BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis statistik dan uji hipotesis.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Data Pretest, Posttest, dan N-Gain
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap enam buah data yaitu data nilai pretest dan posstest kelompok eksperimen dan kontrol serta nilai N-gain kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.2
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data Statistik
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
N 38 38 38 41 41 41 X 55,94 80,95 0,31 52,68 58,75 0,08 S 7,46 6,49 0,0057 7,67 6,49 0,0509 2 Lampiran 10, h.136
52
Data Statistik
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
L hitung 0.0966 0.0834 0.1351 0.0758 0.0666 0.1324
L tabel 0.1437 0.1437 0.1437 0.1383 0.1383 0.1383
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4.4 pada kelompok eksperimen untuk skor pretest menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0966 dan Ltabel sebesar 0.1437, skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0834 dan Ltabel
sebesar 0.1437, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1351 dan Ltabel sebesar 0.1437. Pada kelompok Kontrol untuk skor pretest menunjukkan bahwa Lhitung sebesar 0.0758 dan Ltabel sebesar 0.1383, skor posttest menunjukkan Lhitung sebesar 0.0666 dan Ltabel sebesar 0.1383, dan skor N-gain menunjukkan Lhitung sebesar 0.1324 dan Ltabel
sebesar 0.1383. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, langkah selanjutnya mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi α = 0.05. Sampel dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.3
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data Kelompok N S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan Pretest Eksperimen 38 7,46 1,03 1.71 Homogen Kontrol 41 7,67 3 Lampiran 13, h.144
53
Posttest Eksperimen 38 6,49 1,14 1.69 Homogen
Kontrol 41 7,41
N-Gain
Eksperimen 38 0,0034
1,31 1.69 Homogen
Kontrol 41 0,0026
Berdasarkan Tabel 4.5 untuk pretest menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.71, untuk posttest Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.69, dan untuk N-gain Fhitung sebesar 1.22 dan Ftabel sebesar 1.69. Apabila Lhitung < Ltabel dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data pretest dan posttest terdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest, posttest, dan N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.6.4
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Data Kelompok N Mean thitung Ttabel Kesimpulan
Pretest
Eksperimen 38 55,63
1.97 1.99 (Ho) diterima (Ha) ditolak
Kontrol 41 52,51
Posttest Eksperimen 38 80,76 14,74 1.99 (Ho) ditolak (Ha) diterima
Kontrol 41 58,65
N-Gain Eksperimen 38 0,31 2,37 1.99 (Ho) ditolak (Ha) diterima
Kontrol 41 0,08
4
54
Berdasarkan Tabel 4.6 untuk data pretest thitung < ttabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa. Sedangkan untuk data posttest thitung > ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan data N-Gain t hitung > t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara N-gain kelompok eksperimen dan N-gain kelompok kontrol.
2. Data Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terstruktur. Data hasil observasi keterampilan proses sains kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7.5
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Aspek KPS Pertemuan Rerata
I II III IV Mengamati 66,67 75 83,33 95,83 80,21 Interpretasi Data 45,83 54,17 75,00 79,17 63,54 Berhipotesis 58,33 62,5 79,17 83,33 70,83 Merencanakan Percobaan 62,50 66,67 79,17 87,50 73,96 Menerapkan Konsep 50,00 54,17 70,83 79,17 63,54 5 Lampiran 15, h.153
55
Aspek KPS Pertemuan Rerata
I II III IV
Berkomunikasi 54,17 62,5 83,33 95,83 73,96
Persentase KPS 57,64 61.11 78,47 86,81 71,01
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rerata keterampilan proses sains siswa setiap pertemuan menunjukkan perubahan yang semakin baik, dimana persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa adalah
71,01%. Persentase pertemuan I, II, III, dan IV masing-masing adalah 57.64, 61.11, 78.47, dan 86,81.
Pada pertemuan pertama proses mengamati yang dilakukan siswa belum begitu baik, masih banyak siswa yang belum memahami sepenuhnya dalam mengamati perubahan air kapur pada masing-masing tabung. Hal tersebut disebabkan karena praktikum yang dilakukan merupakan pengalaman baru bagi siswa. Akan tetapi pada pertemuan berikutnya sampai pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang berbasis praktikum. Peningkatanpun terjadi pada keterampilan proses sains interpretasi data walaupun siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan tekanan ketika balon ditarik dan dilepas. Kemudian siswa masih belum dapat menyimpulkan dengan baik, kesimpulan yang dibuat oleh siswa masih belum sesuai dengan praktikum yang dilakukan. Selanjutnya pada pertemuan ketiga dan keempat kelemahan siswa tersebut dapat diperbaiki. Hal ini sesuai dengan persentase yang semakin meningkat.
Persentase keterampilan berhipotesa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masalah yang disajikan pada pembelajaran ini familiar dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dengan mudah mengajukan hipotesisnya. Namun kesulitan siswa yaitu mengetahui dasar dari hipotesis yang diajukan.
Berbeda dengan aspek merencanakan percobaan. Walaupun mengalami peningkatan setiap pertemuannya namun siswa belum dapat
56
melakukan percobaan secara sistematis, walaupun sudah diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai pembimbing, ada siswa yang harus mengulang percobaannya karena prosedur yang dilakukannya kurang tepat, kelemahan yang lain yaitu siswa juga masih harus ditugaskan terlebih dahulu untuk mengembalikan alat dan bahan percobaan pada tempat semula.
Keterampilan menerapkan konsep pada setiap pertemuan mengalami peningkatan pula. Keterampilan menerapkan konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran. Secara keseluruhan mampu untuk menerapkan konsep yang telah siswa miliki pada saat pengisian lembar kerja siswa.
Keterampilan berkomunikasi siswa pun mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan hasil percobaan yang telah dilakukan. Pada awalnya siswa sedikit kesulitan dalam menjelaskan percobaan dengan sistematis. Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam mengubah data dalam bentuk tabel ke dalam bentuk grafik. Kemudian dalam proses diskusi tidak semua siswa dalam satu kelompok dapat berdiskusi, ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan ada juga yang berdiskusi diluar materi diskusi. Akan tetapi pertemuan terakhir terlihat hampir semua siswa berdiskusi dengan siswa lain tentang materi yang dipelajarinya dan semua siswa telah aktif dalam menentukan konsep penting. Siswa juga telah aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran.