DAFTAR PUSTAKA
5. Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data, menurut Sutopo (2002). Ada tiga komponen pokok dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya :
1). Reduksi data ; merupakan komponen pertama dalam analisis meliputi proses seleksi, fokus data, penyederhanaan, abstarksi data dan fleidote. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian, bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Dari bagian data tersebut, peneliti menyusun rumusan pengertian secara singkat berupa pokok-pokok temuan
DATA WAWANCARA
OBSERVASI
SUMBER DATA KUESIONER
MAKNA TEORI 2 TEORI 3
KONTEKS PERISTIWA
TEORI 1 TEORI 1
127
dan disajika dalam bentuk cerita Sstematis dan logis.
2). Sajian data berupa catatan deskriptif dan reflektif, berupa analisis, metode, teori, masalah etis dan konplik.
Sementara itu, reduksi data dilakukan dengan validitas data yang mempergunakan tahapan triangulasi dari erbagai prespektif.
3). Penarikan kesimpulan di mulai sejak pengumpulan data, membaca arti benda-benda, pencatatan keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan populasi. Penarikan kesimpulan harus dapat memberikan makna yang telah teruji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merukan validitas.
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan melihat hubungan keterikatan dan ketergantungan antara dua jenis pasar yang diteliti yaitu Pasar modern Gloria dan Alfa Mart terhadap Pasar Tradisional disekitarnya. Kajian yang dilakukan, tidak terbatas pada faktor ekonomi semata-mata tapi juga faktor sosial sebagai dampak yang ditimbulkan dari keberadaan pasar tersebut.
Hasil Penelitian
Kondisi Pasar Kramatmulya.
Pasar Karamatmulya sering disebut pasar onom, karena aktivitas pasa
seiring dengan perkembangan kondisi pasar telah berubah, dimana aktivitas pasar sudah hampir tidak bisa dibedakan pada setiap harinya.
Posisi pasar dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1) letak pasar ditas sejajar dengan jalan umum, ditempati para pedagang kelontongan dan sebagian kecil kios kain dan baju. 2). Letak pasar di bawah sejajar dengan pemukiman masyarakat, ditempati para pedangan lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan berbagai kepetingan pangan keluarga, 3). Dan pasar ang posisinya di seberang jalan masuk Desa Kelapa Gunung, dulunya pasar bawang dan sayuran lainnya, sekarang suda diisi dengan pertokoan dan pasar kuliner.
Pasar desa yang memiliki tempat strategis, konsumennya tidak hanya berasal dari penduduk desa-desa Kecamatan Kramatmulya saja tapi juga dari desa-desa di kecamatan sekitarnya seperti dari Kecamatan Kuningan bagian utara, Kecamatan Jalaksana sebelah selatan dan ada yang datang dari Kecamatan Cipicung dan dari Kecamatan Cilimus. Hari pasarnya adalah hari Jumat dan Selasa, tapi di hari-hari lain terutama hari minggu kondisi pasar cukup ramai.
Para pedang bukan hanya masyarakat Desa Kramatmulya, tapi datang dari berbagai desa sekitar kecamatan bahkan sudah menganut kaidah pasar terbuka yakni persingan diantara pelaku pasar dari manapun mereka. Seperti para pedagang ikan laut, umumnya datang dari pesisir pantai cirebon dan pedagang sayuran berasal dari sekitar palutungan. Disamping penjual eceran, ada juga yang menjual secara grosiran. Sinergitas ini, muncul sebagai satu komitmen dan kerjasama diantara para pedagang di pasar kramatmulya untuk berbagi diantara sesama pedagang.
128
Keberadaan Pasar Modern
Pasar modern di masyarakat lebih di kenal dengan Pasar swalayan, karena dalam dalam proses jual belinya lebih aktif dilakukan oleh pembeli, sementara pelayan hanya pemandu jika dibutuhkan oleh pembeli dalam mencari barang yang dibituhkan atau mau dibeli. Dan barang yang di dagangkan cukup, lengkap sehingga sering disebut juga toko serba ada (toserba).
