• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja : studi kasus PDAM Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja : studi kasus PDAM Kabupaten Sleman."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

(STUDI KASUS PDAM KABUPATEN SLEMAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Agasi Winda Ayu Lestari

NIM : 092214006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN,

SISTEM IMBALAN DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA

Studi Kasus di PDAM Kabupaten Sleman

Dipersiapkan dan Di tulis oleh :

Agasi Winda Ayu Lestari

NIM : 092214006

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 27 Agustus 2013

Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan

Nama Lengkap

Tanda Tangan

Ketua

Dra. Diah Utari BR, M.Si

Sekretaris

Drs. Th. Sutadi, M.B.A

Anggota

Drs. Alex Kahu Lantum, M.S

Anggota

Drs. Th. Sutadi, M.B.A

Anggota

Antonius Budisusila, S.E., M.Soc, Sc

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan kepada Allah

dengan sabar dan mengerjakan shalat, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar” (Al- Baqarah:153)

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis

(Aristoteles)

Kita adalah pemenang ketika dapat mengalahkan rasa malas dan

takut (Agasi Winda Ayu Lestari)

Skr ipsi ini ku per sembahkan kepada :

Allah SW T yang t elah member ikan kekuat an unt uk menyelesaikan skr ipsi ini

Bapak W idodo Ut omo dan I bu Kusmiyat i Puj i Lest ar i yang sangat saya cint ai

Bagas Gar be Rizky P one and only br ot her

Eyang Ut i dan Eyang Kakung yang t elah di panggil Yang Maha Kuasa

Sahabat -sahabat ku yang super Eka, Tina, Vlo, Devi, Rani, Anggik, Ar ya, Ganang, Yosep, Yosa, Daniel kalian memang super guys love you 

Teman-Teman ber main, Lia, Dent o, Keni, Wahyu, Rangga, Meizda, Git a, Missa dan Dest a, mar i ber main dan belaj ar mencar i pengalaman hidup

Teman-Teman Manaj emen dan Akunt ansi 2009 semua yang t elah member i

(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Agasi Winda Ayu Lestari

Nomor Mahasiswa

: 092214006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN, SISTEM

IMBALAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

Studi Kasus di PDAM Kabupaten Sleman

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Agustus 2013

Yang menyatakan,

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

==========================================================

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan

judul :

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN,

SISTEM IMBALAN DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA

Studi Kasus di PDAM Kabupaten Sleman

Dan diajukan untuk di uji pada tanggal, 27 Agustus 2013 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau

sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau

pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan

atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya

ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam

referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka

saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang

saya peroleh (S.E) dibatalkan serta di proses sesuai dengan aturan

perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003,pasal 25 dan pasal 70)

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

Yang membuat pernyataan,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan

rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Pengaruh Pengembangan Kemampuan, Sistem Imbalan, dan Lingkungan Kerja

Terhadap Prestasi Kerja”. Skripsi ini di tulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

2.

Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selau Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesabaran dan kesungguhan

hati.

4.

Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

5.

Bapak Antonius Budisusila, S.E., M.Soc, Sc, selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan yang berguna.

6.

Bapak Dwi Nurwata S.E., M.M., selaku Direktur PDAM Kabupaten Sleman

yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7.

Segenap karyawan PDAM Kabupaten Sleman yang telah membantu dalam

mengisi kuesioner terima kasih atas partisipasinya.

(8)

9.

Bapak Drs. Rubiyatno, M.M., selaku Kepala Biro Personalia Universitas

Sanata Dharma yang telah mengizinkan penulis menimba ilmu dan pengalaman

di sana.

10.

Segenap Karyawan Biro Personalia, Pak Sugeng, Bu Cicil, Bu Wena, Pak

Dadik, Pak Hendro, dan Pak Wahyu terima kasih atas pengalaman yang

berharga ini.

11.

Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan curahan kasih sayang,

nasehat, doa, dukungan moril dan materiil, dan segala yang telah diberikan.

Terimakasih sudah menjadi panutan dan sumber inspirasiku.

12.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………. v

HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS ...

vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...

vi

HALAMAN DAFTAR ISI ...

ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ...

xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...

xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...

xiv

HALAMAN ABSTRAK ...

xv

HALAMAN

ABSTRACT

...

xvi

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

4

C.

Pembatasan Masalah ...

4

D.

Tujuan Penelitian ...

5

E.

Manfaat Penelitian ...

6

F.

Sistematika Penelitian ...

7

(10)

A.

Kajian Pustaka ...

9

B.

Penelitian Sebelumnya ...

26

C.

Kerangka Konseptual ...

28

D.

Hipotesis ...

30

BAB III METODE PENELITIAN ...

32

A.

Jenis Penelitian ...

32

B.

Subjek dan Objek Penelitian ...

32

C.

Waktu dan Lokasi Penelitian ...

33

D.

Variabel Penelitian ...

33

E.

Definisi Operasional ... 36

F.

Populasi dan Sampel ... 37

G.

Teknik Pengambilan Sampel ...

38

H.

Sumber Data ...

39

I.

Teknik Pengumpulan Data ...

39

J.

Teknik Pengujian Instrumen ...

40

K.

Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...

52

A.

Sejarah Perusahaan ...

52

B.

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ...

53

C.

Program Kerja Perusahaan ...

54

D.

Job Description ...

56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...

64

A.

Analisis Deskriptif Responden ...

64

B.

Analisis Data ... .... ... 68

C.

Pembahasan ...

86

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...

89

A.

Kesimpulan ...

89

B.

Saran ... 89

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

Halaman

III.1

Skala Likert ... 36

IV.1

Program Kerja PDAM Kab. Sleman ... ...

54

V.1

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia...

64

V.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

65

V.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ...

65

V.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ...

66

V.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...

67

V.6

Hasil Uji Validitas Instrumen ... ...

68

V.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... ...

69

V.8

Hasil Uji Linieritas ...

71

V.9

Hasil Uji Normalitas ...

72

V.10

Hasil Uji Multikolinieritas ...

75

V.11

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Pengembangan

Kemampuan ...

77

V.12

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Sistem Imbalan

78

V.13

Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel Lingkungan Kerja 79

V.14

Hasil Analisis Regresi Berganda ...

80

V.I5

Hasil Uji t Variabel Pengembangan Kemampuan ...

81

V.16

Hasil Uji t Variabel Sistem Imbalan ...

82

V.17

Hasil Uji t Variabel Lingkungan Kerja ...

82

V.18

Hasil Uji F ...

84

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman

II.1

Pengaruh Kinerja Individu dan Kelompok Terhadap

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ...

95

Lampiran 2. Hasil Uji Instrumen ...

101

Lampiran 3. Hasil Asumsi Klasik ...

110

Lampiran 4. Hasil Hipotesis ...

117

Lampiran 5. Tabel Statistika ...

122

Lampiran 6. Surat-surat Penelitian ...

127

(15)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN,

SISTEM IMBALAN, DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA

Studi Kasus di PDAM Kabupaten Sleman

Agasi Winda Ayu Lestari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) pengaruh pengembangan

kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja secara parsial dan (2) pengaruh

pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja secara simultan.

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret 2013 di PDAM Kabupaten Sleman

dengan jumlah sampel 48 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

simple

random sampling

. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan

kemampuan (X

1

), sistem imbalan (X

2

) dan lingkungan kerja (X

3

) masing-masing

(16)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF INFLUENCE OF CAPACITY BUILDING PROGRAME,

SALARY SYSTEM, AND WORK ENVIRONMENT ON WORK

PERFORMANCE

A study case in PDAM of Sleman regency

Agasi Winda Ayu Lestari

Sanata Dharma University

Yogyakarta,2013

This research aims to know the influence of capacity building programe, salary

system, and working environment on work performance both partially (1) and

simultaneously (2). The research was conducted in March 2013 at the PDAM of

Sleman regency. It took 48 people as the samples, that was choosen under simple

random sampling technique. The researcher used Questionnaire and interview

techniques for the data collection. The analysis data used were simple and multiple

regressions. In this case, the result indicates that each of the capacity building

programe (X

1

), salary system (X

2

), and working environment (X

3

) influence partially

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu perusahaan karena sumber daya manusia memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dewasa ini persaingan di antara perusahaan mulai menunjukkan keseriusannya. Untuk mampu bersaing di era global perusahaan harus mempunyai sumber daya yang baik khususnya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang dapat berprestasi maksimal.

Prestasi kerja seseorang tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab perusahaan. Seperti yang dikatakan Fahmi Irham (2010:59) bahwa hasil dan kualitas prestasi kerja yang maksimal tidak dapat dilepaskan oleh hasil yang di bangun oleh pihak manajemen perusahaan, ini karena tidak mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen perusahaan. Apabila dihubungkan dengan konsumen dan perusahaan, prestasi kerja dari seorang karyawan akan bermuara pada kepuasan konsumen. Selain itu prestasi kerja karyawan yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Oleh karenanya, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berharga, maka perusahaan bertanggung jawab untuk memelihara kualitas

(18)

kehidupan kerja dan membina tenaga kerja agar bersedia memberikan sumbangannya secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kualitas kehidupan kerja sendiri adalah suatu konsep atau filsafat manajemen dalam rangka perbaikan kualitas sumber daya manusia yang telah di kenal sejak dekade tujuh puluhan (French, 1990 dalam Noor Arifin, 1999). Dalam perkembangan selanjutnya kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu bentuk filsafat yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola organisasi pada umumnya dan sumber daya manusia khususnya. Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian organisasi (Lewis dkk, 2001). Hal ini merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja di pandang mampu untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap organisasi.

(19)

relevan jika karyawan bekerja untuk mendapatkan gaji yang tinggi. Dengan adanya faktor pendorong tersebut karyawan menjadi lebih termotivasi untuk mencapai prestasi. Faktor pendorong juga tidak akan sepenuhnya membuat karyawan menjadi berprestasi, tetapi perlu juga adanya faktor pendukung. Faktor pendukung dapat berasal dari lingkungan kerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, (Nitisemito, 2001:183). Dengan lingkungan yang nyaman karyawan dapat bekerja secara maksimal.

Semakin tinggi tuntutan perusahaan akan prestasi kerja karyawan seharusnya juga diimbangi dengan perhatian perusahaan terhadap mutu kehidupan kerja karyawannya. Dengan memperhatikan mutu kehidupan kerja karyawan, karyawan akan merasa lebih dihargai dan dimanusiakan sehingga mereka lebih loyal terhadap perusahaan. Perhatian perusahaan terhadap kemampuan karyawan, sistem imbalan dan lingkungan kerja juga merupakan salah satu sasaran program mutu kehidupan kerja.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN, SISTEM IMBALAN DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA” Studi kasus di PDAM kabupaten

(20)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengembangan kemampuan berpengaruh terhadap prestasi kerja ?

2. Apakah sistem imbalan berpengaruh terhadap prestasi kerja ? 3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja ? 4. Apakah pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan

lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja ?

