• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Perspektif Keuangan (Financial)

Untuk menjawab perspektif keuangan, dilakukan analisis data dengan

menggunakan NPM, ROA, dan ROE. Analisis ini digunakan untuk melihat

kinerja keuangan Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo pada tahun 2012-2013.

a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin digunakan untuk menghitung berapa besar keuntungan yang dihasilkan dari pendapatan, dengan rumus:

NPM = x 100%

Net Profit Margin Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Perhitungan NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2012-2013 Tahun Laba Bersih Setelah Pajak

(dalam rupiah) Pendapatan (dalam rupiah) NPM 2011 1.685.314.186 15.198.293.882 11% 2012 531.920.322 16.863.096.356 3,15% 2013 1.639.701.636 18.495.936.158 8,87%

Berdasarkan nilai NPM RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau

kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil

sebagai berikut:

Tabel 11. Perhitungan Trend NPM RSPB tahun 2011-2013

Tahun Kode waktu (X) Nilai Rasio (Y) XY X2 Yt 2011 -1 11 -11 1 8,38 2012 0 3,15 0 0 7,67 2013 1 8,87 8,87 1 6,96 Jumlah 0 23,02 -2,13 2 23,01 a = Ʃ Y/n = 23,02/3 = 7,67 b = XY/n = - 2,13/3 = - 0,71

Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 7,67 – (0,71) X

Berikut ini adalah grafik NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

berdasarkan perhitungan di atas:

Gambar III. Grafik NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

Berdasarkan perhitungan tabel di atas, NPM Rumah Sakit Palang Biru

untuk tahun 2011- 2013 secara berurutan adalah 11%, 3,15% dan 8,87%.

0 2 4 6 8 10 12 2011 2012 2013 NPM TREND

Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 hasil pelayanan jasa menghasilkan laba

bersih sebesar Rp0,11 pada tahun 2011 dan Rp0,03 pada tahun 2012

sedangkan pada tahun 2013 Rp 1,00 hasil penjualan menghasilkan laba

bersih sebesar Rp0,087.

NPM pada tahun 2011 bernilai positif sebesar 11%. Hal ini disebabkan

RS Palang Biru memiliki laba bersih sebesar Rp1.685.314.186 dari

pendapatan sebesar Rp15.198.293.882. Akan tetapi NPM pada tahun 2012

mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar

3,15%. Hal ini disebabkan penurunan laba bersih menjadi sebesar

Rp531.920.322 dari pendapatan sebesar Rp16.863.096.356. Laba bersih

tahun 2012 mengalami penurunan disebabkan peningkatan biaya

diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan, pelatihan

peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya

lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS tersebut.

Sedangkan pada tahun 2013 NPM mengalami peningkatan 8,87%

dikarenakan kenaikan laba bersih sebesar Rp1.639.701.636 dari pendapatan

Rp18.495.936.158.

Kenaikan NPM tahun 2013 ini dikarenakan peningkatan pendapatan

yang memicu kenaikan laba bersih. Akan tetapi peningkatan NPM pada

tahun 2013 masih berada dibawah NPM pada tahun 2011.

Berdasarkan analisis tren NPM RSPB pada tahun 2011-2013

ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan Rumah Sakit dalam

menghasilkan laba bersih yang dihasilkan pendapatan dinilai kurang baik.

b. Return On Assets (ROA)

ROA digunakan untuk melihat kemampuan pengembalian investasi dalam

total aktiva untuk mendapatkan laba bersih, dengan rumus:

ROA = x 100%

Return On Assets Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Perhitungan ROA RS Palang Biru Tahun 2012-2013 Tahun Laba Bersih Setelah Pajak

(dalam rupiah) Total Aktiva (dalam rupiah) ROA 2011 1.685.314.186 9.226.237.420 18,05% 2012 531.920.322 9.314.347.803 6,89% 2013 1.639.701.636 14.610.389.885 11,22%

Sumber: bagian keuangan RSPB

Berdasarkan nilai ROA RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau

kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil

sebagai berikut:

Tabel 13. Perhitungan Trend ROA RSPB tahun 2011-2013

Tahun Kode waktu (X) Nilai Rasio (Y) XY X2 Yt 2011 -1 18,05 -18,05 1 14,33 2012 0 6,89 0 0 12,05 2013 1 11,22 11,22 1 9,77 Jumlah 0 36,16 -6,83 2 36,15

a = Ʃ Y/n = 36,16/3 = 12,05 b = XY/n = - 6,83/3 = - 2,28

Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 12,05 – (2,28) X

Berikut adalah grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

berdasarkan hasil perhitungan tersebut:

Gambar IV. Grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROA Rumah Sakit Palang

Biru pada tahun 2011-2013 secara berurutan adalah sebesar 18,05%,

6,89% dan sebesar 11,22%. Hal ini menyimpulkan bahwa tingkat

pengembalian yang diperoleh Rumah Sakit atas setiap investasi yang

dilakukan pada tahun 2011 sebesar Rp0,18 dan mengalami penurunan pada

tahun 2012 menjadi sebesar Rp0,0689 yang dibulatkan menjadi Rp0,07.

Penurunan ROA pada tahun 2012 disebabkan peningkatan total

pengeluaran biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2011 2012 2013 ROA TREND

penyusutan, pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan

pasien dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada

RS tersebut. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan pengembalian

menjadi sebesar Rp0,1122 atau dibulatkan menjadi Rp0,1.

ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang

dipergunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba bagi perusahaan.

Akan tetapi peningkatan ROA pada tahun 2013 masih berada dibawah

ROA pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan aktiva yang

dipergunakan untuk beroperasi mampu untuk memberikan laba bagi rumah

sakit tersebut belum stabil.

Berdasarkan analisis tren ROA RSPB pada tahun 2011-2013

menunjukkan bahwa return on asset cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan aktiva yang dipergunakan

rumah sakit untuk beroperasi dalam menghasilkan laba bersih dinilai

kurang baik.

c. Return On Equity (ROE)

ROE digunakan untuk mengukur kemampuan mengatur efisiensi

penggunaan ekuitas dana dalam perusahaan, dengan membandingkan

antara laba dengan modal yang digunakan dalam rumah sakit

Return On Equity Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14. Perhitungan ROE RS Palang Biru tahun 2012-2013 Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak

(dalam rupiah) Total Ekuitas (dalam rupiah) ROE 2011 1.685.314.186 6.802.808.140 24,8% 2012 531.920.322 7.334.728.462 7,25% 2013 1.639.701.636 8.974.430.098 18,3%

Sumber: bagian keuangan RSPB

Berdasarkan nilai ROE RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau

kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil

sebagai berikut:

Tabel 15. Perhitungan Trend ROE RSPB tahun 2011-2013

Tahun Kode waktu (X) Nilai Rasio (Y) XY X2 Yt 2011 -1 24,8 -24,8 1 18,97 2012 0 7,25 0 0 16,8 2013 1 18,3 18,3 1 14,63 Jumlah 0 50,35 -6,5 2 50,4 a = Ʃ Y/n = 50,35/3 = 16,8 b = XY/n = - 6,5/3 = - 2,17

Berikut adalah grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

berdasarkan hasil perhitungan tersebut:

Gambar V. Grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013

Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROE Rumah Sakit Palang

Biru pada tahun 2011- 2013 secara berturutan adalah 24,8%, 7,25% dan

18,3%. ROE pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas

dana Rumah Sakit Palang Biru mampu menghasilkan laba bersih sebesar

Rp0,24. Akan tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi

sebesar 7,25%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas dana

Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012 mampu menghasilkan laba

bersih sebesar Rp0,072 atau dibulatkan menjadi Rp0,07. Tahun 2012

terjadi penurunan laba bersih dari sebesar Rp1.685.314.186 di tahun 2011

menjadi sebesar Rp531.920.322 yang disebabkan peningkatan pengeluaran

biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan,

pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan

biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS

0 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 ROE TREND

tersebut. Pada tahun 2013 ROE mengalami kenaikan menjadi sebesar

Rp0,18. ROE pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena kenaikan

laba bersih menjadi sebesar Rp1.639.701.636 dari ekuitas sebesar

Rp8.974.430.098.

Akan tetapi peningkatan ROE pada tahun 2013 masih berada di bawah

ROE pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan rumah sakit

dalam mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana masih belum stabil.