Di sekitar pasar desa kramatmulya, terdapat empat pasar modern yaitu Toserba Fajar, Alfa Mart, Gloria dan Indah Collection (khusus toko pakaian).
Keempat pasar modern tersebut, berada di lokasi pasar tepatnya Alfa Mart berada di tepi jalan raya Kuningan-Corebon dan toserba fajar, Gloria dan Indah Colection berada di jalan raya Cikaso. Tidak ada jarak pemisah dari aktivitas pasar tradisional dengan pasar modern tersebut, sehingga terjadi persaingan secara terbuka.
Percampuran antara pasar modern dan pasar tradisonal, menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak adil. Disatu sisi pasar modern dengan segala kelebihannya bisa memuaskan konsumen, di sisi lain pasar tradisional dengan segala
kekurangannya menyebabkan
berkurangnya diminati konsumen. Konplik percampuran kepentingan ini, muncul di permukaan sebagai akibat ketidak seimbangan kemampuan berbisnis.
Dibeberapa daerah, konplik sudah pada ranah hukum dimana masyarakat menggugat keredaan pasar modern tersebut.
Menghindari terjadinya konplik horozontal antara masyarakat dan pengelola pasar modern, maka keberadaan pasar swAlayan dan pasar tradisional, telah diatur oleh berbagai peraturan dan perundang-udangan perundangan.
Peraturan daerah atau disebut Perda dan Keputusan Bupati (Kepbup). Perda memberikan regulasi keberadaan pasar
modern, dan Kepbup memberikan kejelasan tentang pendirian pasar modern.
Keduanya menata keberadaan dan pencampuran pasar modern dan pasar tradisional di Kabupaten Kuningan.
Peraturan Daerah No 11 tahun 2010 mengatur tentang tentang penataan pasar modern dan pasar tradisional.
Atas dasar peraturan dan perundangan, maka keberadaan semua pasar modern atau toserba Fajar, Gloria, Indah Colection dan Alfa Mart di pasar tradisonal kramatmulya. Keberadaan pasar modern tersebut, seharusnya memiliki perijinan yang jelas dan diakui oleh semua pihak, baik masyarakat maupun penegak hukum, dinyatakan oleh Kapala Desa :
”saya tidak tau karena proses perijinan pasar tersebut sudah lama sebalum saya menjabat jadi kepala desa. Jadi diproses perijinannya telah dilakukan oleh kepala desa yang lama”.
Menurut Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Kuningan, kelengkapan atau dokumen yang harus ada pada pengusaha yaitu : ijin lokasi, pengesahan tata ruang, izin mendirikan bangunan, pendaftaran perusahaan, ijin usaha perdagangan dan persetujuan tetangga. Ditanyakan kepada kepala desa dan aparat desa Kramatmulya tentang kelengkapan perijinan keberadaan pasar modern Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection Kepala Desa tidak tahu ada dokumen perijinan dan kelengkapan lain sebagai ijin operasional tentang pasar tersebut :
”saya tidak tahu, karena berdirinya pasar itu ketika saya belum menjadi pejabat atau ada sejak masa pimpinan kepala desa yang lama”
Adakah dokumen kelengkapan perijinan seperti ijin lokasi, pengesahan tata ruang, izin mendirikan bangunan, pendaftaran perusahaan, ijin usaha perdagangan dan persetujuan tetangga.
129
”mungkin ada disimpan di sekertaris desa karena yang menyimpan dokumen arsip adalah sekertaris desa”
Pada kesempatan lain
dikonpirmasikan kepada sekertaris desa tentang dokumen perijinan pasar Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection ? setelah dicari pada dokumen arsip tidak ditemukan data-data perijinan dan dikatakan
”saya tidak menyimpannnya, waktu ada pergantian pejabat pada acara serah terima jabatan tidak ada arsip tentang pasar tersebut.”.
