• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Berdasarkan rumus korelasi Product Moment dari Pearson

dengan jumlah sampel (N) sebanyak 48 orang dan taraf signifikasi 5%, akan diperoleh r tabel sebesar 0,285. Pengujian validitas instrumen dilakuakan dengan bantuan software SPSS 16.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V. 6

Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel

No Butir

Pernyataan r hitung r tabel Sig Keterangan

Pengembangan Kemampuan 1 0,405 0,285 0,004 Valid 2 0,455 0,285 0,001 Valid 3 0,527 0,285 0,000 Valid 4 0,453 0,285 0,001 Valid 5 0,553 0,285 0,000 Valid Sistem Imbalan 6 0,408 0,285 0,004 Valid 7 0,454 0,285 0,001 Valid 8 0,405 0,285 0,004 Valid 9 0,472 0,285 0,001 Valid Lingkungan kerja 10 0,641 0,285 0,000 Valid 11 0,595 0,285 0,000 Valid 12 0,610 0,285 0,004 Valid 13 0,410 0,285 0,004 Valid 14 0,425 0,285 0,003 Valid Prestasi Kerja 15 0,358 0,285 0,130 Valid 16 0,485 0,285 0,000 Valid 17 0,339 0,285 0,190 Valid

18 0,091 0,285 0,538

Tidak Valid 19 0,585 0,285 0,000 Valid 20 0,413 0,285 0,004 Valid

Hasil uji validitas instrumen variabel pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 14 butir menunjukkan hasil yang baik karena kesemua butir pernyataan bersifat valid, akan tetapi pada variabel prestasi kerja dengan jumlah butir pernyataan 6 butir terdapat 1 pernyataan yang tidak valid yaitu butir 18. Satu butir pernyataan yang tidak valid tersebut akan gugur dan tidak disertakan dalam penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakuakan menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil dari pengujian reliabilitas dapat di lihat pada tabel V.9

Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N % Cases Valid 48 100.0

Excludeda 0 .0 Total 48 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60, maka variabel pengembangan kemampuan, sistem imbalan, lingkungan kerja dan prestasi kerja telah reliabel dengan tingkat keandalan koefisien korelasi sangat tinggi yaitu sebesar 0,801. Hal ini berarti, kuesioner yang telah di uji dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Linieritas

Pengujian Linieritas dilakuakan untuk mengetahui apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linier atau tidak. Pengujian linieritas menggunakan uji Lagrange Multiplier yang bertujuan mendapatkan nilai c2 hitung atau (n X R2) pada tingkat signifikasi 5%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Hasil dari pengujian linieritas dapat di lihat pada tabel V.8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .801 19

Tabel V.8 Hasil Uji Linieritas

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared Prestasi kerja *

Pengembangan kemampuan

.466 .218 .638 .407

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat R2 dari pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja sebesar 0,218 dengan n sebesar 48, sehingga besarnya c2 hitung = 48 X 0,218 = 10,464. Penentuan c2 tabel menggunakan df sebesar 44 (48-3-1) pada tingkat signifikasi 5%, sehingga didapatkan c2 tabel sebesar 60,481, karena c2 hitung lebih kecil dari pada c2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja linier dengan prestasi kerja. Selanjutnya R2 dari sistem

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared Prestasi

kerja*Sistem imbalan

.441 .195 .640 .410

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared Prestasi

kerja*Lingkungan kerja

imbalan sebesar 0,195 dengan n sebesar 48, sehingga besarnya c2 hitung = 48 X 0,195 = 9,36. Penentuan c2 tabel sama dengan pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja karena jumlah n nya sama yaitu sebesar 60,481, karena c2 hitung lebih kecil dari pada c2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa sistem imbalan linier dengan prestasi kerja.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmongrov-Smirnov (Uji K-S) dengan bantuan software

SPSS 16.0. Hasil dari pengujian normalitas dapat di lihat pada tabel V.9

Tabel V.9 Hasil Uji Normalitas

B e r d a s a

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengembangan kemampuan Sistem imbalan Lingkungan kerja Prestasi kerja N 48 48 48 48 Normal Parametersa Mean 3,8750 3,7708 3,8375 2,9122 Std. Deviation ,51962 ,42474 ,45692 ,09510 Most Extreme Differences Absolute .176 .179 .176 .195 Positive .176 .170 .132 .195 Negative -.116 -.179 -.176 -.143 Kolmogorov-Smirnov Z 1.218 1.237 1.217 1.351 Asymp. Sig. (2-tailed) .103 .094 .104 .052 a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil di atas, pada output One-Sample Kolmongrov- Smirnov test pada koefisien Asymp. Sig. menunjukkan hasil sebesar 0,103 bagi variabel pengembangan kemampuan, 0,094 bagi variabel sistem imbalan, 0,104 bagi variabel lingkungan kerja dan 0,052 bagi variabel prestasi kerja. Hal ini berarti, keempat variabel mempunyai nilai yang lebih besar dari pada tingkat (α) yang

ditentukan, yaitu 0,05 atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu keempat variabel tersebut, pengembangan kemampuan, sistem imbalan, lingkungan kerja dan prestasi kerja, adalah normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi berganda yang digunakan. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SREID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada

scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang. Hasil dari pengujian ini dapat di lihat pada Gambar V.4

