BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan data mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang meliputi dua sub variabel yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) meliputi dua indikator yaitu faktor kondisi fisik dan kondisi psikologis. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) meliputi tiga indikator yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung skor maksimal dan minimal dari skor total setiap indikator serta menghitung rata-rata (mean) dan simpangan baku (SD). Nilai-nilai tersebut digunakan untuk menyusun tabel distribusi frekuensi, histogram, dan kategorisasi skor.
Penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan pada norma atau ketentuan kategori. Kategori tersebut menurut Burhan Nurdiyanto (2003:109) sebagai berikut:
Mi = ½ (ST + SR) SDi = 1/6 (ST - SR)
66 Keterangan:
Mi = Mean (rerata) ideal
SDi = Simpangan baku (SD) ideal ST = Skor ideal tertinggi
SR = Skor ideal terendah
Secara rinci hasil analisis deskriptif data faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor penyebab stres akademik siswa yang berasal dari
dalam diri Siswa (Intern)
a. Faktor kondisi fisik
Pernyataan mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator faktor kondisi fisik terdiri dari satu deskriptor yaitu penampilan atau kondisi tubuh. Deskriptor ini terdiri dari 3 item (1-3) dengan skor 1 sampai 4, sehingga akan diperoleh skor maksimum sebesar 10 , skor minimum sebesar 7, rerata (mean) sebesar 8,5 dan simpangan baku (SD) sebesar 0,5 . Distribusi frekuensi skor faktor kondisi fisik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Faktor Kondisi Fisik
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase (%) Persen Kumulatif 1. 6 - 7 13 13 25,5 25,5 2 8 - 9 37 50 72,5 98 2 10 - 11 1 51 2 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak adalah pada interval kelas 8
67
sampai 9 dengan frekuensi 37 dan presentase 72,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini:
Gambar 1. Histogram skor faktor kondisi fisik
Untuk menentukan tinggi rendahnya suatu data digunakan kriteria sebagai berikut: Tinggi = > (Mi + SDi), sedang = (Mi - SDi), rendah = < (Mi – SDi). Berdasarkan pengkatagorian tersebut di atas maka kategori faktor fisik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Kategorisasi faktor kondisi fisik
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 13 25,5
Sedang (8– 9) 37 72,5
Tinggi (> 9) 1 2
Jumlah 51 100
Ternyata data mean yang diperoleh sebesar 8,5 termasuk kategori sedang (72,5%). Dari data tersebut, dapat disimpulkan
Interval kelas 13 37 1 6-7 8-9
68
bahwa sebanyak 37 siswa (72,5%) menyatakan bahwa kondisi fisik siswa RSBI kelas VIII di SMP N 8 Yogyakarta menjadi penyebab stres akademik dengan kategori sedang.
b. Kondisi Psikologis
Pernyataan mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator kondisi psikologis terdiri dari 19 item dengan deskriptornya meliputi kecakapan (item 4-6), perilaku (item 7-9), emosi (item 10-13), motivasi (item 14-17), keyakinan diri (item 18-20), dan kepribadian (21-22), dengan skor 1 sampai 4, sehingga akan diperoleh skor maksimum sebesar 65, skor minimum sebesar 39, rerata (mean) sebesar 52 dan simpangan baku (SD) sebesar 4 .
Distribusi frekuensi skor faktor kondisi psikologis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Faktor Kondisi Psikologis No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase (%) Persen Kumulatif 1. 39 - 43 23 23 45 45 2 44 - 48 10 33 20 65 3 49 - 53 11 44 22 87 4 54 - 58 5 49 10 97 5 59 - 63 0 49 0 97 6 64 - 68 2 51 3 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak adalah pada interval kelas 39
69
sampai 43 dengan frekuensi 23 dan presentase 45%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini:
Gambar 2. Histogram skor faktor kondisi psikologis
Untuk menentukan tinggi rendahnya suatu data digunakan criteria sebagai berikut: Tinggi = > (Mi + SDi), sedang = (Mi - SDi), rendah = < (Mi – SDi). Berdasarkan pengkatagorian tersebut di atas maka kategori faktor psikologis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8. Kategorisasi faktor kondisi psikologis
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<48) 30 60
Sedang (48– 56) 17 34
Tinggi (> 56) 4 6
Jumlah 51 100
Ternyata data mean yang diperoleh sebesar 52 termasuk kategori sedang (34%). Dari data tersebut, dapat disimpulkan
Interval kelas 23 10 11 5 0 2 39-43 44-48 49-53 54-58 59-63 64-68
70
bahwa kondisi psikologis siswa RSBI kelas VIII di SMP N 8 Yogyakarta menjadi penyebab stres akademik termasuk dalam kategori sedang. Untuk mengetahui hasil penelitian secara lebih rinci pada faktor-faktor kondisi psikologis , berikut disajikan deskripsi data masing-masing sub indikator kondisi psikologis. 1) Kecakapan
Instrumen untuk mengukur kecakapan pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 12 dan skor minimum 6, dengan rerata 9 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor psikologis, kategori kecakapan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Kategorisasi kecakapan
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 11 22
Sedang (8 – 10) 34 67
Tinggi (> 10) 6 11
Jumlah 51 100
Ternyata mean data kecakapan sebesar 9 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 34 siswa (67%) menyatakan bahwa kecakapan menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
71 2) Perilaku
Instrumen untuk mengukur perilaku pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 12 dan skor minimum 6, dengan rerata 9 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor psikologis, perilaku dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Kategorisasi perilaku
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 12 23
Sedang (8 – 10) 39 77
Tinggi (> 10) 0 0
Jumlah 51 100
Ternyata mean data perilakui sebesar 9 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 39 siswa (77%) menyatakan bahwa perilaku yang menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang .
3) Emosi
Instrumen untuk mengukur emosi pada penelitian ini berjumlah 4 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 13 dan skor minimum 7, dengan rerata 10 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor psikologis, emosi dapat dilihat pada tabel berikut ini
72
Tabel 11. Kategorisasi emosi
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<9) 17 33
Sedang (9– 11) 29 57
Tinggi (> 11) 5 10
Jumlah 51 100
Ternyata mean data emosi sebesar 10 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 29 siswa (57%) menyatakan bahwa emosi menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
4) Motivasi
Instrumen untuk mengukur motivasi pada penelitian ini berjumlah 4 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 15 dan skor minimum 8, dengan rerata 11,5 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor psikologis, motivasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 12. Kategorisasi Motivasi
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<10) 1 2
Sedang (10 – 13) 28 55
Tinggi (> 13) 22 43
Jumlah 51 100
Ternyata mean data motivasi sebesar 11 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 28 siswa (55%) menyatakan motivasi yang menjadi
73
penyebab stres akademik siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
5) Keyakinan Diri
Instrumen untuk mengukur keyakinan diri pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 12 dan skor minimum 7, dengan rerata 9,5 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor psikologis, keyakinan diri dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 13. Kategorisasi Keyakinan Diri
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 2 4
Sedang (8 – 10) 43 84
Tinggi (> 10) 6 12
Jumlah 51 100
Ternyata mean data keyakinan diri sebesar 9 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 43 siswa (84%) siswa menyatakan keyakinan diri menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
6) Kepribadian
Instrumen untuk mengukur kepribadian pada penelitian ini berjumlah 2 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 7 dan skor minimum 4, dengan rerata 5,5 dan standar deviasi 0,5. Berdasarkan
74
pengkategorian seperti pada faktor psikologis, kepribadian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 14. Kategorisasi Kepribadian
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<5) 1 2
Sedang (5 – 6) 43 84
Tinggi (> 6) 7 14
Jumlah 51 100
Ternyata mean data kepribadian sebesar 5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 43 siswa (84%) siswa menyatakan bahwa kepribadian menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
2. Faktor-faktor penyebab stres akademik siswa yang berasal dari
luar diri Siswa (Ekstern)
a. Faktor Keluarga
Pernyataan mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI untuk indikator keluarga terdiri dari 8 item dengan deskriptornya meliputi pola asuh orang tua (item 24-26), komunikasi dalam keluarga (item 27-29), perlakuan orang tua (item 31-32), dengan skor 1 sampai dengan 4 sehingga akan diperoleh skor maksimum sebesar 31, skor minimum sebesar 18 rerata (mean) sebesar 24,5 dan simpangan baku (SD) sebesar 2. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat disajikan distribusi
75
frekuensi, serta gambar histogram faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator keluarga sebagai berikut.
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Skor Faktor Keluarga
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase (%) Persen Kumulatif 1. 18 - 20 3 3 6 6 2 21 - 23 15 18 28 34 3 24 - 26 30 48 60 94 4 27 - 29 1 49 2 96 5 30 - 32 2 51 4 100 6 33 - 35 0 51 0 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak adalah pada interval kelas 24 sampai dengan 26 dengan frekuensi 30 dan presentase 60%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini.
