• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

Analisis kesalahan ejaan diuraikan dan dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahannya. Urutan kesalahan ejaan berdasarkan urutan yang ada pada

Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan.Setiap jenis kesalahan diberikan dua

atau tiga contoh dari seluruh jenis kesalahan yang ditemukan. Jika kesalahan yang sudah diidentifikasi kurang dari dua kesalahan, contoh kesalahan akan diberikan

berdasarkan data yang ada. Setiap kesalahan yang dianalisis berdasarkan jenis kesalahan ditandai dengan cetak tebal dan pembetulan ditandai dengan cetak tebal kecuali kata atau huruf yang ditulis miring dalam data atau jenis pembetulan kesalahan huruf miring. Kesalahan dan pembetulan untuk tanda baca ditandai dengan menggunakan kurung siku ([ ]). Berikut ini uraian kesalahan ejaan dan pembetulannya sesuai dengan urutan Pedoman Umum Ejaan yang

Disempurnakan.

a. Kesalahan Pemakaian Huruf 1) Huruf vokal

Kesalahan pemakaian huruf vokal yang ditemukan dalam kalimat adalah kesalahan huruf vokal e, a, e menjadii, dan o menjadie. Contoh kalimat-kalimat yang mengandung beberapa kesalahan tersebut sebagai berikut.

(1) ...gambaran yang konkrit mengenai persepsi siswa terhadap kompetensi guru Akuntasi. (SK1/hlm.5)

(2) ...pertanyaan nomer 14 mempunyai nilai r hitung < 0,195 sehingga dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid. (SK2/hlm.54)

(3) ...bahkan secara ekstrim dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia.(SK3/hlm.25)

Kalimat (1) kesalahan pemakaian huruf vokal i pada kata konkrit. Kalimat (2) kesalahan pemakaian huruf vokal e pada kata nomer, sedangkan kalimat (3) kesalahan pemakaian huruf vokal i pada kata ekstrim. Kalimat (1) dan (3) seharusnya memakai huruf vokal e sesuai dengan KBBI dan Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, sedangkan kalimat (2) memakai huruf vokal o pada kata nomer.Jadi,

pemakaian huruf vokal yang benar dari contoh kalimat di atasadalah sebagai berikut.

(1a)...gambaran yang konkret mengenai persepsi siswa terhadap kompetensi guru Akuntasi.

(2a) ...pertanyaan nomor 14 mempunyai nilai r hitung < 0,195 sehingga dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut tidak valid. (3a) ...bahkan secara ekstrem dikatakan bahwa pelayanan tidak

dapat dipisahkan dari hidup manusia. 2) Huruf konsonan

Kesalahan pemakaian huruf konsonan yang ditemukan dalam kalimat adalah kesalahan huruf konsonan p menjadi b, h, z menjadi j, j menjadi y, p menjadi f, v menjadi p. Contoh kalimat-kalimat yang mengandung beberapa kesalahan huruf konsonan tersebut sebagai berikut.

(4) ...kemampuan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SK1/hlm.9)

(5) ...Kabupaten Kulon Progo beragama Katholik yaitu sebanyak 86 orang (86,0%), sedangkan sisanya beragama Islam yaitu sebanyak 14 orang (14,0%). (SK2/hlm.74, 93)

(6) ...pembangunan koperasi harus mampu menjawab tantangan jaman dan tidak monopoli pemerintah. (SK3/hlm.1)

Kalimat (4) kesalahan pemakaian huruf konsonan b pada kata mantab, kalimat (5) kesalahan penulisan kata Katholik yang seharusnya ditulis tanpa memakai konsonan h sesuai dengan KBBI, sedangkan kalimat (6) kesalahan dalam penulisan kata jaman. Penulisan kata jamanseharusnya tidak menggunakan huruf konsonan j tetapi z. Pemakaian huruf konsonan yang benar dari contohkalimat di atasadalah sebagai berikut.

(4b) ...kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

(5b) ...Kabupaten Kulon Progo beragama Katolik yaitu sebanyak 86 orang (86,0%), sedangkan sisanya beragama Islam yaitu sebanyak 14 orang (14,0%).

