• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

CR 78 .14945 9.53616 1.89360 1.56413 DER 78 .01076 5.15242 .87092 .99678 DPR 78 .00035 49.25722 1.99150 7.61695 ROE 78 .10646 8.61534 1.91037 1.46591 IC 78 .84000 266.29000 41.98320 43.14766 TOBINQ 78 .16000 75.20000 4.74025 11.32175 Valid N (listwise) 78

Dari hasil uji statistic pada tabel diatas, didapat informasi bahwa variabel Tobin’s Q

memiliki rentang nilai minimum sebesar 0,16000 dan maximum sebesar 75.20000. Nilai rata-rata

Tobin’s Q 4.74025 dan standar deviasinya bernilai 11,32175. Tobin’s Q yang bernilai lebih dari 1 mempunyai arti bahwa perusahaan menghasilkan earning dengan tingkat return yang sesuai

dengan harga perolehan aset-asetnya.

Variablel CR memiliki rentang nilai minimum sebesar 0,14945 dan maximum sebesar

9.53616. Nilai rata-rata CR menujukkan nilai 1.88083 sedangkan standar deviasinya

menunjukkan nilai 1,54138. CR dignuakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo.

Variabel DER memiliki rentang nilai minimum sebesar 0,01076 dan maximum sebesar

sebesar 49,25722. Nilai rata-rata dari variabel DPR sebesar 1.99150 dan standar devisiasinya

bernilai 7,61695 DPR digunakan untuk mencerminkan dari kebijakan dividen dalam suatu

perusahaan.

Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0.10646 dan nilai maximum sebesar

8,61534. Nilai rata-rata dari variabel ROE sebesar 1,91037 dan standar devisisasinya bernilai

1,46591. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi para

pemegang saham.

Variabel IC memiliki nilai minimum sebesar 0.84000 dan nilai maximum sebesar

266,29000. Nilai rata-rata dari variabel IC sebesar 41,98320 dan standar devisiasinya senilai

43,14766 dalam mengukur IC digunakan VAIC, VAIC diunakan untuk menunjukkan bagaimana

kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah secara efisien

dimanfaatkan oleh perusahaan.

Uji Asumsi Klasik

Model regeresi yang baik disyaratkan harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi

klasik. Uji asumsi klasik dari masing-masing model adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas brtujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Model regresi yang

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 78

Normal Parametersa,b

Mean -.0134080 Std. Deviation 1.01341521 Most Extreme Differences Absolute .102 Positive .102 Negative -.077 Kolmogorov-Smirnov Z .899

Asymp. Sig. (2-tailed) .395

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel normalitas dari 78 data pengamatan diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

sebesar 0,395 (sign 0,05). Nilai tersebut memenuhi asumsi bahwa data berdistribusi normal

berdasarkan keputusan uji Kolmogorv-Smirnov. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi dengan normal atau terjadi asumsi normalitas, sehingga pengujian regresi linear

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabek independen saling berkolerasi

maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol.

Multikorelasi dalam regresi dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation

factor (VIF). Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi tolerance value yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan ada

multikolineritas nilai ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016). Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 (Consta nt) 1.843 .475 3.877 .000 LNCR2 -.443 .199 -.285 -2.227 .029 .733 1.365

LNDPR 2 .034 .056 .073 .609 .544 .834 1.199 LNROE 2 .027 .193 .017 .137 .891 .759 1.317 LNIC2 -.447 .163 -.331 -2.747 .008 .823 1.216

Tabel diatas menunjukkan bahwa pada model regresi diketahui nilai tolerance lebih dari

0,1 dan VIF ≤ 10. Sehingga dapat disimpulkan model regresi bebas dari multikolinearitas dan data layak digunakan dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedasititas

Uji Heteroskedasitistas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2006:105). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas yaitu dengan cara dengan

uji Glejser, Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Ghozali, 2016) Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

1 LNCR2 .167 .123 .180 1.351 .181 LNDER2 .094 .099 .129 .951 .345 LNDPR2 .009 .035 .034 .272 .786 LNROE2 -.089 .120 -.097 -.738 .463 LNIC2 -.069 .101 -.086 -.681 .498

Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukkan pada nilai t diatas 0,05 sehingga

dapat di simpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas.

1. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali,

2016). Untuk menguji autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson digunakan

untuk mneguji apakah antar residual tidak terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak

terdapat hubunga korelasi maka dikatakan residual adalah acak atau random. Berikut ini hasil uji

autokorelasi pada penelitian ini.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .352a .124 .063 1.04779 1.940

Pengujian Ketepatan Model

1. Uji F (Simultan)

Uji F ini dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model yang layak (fit) atau tidak. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel dependen. Derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 0,1. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada

nilai F menurut tabel maka hipotesis altenatif, yang akan menyatakan bahwa semua variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada tabel dapat

dilihat hasil dari Uji F yang dilakukan.