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini difokuskan pada variabel yang dapat mempengaruhi prestasi kerja yaitu pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja :

1. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengembangan kemampuan adalah :

a. Mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan dan seminar.

b. Memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan karyawan. 2. Indikator yang digunakan untuk mengukur sistem imbalan adalah :

a. Gaji bulanan yang di terima karyawan.

b. Gaji yang sesuai dengan standar penggajian dipasaran kerja.

(21)

3. Indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan kerja adalah :

a. Lingkungan kerja fisik

1) Penataan meja, kursi dan computer.

2) Tingkat kebersihan lingkungan kerja. b. Lingkungan kerja non fisik

1) Hubungan kerja antara karyawan dengan atasan.

2) Hubungan kerja antara karyawan dengan sesama karyawan. 4. Indikator yang digunakan untuk menilai prestasi kerja adalah :

a. Tingkat kedisiplinan kerja.

b. Tingkat kepuasan kerja.

c. Tingkat karir.

d. Tingkat kesejaht eraan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan kemampuan terhadap prestasi kerja.

(22)

4. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sejumlah pihak diantaranya :

1. Bagi PDAM Kabupaten Sleman

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau informasi untuk kemajuan perusahaan dalam hal peningkatan prestasi kerja karyawan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan masukan sesuai dengan kebutuhan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya ragam penelitian bagi Universitas Sanata Dharma dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

3. Bagi Peneliti

(23)

F. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan teori-teori pengertian sumber daya manusia, pengertian mutu kehidupan kerja, ciri-ciri mutu kehidupan kerja, indikator mutu kehidupan kerja, pengertian prestasi kerja, tujuan penilaian kinerja, indikator prestasi kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, penelitian sebelumnya, kerangka konseptual dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

(24)

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisikan sejarah perusahaan, visi misi dan tujuan perusahaan, program kerja perusahaan, job description, susunan organisasi PDAM Kabupaten Sleman.

BAB V : ANALISIS DATA

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Para ahli manajemen sumber daya manusia memberikan berbagai macam definisi atau pengertian mengenai manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :

a. Menurut T Hani Handoko (2008:4) manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan organisasi.

b. Menurut Gary Dessler yang di kutip dari buku memahami aspek-aspek pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi (2006:4)

human resource management means the policies and practices one needs to carry out the people or human resource aspects of management positions, including recruiting, screening, training, rewarding and apparasing.

c. Menurut Hasibuan (2002:10) manajemen sumber daya manusia adalah seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

(26)

d. Menurut Simamora (2004:4) manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberi balas jasa, dan pengelolaan individu, anggota organisasi atau kelompok karyawan.

2. Pengertian Mutu Kehidupan Kerja

Mutu kehidupan kerja merupakan pendekatan manajemen yang terus menerus diarahkan pada peningkatan kualitas kerja. Program mutu kehidupan kerja pada dasarnya mencari cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menciptakan pekerjaan yang lebih baik atau tercapainya kinerja yang tinggi. Mutu kehidupan kerja mencakup aktifitas-aktifitas yang ada di dalam perusahaan, yang diarahkan untuk meningkatkan suatu kondisi kehidupan kerja yang dapat membangkitkan semangat para pekerja dalam melaksanakan tugas mencapai sasaran perusahaan.

(27)

kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik (Luthans, 1995 dalam Noor Arifin, 1999). Beberapa ahli mengemukakan definisi mutu kehidupan kerja seperti berikut :

a. Menurut Nawawi (2001:67) mutu kehidupan kerja adalah program yang mencakup cara untuk meningkatkan kulitas kehidupan dengan menciptakan pekerjaan yang lebih baik.

b. Menurut Ivancevich (2007:183) kualitas kehidupan kerja adalah filosofi dan praktik manajemen yang meningkatkan harga diri karyawan, memperkenalkan perubahan budaya, dan menyediakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

c. Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya (2007:105) mutu kehidupan kerja adalah tingkat kepuasan, motivasi, keterlibatan, dan pengalaman komitmen perseorangan mengenai kehidupan mereka dalam bekerja.

(28)

e. Menurut Dessler (1986:476) kualitas kehidupan kerja adalah keadaan di mana para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja dalam organisasi, dan kemampuan untuk melakukan hal itu bergantung pada apakah terdapat adanya:

1) Perlakuan yang fair, adil, dan sportif terhadap para pegawai.

2) Kesempatan bagi tiap pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh.

3) Kesempatan untuk mewujudkan diri, yaitu untuk menjadi orang yang mereka rasa mampu mewujudkannya.

4) Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam pengambilan keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan mereka.

(29)

Fokus usaha-usaha mutu kehidupan kerja bukan hanya pada bagaimana orang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam arti peningkatan produktifitas belaka, melainkan juga bagaimana pekerjaan dapat menyebabkan pekerja menjadi lebih baik dalam hal pemenuhan kesejahteraan maupun martabat mereka.

3. Ciri-Ciri Mutu Kehidupan Kerja

Ciri-ciri mutu kehidupan kerja menurut Gesser yang diterjemahkan oleh Dharma (1992:476) mengemukakan bahwa :

a. Perlakuan yang fair, adil, dan sportif terhadap pegawai. Maksudnya adalah bahwa setiap pegawai mempunyai hak yang sama yaitu pembagian beban kerja yang adil dan merata, sistem penghargaan dan hukuman sama rata tidak membeda-bedakan tiap pegawai dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi kerja.

b. Kesempatan bagi pegawai menggunakan kemampuannya secara penuh dan kesempatan untuk mewujudkan diri yaitu untuk menjadi orang yang mereka rasa mampu untuk mewujudkannya. Maksudnya adalah pemberian kesempatan yang penuh kepada pegawai dalam penyelesaian tugas, kesempatan dalam melakukan pekerjaan yang lebih khusus, serta adanya pendelegasian tugas dan wewenang.

