• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Untuk menjawab permasalahan yang pertama dilakukan analisis isi (content analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung tingkatan skor kesiapan implementasi beyond budgeting, dengan mencari nilai interval data dan mengkategorikannya.

Tabel 13

Tingkatan kesiapan PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta mengimplementasikan beyond budgeting

Skor Kesiapan Kategori Kesiapan

2,35 - 3,00 Green Tinggi

1,68 - 2,34 Orange Sedang

1,00 – 1,67 Red Rendah

Sumber: de Waal (2005)

b. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel rekapitulasi Tabel rekapitulasi data kuesioner BBES dapat dilihat pada tabel 14.

c. Memasukkan data kuesioner BBES ke dalam tabel kategori warna Tabel 15

Kategori Warna Kesiapan Implementasi Beyond Budgeting Responden

Kategori

Red Orange Green

1,00 s.d 1,67 1,68 s.d 2,34 2,35 s.d 3,00

1 2,70

2 2,57

Perusahaan 2,64

Sumber: Data diolah tahun 2016

d. Melakukan interpretasi warna berdasarkan hasil kuesioner, wawancara mendalam dan observasi

Tabel 15 menunjukkan bahwa kategori warna kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Green. Hasil tersebut kemudian dikonfirmasi dan diverifikasi oleh peneliti melalui wawancara mendalam dan observasi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kategori warna implementasi beyond budgeting yang sesuai di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red. Perubahan dari Green menjadi Red disebabkan oleh adanya perbedaan dari hasil kuesioner dengan wawancara mendalam dan observasi. Oleh karena adanya inkonsistensi ini, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode dengan menghubungkan semua data yang diperoleh untuk meningkatkan kepercayaan penelitian dan mengungkap kesimpulan yang tepat. Peneliti melakukan wawancara tambahan kepada dua karyawan bagian Desk Operasional yang juga

memahami proses penganggaran dan melihat kebijakan internal dari kantor pusat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua karyawan bagian Desk Operasional diketahui bahwa saat ini proses penganggaran di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta tidak jauh berbeda dengan sebelum diakuisisi karena masih dalam tahap perbaikan dan pengembangan sistem. Mereka merasa puas dengan proses penganggaran saat ini sehingga menganggap tidak membutuhkan perubahan pada proses penganggaran. Semua permintaan penggantian biaya harus ditandatangani oleh karyawan dan atasan dari karyawan yang mengajukan serta disetujui oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan batas wewenang yang ditentukan. Setiap kantor cabang harus mendanai semua kegiatan mereka dengan sumber daya yang sudah ada. Akan tetapi, karyawan tersebut menyatakan bahwa proses penganggaran menjadi lebih baik dengan adanya kebijakan internal dan kepemimpinan yang mendukung. Misal, adanya kebijakan pengendalian biaya yang disusun untuk memastikan adanya pengendalian atas biaya, mencegah fraud, dan meningkatkan efektifitas aktivitas operasional dalam mendukung usaha. Selain itu, kebijakan pengendalian biaya juga mengatur kewenangan pemberian persetujuan atas biaya atau penggantian biaya yang ditentukan berdasarkan jenis pengeluaran.

Dengan adanya konfirmasi dan verifikasi melalui wawancara mendalam maka kedua manajer dapat lebih terbuka dalam menjelaskan dan mengungkapkan proses penganggaran yang ada di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Hal ini diperkuat melalui wawancara tambahan dengan kedua karyawan dan kebijakan internal yang mendukung. Kesimpulan yang diperoleh peneliti ternyata sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip beyond budgeting seperti yang disampaikan oleh kedua manajer, karyawan, dan kebijakan pengendalian biaya. Kantor cabang tidak mempunyai cukup kewenangan untuk membuat kebijakan. Mayoritas kebijakan dibuat oleh kantor pusat. Dengan demikian, kategori warna kesiapan implementasi beyond budgeting di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yaitu Red. PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta mempunyai potensi kesiapan rendah. Artinya, tidak ada kebutuhan maupun kesiapan organisasi untuk perubahan proses penganggaran. Banyak hambatan dapat diperkirakan jika organisasi mengimplementasikan beyond budgeting. Pertama, kantor cabang merasa puas dengan proses penganggaran saat ini sehingga tidak membutuhkan perubahan proses penganggaran. Kedua, prinsip-prinsip beyond budgeting belum sepenuhnya diterapkan di kantor cabang sehingga kantor cabang tidak memiliki wewenang atau tidak pada posisi memutuskan kebijakan. Ketiga, kantor cabang merupakan bagian dari entitas yang lebih besar sehingga manajer tidak

berwenang untuk melakukan adaptasi dan mengubah proses penganggaran yang ada tanpa otorisasi dari kantor pusat.

2. Untuk menjawab permasalahan yang kedua dilakukan analisis isi (content analysis) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memasukkan data kuesioner kepemimpinan transformasional versi MLQ ke dalam tabel

Tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan transformasional versi MLQ-5X dapat dilihat pada tabel 16.

b. Membandingkan jumlah nilai yang diperoleh dari rata-rata (mean) keseluruhan pada tabel rekapitulasi data kuesioner kepemimpinan transformasional versi MLQ-5X dengan jumlah nilai maksimum dengan asumsi jika hasil lebih besar dari 50% maka kepemimpinan transformasional kuat. Selanjutnya, menganalisis lima dimensi yang ada pada kepemimpinan transformasional berdasarkan pada hasil kuesioner dan wawancara yang mendalam untuk dikaitkan dengan kesiapan implementasi beyond budgeting.

Jumlah nilai maksimum indikator variabel kepemimpinan transformasional = 5 x 20 = 100

Tabel 17

Persentase Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan Nilai rata-rata

Dua Responden Nilai Maksimum yang bisa dicapai Responden Persentase Transformasional 85,5 100 86%

Sumber: Data diolah tahun 2016

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil kuesioner, wawancara mendalam dan observasi

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dikonfirmasi dan diverifikasi melalui wawancara mendalam dan observasi serta diperkuat menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode dengan menghubungkan semua data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kategori warna implementasi beyond budgeting yang sesuai di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta, yaitu Red

dan hasil nilai kepemimpinan transformasional > 50% yaitu 86%, maka potensi keberhasilan implementasi beyond budgeting rendah di PT Bank MNC Internasional, Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta. Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu prinsip penting menuju model beyond budgeting. Akan tetapi, kepemimpinan transformasional yang kuat tanpa diikuti oleh penerapan prinsip-prinsip beyond budgeting secara penuh tidak akan mendukung keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan beyond budgeting.

Dokumen terkait