Berdasarkan analisis tren ROE RSPB pada tahun 2011-2013

menunjukkan bahwa return on equity cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan rumah sakit dalam

mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana dinilai kurang baik.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan

melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang mereka. Indikator

yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana pelanggan memandang

organisasi adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui

survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang dapat diketahui dari

keluhan-keluhan yang mereka sampaikan (Mahsun, 2006;168). Teknik

pengukuran perspektif ini menggunakan hasil kuesioner dan data jumlah

a. Hasil olah Kuesioner

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui apakah pasien sudah merasa

puas dalam menjalani pengobatan rawat inap di Rumah Sakit Palang Biru.

Tujuan stratejik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi

peningkatan pelayanan jasa, fasilitas yang memadai, dan peningkatan

keterampilan/kecekatan dari dokter dan perawat.

1) Kepuasan Umum

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 11) = 55

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 11) = 11

Rentang Nilai = (55 – 11) = 44

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A1.

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 47 – 55 56 0,65 Sangat Puas 38 – 46 30 0,35 Puas 29 – 37 0 Netral 20 – 28 0 Kurang Puas 11 – 19 0 Tidak Puas Jumlah 86 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 66% pasien

merasa sangat puas, dan 35% merasa puas. Rata-rata skornya sebesar

47,6 yang artinya pasien merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan

tingkat kepuasan pasien selama menjalani masa pengobatan di Rumah

Sakit Palang Biru adalah sangat baik.

2) Kepuasan pasien terhadap pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit.

Strategi ini diukur dengan menggunakan empat ukuran, yaitu

pengobatan yang memuaskan selama menjalani perawatan di RS,

keramahan semua karyawan rumah sakit, kenyamanan saat berada di

dalam rumah sakit, serta sistem layanan administrasi dan keuangan

yang mudah.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Jasa yang Diberikan Rumah Sakit

Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Pasien Kumulatif

17 – 20 52 0,65 Sangat Puas 14 – 16 33 0,38 Puas 11 – 13 1 0,01 Netral 8 – 10 0 0 Kurang Puas 4 – 7 0 0 Tidak Puas Jumlah 86 1

Tabel di atas didapat berdasarkan perhitungan di bawah ini:

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 4) = 20

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 4) = 4

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A2.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 60% pasien

merasa sangat puas, 38% merasa puas, dan 1% bersikap netral. Dari

data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa

sangat puas terhadap jasa yang diberikan Rumah Sakit.

Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan

kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai

intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu

meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya

(KMKRI. NO.1087/MENKES/SK/VII/2010).

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.07

yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang

diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa proses

pelayanan di Rumah Sakit Palang Biru sangat baik.

3) Kepuasan pasien terhadap kecepatan dan tepat waktu pelayanan.

Strategi ini diukur dengan menggunakan tiga ukuran, yaitu

pemeriksaan yang rutin oleh dokter, kecepatan pelayanan yang

diberikan perawat, serta pemberian obat dan makanan yang selalu tepat

waktu.

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 4) = 4

Rentang Nilai = (20 – 4) = 16

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A3.

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan dan Tepat Waktu Pelayanan

Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 17 – 20 61 0,71 Sangat Puas 14 – 16 25 0,29 Puas 11 – 13 0 Netral 8 – 10 0 Kurang Puas 4 – 7 0 Tidak Puas Jumlah 86 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 71% pasien

merasa sangat puas dan 29% pasien merasa puas. Dari data tersebut

kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas

terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan

Rumah Sakit.

Kecepatan dan ketepatan waktu sangatlah penting dalam

tingkat profesionalisme para pekerja rumah sakit. Semakin tinggi

tingkat kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan, maka akan

semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

profesionalitas para pekerja rumah sakit tersebut.

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.8

yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang

diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan dan

ketepatan waktu yang diberikan rumah sakit dalam memberikan

pelayanan kepada pasien adalah sangat baik.

4) Kepuasan pasien terhadap fasilitas yang memadai.

Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran yaitu fasilitas

yang bagus dan memadai.