(30)

d. Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan mereka. Maksudnya adalah partisipasi dan tanggung jawab pegawai dalam pengambilan keputusan.

e. Kompensasi yang cukup dan adil. Maksudnya adalah pemberian gaji, bonus dan insentif yang sesuai dengan kinerja pegawai akan memberikan rangsangan untuk motivasi kerja pegawai.

f. Lingkungan yang aman dan sehat. Lingkungan tempat bekerja yang menyangkut rasa aman, kesehatan dan ketersediaan fasilitas kerja yang dapat menunjang aktivitas kerja pegawai selama melakukan pekerjaannya.

4. Indikator Mutu Kehidupan Kerja

Ada beberapa indikator dalam pengukuran kualitas kehidupan kerja yang dikembangkan oleh Walton (dalam Zin 2004) antara lain sebagai berikut:

a.Pelatihan dan Pengembangan

(31)

mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan organisasi. Pelatihan dan Pengembangan merupakan dua konsep yang sama yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, tetapi di lihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

Menurut Robbins (2001) kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakikatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

1) Kemampuan Intelektual

(32)

visualisasi ruang dan ingatan (memori). Pekerjaan berbeda-beda dalam tuntutannya bagi pemangku pekerjaan itu untuk menggunakan kemampuan intelektual mereka. Makin banyak tuntutan pemrosesan informasi dalam suatu pekerjaan, makin banyak kecerdasan umum dan kemampuan verbal diperlukan untuk melakuakan pekerjaan itu dengan sukses.

2) Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik yang khusus memiliki makna penting untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan sukses. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai, atau bakat-bakat serupa menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan. Terdapat sembilan kemampuan fisik dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas-tugas jasmani yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, keluwesan eksten, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.

(33)

Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan. Pertama, latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup

“gap” antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.

b. Partisipasi

Yaitu adanya kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan. Menurut Davis dan Newstrom (1985:179) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu. Cara-cara untuk meningkatkan partisipasi antara lain:

1) Mengikutsertakan mereka secara langsung dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan.

2) Menjelaskan tentang maksud tujuan keputusan dan perencanaan yang dikeluarkan.

3) Meminta tanggapan dan saran tentang keputusan dan perencanaan yang dikelurkan.

(34)

5) Memberikan kesempatan untuk ikut memiliki saham.

6) Meningkatkan pendelegasian wewenang. c. Sistem Imbalan yang Inovatif

Yaitu bahwa imbalan yang diberikan kepada karyawan memungkinkan mereka untuk memuaskan berbagai kebutuhannya sesuai dengan standar hidup karyawan yang bersangkutan dan sesuai dengan standar pengupahan dan penggajian yang berlaku dipasaran kerja. Menurut Sofyandi (2008:158) kompensasi merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya. Seirama dengan itu, Simamora (1999:24) mengemukakan bahwa kompensasi merupakan apa yang di terima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Nawawi (2001:60) juga mengemukakan bahwa kompensasi bagi organisasi merupakan penghargaan atau ganjaran pendapatan pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja.

1)Bentuk-bentuk kompensasi

a) Kompensasi Langsung (direct compensation)

(35)

karena berkaitan secara langsung dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh: upah/gaji, insentif/bonus dan tunjangan jabatan.

b) Kompensasi Tidak Langsung (indirect compensation)

Kompensasi tidak langsung artinya pemberian kompensasi kepada karyawan sebagai tambahan yang didasarkan kepada kebijakan pimpinan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan. sebagai contoh: tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan, dan termasuk fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan.

2) Tujuan Kompensasi

Menurut Handoko (2000:156) tujuan pemberian kompensasi adalah untuk memperoleh personalia yang qualified, mempertahankan karyawan, menjamin keadilan, menghargai perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya, dan memenuhi peraturan legal.

a) Memperoleh Personalia yang Qualified

Penetapan standar kompensasi yang tinggi akan mampu menarik pelamar yang berkualitas tinggi. Pelamar yang di maksud di sini dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan.

b) Mempertahankan Karyawan

(36)

c) Menjamin Keadilan

Keadilan dalam pemberian kompensasi harus mempertimbangkan konsistensi internal dan konsistensi eksternal. Apabila kompensasi diberikan secara adil maka akan memberikan kepuasan kerja bagi karyawan.

d) Menghargai Perilaku yang Diinginkan

Hal ini akan mempengaruhi prestasi kerja, meningkatkan pengalaman dan rasa tanggung jawab karyawan.

e) Mengendalikan Biaya

Pemberian kompensasi harus tepat agar tidak terjadi underpay atau

overpay. Underpay akan menimbulkan ketidakpuasan, sedangkan

overpay akan memberatkan beban perusahaan. f) Memenuhi Peraturan Legal

Pemberian kompensasi hendaknya memenuhi peraturan legal agar tidak terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.

d. Lingkungan Kerja

(37)

yang baik akan dapat menghasilkan lingkungan kerja yang memuaskan bagi karyawan perusahaan, sehingga produktifitas kerja karyawan perusahaan tersebut dapat dipertahankan pada tingkat yang tinggi. Menurut Nitisemito (2001:183) lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja di bagi menjadi dua bagian yaitu :

1)Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat di bagi dalam dua kategori, yakni lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya, dan lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

2) Lingkungan kerja non fisik

(38)

5. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Peter dan Yeni Salim dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991:190) prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanankan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Menurut Bernardin dan Russel (1993:378) definisi prestasi kerja adalah performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period, artinya prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan. Sementara itu menurut Hasibuan (2002:87) prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

(39)

depan. Salah satu pihak yang memiliki peran penting di manajemen tersebut adalah manajer, karena manajer merupakan salah satu pihak yang paling bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang akan terjadi di perusahaan. Ini disebabkan salah satu hasil kualitas kinerja itu juga ditentukan oleh kemampuan seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana tempat kerja menjadi lebih baik. Sebagaimana ditegaskan oleh Stoner, freeman dan Gilbert Jr (1995:9) kinerja merupakan “management performance is the measures of how efficient and effective a manager is how well he or she determines and achieve appropriate objectives”.

6. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam berorganisasi diantaranya :

a. Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan personalia secara umum. Penilaian memberikan informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang penting dalam hal promosi, transfer, ataupun pemberhentian.

b. Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.

c. Penilaian dapat dijadikan sebagai kriteria untuk program seleksi dan pengembangan yang disahkan.

(40)

e. Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan atau menentukan penghargaan.

7. Indikator Prestasi Kerja :

a. Kedisiplinan kerja. b. Kehadiran kerja.

c. Motivasi kerja. d. Kebersamaan tim.

e. Keharmonisan hubungan atasan dan bawahan.

f. Hasil karya berupa tangible (produktivitas) dan intangible (kepuasan kerja).

g. Tingkat pendapatan.

h. Tingkat karir.

i. Tingkat kesejahteraan.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

(41)

1) Faktor personal, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan.

2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader

dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja kepada karyawan.

3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.

4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja, dan kultur kinerja dalam organisasi.

5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan eksternal dan internal.

(42)
[image:42.612.106.509.104.584.2]

Gambar II.1

Pengaruh Kinerja Individu dan Kelompok Terhadap Kinerja

Organisasi

B. Penelitian Sebelumnya

1. Anastasia Ambar Pratiwi (Manajemen Universitas Sanata Dharma tahun 2004 )

Judul : Pengaruh Motivasi Finansial dan Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja individual

Kinerja kelompok

Kinerja organisasi

Faktor kinerja :

Pengetahuan

Keterampilan

Motivasi

Peran

Faktor kinerja:

Keeratan tim

Kepemimpinan

Kekompakan

Peran tim

Faktor kinerja :

Lingkungan

Kepemimpinan

Struktur organisasi

(43)

Penelitian ini dilakukan di Jaran T-shirt Galery Yogyakarta dengan responden yang berjumlah 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, kuesioner, dan kepustakaan. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, analisis koefisien korelasi berganda, uji signifikasi regresi linear berganda dan koefisien korelasi regresi linear berganda.

Dari hasil uji F menyatakan bahwa H0 di tolak, berarti motivasi

finansial dan motivasi non finansial sama-sama berpengaruh signifikan. Dari hasil uji t terhadap variabel motivasi fianansial menyatakan bahwa H0 di tolak artinya motivasi finansial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan. Dari sumbangan efektif diketahui bahwa pengaruh motivasi finansial dan non finansial mempunyai selisih ( 44,24% - 43,80% ) 0,44% dengan demikian diketahui faktor motivasi finansial lebih berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Paschalis Bagus Wisnu Raditya (Manajemen Universitas Sanata Dharma 2009)

Judul : Pengaruh Keadilan Kompensasi, Pelatihan Karyawan, dan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

(44)

Senopati Kabupaten Bantul. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden, dan pengambilannya dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadilan kompensasi (X1),

pelatihan karyawan (X2), dan kondisi fisik lingkungan kerja (X3) secara

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan (Y). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hanya satu variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan (Y) yakni variabel pelatihan karyawan.

C. Kerangka Konseptual

(45)

kerja antara karyawan dengan atasan dan hubungan kerja antara karyawan dengan sesama karyawan. Sedangkan prestasi kerja mempunyai empat indikator yaitu kedisiplinan kerja, kepuasan kerja, tingkat karir, dan tingkat kesejahteraan.

(46)
[image:46.612.101.511.99.546.2]

Gambar II.2

Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara simultan

D. Hipotesis

Seperti yang dikatakan Fahmi Irham (2010:59) bahwa hasil dan kualitas prestasi kerja yang maksimal tidak dapat dilepaskan oleh hasil yang dibangun oleh pihak manajemen perusahaan, ini karena tidak mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen perusahaan. Usaha yang mesti dilakukan perusahaan agar mencapai hasil yang diinginkan adalah perhatian yang intens terhadap pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan

Variabel Independen : Pengembangan kemampuan

Sistem imbalan

Lingkungan kerja

(47)

lingkungan kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja merupakan faktor pendorong dan pendukung karyawan mencapai prestasi kerja.

Berdasarkan hal tersebut, hipotesis penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 : Pengembangan kemampuan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

Hipotesis 2 : Sistem imbalan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

Hipotesis 3 : Lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Indriantoro dan Supomo (2009:26), studi kasus merupakan penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengembangan kemampuan, Sistem Imbalan, dan Lingkungan Kerja terhadap Prestasi Kerja” ini subjek penelitiannya adalah karyawan PDAM Sleman yang berada di kantor pusat yang terletak di Jalan Parasamya no 18 Tridadi Sleman yang berjumlah 48 orang.

Objek dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Variabel independen yang menjadi perhatian adalah pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja. Sedangkan variabel dependen yang menjadi perhatian adalah prestasi kerja yang dapat di ukur dari tingkat kedisiplinan kerja, tingkat kepuasan kerja, tingkat karir dan tingkat kesejahteraan.