Gambar V.1

Diagram Scatterplot

Diagram scatterplot tersebut menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik pencarnya tidak membentuk pola tertentu atau teratur.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dengan cara melihat nilai tolerance dan lawannya dari Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya

kolinieritas yang tinggi. Nilai tolerance yang umum di pakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Jika variabel bebas memiliki nilai tolerance kurang dari 10%, berarti terjadi multikolinieritas. Jika nilai tolerance lebih besar dari 10%, berarti tidak terjadi multikolinieritas.

Hasil dari pengujian Variance Inflatition Variance (VIF) dapat di lihat pada tabel V.10

Tabel V.10

Hasil Uji Multikolinieritas

Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil penghitungan nilai toleransi semuanya tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai toleransi kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Di lihat dari nilai

Variance Inflatation Variance (VIF) juga menyebutkan hal yang

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 1.033 .464 2.224 .031

Pengembangan

kemampuan .259 .078 .382 3.319 .002 .968 1.033 Sistem imbalan .215 .104 .259 2.071 .044 .824 1.213 Lingkungan kerja .218 .090 .304 2.439 .019 .825 1.212 a. Dependent Variable: RATA_PR

sama tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Analisis Regresi

a. Analisis Regresi Sederhana

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengembangan kemampuan (X1), sistem imbalan (X2), dan lingkungan kerja (X3) terhadap prestasi kerja (Y) secara parsial. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana.

(1)Rumusan masalah pertama

Rumusan masalah yang pertama adalah “Apakah pengembangan kemampuan berpengaruh terhadap prestasi kerja ?”. Berdasarkan pengujian dengan software SPSS 16.0 maka diperoleh hasil seperti pada tabel V.11

Tabel V.11

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Pengembangan Kemampuan Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.470 .346 7.142 .000 Pengembangan Kemampuan .316 .088 .466 3.576 .001 a. Dependent Variable: RATA_PR

Dari tabel di atas maka dapat di susun persamaan regresi sederhana seperti berikut ini Y = 2,470 + 0,316 X

Nilai konstanta dari variabel pengembangan kemampuan adalah 2,470, artinya jika pengembangan kemampuan nilainya 0 maka prestasi kerja nilainya 2,470. Sedangkan nilai koefisien regresi variabel pengembangan kemampuan adalah 0,316, ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pengembangan kemampuan sebesar satu satuan, maka tingkat prestasi kerja juga akan meningkat sebesar 0,316.

(2)Rumusan masalah kedua

Rumusan masalah yang kedua adalah “Apakah sistem imbalan berpengaruh terhadap prestasi kerja ?”. Berdasarkan pengujian dengan software SPPS 16.0 maka diperoleh hasil seperti pada tabel tabel V.12

Tabel V.12

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Sistem Imbalan

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.315 .417 5.557 .000 Sistem Imbalan .366 .110 .441 3.334 .002 a. Dependent Variable: RATA_PR

Dari tabel di atas maka dapat di susun persamaan regresi seperti berikut ini Y = 2,315 + 0,366 X

Nilai konstanta dari variabel sistem imbalan adalah 2,315, artinya jika sistem imbalan nilainya 0 maka prestasi kerja nilainya 2,315. Sedangkan nilai koefisien regresi variabel sistem imbalan adalah 0,366, ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan sistem imbalan sebesar satu satuan, maka tingkat prestasi kerja juga akan meningkat sebesar 0,366.

(3)Rumusan masalah ketiga

Rumusan masalah yang ketiga adalah “Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja ?”. Berdasarkan pengujian dengan software SPPS 16.0 maka diperoleh hasil seperti pada tabel tabel V.13

Tabel V.13

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Lingkungan Kerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.395 .366 6.537 .000 Lingkungan Kerja .335 .094 .466 3.576 .001 a. Dependent Variable: RATA_PR

Dari tabel di atas maka dapat di susun persamaan regresi seperti berikut ini Y = 2,395 + 0,335 X

Nilai konstanta dari variabel lingkungan kerja adalah 2,395, artinya jika lingkungan kerja nilainya 0 maka prestasi kerja nilainya 2,395. Sedangkan nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja adalah 0,335, ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan lingkungan kerja sebesar satu satuan, maka tingkat prestasi kerja juga akan meningkat sebesar 0,335.

a. Regresi Berganda

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengembangan kemampuan (X1), sistem imbalan (X2), dan lingkungan kerja (X3) terhadap prestasi kerja (Y) secara simultan. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang akan dijelaskan pada tabel V.14

Tabel V.14

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.033 .464 2.224 .031 Pengembangan Kemampuan .259 .078 .382 3.319 .002 Sistem Imbalan .215 .104 .259 2.071 .044 Lingkungan Kerja .218 .090 .304 2.439 .019 a. Dependent Variable: RATA_PR

