• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI di SMP negeri 8 Yogyakarta. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, maka pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai apa saja faktor penyebab stres akademik pada siswa RSBI kelas VIII SMPN 8 Yogyakarta yang disajikan dalam bentik histogram dan diikuti dengan penjelasanya.

Gambar 6. Histogram Hasil Penelitian Faktor Penyebab Stres

Akademik Siswa RSBI Kelas VIII SMPN 8 Yogyakarta

84 84 84 81 77 76 75 73 72,5 70 67 67 57 55 55

Faktor Penyebab Stres Akademik Siswa RSBI Kelas VIII SMPN8 Yogyakarta dalam persen ( %)

87

1. Faktor penyebab stres akademik siswa di SMP Negeri 8

Yogyakarta yang berasal dari dalam diri siswa (intern)

Faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang berasal dari dalam diri siswa (intern) meliputi dua indikator sebagai berikut:

a. Kondisi Fisik

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa faktor- faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator kondisi fisik 2% berada pada kategori tinggi, dan 72,5% pada kategori sedang dan 25,5% siswa pada kategori rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 51 responden, menunjukkan bahwa 1 responden dalam kategori tinggi, 37 responden dalam kategori sedang, dan 13 responden dalam kategori rendah, menyatakan bahwa stres akademik disebabkan oleh kondisi fisik. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik dapat menyebabkan stres akademik siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta dan secara umum termasuk kategori tinggi.

Berdasarkan hasil tersebut hal yang menjadi penyebab stres akademik siswa ditinjau dari kondisi fisik yaitu menyangkut perubahan yang terjadi dalam diri siswa dari masa kanak- kanak menuju masa remaja meliputi penampilan atau kondisi, Hal ini sesuai dengan pernyataan Havighurst (dalam Hurlock, 1980: 207) bahwa karakteristik masa remaja antara lain remaja mengalami

88

perkembangan fisik yang cepat dan penting, dimana semua perkembangan itu memerlukan penyesuaian pada diri setiap remaja. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga berlangsung pesat. Dalam hal ini berarti perubahan fisik yang terjadi pada diri siswa SMPN 8 Yogyakarta yang berada pada masa remaja menyebabkan timbulnya stres akademik, yaitu kekhawatiran siswa tentang keadaan dan perubahan bentuk fisik mereka menyita banyak waktu dan perhatian. Sehingga banyak waktu dan perhatian siswa yang harusnya terfokus pada kegiatan akademik menjadi terpecah karena adanya kekhawatiran pada keadaan dan perubahan fisiknya.

Hasil analisis data ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan, yaitu hampir semua siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa masalah perubahan dan penampilan fisik mulai menjadi perhatian penting bagi mereka. Mulai dari menstruasi, perubahan suara, bentuk tubuh dan warna kulit. Hasil wawancara juga menunjukan bahwa adanya kekhawatiran dengan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada diri siswa dan rasa ketidakpuasan siswa mengenai penampilan fisik mereka saat, entah itu kurang cantik, kurang putih, ataupun merasa terlalu gemuk. Penampilan fisik juga menjadi faktor penting bagi mereka dalam bergaul dengan teman- temanya karena siswa memiliki gambaran ideal mengenai penampilan dan kondisi fisik

89

agar bisa diterima di lingkungan. Ketika keadaan diri mereka tidak sesuai, mereka merasa tidak diterima di kalangan teman- temanya di sekolah dan hal ini berimbas pada proses belajar siswa di sekolah yang terganggu.

b. Kondisi Psikologis

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator kondisi psikologis 6% berada pada kategori tinggi, 34% berada pada kategori sedang dan 60% pada kategori rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 51 responden, menunjukkan bahwa 30 responden dalam kateggori rendah, 17 responden dalam kategori sedang, dan 4 responden dalam kategori tinggi, menyatakan bahwa stres akademik disebabkan oleh kondisi psikologis. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis dapat menyebabkan stres akademik siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta dan secara umum termasuk kategori sedang.

Berdasarkan hasil tersebut, ada beberapa hal penyebab stres akademik siswa ditinjau dari kondisi psikologis, antara lain kecakapan, perilaku, emosi, motivasi, keyakinan diri, dan kepribadian.

Berdasarkan hasil analisis data, ternyata faktor yang paling dominan dari kondisi psikologis penyebab stres akademik siswa adalah kecakapan, perilaku dan keyakinan diri dan kepribadian.

