• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja. Berikut ini disajikan pengujian normalitas berdasarkan

Tabel 5.11

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Sudah atau Belum Sertifikasi

Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)

Sudah Sertifikasi 0,677

Belum Sertifikasi 0,492

Tidak ada informasi 0,251

Tabel 5.11 menunjukkan nilai asymptotic significance (asym.

Sig) untuk distribusi data persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi. Data dari guru yang sudah sertifikasi memiliki

nilai asymp. Sig. sebesar 0,677; data dari guru yang belum sertifikasi

memiliki nilai asymp. Sig. sebesar 0,492; dan guru yang tidak

memberi informasi memiliki nilai asymp. Sig. sebesar 0,251. Nilai

probabilitas signifikansi (asym. Sig) pada guru yang sudah dan guru

yang belum sertifikasi tersebut lebih besar dari alpha (α) 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi adalah normal.

Tabel 5.12

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)

D3 0,286 S1 0,167 S2 0,993

Tabel 5.12 diketahui bahwa nilai asymptotic significance (asym.

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: guru yang mempunyai tingkat pendidikan di bawah D2 dan guru yang mempunyai tingkat pendidikan D2 tidak ada; guru yang mempunyai tingkat pendidikan D3 sebesar 0,286; guru yang mempunyai tingkat pendidikan S1 sebesar 0,167; dan guru yang mempunyai tingkat pendidikan S2

sebesar 0,993. Nilai probabilitas signifikansi (asym. Sig) pada

masing-masing tingkat pendidikan tersebut lebih besar dari alpha (α)

0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan adalah normal.

Tabel 5.13

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan

Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)

IIIa-IIId 0,876 IVa-IVd 0,555

Tidak ada informasi 0,960

Tabel 5.13 diketahui bahwa nilai asymptotic significance (asym.

Sig) untuk distribusi data pesepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru adalah sebagai berikut: guru yang mempunyai golongan jabatan Ia-Id dan guru yang mempunyai golongan jabatan IIa-IId tidak ada; guru yang mempunyai golongan jabatan IIIa-IIId sebesar 0,876; guru yang mempunyai golongan jabatan IVa-IVd sebesar

0,555; dan guru yang tidak memberi informasi sebesar 0,960. Nilai

probabilitas signifikansi (asym. Sig) pada masing-masing golongan

jabatan tersebut lebih besar dari alpha (α) 0,05. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan adalah normal.

Tabel 5.14

Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja

Keterangan Asymp. Sig. (2-tailed)

2 – 10 tahun 0,501

11- 20 tahun 0,872

> 20 tahun 0,650

Tidak ada informasi 0,766

Tabel 5.14 diketahui bahwa nilai asymptotic significance (asym.

Sig) untuk distribusi data pesepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru sebagai berikut: guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 2 tahun tidak ada; guru yang mempunyai masa kerja 2-10 tahun sebesar 0,501; guru yang mempunyai masa kerja 11-20 tahun sebesar 0,872; guru yang mempunyai masa kerja lebih dari 20 tahun adalah 0,650 dan guru yang tidak memberi informasi sebesar 0,766.

Nilai probabilitas signifikansi (asym. Sig) pada masing-masing masa

kerja tersebut lebih besar dari alpha (α) 0,05. Dengan demikian,

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja adalah normal.

b. Pengujian Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal. Pengujian didasarkan pada uji

Levene Statistic. Tabel hasil pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5.15

Tabel Hasil Pengujian Homogenitas

Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.

Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Sudah atau Belum Sertifikasi

3.084 1 86 .083

Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Tingkat Pendidikan

.848(a) 3 94 .432

Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Golongan Jabatan

3.501 1 93 .064

Persepsi Guru Terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ditinjau dari Masa Kerja

2.062 3 91 .111

Dari tabel 5.15 diperoleh nilai Levene statistic untuk persepsi guru

terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi sebesar 3,084 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,083. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa

statistic untuk persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan sebesar 0,848 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,432. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan memiliki varians yang

sama. Nilai Levene statistic untuk persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan sebesar 3.501 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,064. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan memiliki varians

yang sama. Nilai Levene statistic untuk persepsi guru terhadap

komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja sebesar 2,062 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0, 111. Oleh karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan memiliki varians yang sama.

2. Pengujian Hipotesis

a. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Sudah atau Belum Sertifikasi.

1) Perumusan Hipotesis 1

Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi.

Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi.

