• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

C. Analisis Data

Analisis data untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik menggunakan analisis statistik yaitu dengan menggunakan uji-t dibantu dengan program SPSS.

1. Hasil Klasifikasi Hasil Belajar Siswa a. Kelas Treatment

Tabel 4.6 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Interval Klasifikasi Jumlah Prosentase (%)

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 – 100 Sangat Tinggi 0 13 0 48,15 60 – 79 Tinggi 0 12 0 44,44 40 – 59 Sedang 7 2 25,93 7,41 20 – 39 Rendah 10 0 37,04 0 0 – 19 Sangat Rendah 10 0 37,04 0

75

Tabel 4.7 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik

Interval Klasifikasi Jumlah Prosentase (%)

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 – 100 Sangat Tinggi 0 10 0 37,04 60 – 79 Tinggi 0 4 0 14,82 40 – 59 Sedang 2 5 7,41 18,52 20 – 39 Rendah 9 8 33,33 29,63 0 – 19 Sangat Rendah 16 0 59,26 0 b. Kelas Kontrol

Tabel 4.8 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Interval Klasifikasi Jumlah Prosentase (%)

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 – 100 Sangat Tinggi 0 4 0 16,67 60 – 79 Tinggi 0 5 0 20,83 40 – 59 Sedang 0 8 0 33,33 20 – 39 Rendah 10 6 41,67 25 0 – 19 Sangat Rendah 14 1 58,33 4,17

Tabel 4.9 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik

Interval Klasifikasi Jumlah Prosentase (%)

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 – 100 Sangat Tinggi 0 2 0 8,33 60 – 79 Tinggi 1 5 4,17 20,83 40 – 59 Sedang 2 2 8,33 8,33 20 – 39 Rendah 2 11 8,33 45,83 0 – 19 Sangat Rendah 19 4 79,17 16,67 2. Analisis Tes

a. Analisis untuk Aspek Kognitif

1)Uji t-independentpretest kelas treatment dan kelas kontrol Uji t- independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar awal kelas treatment dan kelas kontrol sama atau berbeda tentang materi Hukum Archimedes. Uji t dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil uji t-independent pretest dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Perbandingan Pretest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest

1 27 27.11 14.784 2.845

77

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai mean kelas treatment = 27,11 sedangkan mean kelas kontrol = 14,96; t = 3,54, dengan p = ,001. P = 0,001 < α = 0,05, maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar awal siswa kelas treatment dan kelas kontrol dengan hasil belajar kelas treatment lebih tinggi dari kelas kontrol.

2) Uji t-dependent pretest dan posttest kelas treatment

Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hukum Archimedes. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Treatment

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pretest 27.11 27 14.784 2.845 posttest 76.81 27 11.829 2.276

Paired Differences T Df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -49.704 17.309 3.331 -56.551 -42.856 -14.921 26 .000

Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa mean pretest kelas treatment = 27,11 dan mean posttest kelas treatment = 76, 81; dengan t = - 14,92 dan p = 0,000 < 𝛼 = 0,05 maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode simulasi PhET pada materi Hukum Archimedes. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Hukum Archimedes pada aspek kognitif dengan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas treatment setelah menerapkan simulasi PhET.

3) Uji t-dependent pretest dan posttest untuk kelas Kontrol Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hukum Archimedes. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.12.

79

Tabel 4.12 Perbandingan Pretest dan Posttest untuk Kelas Kontrol Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

pretest 14.96 24 9.388 1.916

posttest 53.25 24 21.501 4.389

Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa mean pretest kelas kontrol = 14,96 dan mean posttest kelas kontrol = 53,25 ; dengan t = - 9,98 dan p = 0,000 < 𝛼 = 0,05 maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah interaktif pada materi Hukum Archimedes. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tentang Hukum Archimedes pada aspek kognitif dengan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol setelah menerapkan metode pembelajaran ceramah interaktif.