Didasarkan atas informasi dari aparatur desa, di coba untuk menelusuri kepada pihak pasar modern, dengan susah payah agar mereka mau menyatakan atau menunjukan bukti surat-surat kelengkapan perijinan, ternyata dinyatakan oleh petugas yang ada di lokasi yang kelihatan dari ekspresi agak ketakutan. Dari petugas di pasar modern Alfa Mart mengatakan bahwa
”saya tidak tahu menahu tentang surat-surat dan perijinan ini, karena disini saya hanya pelaksana dan itu mungkin ada di pimpinan dikantor pusat di Cirebon”
Begitu juga dikatakan oleh petugas pasar moder Fajar dan Gloria serta Indah Collection, bahwa ”
” saya bekerja disini sebagai pelaksana, tentang dokumen
surat-surat dimaksud tidak
mengetahuinya, bisa saja menghubungi pengurus/pemilik di rumahnya di Jalaksana”
Peneliti tidak menelusuri sampai ke pihak pimpinan, tapi menemui pihak pengurus dari pasar modern Toserba Fajar dan Gloria serta Indah Collection, dikatakan
”ini kan toko biasa bukan pasar modern tapi outlet sama seperti yang lain, sehingga perijinannya tidak
selengkap yang dinyatakan oleh pihak BPPT.”
Pertumbuhan pasar di los-los pasar desa Kramatmulya juga meuncul model-model pasar modern, seperti yang terlihat di Toko Adijaya dan lainnya. Hanya beda dalam penanganan dan memiliki ciri-ciri yang berbeda, pelayanan tetep dilakukan bukan melayani diri sendiri, barang-barang yang dijual masih spesipik seperti toko makanan ringan sendiri, toko kebutuhan rumah tangga sendiri, toko elektronik juga sendiri. Sementara di pasar modern dalam katagori toko serba ada, barang-barang yang dijual, selain alat-alat jeperluan rumah tangga, juga bahan makanan ringan dan barang lainnya yang dibutuhkan sehari-hari oleh konsumen.
Tanggapan Masysrakat dan Pelaku Pasar Tradisional.
Keberadaan pasar modern atau toserba dan apapun namanya kalau sudah masuk katagori pasar modern, maka pendiriannya harus mengikuti aturan menurut Perda No 11 tahun 2010. Pasar modern pada posisinya sebagai lembaga ekonomi yang langusung melayani permintaan konsumen ahir memiliki ciri-ciri: 1). Managemen pengelolan sudah sanga modern, 2). Dikelola dengan tenaga profesional, 3). Penataan lokasi sangat menjadi perhatian, 4). Penataan barang memudahkan konsumen, 5). Barang tersedia sangat lengkap, 6). Melakukan rekording persediaan barang setiap saat, dan 7). Selalu mengadakan evaluasi perkembangan setiap tahun. Dinyatakan dalam Perda tersebut, untuk menghindari persaingan yang tidak sehat dengan pasar tradisional, maka keberadaan pasar modern harus memiliki jarak tidak kurang dari 200 m dari pasar tradisional.
Ternyata bahwa keberadaan pasar modern toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart, Indah Coleection dan Alfa Mart berada di lingkungan pasar tradisional yaitu pasar 130
desa Kramatmulya. Bersatu dalam satu kawasan pasar, bahkan posisinya pasar modern sangat strategis berada di baris luar pasar tradisional dan dipinggir jalan raya yang mudah dilalui masyarakat konsumen.
Masyarakat dan para pelaku usaha di pasar tradisional kramatmulya, secara keseluruhan tidak mengatahui tepatnya mulai berdiri toserba, tapi dinyatakan oleh beberapa orang tua disana bahwa Toserba Fajar yang menyajikan barang kebutuhan sehari-hari mulai dari sembako sampai makanan ringan dan barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo dan sebagainya. Toserba Fajar sudah mulai beroperasi hampir kira-kira sudah 10 tahun lalu, satu tahun kemudian tanah disebalahnya juga dibeli dan di bangun Toserba Gloria yang khusus menyediakan peralatan rumah tangga. Kalau Alfa Mart baru berdiri tiga tahun yang lalu, sedangkan Indah Collection baru buka Ramadhan yang lalu.
Dokumen perijinan yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola, yaitu tentang dokumen perijinan dan ijin tetangga, masyarakat dan pelaku usaha disekitar pasar moders toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart, Indah Coleection dan Alfa Mart. Mereka umumnya tidak pernah mengetahui dan tidak pernah diminta tandatangan ijin usaha, bahkan tahunya setelah dibuka pasar swalayan dan yang serba ada.