(6b) ...pembangunan koperasi harus mampu menjawab tantangan zaman dan tidak monopoli pemerintah.

3) Huruf kapital

Menurut Pedoman EYD, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat yang merujuk pada bentuk lengkap. Sebagai contoh:

(a) Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

(b) Ia merupakan Gubernur Irian Jaya.

Kenyataannya, dalam skripsi mahasiswa yang dianalisis ditemukan kesalahan pemakaian huruf kapital dalam kalimat seperti yang disebutkan di atas. Contoh kalimat-kalimat yang mengandungbeberapa kesalahan huruf kapital tersebut sebagai berikut.

(7) ...guru perKabupaten/Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (SK1/hlm.14)

(8) ...status sosial ekonomi masyarakat dusunPatihombo sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih. (SK2/hlm.82)

(9) ...mengancam keamanan lingkungan dusun badegan.(SK4/hlm.41)

Penulisan huruf kapital yang tidak tepat pada ketiga kalimat di atas, yaitu kalimat (7) kesalahan penulisan huruf kapital pada kata Kabupaten/Kota. Kalimat (8) dan (9) kesalahan penulisan huruf kapital

pada kata dusun, objek wisata rohani, dan dusun badegan. Huruf kapital dipakai jika diikuti nama geografis/nama diri yang merujuk pada bentuk lengkap. Sebaliknya, jika tidak diikuti nama geografis, maka tidak perlu memakai huruf kapital. Pemakaian huruf kapital yang benar dari ketiga contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(7c) ...guru perkabupaten/kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.”

(8c) ...status sosial ekonomi masyarakat DusunPatihombo sebelum dan sesudah adanya Objek Wisata Rohani Gua Maria Lawangsih.

(9c) ...mengancam keamanan lingkungan Dusun Badegan. 4) Huruf miring

Dalam Pedoman EYD, huruf miring digunakan untuk menulis kata-kata asing yang belum diindonesiakan atau belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Huruf miring juga digunakan pada nama-nama ilmiah (rumus, nama latin, istilah) dalam ilmu pengetahuan.

Misalnya:

(a) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. (b) Politik devide et impera pernah merajarela di negeri ini.

Setelah menganalisis data-data yang ada, masih banyak ditemukan kesalahan pemakaian huruf miring pada skripsi mahasiswa tersebut. Contoh kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan huruf miring adalah sebagai berikut.

(10) Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada rumus korelasi Product Moment.... (SK1/hlm.34)

(11) 3) Bidang usaha pabrikasi (manufacturing), meliputi usaha industri, perkaitan, dan sintesis. (SK2/hlm.16)

(12) Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) saldo tabungan sebesar 0,062 > signifikansi 0,05. (SK4/hlm.73)

Ketiga kalimat di atas merupakan kesalahan penulisan huruf miring. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata-kata asing yang belum diindonesiakan atau belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Hal lainnya memperhatikan pemakaian huruf miring nama-nama ilmiah dalam ilmu pengetahuan (Kunjana Rahardi, 2010:13-15). Dalam buku

Pedoman EYD juga membenarkan pendapat Kunjana Rahardi bahwa

huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Jadi, pemakaian huruf miring yang benar dariketiga contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(10d) Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada rumus korelasi Product Moment....

(11d) 3) Bidang usaha pabrikasi (manufacturing), meliputi usaha industri, perkaitan, dan sintesis.

(12d) Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Asymp. Sig (2-tailed) saldo tabungan sebesar 0,062 >

signifikansi 0,05. b. Kesalahan Penulisan Kata

1) Kata dasar

Dalam Pedoman EYD, kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Kata dasar itu berupa morfem bebas yang dapat berdiri sendiri secara bebas (Kunjana Rahardi, 2010:19). Artinya, kehadirannya tidak tergantung pada peranti-peranti pembentukan kata jadian, baik yang berupa pengimbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), atau pembentukkan bentuk majemuk (kompasitum).

Misalnya:

(a) Ibu percaya bahwa engkau tahu. (b) Kantor pajak penuh sesak.

Contoh di atas, jika setiap kata dipisahkan, kata tersebut dapat berdiri sendiri secara bebas. Dari hasil analisis data ditemukan kalimat yang mengandung kesalahan penulisan kata dasar dalam skripsi mahasiswa sebagai berikut.

