OTC : Over The Counter

PEB : Preeklampsia Berat

(22)

xxi

PGE2 : Prostaglandin E2 PGI2 : Prostaglandin I2

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah sEng : soluble endoglin

sFlt-1 : Soluble Fms-Like Tyrosine Kinase SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic

Transaminase

SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

SLE : Systemic Lupus Erythematosus

SMF : Staf Medis Fungsional SRS A : Slow Reacting Substances

TB : Tinggi Badan

TD : Tekanan Darah

TNF-α : Tumor Necrosis Factor α

TTP : Thrombotic Thrombocytopenic Purpura

vWF : von Willebrand Factor

WHO : World Health Organization

Gambar

Tabel
Tabel Induk ..........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian terdapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan brand image produk, terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan

Kegiatan fisik Program P2KP atau PNPM Mandiri Perkotaan untuk perbaikan jalan mampu menyerap swadaya masyarakat sebesar 20,60% dari total dana kegiatan, untuk

Pengamatan dilakukan setelah inokulasi nematoda puru akar dan aplikasi serbuk daun beluntas, parameter pengamatan yaitu persentase sistem akar total yang berpuru

Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dan diolah penulis, maka hasil yang diberikan oleh responden terhadap variabel kualitas sistem informasi akuntansi sebagai

Hasil penelitian menjelaskan, bahwa 1) implementasi teknis behavior contract ini ada beberapa tahap pelaksanaanya.. konselor mengawali pertemuan dengan konseli untuk

Wibowo, Arik. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Mengerjakan Soal pada Materi Limit Fungsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

63 Berdasarkan hasil dari Tabel 4.6, pengukuran dengan menggunakan Koefisien Jaccard ini menunjukkan angka sebesar 0,75 yang artinya bahwa tanpa memperhitungkan kekuatan anjuran

Pada perlakuan EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali dengan perlakuan EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali ada perbedaan