90

Siswa yang (merasa) kurang memiliki kecakapan atau kemampuan akademik yang memadai untuk berada di sekolah akan kesulitan menghadapi tekanan akademik yang ada dan menyebabkan terjadinya stres akademik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baumel, 2000 (dalam Alvin Nglai, 2008:60) yang menyatakan bahwa tekanan masalah akademik yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa merupakan salah satu penyebab stres akademik. Faktor kedua yang dominan yaitu perilaku, yaitu mencakup sikap- sikap dan kebiasaan- kebiasaan siswa yang dilakukan setiap harinya baik di rumah maupun di sekolah. Kebiasaan dan sikap siswa yang dimaksud adalah dalam menghadapi kegiatan akademik seperti sekolah , mengerjakan tugas atau PR dan belajar. Siswa cenderung menghindari tanggung jawab yang berhubungan dengan hal – hal akademik, misalnya dengan membolos, tidak mengerjakan tugas, dan mengalihkan perhatian ketika di kelas. Hal ini sesuai dengan kajian teori Aat Sriati (2008:15) yang menyatakan bahwa adanya kebiasaan atau perilaku- perilaku siswa yang cenderung menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang berkaitan dengan akademik merupakan penyebab stres akademik. Kebiasaan- kebiasaan atau perilaku tersebut misalnya tidak mengerjakan tugas dari guru, mengalihkan perhatian ketika di kelas, membolos, dll.

Faktor berikutnya yang dominan menyebabkan stres akademik adalah faktor keyakinan diri dan kepribadian. Siswa

91

yang kurang memiliki keyakinan diri serta kepribadian yang baik akan menyikapi atau menghadapi tantangan akademik yang ada dengan negatif. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tad (Nurdini, 2009:38) yaitu siswa yang memiliki belief (keyakinan diri) yang kurang akan menghadapi tekanan akademik yang ada dengan negatif dan ini merupakan salah satu stimulus atau penyebab timbulnya stres akademik pada diri siswa.

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan juga menunjukan bahwa faktor psikologis siswa memberi pengaruh besar pada timbulnya stres akademik yang siswa alami. Dari hasil wawancara, faktor yang menonjol dalam menjadi penyebab stres akademik siswa adalah dari kecakapan dan perilaku. Siswa merasa kesulitan mengikuti ritme belajar yang tinggi di sekolah karena siswa merasa tidak memiliki kemampuan akademik yang memadai. Hal ini juga ditunjukan dengan perilaku mereka ketika di kelas, dimana siswa-siswa ini terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, dan terlihat sering mengalihkan perhatian ketika di kelas dengan bercanda, melamun, ataupun ngobrol dengan temannya. Hal ini sesuai dengan hasil analisis data yang menunjukan bahwa faktor kecakapan dan perilaku merupakan penyebab terjadinya stres akademik pada siswa.

92

2. Faktor penyebab stres akademik siswa di SMP Negeri 8

Yogyakarta yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)

Faktor-faktor penyebab stres akademik siswa di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) meliputi tiga indikator sebagai berikut:

a. Faktor Keluarga

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator faktor-faktor keluarga 9,5% berada pada kategori tinggi, 67% berada pada kategori sedang, dan 12% berada pada kategori rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 51 responden, menunjukkan bahwa 12 responden dalam kategori rendah, 34 responden dalam kategori sedang, dan 5 responden dalam kategori tinggi, menyatakan bahwa stres akademik dipengaruhi oleh faktor keluarga. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa keluarga menyebabkan stres akademik siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta, dan termasuk kategori sedang.

Berdasarkan hasil tersebut, ada beberapa hal penyebab stres akademik siswa ditinjau dari indikator keluarga, antara lain pola asuh orang tua, komunikasi dalam keluarga dan perlakuan oleh orang tua. Keluarga adalah lembaga pertama dalam pemberian pendidikan bagi anak. Nilai-nilai dasar yang diajarkan di dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan kehidupan anak di

93

masa depan. Aktivitas pendidikan dalam keluarga, kecenderungan cara mendidik anak, komunikasi dengan anak, cara memberikan penilaian kepada anak, berpengaruh terhadap stres akademik anak.

Seperti yang telah diuraikan pada kajian teori sebelumnya menurut Feeldman, 2004 (dalam Alvin Nglai,2008:35) bahwa family stress merupakan penyebab stres akademik pada siswa, dimana hubungan dalam keluarga dan harapan orang tua terhadap anak memberikan pengaruh kuat bagi siswa. Ketika orang tua memberikan harapan yang terlalu tinggi terhadap anak, akan muncul tekanan dalam diri anak dalam memenuhi harapan orang tuanya. Tekanan inilah yang menyebabkan siswa mengalami stres akademik.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu Penelitian Gusniati (Desmita, 2010:290) menyebutkan bahwa keluarga dan lingkungan memberikan tekanan tersendiri bagi siswa untuk selalu mempertahankan prestasi di sekolah dan memiliki prestasi yang bagus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada seorangpun responden yang menyatakan bahwa kondisi keluarga bukan penyebab stres akademik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kondisi keluarga merupakan penyebab stres akademik siswa.

Berdasarkan hasil analisis data, ternyata faktor yang paling menonjol dari faktor keluarga penyebab stres akademik siswa

94

adalah pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan kajian teori pada bab sebelumnya yaitu, menurut frazer dan khon (dalam Desmita, 2010:292) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua memberikan stimulus terjadinya stres akademik. Pola asuh orang tua yang salah seperti terlalu membiarkan atau permisif maupun pola asuh yang otoriter sama- sama memberikan stimulus munculnya stres akademik. Oleh karena itu orang tua diharapkan lebih demokratis dalam memperlakukan anaknya dan lebih meluangkan waktu untuk anak, agar terjadi komunikasi yang baik antara keduanya. Sehingga antara anak dan orang tua dapat saling mengerti apa yang diinginkan dan apa yang dirasakan, dan dapat meminimalisir stres akademik yang dialami siswa.

Sedangkan berdasarkan wawancara yang dilakukan, siswa mengatakan bahwa keluarga juga sangat memberi pengaruh bagi mereka. Siswa mengeluhkan sikap orang tua dan keluarga yang kurang perhatian dan kurang mengerti keinginan siswa. Namun siswa juga merasa kesulitan untuk menyampaikan keinginan mereka pada orang tua, karena merasa sungkan ataupun kurangnya waktu keluarga bagi siswa.

95 b. Faktor Sekolah

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa faktor-faktor faktor-faktor-faktor-faktor penyebab stres akademik siswa RSBI untuk indikator sekolah 2% berada pada kategori tinggi, 59% berada pada kategori sedang, dan 37% berada pada kategori rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 51 responden, menunjukkan bahwa 19 responden dalam kategori rendah, 30 responden dalam kategori sedang, dan 2 responden dalam kategori tinggi, menyatakan bahwa stres akademik disebabkan oleh faktor sekolah. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa sekolah juga menyebabkan stes akademik siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta, dan secara umum termasuk kategori sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51 responden menyatakan bahwa sekolah merupakan salah satu faktor penyebab stres akademik. Berdasarkan hasil tersebut, ada beberapa hal penyebab stres akademik siswa ditinjau dari indikator sekolah, antara lain sistem pendidikan yang diterapkan, perlakuan guru dan teman. Pada kajian teori sebelumnya, menurut Menurut Rice, 1992 (dalam Wulan, 2009:46) dalam konteks akademik, stres timbul dari beban tugas yang tinggi, kerumitan tugas, kebijakan sekolah, guru yang otoriter, dan kondisi fisik dan sosial di sekolah yang tidak mendukung.

96

Berdasarkan hasil analisis data, ternyata faktor yang menonjol dari indikator sekolah penyebab stres akademik siswa adalah sistem pendidikan yang diterapkan. Seperti yang telah dijelaskan dalam landasan teori Rice, 1992 (dalam wulan, 2009: 6) bahwa tingginya beban tugas, kebijakan sekolah dan guru yang otoriter dapat menyebabkan stres akademik.

Selain itu menurut Gusniati (dalam Desmita, 2010:290) faktor penyebab stres akademik pada siswa RSBI yaitu adanya rasa khawatir siswa pada nilai pelajaran yang didapatnya di sekolah, frustasi yang mendalam karena tidak sanggup mengikuti ritme belajar, beban pelajaran yang berat, dan tuntutan nilai yang sangat tinggi di sekolah RSBI

Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan menunjukan bahwa dari faktor sekolah, siswa merasa kesulitan pada sistem pendidikan yang diterapkan, dalam hal ini RSBI. Dimana tugas yang diberikan sangat banyak, lamanya jam belajar di sekolah, dan juga tingginya KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal) di sekolah dibandingkan dengan sekolah reguler. Faktor ini member tekanan pada siswa sehingga siswa cepat merasa capek di sekolah. Dari pengamatan atau observasi yang dilakukan juga peneliti melihat bahwa hubungan siswa dengan guru di sekolah kurang dekat, yaitu siswa terlihat enggan berinteraksi dengan guru di kelas, menghindari pertanyaan dan bertatapan dengan guru

97

3. Faktor Masyarakat

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab stres akademik siswa untuk indikator masyarakat 19% berada pada kategori tinggi, 73% berada pada kategori sedang, dan 8% berada pada kategori rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari 51 responden, menunjukkan bahwa 37 responden dalam kategori sedang, 10 responden dalam kategori tinggi, dan 4 responden dalam kategori rendah menyatakan bahwa stres akademik disebabkan oleh faktor masyarakat. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat penyebab stres akademik siswa RSBI kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta, dan secara umum termasuk kategori sedang.

Berdasarkan hasil tersebut, penyebab stres akademik siswa dari indikator masyarakat yaitu penilaian dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian Gusniati (Desmita, 2010:290) yang menyatakan bahwa masyarakat membentuk suatu opini yang menyatakan bahwa sekolah dengan embel-embel Internasional merupakan sekolah bergengsi tinggi. Hal ini memberi tekanan sendiri bagi orang tua dan terlebih siswa untuk sekolah di sekolah yang bergengsi menurut pandangan masyarakat umum dan mengesampingkan kemampuan dan kemauan anak itu sendiri dan mendorong timbulnya stres akademik pada diri siswa

98

Sedangkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan, siswa menyatakan bahwa penilaian dari masyarakat dan lingkungan membuat mereka merasa harus bisa bersekolah di sekolah ini, dan mendapat nilai yang bagus. Di satu sisi mereka merasa bangga karena bisa bersekolah di sekolah yang menurut penilaian masyarakat adalah sekolah unggulan, namun di sisi lain siswa juga merasa terbebani dengan penilaian masyarakat itu sendiri.

Dokumen terkait