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 1) = 5

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 1) = 1

Rentang Nilai = (5 – 1) = 4

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Fasilitas yang Memadai Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 5 32 0,37 Sangat Puas 4 51 0,59 Puas 3 2 0,02 Netral 2 1 0,01 Kurang Puas 1 Tidak Puas Jumlah 86 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 37% pasien

merasa sangat puas, 59% merasa puas, 2% pasien bersikap netral, dan

1% merasa kurang puas terhadap fasilitas yang diberikan rumah sakit.

Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien

merasa puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang

diberikan Rumah Sakit.

Fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar dalam rumah

sakit merupakan instrumen penting/wajib yang harus diberikan rumah

sakit untuk pasiennya. Pemberian fasilitas yang bagus dan sesuai

dengan kelas ruangan akan memberikan kepuasan pada pasien yang

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 4,3

yang artinya pasien merasa puas terhadap fasilitas yang diberikan

Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian fasilitas yang

diberikan rumah sakit adalah baik.

5) Kepuasan pasien terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat.

Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran yaitu ketrampilan

perawat dalam mengurus pasien, serta tanggapan memuaskan dari

dokter/perawat atas keluhan pasien

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 2) = 10

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 2) = 2

Rentang Nilai = (10 – 2) = 8

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A5.

Berikut adalah tabel distribusi frekuensinya:

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Ketrampilan Dari Dokter dan Perawat

Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Pasien Kumulatif

9 – 10 38 0,44 Sangat Puas 7 – 8 48 0,56 Puas 5 – 6 0 Netral 3 – 4 0 Kurang Puas 2 0 Tidak Puas Jumlah 86 1

Berdasarkan tabel frekuensi tersebut diketahui bahwa 44% pasien

merasa sangat puas dan 56% merasa puas terhadap ketrampilan dokter

dan perawat. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa

rata-rata pasien merasa puas terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat

dalam memberikan pengobatan kepada pasien di Rumah Sakit.

Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan pengobatan bagi

yang membutuhkan demi meningkatnya derajat kesehatan dalam

masyarakat. Dalam hal ini ketrampilan dari dokter dan perawat

tentunya sangat dibutuhkan.

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 8,4

yang artinya pasien merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa

ketrampilan dari dokter dan perawat dalam mengobati pasien di rumah

sakit tersebut adalah baik.

b. Hasil Data Jumlah Pasien

Berdasarkan data jumlah pasien yang diperoleh digunakan untuk

mengetahui tingkat retensi pasien dan akuisisi pasien

1) Retensi Pelanggan

Retensi pelanggan digunakan untuk melihat apakah rumah sakit mampu

mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada. Retensi pelanggan

dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah pasien yang tetap setia

(kunjungan ulang) dengan total kunjungan. Adapun retensi pelanggan

Tabel 21. Retensi Pasien Rumah Sakit Palang Biru tahun 2011-2013

KETERANGAN 2011 2012 2013

Kunjungan Ulang 19.486 21.270 23.001 Total Kunjungan 28.527 30.904 34.429 Retensi Pasien 68,3% 68,8% 66,8% Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013

Retensi pasien Rumah Sakit palang Biru pada tabel di atas, tahun 2011

sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dan sedikit menurun

pada tahun 2013. Retensi pasien ini menunjukkan bahwa rumah sakit

mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada ada dengan

melihat dari jumlah kunjungan pasien lama yang terus meningkat. Maka

dapat disimpulkan bahwa retensi pasien/tingkat rumah sakit dalam

mempertahankan pasien adalah baik.

2) Akuisisi Pelanggan

Akuisisi pelanggan diukur dengan melihat tingkat dimana rumah sakit

mampu menarik pasien baru, yaitu dengan mengurangi antara jumlah

pasien tahun berjalan dengan jumlah pasien tahun lalu kemudian dibagi

dengan jumlah anggota tahun lalu. Adapun akuisisi pasien dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut

Tabel 22. Akuisisi Pasien Rumah Sakit Palang Biru

KETERANGAN 2011 2012 2013

Jumlah Pasien 28.527 30.904 34.429 Tambahan Pasien 2.377 3.525 Akuisisi Pasien 8,33% 11,4% Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013

Akuisisi pasien pada Rumah Sakit Palang Biru pada tabel di atas, pada

tahun 2012 sampai dengan 2013 cenderung mengalami peningkatan. Hal

ini menunjukan bahwa tingkat dimana rumah sakit mampu menarik

pasien baru dapat terus mengalami peningkatan. Maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat kemampuan rumah sakit dalam menarik

pasien baru adalah sangat baik.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas, waktu penyerahan,

waktu tunggu, dan sebagainya. Indikator ini memungkinkan kita untuk

menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar dengan

benchmarks, dan atau mencapai target dan sasaran. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan kuesioner (Mahsun,

2006: 171).