2) Pengujian Hipotesis1

Tabel 5.16

Hasil Uji T Berdasarkan Sudah atau Belum Sertifikasi

Keterangan Sig. (2-tailed) T

Sudah Sertifikasi 0,249 1,160

Belum Setifikasi 0,249 1,161

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.16, nilai t hitung sebesar 1,160 lebih kecil dari t tabel 1,987 dengan probabilitas 0,249 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi adalah identik atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

b. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Tingkat Pendidikan.

Ho2 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2) Pengujian Hipotesis 2

Tabel 5.17

Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 236.178 3 78.726 .882 .454

Within Groups 8394.322 94 89.301

Total 8630.500 97

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.17, nilai F hitung sebesar 0,882 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,454. Nilai F

tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df Between Groups sebesar

3, dan df Within Groups sebesar 94 adalah 2,70. Oleh karena nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 dan F hitung (0,882) lebih kecil dari F tabel (2,70) maka Ho diterima. Hal ini berarti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan adalah identik atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

c. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Golongan Jabatan.

Ho3 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Ha3: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

2) Pengujian Hipotesis 3

Tabel 5.18

Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Golongan Jabatan

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34.654 1 34.654 .377 .541

Within Groups 8559.704 93 92.040

Total 8594.358 94

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.18, nilai F hitung sebesar 0,377 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,541. Nilai F

tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df Between Groups sebesar

1, dan df Within Groups sebesar 93 adalah 3,94. Oleh karena nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 dan F hitung (0,377) lebih kecil dari F tabel (3,94) maka Ho diterima. Hal ini berarti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan adalah identik atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

d. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Masa Kerja.

Ho4 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Ha4: Ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

2) Pengujian Hipotesis 4

Tabel 5.19

Hasil Uji Beda Data Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tabel 5.19, nilai F hitung sebesar 0,247 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,864. Nilai F

tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan df Between Groups sebesar

3, dan df Within Groups sebesar 91 adalah 2,70. Oleh karena nilai

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 dan F hitung (0,247) lebih kecil dari F tabel (2,70) maka Ho diterima. Hal ini berarti persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja adalah identik atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 68.387 3 22.796 .247 .864

Within Groups 8410.834 91 92.427

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Sudah atau Belum Sertifikasi.

Menurut hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi. Artinya bahwa guru sudah atau belum sertifikasi memiliki persepsi yang identik terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan didasarkan pada perhitungan uji T yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,160 lebih kecil dari t tabel 1,987 dengan probabilitas 0,249 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.

Seorang guru yang sudah lulus uji sertifikasi diduga memiliki persepsi positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan jika dibandingkan dengan guru yang belum lulus atau belum pernah menempuh uji sertifikasi, sedangkan seorang guru yang belum sertifikasi diduga akan memiliki persepsi negatif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan karena mereka belum mempunyai pengalaman.

Namun pada kenyataannya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi guru, yaitu persepsi positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Menurut penulis, adanya kesamaan persepsi guru yang positif terhadap komponen

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi disebabkan karena masing-masing guru memiliki pandangan yang sama bahwa dengan adanya program sertifikasi guru dalam jabatan bisa menjadikan guru menjadi lebih professional.

2. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Tingkat Pendidikan.

Menurut hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan. Artinya bahwa guru dengan tingkat pendidikan yang berbeda (tingkat pendidikan dibawah D2, D2, D3, S1, dan S2) memiliki persepsi yang identik terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,454 lebih besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,882 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,70.

Seorang guru dengan latar pendidikan formal S1 diduga akan memiliki persepsi positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan jika dibandingkan dengan yang berlatar pendidikan D2 dan D3. Sedangkan seorang guru dengan latar belakang formal D2 dan D3 diduga akan memiliki persepsi negatif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan karena pengalaman yang mereka miliki berbeda.

Namun pada kenyataannya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi guru, yaitu persepsi positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Menurut penulis, adanya kesamaan persepsi guru yang positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan disebabkan karena guru dengan tingkat pendidikan formal baik D2, D3, S1 maupun S2 mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan. Sehingga guru-guru tersebut memberikan persepsi positif.

3. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Golongan Jabatan.

Menurut hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan. Artinya bahwa guru dengan golongan jabatan yang berbeda memiliki persepsi yang identik terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,541 lebih besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,377 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,94.

Guru yang memiliki golongan jabatan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi negatif karena menerima tunjangan profesi lebih sedikit dibandingkan dengan guru yang golongannya lebih tinggi

sehingga tingkat kepuasan yang dimiliki lebih rendah dibanding dengan golongan jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan guru yang golongannya lebih tinggi memiliki persepsi positif karena dengan adanya sertifikasi, guru yang telah lulus akan menerima tunjangan profesi lebih banyak daripada guru yang golongannya lebih rendah sehingga tingkat kepuasannya lebih tinggi.