(13) d. TH.2003 : UJICOBA KBK (SK1/hlm.49) (14) Darihasil pengujian diketahui .... (SK1/hlm.36)

Kesalahan kata dasar pada kalimat (13) dan (14) yakni penulisan kata UJICOBAdan Darihasil. Kata UJICOBAterdiri atas dua kata dasar yaitu UJI dan COBAyang seharusnya tidak digabung dalam penulisannya karena kata tersebut dapat berdiri sendiri secara bebas. Begitu pun dengan kalimat (14) terdiri atas dua kata yakni Dari dan hasil. Penulisan kata dasar yang benar dari contohkalimat (13) dan (14) di atas adalah sebagai berikut.

(13e) d. TH.2003 : UJI COBA KBK (14e) Dari hasilpengujian diketahui .... 2) Kata turunan

Dalam aturan atau Pedoman EYD, Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Dari analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa kesalahan penulisan kata turunan sebagai berikut.

(15) ...pengalaman belajar informal tertentu yang di dapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan. (SK1/hlm.7)

(16) e = prestasi kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih tolerir. (SK2/hlm.34)

(17) ...ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan .... (hlm.29) Ketiga kalimat di atas merupakan contoh kesalahan penulisan kata turunan. Kesalahan kalimat (15) pada kata di dapat ditulis serangkai karena prefiks di tidak mengalami perubahan apabila ditambahkan dengan kata dasar apapun; bentuk dasar yang hanya mendapatkan prefiks, akan melekat pada unsur pertama kata majemuk itu (Pedoman

EYD&Kunjana Rahardi, 2010:23). Kesalahan kalimat (16) pada kata

ketidak telitian. Bentuk dasar yang berupa kata majemuk harus ditulis serangkai apabila sekaligus mendapatkan prefiks dan sufiks secara bersamaan (Kunjana Rahardi, 2010:23). Kesalahan kalimat (17) merupakan kesalahan yang sama dengan kalimat (15) dengan bentuk kata berbeda, yakni kata bertanggungjawab. Kata bertanggungjawab seharusnya ditulis terpisah menjadi bertanggung jawab karena bentuk dasar yang berupa kata majemuk jika hanya akan mendapatkan prefiks, awalan itu hanya akan melekat pada unsur pertama saja. Jadi, penulisan kata turunan yang benar adalah sebagai berikut.

(15f) ...pengalaman belajar informal tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan.

(16f) e = prestasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih tolerir.

(17f) “...ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan...”

3) Bentuk ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (dalam Pedoman EYD). Dari analisis data yang dilakukan, ditemukan beberapa kesalahan penulisan bentuk ulang sebagai berikut.

(18) ...terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pangangkutan setempat, program program kebersihan .... (SK2/hlm.9-10)

(19) ...setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya .... (SK3/hlm.39)

(20) ...nilai jual sampah sampah terhadap manfaat ekonomi

tangible nasabah Bank Sampah “Gemah Ripah”. (SK4/hlm.44)

Ketiga kalimat di atas merupakan kesalahan penulisan kata ulang. Kalimat (18), (19), dan (20) seharusnya dibubuhi tanda hubung (dalam Pedoman EYD). Berikut penulisan kata ulang yang benar dari contoh kalimat-kalimat di atas.

(18g) ...terhadap kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pangangkutan setempat, program-program kebersihan .... (19g) ...setiap orang membutuhkannya terus-menerus sejak lahir

hingga ajalnya ....

(20g) ...nilai jual sampah-sampah terhadap manfaat ekonomi

tangible nasabah Bank Sampah “Gemah Ripah”.

4) Gabungan kata

Dalam (Kunjana Rahardi, 2010:25-26), jika salah satu unsur gabungan kata hanya boleh digunakan dalam kombinasi, kata itu harus ditulis serangkai atau sambung. Bentuk-bentuk kebahasaan seperti inter-,

mengikutinya. Dalam data yang dianalisis, ditemukan kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penulisan gabungan kata sebagai berikut.