Tabel 4.5

Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 11.179 5 2.236 2.036 .084b Residual 79.046 72 1.098 Total 90.225 77

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diketahui pada persamaan pertama

diperoleh nilai Ftabel adalah sebesar 2,036 sedangkan nilai Fhitung dari hasil pengolahan data adalah 2,102 maka Fhitung > Ftabel sehingga secara bersama-sama variabel independen berpengaruh

yang fit.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai determinasi ditentukan dengan nilai

Adjusted R Square. Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam mejelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi

hasil mendekati angka 1 berati variabel-variabel independen memberikan hamper semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 4.6

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .352a .124 .063 1.04779

a. Predictors: (Constant), LNIC2, LNROE2, LNCR2,

LNDPR2, LNDER2

b. Dependent Variable: LNTOBINQ2

Dari tabel diatas dikethaui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,063. Hal ini berarti bahwa

Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data dalam

penelitian ini terdistribusi dengan normal dan tidak terdapat heteroskedatisitas. Oleh karena itu

data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi berganda. Analisis

regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan apakah

hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dengan

menggunakan sebesar 5% diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Rgresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.798 .482 3.727 .000 LNCR2 -.455 .201 -.293 -2.268 .026 LNDER2 .033 .162 .027 .203 .840 LNDPR2 .034 .056 .072 .600 .550 LNROE2 .041 .195 .027 .210 .835 LNIC2 -.436 .164 -.322 -2.653 .010

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikan yang digunakan

adalah 0,1. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima

hipotesis alternatif, yang menyatakan nahwa suatu variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.8

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.798 .482 3.727 .000 LNCR2 -.455 .201 -.293 -2.268 .026 LNDER2 .033 .162 .027 .203 .840 LNDPR2 .034 .056 .072 .600 .550 LNROE2 .041 .195 .027 .210 .835 LNIC2 -.436 .164 -.322 -2.653 .010

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diketahui pada persamaan pertama

diperoleh nilai (t-hitung) dalam regresi menunjukkan pengaruh variabel independen secara

variabel CR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Variabel DER dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,203 dengan probalitas signifikan 0,840.

Hal ini menunjukkan bahwa DER tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai

probabilitas signifikansi lebih dari 0,1. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel DER

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Variabel DPR dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,600 dengan probalitas signifikan 0,550.

Hal ini menunjukkan bahwa DER tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai

probabilitas signifikansi lebih dari 0,1. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel DPR

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Variabel ROE dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,210 dengan probalitas signifikan 0,835.

Hal ini menunjukkan bahwa ROE tidak mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai

probabilitas signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel ROE

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Variabel IC dapat dilihat bahwa t hitung sebesar -2.653 dengan probalitas signifikan 0,10.

Hal ini menunjukkan bahwa IC mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai probabilitas

signifikansi kurang dari 0,1. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel IC berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)

Tabel 4.9

H2 DER tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan

0,840 Ditolak

H3 DPR tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan

0,550 Ditolak

H4 ROE tidak berpengaruh

berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

0,835 Ditolak

H5 IC berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan

0,10 Diterima

1. Pengaruh Curreunt Ratio (CR) terhadap Nilai Perusahaan

Hipotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis diterima, CR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan yang dihitung dengan metode Tobin’s Q. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan

nilai signifikansi sebesar 0,026, yang berarti tingkat signifikansinya kurang dari 0,1.

Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Santoso (2016) yang mengatakan bahwa

Current ratio (CR) berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek rendah. Hutang

lancar perusahaan lebih besar dari pada aktiva lancar atau dapat dikatakan perusahaan kurang

biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebalinya current ratio yang

terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menujukkan banyaknya dana menganggur yang pada

akhirnya dapat mengurangi kemampu labaan perusahaan (Hantono, 2015).

2. Pengaruh DER terhadap Nilai Perusahaan

Hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, DER tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan yang dihitung dengan metode Tobin’s Q. Hasil penelitian ini ditunjukkan

dengan nilai signifikansi sebesar 0.840 yang berarti tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,1.

Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh DPR terhadap Nilai Perusahaan

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, DPR tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan yang dihitung dengan metode Tobin’s Q. Hasil penelitian ini ditunjukkan

dengan nilai signifikansi sebesar 0,550 yang berarti tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,1.

Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian dari Sumanti (2015) mengatakan

bahwa kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend Payout Ratio (DPR) tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan hal tersebut terjadi karena kebijakan dividen

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hal tersebut terjadi karena informasi perusahaan yang memiliki nilai hutang yang tinggi

dan kesempatan berinvestasi yang tinggi prospek kedepan berdasarkan teori pesinyalan, tidak

4. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, ROE tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan yang dihitung dengan metode Tobin’s Q. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa t

hitung sebesar 0,137 dengan probalitas signifikan 0,835. Hal ini menunjukkan bahwa ROE tidak

mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05.

5. Pengaruh IC terhadap Nilai Perusahaan

Hipotesis kelima menunjukkan bahwa hipotesis diterima, IC berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan yang dihitung dengan metode Tobin’s Q. Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan

nilai signifikansi sebesar 0,10 yang berarti tingkat signifikansinya kurang dari 0,1. Sehingga IC

memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mengatakn bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap

Nilai Perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui (2003)

penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa intellectual capital berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Rubhyati (2008) menyatakan bahwa semakin besar intellectual

capital perusahaan maka kinerja dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan pendapatan semakin baik pula.

PENUTUP

Dokumen terkait