4) Uji t- independent posttest kelas treatment dan kelas kontrol Uji t- independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar akhir kelas treatment dan kelas kontrol sama atau berbeda tentang materi Hukum Archimedes. Uji t ini dilakukan

Paired Differences t Df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -38.292 18.793 3.836 -46.227 -30.356 -9.982 23 .000

dengan bantuan program SPSS. Hasil uji t-independent posttest dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Perbandingan Posttest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Posttest 1 27 76.81 11.829 2.276

2 24 53.25 21.501 4.389

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai mean posttest kelas treatment = 76,81 sedangkan mean posttest kelas kontrol = 53,25, t = 4,92 dengan p = 0,000 < 𝛼 = 0,05, maka signifikan. Artinya, hasil belajar akhir siswa kelas treatment berbeda dengan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode simulasi PhET lebih baik dari metode ceramah interaktif pada aspek kognitif hal ini dilihat dari

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper posttest Equal variances assumed 9.020 .004 4.922 49 .000 23.565 4.788 13.944 33.186 Equal variances not assumed 4.766 34.812 .000 23.565 4.944 13.526 33.604

81

mean posttest kelas treatment yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mean posttest kelas kontrol. Hal ini juga diperkuat dengan adanya uji selisih nilai posttest kelas treatment dan kelas kontrol dengan melakukan uji t-independent posttest yang dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Perbandingan Uji Selisih Posttest kelas Treatment

dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest Equal variances assumed 1.158 .287 2.257 49 .028 11.412 5.056 1.252 21.572 Equal variances not assumed 2.246 47.082 .029 11.412 5.081 1.192 21.632

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t = 2,25 dengan p = 0,028 < α = 0,05, maka signifikan. Artinya, melalui uji selisih hasil belajar akhir siswa kelas treatment berbeda dengan kelas kontrol dan pembelajaran dengan

Group Statistics ode ean S td. Deviation S td. Error Mean osttest 7 9.70 1 7.309 3 .331 4 8.29 1 8.793 3 .836

metode simulasi PhET lebih baik dari metode ceramah interaktif pada aspek kognitif.

b. Analisis untuk Aspek Psikomotorik

1) Uji t-independent pretest kelas treatment dan kelas kontrol Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar awal pada aspek psikomotorik kelas treatment dan kelas kontrol sama atau berbeda tentang materi Hukum Archimedes. Uji t ini dilakukan dengan bantuan program SPSS dan hasil uji t-independet pretest dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Perbandingan pretest kelas treatment dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std.

Error Mean

Pretest 1 27 15.37 13.681 2.633

2 24 13.83 19.089 3.897

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper pretest Equal variances assumed .437 .512 .333 49 .740 1.537 4.613 -7.733 10.807 Equal variances not assumed .327 41.199 .745 1.537 4.703 -7.959 11.033

83

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai mean kelas treatment = 15,37 sedangkan mean kelas kontrol = 13,83. Dengan t = 0,33; p = 0,74 > 𝛼 = 0,05, maka tidak sigifikan. Artinya, tidak ada perbedaan hasil belajar awal siswa kelas treatment dan kelas kontrol dari aspek psikomotorik. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman awal siswa jika dilihat dari hasil belajar kedua kelas tersebut adalah sama.

2) Uji t-dependent pretest dan posttest kelas Treatment

Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hukum Archimedes. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.16

Tabel 4.16 Perbandingan Pretest dan Posttest kelas Treatment

Paired Samples Test

Paired Differences T Df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -49.444 32.336 6.223 -62.236 -36.653 -7.945 26 .000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 15.37 27 13.681 2.633

Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa mean pretest kelas treatment = 15,37 dan mean posttest kelas treatment = 64,81, dengan t = -7, 94 dan p = 0,000 < 𝛼 = 0,05 maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik dengan menggunakan metode simulasi PhET pada materi Hukum Archimedes. Dapat disimpulkan bahawa metode simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Hukum Archimedes pada aspek psikomotorik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai mean hasil belajar kelas treatment pada aspek psikomotorik.

3) Uji t-dependentpretest dan posttest untuk kelas kontrol Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hukum Archimedes. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 13.83 24 19.089 3.897

85

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -26.875 31.868 6.505 -40.332 -13.418 -4.131 23 .000

Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa mean pretest kelas kontrol = 13,83 dan mean posttest kelas kontrol= 40,71, dengan t = -4,13 dan p = 0,000 < α = 0,05 maka signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik dengan menggunakan metode ceramah interaktif pada materi Hukum Archimedes. Dapat disimpulkan bahwa metode ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Hukum Archimedes pada aspek psikomotorik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya mean hasil belajar kelas kontrol pada aspek psikomotorik setelah menerapkan metode ceramah interaktif.