Namun pada kenyataannya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi guru, yaitu persepsi positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Menurut penulis, adanya kesamaan persepsi guru yang positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan disebabkan karena dengan adanya program sertifikasi guru, mereka bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Sehingga guru-guru yang memiliki golongan jabatan lebih rendah akan dapat merasakan perbaikan kesajahteraan jika lulus srtifikasi.

4. Persepsi Guru terhadap Komponen Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ditinjau dari Masa Kerja.

Menurut hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja. Artinya bahwa guru dengan masa kerja yang berbeda memiliki persepsi yang identik terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada perhitungan Anova yang

menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,864 lebih besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,247 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,70.

Hasil deskripsi data masa kerja menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun, yang berarti bahwa pengabdian mereka dalam dunia pendidikan sudah sangat besar dan pengalaman yang mereka miliki sangat banyak. Selain itu guru yang memiliki masa kerja lebih lama lebih diprioritaskan dibandingkan guru yang memiliki masa kerja lebih sedikit. Jadi, mengingat setiap guru memiliki masa kerja yang berbeda-beda maka diduga kuat mereka akan mempunyai perbedaan terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang memiliki masa kerja lebih banyak akan lebih diprioritaskan dan akan menyebabkan timbulnya persepsi positif. Sebaliknya guru dengan masa kerja lebih sedikit kurang diprioritaskan dan persepsi yang dimiliki kurang positif.

Namun pada kenyataannya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi guru dalam komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Menurut penulis, adanya kesamaan persepsi guru yang positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja disebabkan karena mereka sama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk bisa mengikuti program sertifikasi guru dalam jabatan.

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dibahas pada Bab V maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi. Hal ini didasarkan pada perhitungan uji T yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,160 lebih kecil dari t tabel 1,987 dengan probabilitas 0,249 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.

2. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,454 lebih besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,882 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,70.

3. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan. Hal ini didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,541 lebih

besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,377 lebih kecil dari F tabel sebesar 3,94.

4. Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja. Hal ini didasarkan pada perhitungan Anova yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,864 lebih besar dari 0,05 dan F hitung sebesar 0,247 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,70.

B. Keterbatasan

1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah 38 butir. Masing-masing pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban (SS, S,TS, dan STS). Mengingat, masing-masing persepsi tidak dijabarkan dalam uraian yang rinci, maka dimungkinkan responden memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Dengan demikian hasil penelitian tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

2. Meskipun peneliti sudah memberikan waktu yang cukup kepada

responden untuk mengisi kuesioner (± 2 minggu), tetapi pengisian dan pengambilan kuesioner agak terlambat karena banyaknya kegiatan sekolah maupun guru secara individu.

3. Peneliti kurang mampu melacak kejujuran dari responden dalam memberi jawaban kuesioner yang diberikan sehingga data yang diperoleh kurang optimal. Dalam penelitian ini pun guru tidak melakukan wawancara yang mendalam dengan responden penelitian.

C. Saran

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa kerja. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten memiliki persepsi yang positif terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Persepsi ini dapat lebih ditingkatkan lagi. Hal-hal konkrit yang dapat dilakukan misalnya:

1. Sebaiknya guru mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta

forum ilmiah; mengikuti lomba-lomba, baik untuk kalangan guru maupun; menumbuhkan budaya menulis; dan menanamkan budaya meneliti dengan melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, dapat berupa lomba Penelitian Tindakan Kelas atau bahkan bila perlu dengan cara mewajibkan para guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas minimal setahun sekali.

2. Dinas Pendidikan mewajibkan mata diklat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga guru-guru mampu mengikuti perkembangan informasi dan IPTEK.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Davidoff, L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ghozali, I. (2002). Statistik Non Parametrik. Semarang: Undip Hadi, Sutrisno. (1998). Statistika Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dan Statistik. Jakarta: Bumi Angkasa.

Irwanto, dkk. (1988). Psikologi Umum. Jakarta: Unika Atma Jaya.

Niken, N. (2009). “Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi Guru Dalam Jabtan Ditinjau Dari Tingkat pendidikan, Golongan Jabatan, Masa Kerja dan Usia Kerja”. FKIP USD Yoyakarta: Tidak diterbitkan.

Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

Sahertian, P. (1994). Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Andi offset Salim, Peter dan Yenny Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Modern English Press.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Thoha, M. (1983). Perilaku Organisasi Kosep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafika Persana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Walgito, B. (1994). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Winkel. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia, PT

Dokumen terkait