Gambar 3. Histogram Skor Faktor Keluarga
Interval kelas 3 15 20 1 2 0 18-20 21-23 24-26 27-29 30-32 33-35
76
Untuk menentukan tinggi rendahnya suatu data digunakan kriteria sebagai berikut: Tinggi = > (Mi+SDi), sedang = (Mi - SDi), rendah = < (Mi –SDi). Berdasarkan pengkategorian tersebut di atas maka kategori faktor keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 16. Kategorisasi Faktor Keluarga
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<22) 12 23,5
Sedang (22 – 26) 34 67
Tinggi (> 26) 5 9,5
Jumlah 51 100
Ternyata data mean yang diperoleh sebesar 24,5 termasuk kategori sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 34 siswa (67%) menyatakan bahwa keluarga menjadi penyebab stres akademik dengan kategori sedang. Untuk mengetahui hasil penelitian secara lebih rinci pada faktor keluarga , berikut disajikan deskripsi data masing-masing sub indikator kondisi keluarga.
1) Pola Asuh Orang Tua
Instrumen untuk mengukur pola asuh orang tua pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 12 dan skor minimum 6, dengan rerata 9 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor keluarga, pola asuh orang tua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
77
Tabel 17. Kategorisasi Pola Asuh Orang Tua
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 7 13
Sedang (8 – 10) 41 81
Tinggi (> 10) 3 6
Jumlah 51 100
Ternyata mean data pola asuh orang tua sebesar 9 termasuk dalam kategori sedang . Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 41 siswa (81%) menyatakan bahwa pola asuh orang tua menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
2) Komunikasi Dalam Keluarga
Instrumen untuk mengukur komunikasi dalam keluarga pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 12 dan skor minimum 6, dengan rerata 9 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor keluarga, komunikasi dalam keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 18. Kategorisasi Komunikasi Dalam Keluarga
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<8) 10 20
Sedang (8– 10) 38 75
Tinggi (> 10) 3 5
Jumlah 50 100
Ternyata mean data komunikasi dalam keluarga sebesar 9 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 38 siswa (75%) menyatakan bahwa komunikasi dalam keluarga menjadi penyebab stres akademik
78
siswa RSBI kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
3) Perlakuan Orang Tua
Instrumen untuk mengukur perlakuan orang tua pada penelitian ini berjumlah 2 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 8 dan skor minimum 3, dengan rerata 5,5 dan standar deviasi 1 Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor keluarga, perlakuan orang tua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 19. Kategorisasi Perlakuan Orang tua
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<4) 1 2
Sedang (4 – 7) 28 55
Tinggi (> 7) 22 43
Jumlah 51 100
Ternyata mean data perlakuan orang tua sebesar 5,5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 28 siswa menyatakan bahwa perlakuan orang tua menjadi penyebab stres akademik siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang yakni sebanyak 28 siswa atau 55%.
b. Faktor Sekolah
Pernyataan mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator sekolah terdiri dari 10 item dengan deskriptornya meliputi sistem pendidikan yang diterapkan (item 31-33), perlakuan guru (item 34-36), perlakuan teman (item
37-79
38), dan kondisi sekolah (item 39-40) dengan skor 1 sampai dengan 4 sehingga akan diperoleh skor maksimum sebesar 35, skor minimum sebesar 21 rerata (mean) sebesar 28 dan simpangan baku (SD) sebesar 2,5 . Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat disajikan distribusi frekuensi, serta gambar histogram faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator sekolah sebagai berikut.
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Skor Faktor Sekolah
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase (%) Persen Kumulatif 1. 21 - 23 13 13 26 26 2 24 - 27 7 20 14 40 3 28 - 31 29 49 56 96 4 32 - 35 2 51 4 100 5 36 - 39 0 51 0 100 6 40 - 43 0 51 0 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak adalah pada interval kelas 28 sampai dengan 31 dengan frekuensi 29 dan presentase 49%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini.
80
Gambar 4. Histogram Skor Faktor Sekolah
Untuk menentukan tinggi rendahnya suatu data digunakan kriteria sebagai berikut: Tinggi = > (Mi + SDi), sedang = (Mi - SDi), rendah = < (Mi – SDi). Berdasarkan pengkatagorian tersebut di atas maka kategori faktor sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 21. Kategorisasi Faktor Sekolah
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<26) 19 37
Sedang (26– 30) 30 59
Tinggi (> 30) 2 4
Jumlah 51 100
Ternyata data mean yang diperoleh sebesar 28 termasuk kategori sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Interval kelas 13 7 29 2 0 0 21-23 24-27 28-31 32-35 36-39 40-43
81
sebanyak 30 siswa (59%) menyatakan bahwa faktor menjadi penyebab stres akademik dengan kategori sedang. Untuk mengetahui hasil penelitian secara lebih rinci pada faktor sekolah, berikut disajikan deskripsi data masing-masing sub indikator kondisi sekolah.