4) Uji t-independent posttest kelas treatment dan kelas kontrol Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar akhir (posttest) kelas treatment dan kelas kontrol sama atau berbeda tentang materi Hukum Archimedes. Uji t ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil uji t-independent posttest kelas treatment dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.18

Tabel 4.18 Perbandingan Posttets Kelas Treatment dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai mean kelas treatment = 64, 81 sedangkan mean kelas kontrol = 40,71, t = 2,78. Dengan p = 0,008 < α = 0,05, maka signifikan. Artinya, hasil belajar siswa kelas treatment berbeda dengan hasil belajar siswa kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan simulasi PhET lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode ceramah interaktif pada aspek psikomotorik. Hal ini dapat dilihat dari mean posttest kelas treatment

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest 1 27 64.81 31.970 6.153

2 24 40.71 29.823 6.088

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

2t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Posttest Equal variances assumed .846 .362 2.774 49 .008 24.106 8.691 6.640 41.573 Equal variances not assumed 2.785 48.874 .008 24.106 8.655 6.712 41.501

87

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mean posttest kelas kontrol.

3. Analisis Non – Tes a. Angket

Pada soal angket terdapat dalam soal pretest dan posttest yakni pada soal nomor 5. Soal tersebut berupa tanggapan atau pendapat siswa terhadap penerapan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.

1) Pembelajaran dengan metode Simulasi PhET

Ketika ditanya apakah siswa-siswi pernah mendengar tentang simulasi PhET, semua siswa kelas X1 MIPA 4 menjawab jika mereka belum pernah mendengar tentang simulasi PhET sehingga siswa sama sekali tidak mengetahui apa itu pembelajaran dengan simulasi PhET. Hal ini dapat terlihat dari tanggapan yang diberikan oleh siswa sebelum pembelajaran dengan simulasi PhET berlangsung. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.19

Tabel 4.19 Hasil Tanggapan Siswa pada Aspek Afektif Kelas Treatment

No. Pretest Posttest Keterangan

1. 74,1 % 92,6 % Setuju 2. 0 % 0 % Tidak Setuju 3. 25,9 % 7,4 % Tidak Menjawab

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 25,9% siswa tidak memberikan jawaban pada soal angket saat pretest dan sebanyak 7,4% tidak memberikan jawaban pada soal angket saat posttest. Selain itu saat pretest, sebanyak 74,1% siswa memberikan tanggapan bahwa simulasi PhET akan berlangsung menyenangkan karena ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Saat posttest terdapat 92,6% siswa menjawab bahwa ternyata benar bahwa simulasi PhET sangat menyenangkan karena membuat mereka tidak merasa ngantuk saat pelajaran berlangsung dan materi dapat mereka pahami dengan baik karena langsung mencoba di komputer.

Saat pretest dan posttest tidak terdapat siswa yang tidak setuju dengan adanya penerapan simulasi PhET dilihat dari hasil prosentase pada tabel 4.19. Hal ini karena siswa-siswi merasa penasaran dengan metode pembelajaran yang menurut mereka baru dan berbeda dari biasanya. Dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas treatment sangat antusias dengan adanya metode pembelajaran simulasi PhET, meskipun masih terdapat 7,4% dari siswa tersebut yang tidak menjawab.

89

2) Pembelajaran dengan metode ceramah Interaktif

Hasil tanggapan siswa tentang aspek afektif pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.20

Tabel 4.20 Hasil Tanggapan Siswa pada Aspek Afektif Kelas Kontrol

No. Pretest Posttest Keterangan

1. 33,3 % 8,3 % Tidak Menjawab 2. 45,8 % 20,8 % Tidak setuju 3. 20,8 % 70,8 % Setuju

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa saat pretest terdapat 33,3 % tidak menjawab karena mereka tidak mengetahui apa itu metode ceramah interaktif dan mengatakan bahwa belum mengikuti metode ceramah iteraktif sehingga bingung untuk mengisi apa. Akan tetapi saat posttest dimana siswa-siswi sudah mengikuti pembelajaran dengan ceramah interaktif hanya terdapat 8,3 % saja yang tidak menjawab.