Tujuan yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan

penggunaan teknologi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan mutu

pengobatan, serta kualitas sarana prasarana yang memadai. Hasil kuesioner

dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.

1) Kepuasan Umum

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 15) = 75

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 15) = 15

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A6.

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer

Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif

64 – 75 2 0,1 Sangat Puas 52 – 63 13 0,65 Puas 40 – 51 5 0,25 Netral 28 – 39 0 Kurang Puas 15 – 27 0 Tidak Puas Jumlah 20 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10% manajer

merasa sangat puas, 65% merasa puas dan 25% bersikap netral. Rata-rata

skornya sebesar 54,3 yang artinya manajer merasa sangat puas. Hal ini

mengindikasikan tingkat kepuasan manajer selama bekerja di Rumah

Sakit Palang Biru adalah baik.

2) Kepuasan Manajer/Kepala Bidang terhadap penggunaan teknologi

Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu pelayanan

administrasi dan keuangan yang didukung informasi keuangan berbasis

komputer, serta penyediaan layanan dan informasi melalui internet.

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 2) = 10

Rentang Nilai = (10 – 2) = 8

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A7.

Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Penggunaan Teknologi

Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif

9 – 10 0 Sangat Puas 7 – 8 16 0,8 Puas 5 – 6 4 0,2 Netral 3 – 4 0 Kurang Puas 2 0 Tidak Puas Jumlah 20 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 80% manajer

merasa puas 20% bersikap netral. Rata-rata skornya sebesar 7,1 yang

artinya manaer sudah merasa puas dengan penggunaan teknologi dalam

rumah sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan

tenologi di Rumah Sakit Palang Biru dinilai baik.

3) Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas SDM

Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu dokter yang

aktif mengikuti forum kesehatan, serta peningkatan kualifikasi

penerimaan tenaga kerja.

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 7) = 7

Rentang Nilai = (35 – 7) = 28

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A8.

Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Peningkatan Kualitas SDM Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 30 – 35 1 0,05 Sangat Puas 24 – 29 11 0,55 Puas 19 – 23 6 0,30 Netral 13 – 18 2 0,10 Kurang Puas 7 – 12 Tidak Puas Jumlah 20 1

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 5% manajer

merasa sangat puas, 55% manajer merasa puas, 30% bersikap netral dan

10% merasa kurang puas.

Peningkatan kualitas SDM merupakan hal yang sangat penting. Hal

ini dapat dilakukan dengan dokter yang aktif mengikuti forum kesehatan,

kualitas SDM yang dimiliki Rumah Sakit tentunya akan mnciptakan

kualitas kerja karyawan yang lebih baik.

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 24,25

yang artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas SDM di

Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan

kualitas SDM dalam RS tersebut dapat dikatakan baik.

4) Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan.

Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pengobatan

yang selalu diperbaharui/update sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 1) = 5

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 1) = 1

Rentang Nilai = (5 – 1) = 4

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan

Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif

5 2 0,1 Sangat Puas 4 7 0,35 Puas 3 11 0,55 Netral 2 Kurang Puas 1 Tidak Puas Jumlah 20 1

Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A9.

Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10% manajer

merasa sangat puas, 35% manajer merasa puas, 55% bersikap netral.

Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan

kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai

intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan

pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi tingginya (KMKRI.

NO.1087/MENKES/SK/VII/2010).

Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 3,55 yang

artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas pengobatan di

Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan

kualitas pengobatan dalam RS tersebut dapat dikatakan baik

5) Kepuasan manajer terhadap kualitas sarana prasarana yang memadai

Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu fasilitas yang

sudah memadai serta memenuhi aspek keselamatan dan keamanan yang

sesuai dengan standar pelayaanan rumah sakit.

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 5) = 25

Skor minimum yang mungkin diperoleh = (1 x 5) = 5

Dokumen terkait