(49)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi kasus yang dilaksanakan di PDAM Kabupaten Sleman yang berkantor pusat di Jalan Parasamya No 18 Tridadi Sleman. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:3).

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi kerja dengan indikator kedisiplinan kerja, kepuasan kerja, peningkatan karir dan peningkatan kesejahteraan.

2. Definisi Variabel

a. Variabel Bebas

(50)

imbalan, dan lingkungan kerja. Ketiga variabel tersebut dapat di ukur dari masing-masing indikator seperti berikut ini :

1) Indikator yang digunakan untuk mengukur pengembangan kemampuan adalah :

a) Mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan dan seminar. b) Memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan

karyawan.

2) Indikator yang digunakan untuk mengukur sistem imbalan adalah : a) Gaji bulanan yang di terima karyawan.

b) Gaji yang sesuai dengan standar penggajian dipasaran kerja.

c) Kompensasi lain (asuransi kesehatan dan tunjangan hari raya) yang di terima karyawan).

3) Indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan kerja adalah :

a) Lingkungan kerja fisik

(1) Penataan meja, kursi dan computer. (2) Tingkat kebersihan lingkungan kerja.

b) Lingkungan kerja non fisik

(1) Hubungan kerja antara karyawan dengan atasan.

(51)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi kerja. Prestasi kerja sendiri merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanankan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Prestasi kerja dapat di ukur dari tingkat kedisiplinan kerja, tingkat kepuasan kerja, tingkat karir dan tingkat kesejahteraan.

3. Pengukuran Variabel

(52)

Tabel III.1

Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

E. Definisi Operasional

1. Mutu kehidupan kerja adalah konsep peningkatan kualitas kerja karyawan dengan memperhatikan kebutuhan karyawan dan menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan.

2. Lingkungan kerja adalah tempat beserta suasana di mana karyawan bekerja.

3. Imbalan adalah bayaran yang di terima karyawan karena telah menyelesaikan pekerjaannya.

4. Pengembangan kemampuan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan yang digunakan untuk menunjang pekerjaan. 5. Kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua

[image:52.612.102.511.89.652.2]
(53)

6. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lainnya.

7. Prestasi kerja adalah hasil dari kinerja yang telah dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

8. Disiplin kerja adalah tindakan yang sesuai dengan peraturan kerja. 9. Kepuasan kerja adalah keadaan di mana karyawan merasa senang

terhadap apa yang dia kerjakan.

10. Karir adalah jabatan yang pernah dipunyai selama kehidupan kerja karyawan.

11. Kesejahteraan adalah tingkat kemampuan karyawan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61).

(54)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:62). Dalam penelitian ini sampel yang di ambil sebanyak 48 responden mengacu pada pendapat Slovin, Sevilla…et al, (1993:165) sebagai berikut :

= N

1 + N

di mana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan adalah 5%

G. Teknik Pengambilan Sampel

(55)

H. Sumber Data

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari subjek yang di teliti yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari studi pustaka baik berupa dokumentasi, data yang di olah, maupun informasi mengenai sesuatu yang relevan dengan penelitian yang di angkat.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui. Skala pengukuran menggunakan skala Likert, dimana sangat setuju (SS) diberi nilai 5, setuju (S) diberi nilai 4, netral diberi nilai (N) diberi nilai 3, setuju (TS) diberi nilai 2, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1.

2. Wawancara

(56)

Wawancara dilakukan dengan direktur PDAM Kabupaten Sleman untuk mengetahui gambaran umum perusahaan.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, agar dapat diandalkan kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian harus di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen penelitian dengan tepat menggambarkan konsep yang ingin di ukur.

1. Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009:49). Uji validitas instrumen yang digunakan berasal dari Pearson yang di kenal dengan rumus korelasi Product Moment. Rumus korelasi Product Moment dari Pearson adalah sebagai berikut :

Untuk menguji apakah masing-masing pernyataan valid atau tidak,

(57)

hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2009:49).

2. Uji Reliabititas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi data dalam jangka waktu tertentu. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau diandalkan (Masri Singarimbun, 1989:140). Pengujian ini dilakukan untuk mengevaluasi instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda sehingga diketahui konsistensi data yang dikumpulkan. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha

sebagai berikut :

= k

( −1) 1−

di mana :

k = mean kuadrat antara subjek

∑ = mean kuadrat kesalahan

= varians total (Sugiyono, 2009:365)

(58)

Arikunto (2007:180), hasil perhitungan Cronbach Alpha diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien korelasi sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai 1,000 adalah sangat tinggi. Antara 0,600 sampai 0,799 adalah tinggi. Antara 0,400 sampai 0,599 adalah cukup.

Antara 0,200 sampai 0,399 adalah rendah. Antara 0,000 sampai 0,199 adalah sangat rendah.

K. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas (Sugiyono, 2009:265). Linieritas di sini dimaksudkan untuk mengetahui apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linier atau tidak. Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier yang di olah dengan bantuan program SPSS 16.0. Menurut Ghozali (2009:155), estimasi dengan uji Lagrange Multiplier bertujuan untuk mendapatkan nilai c2 hitung atau (n X R2).