(21) ...dan interaksi sosial antar warga di Dusun Patihombo sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih.(SK2/hlm.5, 30, 32, 35, 43, 49, 50, 51, 52, 55, 57, 79, 84, 85, 92, 93)

(22) (1) kurang dari Rp 569.000,00 (diberi skor 1) (SK2/hlm.37, 46, 86)

(23) Interaksi sosial antar masyarakat juga dapat dipengaruhi dengan keberadaan suatu objek wisata .... (SK2/hlm.2)

Ketiga contoh di atas merupakan kesalahan penulisan gabungan kata. Kalimat (21) dan (23) memiliki kesalahan yang sama, yaitu unsur kata antar warga dan antar masyarakat tersebut tidak dirangkai. Selanjutnya, kalimat (22) pada kata Rupiah (Rp)seharusnya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Maka, penulisan gabungan kata yang benar dari ketiga kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(21h) ...dan interaksi sosial antarwarga di Dusun Patihombo sebelum dan sesudah adanya objek wisata rohani Gua Maria Lawangsih.

(22h) (1) kurang dari Rp569.000,00 (diberi skor 1)

(23h) Interaksi sosial antarmasyarakat juga dapat dipengaruhi dengan keberadaan suatu objek wisata ....

5) Kata depan

Dari hasil analisis, hampir semua kesalahan yang ditemukan merupakan kesalahan penulisan kata depan di. Kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penulisan kata depantersebut adalah sebagai berikut.

(24) Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian .... (SK1/hlm 3)

(25) ...masyarakat dalam menjalankan kegiatan dagangnya disekitar lokasi Gua Maria Lawangsih. (SK2hlm.41)

(26) ...keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang dimana pengelolaan sampah yang kurang baik ...bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk (kumuh) karena sampah bertebaran dimana-mana. (SK4/hlm.2-3)

Kata depan di, ke, dan dari, harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali bentuk kebahasaan yang sudah dianggap padu seperti kata kepada dan daripada(Pedoman EYD &Kunjana Rahardi, 2010:35-36). Kesalahan kalimat (24), (25) dan (26) memiliki kesalahan yang sama, yaitu kata depan. Kata depan di pada kalimat (24), (25), dan (26) disambung dengan kata yang mengikutinya. Kata depan

diseharusnya ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, karena

merupakan kata depan yang menunjukkan tempat. Pembetulan ketiga kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(24i) Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ....

(25i) ...masyarakat dalam menjalankan kegiatan dagangnya di sekitar lokasi Gua Maria Lawangsih.

(26i) ...keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang di mana pengelolaan sampah yang kurang baik ...bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk (kumuh) karena sampah bertebaran di mana-mana.

6) Partikel

Kesalahan penulisan partikel yang ditemukan dalam skripsi adalah kesalahan penulisan partikel pun. Kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penulisan partikel sebagai berikut.

(27) ...di Gua Maria Sendangsono ataupun Gua Maria Tritis. (SK2/hlm.4)

(28) ...fasilitas yang dimiliki seseorangpun dapat menunjukkan bahwa mereka berada dalam status sosial .... (SK2/hlm.38)

(29) b. Pengetahuan ekonomi merekapun sangat terbatas (SK3/hlm.4)

Partikel dalam bahasa Indonesia jumlahnya ada lima, yakni lah,

kah, tah, pun, dan per. Tiga partikel pertama harus ditulis serangkai

dengan kata yang mendahuluinya, seperti pada bentuk siapakah, dialah,

apatah (jarang digunakan tetapi disampaikan sebagai pengetahuan).

Untuk partikel pun penulisannya harus terpisah dari kata yang mendahuluinya. Namun, partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, misalnya adapun, bagaimanapun, maupun, walaupun(Pedoman EYD & Kunjana Rahardi, 2010, 38-39). Contoh kalimat (27), (28), dan (29) penulisan partikelnya salah. Penulisan tersebut seharusnya tidak dirangkai, tetapi dipisah dari kata yang mendahuluinya. Berikut penulisan partikel yang benar dari ketiga contoh kalimat di atas.

(27j) ...di Gua Maria Sendangsono atau pun Gua Maria Tritis.

(28j) ...fasilitas yang dimiliki seseorang pun dapat menunjukkan bahwa mereka berada dalam status sosial ....