Kebijakan adanya pasar modern tersebut Mnurut Bapak H. Srp tokoh masyarakat pasar yang menyediakan jasa strum accu, menjual kelengkapan kompor gas dan alat kelengkapan gas elfiji mengatakan bahwa :
”proses pendirian pasar tersebut tidak melibatkan masyarakat pedagang, tapi lebih dekat ke masyarakat disekitarnya. Ada ijin yang dibuat perusahaan, tapi prosesnya dengan melakukan pendekatan kepada aparat setempat, sehingga para pedagang
marasa tidak dilibatkan dan perijinan dibuat tidak dilakukan dengan proses sebenarnya sesuai dengan aturan yang berlaku ”
Dalam kaitannya dengan kedekatan pelaku pasar modern dengan masyarakat, tokoh masyarakat tersebut mengatakan :
”pihak perusahaan melakukan pendekatan dengan masyarakat, dari pemilik toserba Fajar, dan Gloria, cukup baik karena setiap tahun ada kegiatan sosial misalnya hitanan massal, bingkisan setiap mau lebaran dan sering ikut membantu kegiatan sosial lainnya”
Masyarakat dan para pelaku pasar tradisional yang berada disekitar pasar moders toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart, Indah Coleection dan Alfa Mart menyatakan keluh kesahnya secara terbuka dengan adanya pasar tersebut :
Bapak YY rumah dan tokonya selang satu petak dari Toserba Fajar usahanya dulu toko mainan anak-anak, terus ganti komoditas jadi toko mas dan sekarang di kontrakan kepada orang lain, mengatakan
”saya nda bisa usaha dagang bedampingan dengan pengusaha besar, karena harga yang saya jual tidak cukup memeberikan keuntungan usaha, buat menggaji petugas saja anda cukup ” Bapak NN yang mengontrak tempat Bapak YY mengelola usaha alat tulis dan berbagai kebutuahan anak sekolah, dengan nama Toko Prosa mengatakan :
” saya mencoba menyajikan kebutuhan anak sekolah, terutama tingkat sekolah dasar dengan berbagai variasi dan assesoris yang beda dengan barang yang disajikan oleh Toserba, hasilnya alhamdulillah sudah mau dua tahun ini usaha dagang saya dapat berjalan dengan baik”
Barang yang disajikan di toko serba ada atau pasar modern, sudah tertera dalam Perda No. 11/2010 harus menjual barang 131
dalam satuan grosir. Artinya satau barang harus diikat 5 atau 10 biji, tidak dalam bentuk satuan. Ditanyakan kepada pelaku usaha yang berjarak 4 petak dari torserba, Ibu Mn menyatakan bahwa :
”Usaha dagang saya terpaksa tutup, karena pelanggan saya berpindah ke toserba yang juga malayani pembeli dengan eceran, sehingga kesempatan saya menjual eceran terhenti”
Pemilik toko Putri kembar yang berlokasi di jalur sebelah barat jalan raya Kuningan-Cirebon, tepatnya bersebrangan dengan Pasar Modern Alfa Mart menyajikan berbagai kue dan makanan khas, bapak Mrt mengatakan ;
”saya menyajikan berbagai makanan terutama kue dan jajanan, tapi juga kebutuhan keluarga lain dengan cara penyajian yang berbeda dengan barang yang ada di Alfa Mart.
Alhamdulillah usaha dagang yang tidak terpengaruh, omset harian saya terus mengalami peningkatan”
Bagi pelaku pasar desa krmatmulya, yang berada di dalam los-los pasar namnpaknya yang paling banyak mengalami tekanan dengan adanya pasar modern toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart, dan Indah Coleection. Pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern.
Bagi pelaku pasar tradisional yang menjual barang kelontongan untuk keperluan rumah tangga, merasakan dengan adanya pasar swalayan tersebut omset hariannnya menurun. Ibu End mengatakan bahwa :
”sejak adanya pasar swalayan tersebut, semasa ibu saya yang jualan dan saya mengikuti sampai sekarang saya yang melajutkannya.