(59)

hitung lebih besar dari c2 tabel, maka dapat disimpulakan bahwa model tersebut tidak linier.

b.Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009:147), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji Kolmongrove-Smirnov (Ghozali, 2009:30). Normalitas dapat di lihat pada output One-Sample Kolmongrove-Smirnovtest pada koefisien Asymp Sig. Kriteria yang digunakan adalah variabel dikatakan berdistribusi normal jika nilai koefisien Asymptotic Sig. pada output Kolmongrove-Sminrov test lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu, 5% (0,05) (Ghozali, 2009:149), uji normalitas juga dapat dilakuakan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(60)

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi linear berganda perlu juga di uji mengenai sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Menurut Sunyoto (dalam Joni, 2009:48) persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas, misalkan :

1) Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70 cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya kecil, kejadian ini disebut homoskedastisitas.

2) Nilai stastistik dari kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40 cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.

[image:60.612.103.509.256.640.2]
(61)

scaterrplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

d.Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini menurut Sunyoto (dalam Joni, 2009:47) diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas (independen variabel) (X1,X2,X3,...Xn), di

mana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi ( r ). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3 dan seterusnya) lebih besar dari

0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60). Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat digunakan dengan cara lain yaitu dengan :

1) Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan

secara statistik (α).

2) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dapat di cari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :

(a) Besar nilai tolerance(α) :

(62)

(b) Besar nilai variance inflation factor (VIF) VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan VIF

hitung > VIF.

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α dan

VIF hitung < VIF

2. Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi di hitung dengan dua tujuan sekaligus yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada.

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, kedua dan ketiga, yaitu :

(63)

2) Apakah sistem imbalan berpengaruh terhadap prestasi kerja ?

3) Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja ? Persamaan regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bx + e di mana :

a : Nilai konstanta

b : Kemiringan garis regresi Y : Variabel dependen X : Variabel independen

e : Simpangan baku estimasi (eror)

untuk menghitung nilai a dan b di pakai rumus sebagai berikut :

= (∑Y)(∑ )−(∑ ) (∑ ) n∑ −(∑ )

= n∑XY−(∑X) (∑Y) n∑ −(∑ )

di mana :

(a) Untuk rumusan masalah pertama : Y : Prestasi kerja

a : Nilai konstanta

(64)

X : Pengembangan kemampuan

(b) Untuk rumusan masalah kedua : Y : Prestasi kerja

a : Nilai konstanta

b : Koefisien regresi sistem imbalan terhadap prestasi kerja X : Sistem imbalan

(c) Untuk rumusan masalah ketiga : Y : Prestasi kerja

a : Nilai konstanta

b : Koefisien regresi lingkungan kerja terhadap prestasi kerja X : Lingkungan kerja

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang keempat yaitu :

Apakah pengembangan kemampuan, sistem imbalan, dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja ?

Persamaan regresi berganda adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…………bnXn

di mana :

(65)

a : Nilai konstanta

b1 : Koefisien regresi X1 terhadap Y

b2 : Koefisien regresi X2 terhadap Y

b3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

X1 : Pengembangan kemampuan

X2 : Sistem imbalan

X3 : Lingkungan kerja

3. Uji Signifikasi Parameter Individual (uji statistic t)

Untuk mengetahui adanya signifikasi variabel pengembangan kemampuan terhadap prestasi kerja, sistem imbalan terhadap prestasi kerja dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja digunakan uji t (test) dengan rumus sebagai berikut :

t-hitung = √

di mana :

t : Nilai hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah sampel

Dengan menggunakan analisis ini maka pengambilan keputusan di dasarkan pada :

(66)

Nilai thitung ≤ ttabel pada α 0,05 maka H0 di terima dan H0 di tolak.

4. Uji Signifikasi Simultan (uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan statistik F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel,

maka H0 di tolak dan Ha di terima.

Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :

a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test, yaitu :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh dari variabel-variabel independen yaitu pengembangan kemampuan (X1), sistem imbalan (X2), dan lingkungan

kerja (X3) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja

(Y).

Ha : b1 = b2 = b3 > 0

Artinya : ada pengaruh dari variabel-variabel independen yaitu pengembangan kemampuan (X1), sistem imbalan (X2), dan lingkungan

kerja (X3) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu prestasi kerja

(67)

b. Menentukan Ftabel dan Fhitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %

atau taraf signifikasi sebesar 5 %, maka :

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 di tolak dan Ha di terima, berarti

masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 di terima dan Ha di tolak, berarti

masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

c. Mengambil Keputusan H0 di terima.

Keadaan ini menunjukkan bahwa pandangan karyawan tentang pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja.

H0 di tolak.

(68)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman adalah sebuah unit usaha milik Pemerintah Kabupaten Sleman dengan tugas dan fungsi utamanya adalah melayani kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia yakni tersedianya air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah nomor : 5 tahun 1990 tentang pendirian PDAM Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman sendiri merupakan salah satu dari lima daerah di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayahnya adalah 574,82 Ha, dengan jumlah penduduk 850.176 jiwa yang tersebar di 17 Kecamatan, 86 Desa dan 1212 Dusun.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Sleman, Pemerintah pusat melalui Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu, telah membangun sarana penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan. Sistem penyediaan air bersih yang telah di bangun tersebut, terus dikembangkan sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat, sedang pengelolaannya sejak tahun 1992 telah di alih statuskan menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan ditangani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yang dalam hal ini dilakukan oleh

(69)

PDAM. Sebagai sebuah perusahaan yang bukan padat modal, sampai saat ini PDAM masih banyak mengalami kendala dalam hal pengelolaannya, oleh karena itu pengelolaan pada masa mendatang harus dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien supaya misi utamanya yaitu melayani air bersih kepada masyarakat dapat tercapai secara maksimal.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

1. Visi

Menjadi perusahaan yang sehat, handal dan terpercaya.