(29j) b. Pengetahuan ekonomi mereka pun sangat terbatas. 7) Angka atau lambang bilangan

Dari hasil analisis ditemukan kesalahan penulisan angka/lambang bilangan. Kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penulisan angka ataulambang bilangan tersebut sebagai berikut.

(30) ...4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.(SK1/hlm.8) (31) ...masyarakat diberikan 4 pilihan. (SK2/hlm.37)

(32) ...terdapat 4 unsur yang menunjukkan ciri khusus koperasi sebagai berikut: (hlm.19)

Ketiga contoh kalimat di atas merupakan kesalahan penulisan angka. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan (Pedoman EYD). Jadi, penulisan angka 4 pada ketiga contoh di atas tidak tepat, seharusnya ditulis dengan huruf. Penulisan angka/lambang bilangan yang benar sesuai dengan Pedoman EYD dari ketiga contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(30k) ...empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. (31k) ...masyarakat diberikan empat pilihan.

(32k) ...terdapat empat unsur yang menunjukkan ciri khusus koperasi sebagai berikut:

c. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang ada, di bawah ini kalimat yang mengandung kesalahan unsur serapan disajikan sebagai berikut.

(33) ...kompetensi sosial dan kompetensi professional. (SK1/hlm.4) (34) ...perlu dikemukan criteria identifikasi koperasi yang

merupakan prinsip identitas .... (SK3/hlm.19-20)

(35) ...sebagai alat control masyarakat dan/atau penerima layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan. (SK3/hlm.30)

Unsur serapan adalah bentuk kebahasaan yang diserap dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Unsur serapan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de

I’homme par I’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam bahasa Indonesia,

Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Penulisan kata serapan professional, criteria, dan control pada kalimat di atas tidak tepat. Kalimat (33), (34) dan (35) merupakan kelompok unsur serapan kedua, yakni pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan Pedoman EYD. Penulisan unsur serapan yang benar sesuai dengan Pedoman EYD dari ketiga contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(32l) ...kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

(33l) ...perlu dikemukan kriteria identifikasi koperasi yang merupakan prinsip identitas ....

(34l) ...sebagai alat kontrol masyarakat dan/atau penerima layanan atas kinerja penyelenggara pelayanan.

d. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca 1) Tanda titik

Dalam Pedoman EYD dikatakan bahwa tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

(a) Dia menanyakan siapa yang akan datang[.] (b) Hari ini tanggal 6 April 1973[.]

(c) Marilah kita mengheningkan cipta[.]

Kenyataannya, dari hasil analisis yang sudah ada ditemukan kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian tanda baca titik. Kesalahan pemakaian tanda baca titik adalah sebagai berikut.

(36) ...pemasok atau suplier dan rekan bisnis[.] (Hermanto, 2011) (SK2/hlm.15)

(37) ...dapat membedakan secara jelas antara organisasi koperasi dengan organisasi yang bukan koperasi seperti organisasi sosio-ekonomis yang lain (Partomo, 2004:51) [ ] (SK3/hlm.19)

(38) Peran koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

[.]

(SK3/hlm.4)

Pada kalimat (36) kesalahan penempatan tanda titik. Seharusnya tanda titik diletakkan pada akhir kalimat bukan di tengah kalimat. Kalimat (37) kesalahan tanpa memakai tanda baca titik. Padahal, salah satu syarat kalimat adalah menggunakan tanda baca. Kalimat (38) kesalahan pemakaian tanda baca titik. Penempatan tanda titik yang benar seharusnya ditulis rapat dengan huruf terakhir pada kalimat tersebut. Jadi, jangan sampai ada spasi dengan kata yang mendahuluinya (Kunjana Rahardi, 2010:61). Jadi, pemakaian tanda titik yang benar dari ketiga kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(36m) ...pemasok atau suplier dan rekan bisnis (Hermanto, 2011)[.] (37m) ...dapat membedakan secara jelas antara organisasi koperasi

dengan organisasi yang bukan koperasi seperti organisasi sosio-ekonomis yang lain (Partomo, 2004:51)[.]

(38m) ...Peran koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

[.]

