• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan standar devisiasi. Data statistik deskriptif dapat dilihat sebagai berikut:

56

Tabel 9. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Etika 41 14 27 22,61 2,645

Sanksi_Pajak 41 24 39 33,20 2,722

Modernsasi_Sistem 41 15 25 19,56 2,025 Kepatuhan_Wajib_Pajak 41 31 40 36,27 2,560 Valid N (listwise) 41

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Pada tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai minimum yang paling kecil terdapat pada variabel etika yaitu sebesar 14 dan yang paling besar adalah variabel kepatuhan Wajib Pajak yakni sebesar 31. Nilai maksimum pada variabel etika sebesar 27, sanksi pajak sebesar 39, modernisasi sistem sebesar 25 dan variabel kepatuhan Wajib Pajak memiliki nilai maksimum sebesar 40.

Nilai rata-rata terkecil sebesar 19,56 dengan standar devisiasi 2,025 pada variabel modernisasi sistem. Sedangkan nilai rata-rata terbesar terdapat pada variabel sanksi pajak dengan nilai sebesar 19,56 dengan standar devisiasi sebesar 2,722.

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Pearson yakni dengan membandingkan antara nilai thitung dengan

ttabel. Berikut adalah uji validitas dengan Korelasi Pearson dengan

57 1) Variabel Etika

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Etika No.

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan 1 0,685 0,3081 Valid 2 0,670 0,3081 Valid 3 0,670 0,3081 Valid 4 0,782 0,3081 Valid 5 0,643 0,3081 Valid 6 0,696 0,3081 Valid Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat 6 item pernyataan dalam variabel etika yang memiliki rhitung lebih besar daripada

rtabel, maka dapat dinyatakan bahwa 6 item pernyataan

kuesioner tersebut valid. 2) Variabel Sanksi Pajak

Tabel 11. Hasil Uji Validitas Sanksi Pajak No.

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan 1 0,485 0,3081 Valid 2 0,583 0,3081 Valid 3 0,743 0,3081 Valid 4 0,801 0,3081 Valid 5 0,658 0,3081 Valid 6 0,646 0,3081 Valid 7 0,506 0,3081 Valid 8 0,591 0,3081 Valid 9 0,691 0,3081 Valid Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat 9 item pernyataan dalam variabel sanksi pajak yang memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel, maka dapat dinyatakan bahhwa 9 item dalam pernyataan dalam kuesioner tersebut valid.

58

3) Variabel Modernisasi Teknologi Informasi Sistem Administrasi Perpajakan

Tabel 12. Hasil Uji Validitas Modernisasi Sistem No.

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan 1 0,534 0,3081 Valid 2 0,774 0,3081 Valid 3 0,670 0,3081 Valid 4 0,720 0,3081 Valid 5 0,814 0,3081 Valid Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat 5 item pernyataan dalam variabel modernisasi teknologi informasi sistem administrasi perpajakan yang memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel,maka dapat dinyatakan bahwa 5 item pernyataan dalam kuesioner tersebut valid.

4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Tabel 13. Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak No.

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan 1 0,503 0,3081 Valid 2 0,402 0,3081 Valid 3 0,485 0,3081 Valid 4 0,695 0,3081 Valid 5 0,479 0,3081 Valid 6 0,575 0,3081 Valid 7 0,618 0,3081 Valid 8 0,619 0,3081 Valid 9 0,708 0,3081 Valid Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat 9 item pernyataan dalam variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi terdapat 9

59

pernyataan yang memiliki rhitung lebih besar daripada rtabel, maka dapat dinyatakan bahwa 8 item pernyataan dalam kuesioner tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Berikut uji reliabilitas dengan menggunakan

program IBM SPSS 16: 1) Variabel Etika

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika

Cronbach's Alpha N of Item

0,782 6

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,782. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 (Prayitno, 2018). Instrumen penelitian dalam variabel etika reliabel karena memperoleh nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60. 2) Variabel Sanksi Pajak

Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sanksi Pajak

Cronbach's Alpha N of Item

0,815 9

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,815. Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 (Prayitno, 2018).

60

Instrumen penelitian dalam variabel sanksi pajak reliabel karena memperoleh nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60.

3) Variabel Modernisasi Teknologi Informasi Sistem Administrasi Perpajakan

Tabel 16. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Modernisasi Sistem

Cronbach's Alpha N of Item

0,732 5

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,732. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 (Prayitno, 2018). Instrumen penelitian dalam variabel modernisasi teknologi informasi sistem adminitrasi perpajakan reliabel karena memperoleh nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6. 4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Tabel 17. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

Cronbach's Alpha N of Item

0,743 9

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh adalah sebesar 0,743. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 (Prayitno, 2018). Instrumen penelitian dalam variabel kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi reliabel karena memperoleh nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6.

61 3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu syarat sebelum melakukan uji F dan uji t. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrof-Smirnov (K-S). Hipotesis untuk uji normalitas (K-S) yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual berdistribusi tidak normal

Berikut uji normalitas non-parametrik Kolmogrof-Smirnov (K-S) dengan menggunakan program IBM SPSS 16:

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parametersa Mean ,0000000 Std. Deviation 1,83997591 Most Extreme Differences Absolute ,075 Positive ,067 Negative -,075 Kolmogorov-Smirnov Z ,480 Asymp. Sig (2-tailed) ,976 Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Pada tabel 18 dapat dilihat bahwa besarnya nilai uji statistik

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,480 dan nilai signifikan sebesar

0,976 yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal dan dapat dilakukan untuk uji selanjutnya.