2. Misi

a. Mengutamakan pelayanan air bersih kepada masyarakat secara layak dan memuaskan.

b. Menjalankan operasional perusahaan dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.

c. Mengembangkan perusahaan agar dapat berperan sebagai BUMD yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan keuntungan bagi perusahaan.

3. Tujuan

a. Masyarakat Kabupaten Sleman tercukupi kebutuhan air minum/ bersih secara layak.

(70)

c. Mengembangkan perusahaan agar mendapatkan profit.

d. Meningkatkan kemampuan SDM sehingga menjadi pegawai yang profesional dalam mengelola perusahaan.

e. Bermitra dengan masyarakat.

C. Program Kerja Perusahaan

[image:70.612.102.557.110.707.2]

Untuk pencapaian target-target yang di maksud diperlukan suatu rencana atau langkah-langkah kegiatan sehingga tujuan atau target kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan dapat segera tercapai. Adapun program kerja atau rencana kegiatan jangka menengah 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

Tabel VI.1

Program Kerja PDAM Sleman

No Program Sub. Program Kegiatan

1

2

Pelayanan

Keuangan

Memperluas cakupan pelayanan

Peningkatan kualitas

Restrukturisasi keuangan

- Menambah jaringan

- Menambah SR

- Mempercepat

penanganan pengaduan dan sambungan baru

- Membangun IPA di unit Gamping dan Depok.

- Membuat Shallow Well.

- Mengusulkan

(71)

3

4

Operasional

Manajemen dan SDM

Mencapai cost recavery

Meningkatkan debit produksi

Menekan kehilangan air

Memperkuat regulasi

- Menghapus aktiva produktif.

- Meningkatkan

pendapatan dan mengefisiensikan biaya

- Menyesuaikan tarif

- Meninjau kembali golongan pelanggan.

- Mencari sumber air baku

- Membuat Shallow Well

- Pemasngan alat ukur di instalasi produksi

- Mengganti water meter yang rusak.

- Melaksanakan swepping

/penertiban SR

- Melaksanakan

pengawasan dan pengukuran tekanan air.

- Mengawasi pembaca meter.

- Merevisi PERDA Pendirian PDAM

- Menyusun Perda perlindungan sumber air baku.

- Melaksanakan pelatihan/diklat

(72)

Peningkatan kemampuan SDM

Sistem pembinaan karyawan.

Kepastian jenjang karier.

description

- Menerapkan komitmen.

- Penempatan pegawai sesuai kompetensinya

- Penerapan punish and

reward

- Penilaian kinerja pegawai secara terukur dan jelas.

D. Job Description

1. Direktur mempunyai tugas :

a. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan baik di tingkat kantor pusat, kantor cabang maupun kantor-kantor lain yang di tunjuk.

b. Merencanakan dan menetapkan program kerja perusahaan. c. Mengurus dan mengelola administrasi keuangan.

d. Melaksanakan kegiatan teknik dan pemeliharaan. e. Menyelenggarakan administrasi umum.

f. Mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. g. Mengadakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi semua unit

(73)

serta hubungan koordinasi dan konsultasi di lingkungan pemerintah kabupaten maupun dengan pemerintah atasan.

h. Mengambil semua keputusan atas semua permasalahan yang ada di dalam perusahaan.

i. Memberikan informasi, laporan atau saran kepada Dewan Pengawas dan Bupati tentang pengelolaaan perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

j. Menentukan program kerja, sesuai dengan pertimbangan Bupati dan Dewan Pengawas serta ketentuan perundang - undangan yang berlaku.

2. Bidang Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kegiatan dalam bidang pengawasan intern terhadap kegiatan operasional perusahaan dalam bidang umum dan bidang teknik.

b. Membuat analisa atas hasil pengawasan operasional perusahaan. c. Membuat laporan rutin maupun berkala atas hasil pengawasan

yang dilaksanakan dan disampaikan kepada Direktur .

d. Dari hasil pengawasan tersebut, Satuan Pengawas Intern memberikan saran dan tindak lanjut kepada Direktur untuk ditindaklanjuti.

(74)

Pengawas Keuangan ( BPK ) atau instansi yang berwenang dalam pemeriksaan.

3. Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas :

a. Membantu Direktur dalam memimpin jalannya perusahaan bidang administrasi umum dan keuangan.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan ke

Gambar

Tabel  Judul
Gambar Judul
Gambar II.1
Gambar II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesadaran masyarakat Kabupaten Sukoharjo akan pentingnya pengetahuan mitigasi bencana yang muncul akibat kejadian bencana banjir dinyatakan oleh seluruh

Sehingga kalau pun terjadi sengatan pada manusia alat pengaman ini masih belum akan bekerja karena arus listrik yang mengalir ke tubuh tidak cukup besar untuk bekerjanya pengaman

[r]

Berbeda dengan gerakan-gerakan sosial di Barat yang biasanya melakukan mobilisasi melalui organisasi-organisasi gerakan sosial (Social Movement Organizations), aktivisme keislaman

Salah satu parameter-parameter desain yang berkaitan dengan optimalisasi unjuk kerja suatu kolektor adalah ketebalan plat penyerap, konduktivitas termal plat penyerap, jarak

Lama kontak antara bahan resin akrilik dan zat berwarna akan mempengaruhi perubahan warna, contohnya pada saat proses pembersihan basis gigitiruan resin akrilik

Microsoft Windows Server 2003 Datacenter adalah salah satu software sistem operasi yang memberikan kemudahan dalam pengaplikasian jaringan LAN. Dengan menggunakan Microsoft

Tugas yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan unit kompetensi Mengembangkan dan merekomendasikan pemeringkatan cagar budaya berdasarkan kepentingannya