• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Data Hasil Belajar IPA

Pada pembahasan sebelumnya peneliti telah mengemukakan bahwa salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun penelitian ini adalah tes. Soal-soal pada tes yang ditujukan kepada siswa SDN Muhara 02. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap hasil belajar IPA siswa apakah mengalami peningkatan dari ulangan IPA sebelum materi Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistika yang mencakup perhitungan Mean dan standar deviasi.

Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penyusunan urutan kedudukan peserta didik dibagi menjadi tiga ranking, dilakukan pengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu: Rangking Atas (kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi), Ranking Tengah (kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang), dan Ranking Bawah (kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah).

Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berdasarkan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal (Kurva Simetrik), dimana sebagian besar ( 68,26%) peserta didik terletak di bagian tengah kurva sebagai kelompok kategori “Sedang” atau “Cukup”, sebagian kecil (yaitu 15,87%) peserta didik terletak di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Tinggi” dan sebagian kecil lainnya ( 15,87%) terletak di daerah bawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Rendah”.1

Rangking Bawah Rangking Atas 15,87% 68,26% 15,87% Rangking Tengah M – SD M M +SD Gambar 4.1 Kurva Normal

Setelah mengetahui tingkat kedudukan siswa sebelumnya, selanjutnya peneliti ingin melihat apakah terjadi perubahan dari siswa yang masuk dalam kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi, kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang dan kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw pada materi hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya.

1

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) h.449

Diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah 74,5 dan standar deviasi 8,40 (lihat lampiran). Selanjutnya peneliti menghitung patokan untuk menentukan ranking atas, ranking tengah dan rangking bawah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Patokan Menyusun Tiga Ranking

Tabel 4.2 Konversi Nilai Nilai hasil belajar

Melalui jigsaw Rangking

82,9 ke atas Atas 66,1 – 82,9 Tengah 66,1 ke bawah Bawah

Pada tabel 4.3 akan dipaparkan data siswa kategori tingkat kemampuan tinggi melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw.

Tabel 4.3 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Tinggi

No.

Nama Siswa

Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw

Tinggi Sedang Rendah

1 Levinda  2 Nuriyanti  3 Salsa Aprilia  4 Shevy O  5 Siti Silfa  6 Silvya Z  7 Yogi P  8 Yosi Diana  ATAS MEAN + I SD = 74,5 + 8,40 = 82,9 TENGAH MEAN + I SD = 74,5 - 8,40 = 66,1 BAWAH

Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 8 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan tinggi, hanya 6 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan tinggi dengan persentase sebesar 75%. Sedangkan 25% siswa yaitu sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori tingkat kemampuan sedang.

Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:

Gambar 4.2 kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw

Dari gambar 4.2 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75% siswa kategori tingkat kemampuan tinggi tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan tinggi, sedangkan 25% siswa kategori tingkat kemampuan tinggi berubah menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi tersebut menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tinggi Sedang Rendah

Kategori tingkat kemampuan tinggi melalui

model jigsaw 75% 25% 0 M e la lu i m o d e l ji gs a w (% )

tinggi mengalami perubahan setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw.

Siswa kategori tingkat kemampuan sedang melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Sedang

No.

Nama Siswa

Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw

Tinggi Sedang Rendah

1 Alif Faturahman  2 Alif Iqbal  3 Ferdi W  4 Galih  5 M. Pringgo  6 M. Alim  7 Miko Aditya  8 Okta S  9 Putri Rahayu  10 Rafi Arya  11 Ramdani  12 Sinta Kaniya  13 Soniati  14 Septia Nurul  15 Syifa Aulia  16 Wiranti 

Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 16 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan sedang, Setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw tingkat kemampuan beberapa siswa mengalami perubahan. Hanya 12 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase sebesar 75%. Sedangkan 12,5% siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami perubahan kategori sedang menjadi kategori tingkat kemampuan tinggi dan 12,5% siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami perubahan kategori sedang menjadi kategori tingkat kemampuan rendah.

Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini:

Gambar 4.3 ketegori siswa tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw

Dari gambar 4.3 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75% siswa kategori tingkat kemampuan sedang tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan sedang, sedangkan 12,5% siswa kategori tingkat kemampuan sedang mningkat menjadi kategori siswa berkemampuan tinggi, dan 12,5% siswa kategori tingkat kemampuan sedang berubah menjadi kategori siswa berkemampuan rendah. Persentasi diatas juga menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan sedang mengalami peningkatan dan pnurunan pada setiap kategorinya setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw.

Siswa kategori tingkat kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.5 di bawah ini:

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tinggi Sedang Rendah

M e la lu i m o d e l ji gs a w (% )

Tabel 4.5 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Rendah

No.

Nama Siswa

Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw

Tinggi Sedang Rendah

1 M. Hilman  2 M. Jowan  3 Rhandi  4 Rika Jesika  5 Rivaldian  6 Suci Vemalia 

Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 6 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan rendah, hanya 4 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan rendah dengan persentase sebesar 66,70%. Sedangkan 33,30% siswa yaitu sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori tingkat kemampuan sedang.

Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini:

Gambar 4.4 Kategori siswa tingkat kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw

Tinggi Sedang Rendah

0%

33.30%

66.70%

Kategori siswa tingkat kemampuan rendah

Dari gambar 4.4 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 66,70% siswa kategori tingkat kemampuan rendah tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan rendah, 33,30% siswa kategori tingkat kemampuan rendah meningkat menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi diatas juga menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan rendah mengalami perubahan pada setiap kategorinya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw.

Setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw secara keseluruhan dari 30 sampel siswa diperoleh 8 orang siswa yang masuk kedalam kategori siswa tingkat kemampuan tinggi dengan persentase sebesar

x 100 = 26,67%, dan 16

siswa masuk dalam kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase sebesar

x 100= 53,33%, sedangkan pada kategori tingkat kemampuan rendah

terdapat 6 siswa dengan persentase sebesar

x 100 = 20%.

Dokumen terkait