Sangat dirasakan bahwa usaha dagang ini serasa semakin sulit, ibu saya berkata sudah tidak bisa menajutkannya karena pendapatan harian yang biasanya sampai 500-900 ribu sekarang paling bater 150-300 ribu rupiah”.
Bapak Tn yang barang jualannya sama, Cuma lokasi agak jauh masuk ke lokasi pasar, juga merasakan adanya kesulitan usahanya , ia mengatakan :
”usahanya menurun dari waktu ke
Begitu dirasakan oleh pedagang makanan kering, bahwa keberadaan toko serba ada banyak pengaruhnya terhadap pendapatan hariannya. Ibu Nn yang berdagang makanan kering dalam kemasan bertempat di dalam los pasar, megatakan :
”pendapatan harian saya menurun sejak adanya pasara swalayan, yang biasanya dapat 300-400 ribu sehari, sekarang menurn tingal 75-100 ribu perhari bahkan sering lebih kurang dari itu”
Bapak Spr jualan kelontongan serba ada mengatakan :
” mungkin nanti kalau pasar toserba juga menjual ikan asin dan pindang, pedagang disini juga akan merasakan bahwa pendapatan hariannya akan berkurang”
Hubungan sosial antara pelaku pasar modern dengan masyarakat, masyarakat disekitar lokasi pasar modern dan pejabat desa mengatakan :
”pemilik Fajar, dan Gloria bagi masyarakat disekitar pasar cukup 132
baik karena sering mengdakan acara sosial, seperti hitanan masal, bingkisan lebaran, santunan yatim piatu dansebagainya. Sementara itu, pelaku usaha Alfa Mar tidak pernah ada bantuan buat masyarakat”
Ibu Mm pedagang pakai anak dan assesoris, berlokasi di dalam los pasar merasakan berkurangnya pendapatan harian, mangatakan bahwa :
”pendapatan harian saya turun, sejak adanya pasar toserba bahkan sejak adanya Indah Collection pada haris raya kemarin saya hanya dapat dibawah satu juta rupiah per hari, padah sebelumnya pedapatan harian saya lebih dari tiga juta”
Bahkan ibu End yang berdagang baju anak-anak, mulai dari seragam sekolah, pakaian hari-hari dan pakai dalam ibu-ibu di los pasar, mengatakan :
”menjelang lebaran kemarin dengan dibukanya Indah Collection, hampir saja akan menutup jualan saya karena jualan saya tidak laku, nyaris tidak ada pembeli yang datang sehingga pendapatan hariannya turun diatas 30 % ”
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan pasar modern di sekitar pasar, sangat berpengaruh terhadap keberadaan pelaku pasar tradisional. Tidak luput dari adanya manfaat positif maupun negatif bagi marasa disekitar pasar tradisonal pasar desa kramatmulya, antara lain :
1. Pembangunan pasar modern toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart, dan Indah Coleection di buka atas dasar ijin dari pemerintah daerah, meskipun ijinya tidak dilakukan melalui prosedur perijinan dan dokumen yang diabuat
tidak sesuai dengan pedoman dari pemerintah daerah.
2. Keberadaan Toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection, akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya lokasi.
Dampak langsung, bisa berupa terbukanya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
3. Keberadaan Toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection tidak sesuai dengan Perda No. 11/2010 baik lokasi, melakukan penjualan eceran dan jam kerjanya.
4. Keberadaan Toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection sangat menekan per-tumbuhan usaha para pelaku pasar di pasar tradisional pasar desa Kramatmulya,
5. Keberadaan Toserba Fajar, Gloria, Alfa Mart dan Indah Coleection dirasakan para pelaku usaha di pasar trandiaional pasar desa Kramatmulya, adanya menurunnya omset harian sekitar 30 %
6. Toserba Fajar, Gloria sudah sering melaksanakan Corporate Sicial Responsibility (CSR) dengan melakukan fungsi sosial seperti pernah melakukan hitanan massal, selalu memberi bingkisan lebaran bagi masyarakat sekitar dan suka membantu kegiatan sosial lainnya..
7. Alfa Mart dinilai oleh masyarakat dan