Saat pretest masih terdapat 45,8 % yang tidak setuju dengan adanya metode ceramah interaktif dikarenakan menurut mereka pembelajaran yang dilakukan hanya dengan ceramah akan sangat membosankan dan membuat mereka cepat ngantuk saat pelajaran. Akan tetapi saat posttest hanya terdapat 20,8 % yang menjawab tidak setuju dengan penerapan metode ceramah iteraktif karena sebagian dari mereka cukup paham dengan metode pembelajaran

ini. Ketika pretest ada juga siswa yang menjawab setuju dengan adanya metode pembelajaran ceramah interaktif, hal ini karena menurut siswa dengan adanya pembelajaran ceramah interaktif akan membuat mereka lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga saat posttest terdapat cukup banyak siswa yang

setuju dengan adanya metode ceramah interaktif yaitu sebanyak 70,8 %. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa dengan adanya ceramah interaktif ynag diajarkan oleh peneliti, siswa tidak merasa ngantuk seperti ketika diajarkan oleh guru mata pelajaran karena belajar dengan peneliti lebih santai dan cukup menyenangkan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperkuat hasil data yang diperoleh. Dalam penelitin ini, wawancara dilakukan pada siang hari saat pelajaran Fisika berlangsung dimana peneliti meminta ijin kepada Guru mata pelajaran Fisika untuk mengambil sampel sebanyak 6 orang untuk masing-masing kelas yang sudah didata namanya berdasarkan hasil posttest dan melaksanakan wawancara di luar kelas yaitu di depan perpustakaan sekolah. Peneliti mengambil sampel dengan kategori 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki.

91

1) Hasil Wawancara kelas Treatment

Sampel kelas treatment berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 3 siswa dan 3 siswi. Dari keenam siswa tersebut semuanya menjawab setuju dengan adanya penerapan simulasi PhET karena menurut mereka merupakan hal baru dalam belajar dan menyenangkan ketika belajar menggunakan komputer.

Berkaitan dengan pemahaman awal siswa yang ditunjukan dari hasil belajar awal siswa keenam siswa menjawab bahwa mereka tidak bisa mengerjakan soal pretest dengan baik karena sudah lupa dengan materi SMP yang berkaitan dengan hukum Archimedes. Akan tetapi ketika ditanya mengenai apakah setelah menerapkan metode pembelajaran dengan simulasi PhET siswa paham atau tidak dengan materi tentang Hukum Archimedes, keenam siswa tersebut menjawab sangat paham dengan materi apalagi berkaitan dengan konsep materi itu sendiri. Hal ini membuat keenam siswa tersebut menjawab bahwa mereka bisa mengerjakan soal posttest dengan baik dan bahkan mereka yakin nilai yang mereka peroleh jauh lebih baik dibandingkan saat pretest.

2) Hasil Wawancara kelas kontrol

Pada kelas kontrol sampel yang digunakan juga sebanyak 6 sampel dimana terdiri dari 3 siswa dan 3 siswi. Dari 6 siswa, 4 siswa mengatakan setuju dengan adanya metode ceramah interaktif dan 2 siswa mengatakan tidak setuju dengan adanya penerapan ceramah interaktif karena mereka masih merasa ngantuk sekaligus bosan dengan metode yang diberikan. Dua siswa tersebut bahkan memberikan saran untuk mengubah metode pembelajaran yang lebih banyak prakteknya agar mereka tidak hanya belajar dalam kelas melainkan bisa belajar di luar kelas.

Untuk pemahaman awal siswa yang dilihat dari hasil belajar awal siswa, 5 siswa menjawab bahwa mereka bingung dengan soal pretest dan tidak dapat mengerjakan soal tersebut. Akan tetapi tedapat satu orang siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa bisa mengerjakan soal pretest walauupun ada beberapa soal yang masih keliru karena siswa tersebut masih lumayan mengingat materi Hukum Archimedes yang dipelajarinya saat SMP.

Sedangkan untuk hasil belajar akhir siswa 4 siswa dari 6 siswa yang diwawancari mengatakan bahwa mereka bisa mengerjakan soal posttest dengan baik dibantu dengan adanya contoh soal yang diterapkan dalam metode ceramah interaktif meskipun 2 dari keenam siswa tersebut juga mengatakan bahwa saat mereka mengerjakan posttest masih ada yang bingung karena saat pelajaran

93

mereka tidak memperhatikan peneliti yang memberikan pelajaran karena mereka merasa bosan.

Dokumen terkait