62 b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan kriteria untuk menentukan bahwa variabel independen tidak terjadi multikolinearitas jika nilai VIF dibawah 10 dan nilai toleransinya di atas 0,10 (Ghozali, 2006). Berikut uji multikolinearitas dengan menggunakan program IBM SPSS 16:

Tabel 19. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan Etika ( X1) 0,510 1,960 Non Multikolinearitas Sanksi Pajak (X2) 0,500 1,999 Non Multikolinearitas Modernisasi Sistem (X3) 0,923 1,083 Non Multikolinearitas Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Hasil uji multikolinearitas pada tabel 19 menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki toleransi diatas 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat Uji Gletser. Uji Gletser dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi dengan tingkat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Prayitno, 2018). Berikut hasil uji heterokedasititas:

63

Tabel 20. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Sig.

1 (Constant) 0,638

Etika 0,557

Sanksi Pajak 0,290 Modernisasi Sistem 0,183 Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Pada tabel 20 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi variabel etika (X1), Sanksi Pajak (X2), dan modernisasi sistem (X3) berada diatas 0,05 yang berarti variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi adanya gejala heteroskedastisitas.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial maupun simultan antara dua atau lebih variabel dengan mencari persamaan regresi (Prayitno, 2018). Berikut hasil uji regresi linear berganda dengan menggunakan program IBM SPSS 16:

Tabel 21. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Unstandardized

Coefficients t-hitung Sig. B Constant 21,927 5,211 0,000 Etika 0,567 3,538 0,001 Sanksi Pajak -0,336 -2,152 0,039 Modernisasi Sistem 0,649 4,177 0,000 F-hitung = 11,533 Adjusted R Square = 0, 441

64

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel 21, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Kepatuhan Wajib Pajak = 21,927 + 0,567(E) - 0,336(SP)

+ 0,649(MSAP)

Hasil analisis regresi linear berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (a) sebesar 21,927 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yaitu etika, sanksi pajak, dan modernisasi sistem perpajakan tidak mengalami perubahan maka nilai Y atau nilai kepatuhan Wajib Pajak sebesar 21,927%.

b. Nilai koefisien variabel etika Wajib Pajak (X1) sebesar 0,567. Berdasarkan hasil tersebut berarti semakin tingginya tingkat etika Wajib Pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib Pajak yaitu sebesar 0,567%.

c. Nilai koefisien variabel sanksi pajak (X2) sebesar -0,336. Berdasarkan hasil tersebut tanda negatif (-) dalam koefisien sanksi pajak (X2) menunjukkan bahwa apabila sanksi pajak meningkat sebesar 1, maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak akan menurun sebesar 0,336% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

d. Nilai koefisien variabel modernisasi sistem (X3) sebesar 0,649. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan

65

modernisasi sistem maka kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat sebesar 0,649%.

5. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dalam uji statistik F dengan membandingkan antara nilai F-hitung harus lebih besar daripada F-tabel dan nilai signifikansi harus lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji F dengan menggunakan program IBM SPSS 16:

Tabel 22. Hasil Uji F

Model F Sig

1 Regression 11,533 0,000 Residual

Total

Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Berdasarkan tabel 22, dapat diketahui bahwa F-hitung memiliki nilai 11,533 yang lebih besar dari F-tabel yaitu 2,86 dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa etika, sanksi pajak, dan modernisasi sistem berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

66 b. Uji t

Uji t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen (X) secara partial atau individual dalam menerangkan variabel dependen (Y) (Ghozali, 2006). Uji statistik t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel dimana thitung >

ttabel dengan nilai singnifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut hasil

uji statistik t dengan menggunakan program IMB SPSS16: Tabel 23. Hasil Uji t

Model t Sig. Keterangan

1 (Constant) 5,211 0.000

Etika 3,538 0.001 Berpengaruh Sanksi_Pajak -2,142 0.039 Berpengaruh Modernisasi_Sistem 4,177 0.000 Berpengaruh Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Dari hasil uji t pada tabel 23 maka dapat diketahui bahwa: 1) Berdasarkan tabel diatas pada variabel etika Wajib Pajak

diperoleh t hitung sebesar 3,538 lebih besar dari nilai t tabel 2,0619 dan memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan memiliki nilai t positif. Hal ini membuat perubahan pada rasio etika (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

67

2) Berdasarkan pada tabel, variabel sanksi pajak memperoleh t hitung sebesar -2,142 lebih besar dari nilai t tabel 2,02619 dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel sanksi pajak (X2) tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3) Berdasarkan tabel diatas, variabel modernisasi sistem memperoleh t hitung sebesar 4,177 yang lebih besar dari t tabel 2,02619 dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,005. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel modernisasi sistem (X3) berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel dependen (X) dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2006:83). Hasil dari pengujian koefisien determinasi ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 24. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.695 0,483 0,441 1,913 Sumber: Data diolah peneliti, 2020

Berdasarkan tabel 24 dari hasil uji R2, diperoleh nilai Adjusted

R Square sebesar 0,441 angka ini menunjukkan bahwa variabel

68

independen yaitu etika, sanksi, dan modernisasi sistem. Sedangkan sisanya yakni sebesar 56% variasi kepatuhan Wajib Pajak dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar penelitian ini.

Dokumen terkait