Dari tabel di atas maka dapat di susun persamaan regresi berganda seperti berikut Y = 1,033 + 0,259 X1 + 0,215 X2 + 0,218 X3

di mana :

X1 = Pengembangan kemampuan X2 = Sistem imbalan

X3 = Lingkungan kerja

Nilai konstanta adalah 1,033, artinya jika pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja nilainya 0 maka tingkat prestasi kerja nilainya positif, yaitu 1,033. Nilai koefisien regresi variabel pengembangan kemampuan (X1) adalah 0,259 artinya jika pengembangan kemampuan ditingkatkan satu satuan, maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,259. Nilai koefisien regresi variabel sistem imbalan (X2) adalah 0,215, artinya jika sistem imbalan

ditingkatkan satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,215. Nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja (X3) adalah 0,218 artinya jika lingkungan kerja ditingkatkan satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,218.

4. Uji Signifikasi Parameter Individual (uji statistik t)

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja secara parsial terhadap prestasi kerja maka perlu melakukan uji statistik t dengan bantuan software SPSS 16.0. Nilai dari ttabel dengan df 44 (48-3-1) adalah 2,015. Hasil uji statistik t dapat di lihat pada tabel V.17, V.18, dan V.19.

Tabel V.15

Hasil Uji t Variabel Pengembangan Kemampuan Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.470 .346 7.142 .000 Pengembangan Kemampuan .316 .088 .466 3.576 .001 a. Dependent Variable: RATA_PR

Tabel V.16

Hasil Uji t Variabel Sistem Imbalan Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.315 .417 5.557 .000 Sistem Imbalan .366 .110 .441 3.334 .002 a. Dependent Variable: RATA_PR

Tabel V.17

Hasil Uji t Variabel Lingkungan Kerja Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.395 .366 6.537 .000 Lingkungan Kerja .335 .094 .466 3.576 .001 a. Dependent Variable: RATA_PR

Dengan menggunakan analisis uji t maka pengambilan keputusan didasarkan pada :

Nilai thitung≥ ttabel pada α 0,05 maka H0 di tolak dan Ha di terima Nilai thitung ≤ ttabel pada α 0,05 maka H0 di terima dan Ha di tolak Berdasarkan hasil analisis uji t maka dapat disimpulkan bahwa :

Hipotesis 1 : Pengembangan kemampuan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja

H0 : Pengembangan kemampuan tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja

Ha : Pengembangan kemampuan berpengaruh terhadap prestasi kerja Pada hipotesis 1 thitung ≥ ttabel, 3,576 > 2,015 maka dapat disimpulkan pengembangan kemampuan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

Hipotesis 2 : Sistem imbalan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja

H0 : Sistem imbalan tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja. Ha : Sistem imbalan berpengaruh terhadap prestasi kerja.

Pada hipotesis 2 thitung ≥ ttabel, 3,334 > 2,015 maka dapat disimpulkan sistem imbalan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja. Hipotesis 3 : Lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

H0 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja Ha : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja

Pada hipotesis 3 thitung ≥ ttabel, 3,576 > 2,015 maka dapat disimpulkan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

5. Uji Signifikasi Simultan (uji statistik F )

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja secara simultan maka perlu melakukan uji statistik F dengan bantuan software SPSS 16.0. Nilai dari Ftabel dengan df 44 (48-3-1) adalah 4,062. Hasil uji statistik F dapat di lihat pada tabel V.18

Tabel V.18

Hasil Uji F Variabel Pengembangan Kemampuan, Sistem Imbalan dan Lingkungan Kerja

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.537 3 .846 11.266 .000a

Residual 3.302 44 .075 Total 5.839 47

a. Predictors: (Constant), RATA_L, RATA_P, RATA_S b. Dependent Variable: RATA_PR

Dengan menggunakan analisis uji F maka pengambilan keputusan didasarkan pada :

Nilai Fhitung≥ Ftabel pada α 0,05 maka H0 di tolak dan Ha di terima Nilai Fhitung ≤ Ftabel pada α 0,05 maka H0 di terima dan Ha di tolak Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan :

Hipotesis 4 : Pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap prestasi kerja. H0 : Pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara simultan terhadap prestasi kerja

Ha : Pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap prestasi kerja

Pada hipotesis 4 Fhitung ≥ Ftabel, 11,266 ≥ 4,062 maka dapat disimpulkan

pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap prestasi kerja.

Adanya pengaruh pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja juga dapat di lihat dari koefisien determinasi. Hasil R2 dapat di lihat pada tabel V.19

Tabel V.19

Hasil Pengujian Nilai R Square

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .659a .434 .396 .27396 a. Predictors: (Constant), RATA_L, RATA_P, RATA_S

Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan nilai R square = 0,434 atau sebesar 43,4%. Artinya 43,4% prestasi kerja dipengaruhi oleh pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja, dan sisanya 56,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Dokumen terkait