1) Sistem Pendidikan Yang Diterapkan
Instrumen untuk mengukur sistem pendidikan yang diterapkan pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 5, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 10 dan skor minimum 5, dengan rerata 7,5 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor sekolah, sistem pendidikan yang diterapkan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 22. Kategorisasi Sistem Pendidikan Yang Diterapkan
T e
rnyata mean data sistem pendidikan yang diterapkan sebesar 7,5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 43 siswa (84%) menyatakan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan merupakan penyebab stres akademik dengan kategori sedang.
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<6) 6 12
Sedang (6 – 9) 43 84
Tinggi (> 9) 2 4
82 2) Perlakuan Guru
Instrumen untuk mengukur perlakuan guru pada penelitian ini berjumlah 3 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 9 dan skor minimum 6, dengan rerata 7,5 dan standar deviasi 0,5 . Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor sekolah, perlakuan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 23. Kategorisasi Perlakuan Guru
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<7) 10 20
Sedang (7 – 8) 36 70
Tinggi (> 8) 5 10
Jumlah 51 100
Ternyata mean data perlakuan guru sebesar 7,5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 36 siswa (70%) menyatakan bahwa perlakuan guru yang menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII SMPN 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
3) Perlakuan Teman
Instrumen untuk mengukur perlakuan teman pada penelitian ini berjumlah 2 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 8 dan skor minimum 3, dengan rerata 5,5 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor sekolah, perlakuan teman dapat dilihat pada tabel berikut ini.
83
Tabel 24. Kategorisasi Perlakuan Teman
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<4) 3 6
Sedang (4 – 6) 39 76
Tinggi (> 6) 9 18
Jumlah 51 100
Ternyata mean data perlakuan teman sebesar 5,5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 39 siswa (76%) menyatakan bahwa perlakuan teman yang menjadi penyebab stres akademik siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
4) Kondisi sekolah
Instrumen untuk mengukur kondisi sekolah pada penelitian ini berjumlah 2 item, dengan skor 1 sampai dengan 4, sehingga diperoleh rentang skor maksimum 8 dan skor minimum 3, dengan rerata 5,5 dan standar deviasi 1. Berdasarkan pengkategorian seperti pada faktor sekolah, kondisi sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 25. Kategorisasi kondisi sekolah
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<4) 3 6
Sedang (4 – 6) 34 67
Tinggi (> 6) 14 27
Jumlah 51 100
Ternyata mean data perlakuan teman sebesar 5,5 termasuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebanyak 34 siswa (67%) menyatakan bahwa kondisi
84
sekolah yang menjadi penyebab stres akademik siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.
c. Faktor Masyarakat
Pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator masyarakat terdiri dari 2 item dengan deskriptornya adalah penilaian atau pandangan masyarakat, dengan skor 1 sampai dengan 4 sehingga akan diperoleh skor maksimum sebesar 6, skor minimum sebesar 2, rerata (mean) sebesar 4 dan simpangan baku (SD) sebesar 1. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat disajikan distribusi frekuensi, serta gambar histogram faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator masyarakat sebagai berikut.
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Skor Faktor Masyarakat
No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase (%) Persen Kumulatif 1. 2 - 4 15 15 29,5 29,5 2 5 - 7 36 51 70,5 100 3 8 - 10 0 51 0 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak adalah pada interval kelas 5 sampai dengan 7 dengan frekuensi 36 dan presentase 70,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini.
85
Gambar 5. Histogram Skor Faktor Masyarakat
Untuk menentukan tinggi rendahnya suatu data digunakan kriteria sebagai berikut: Tinggi = > (Mi + SDi), sedang = (Mi - SDi), rendah = < (Mi – SDi). Berdasarkan pengkatagorian tersebut di atas maka kategori faktor masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 27. Kategorisasi Faktor Masyarakat
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah (<3) 4 8
Sedang (3 – 5) 37 73
Tinggi (> 5) 10 19
Jumlah 51 100,0
Ternyata data mean yang diperoleh sebesar 5 termasuk kategori sedang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 37 siswa (73%) menyatakan bahwa faktor masyarakat dengan deskriptornya penilaian atau pandangan masyarakat
Interval kelas 15 36 0 2-4 5-7 8-10
86
menjadi penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII di SMPN 8 Yogyakarta dengan kategori sedang.