2) Tanda koma

Pemakaian tanda baca koma [,] sangat banyak ketentuannyadalam pemakaian. Telah diatur juga dengan sangat terperinci di dalam Pedoman EYD. Tanda baca koma [,] dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara satu dengan kalimat setara berikutnya. Tanda koma juga dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat (Pedoman EYD). Menurut Kunjana Rahardi

(2009:197-199), bentuk kebahasaan yang harus diikuti tanda koma dan didahului tanda koma yaitu konjungsi intrakalimat dan antarkalimat.

Kalimat yang mengandung kesalahan tanda baca koma [,] sebagai berikut.

(39) ...setiap orang mengharapkan agar bakat, kemampuan[ ] dan pengetahuan umum lain yang dimiliki dapat dikembangkan secara maksimal.(SK1/hlm.1)

(40) Jadi[ ] secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. (SK1/hlm.20)

(41) “...koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi (Muljono[ ] 2012:4): (SK3/hlm.22)

Pada kalimat (39) pemakaian tanda koma tidak disertakan di belakang kata kemampuan. Padahal, kalimat tersebut dalam bentuk perincian. Kalimat (40) salah. Dalam Pedoman EYDtanda koma dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat. Kalimat (41) juga merupakan suatu kesalahan karena tidak memakai tanda koma di belakang antara bagian nama atau catatan akhir. Jadi, pemakaian tanda koma yang benar dari ketiga contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(39n) ...setiap orang mengharapkan agar bakat, kemampuan[,] dan pengetahuan umum lain yang dimiliki dapat dikembangkan secara maksimal.

(40n) Jadi[,]secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”.

(41n) ...koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi (Muljono[,] 2012:4):

Dalam Pedoman EYD pemakaian tanda baca titik koma [;] digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.

Kenyataannya, dari hasil analisis ditemukan kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian tanda titik koma [;] sebagai berikut.

(42) ...salah satu pilihan untuk menginvestasikan dana (menabung) (Suryani, 1[;]2008). (SK3/hlm.4)

(43) a. Adanya sejumlah individu ...satu kepentingan[ ] b. Angan-angan individu dari kelompok koperasi[ ]

...bersama dan saling membantu (swadya dari kelompok koperasi)[.]

c. Sebagai suatu instrumen (sarana) ...suatu perusahaan. (hlm.19)

Pada kalimat (42) pemakaian tanda titik koma tidak tepat. Pemakaian tanda baca pada kalimat (42) tersebut seharusnya menggunakan tanda baca titik dua [:] bukan titik koma [;]. Kalimat (43) tidak menggunakan tanda titik koma [;] pada beberapa pernyataan perincian frasa atau kelompok katatersebut. Pemakaian tanda titik dua yang benar sesuai dengan Pedoman EYD dari contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(42o) ...salah satu pilihan untuk menginvestasikan dana (menabung) (Suryani, 2008[:]1).

(43o) d. Adanya sejumlah individu ...satu kepentingan[;] e. Angan-angan individu dari kelompok koperasi[;]

...bersama dan saling membantu (swadya dari kelompok koperasi)[;]

f. Sebagai suatu instrumen (sarana) ...suatu perusahaan.

Tanda titik dua [:] dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian (Pedoman EYD). Tanda titik dua [:] lazimnya dipakai untuk memisahkan tahun terbit buku dengan halaman yang disitir dan penempatan tanda titik dua tersebut harus rapat dengan kata yang mendahuluinya (Kunjana Rahardi, 2010:69-70).

Kenyataan yang ditemukan dari hasil analisis, ada kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian tanda baca titik dua [:] sebagai berikut.

(44) Berdasarkan latar belakang masalah ...sebagai berikut [:] (SK2/hlm.5)

(45) Jarak CU dengan anggota [:] tanggapan anggota terhadap jarak .... (SK3/hlm.12)

Pada dua contoh kalimat di atas dapat dilihat bahwa kalimat (44) dan kalimat (45) masing-masing memiliki kesalahan yang sama, yakni kesalahan tanda titik dua yang tidak rapat dengan kata yang mendahuluinya. Pemakaian tanda titik dua yang benardari kedua contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(44p) Berdasarkan latar belakang masalah ...sebagai berikut[:] (45p) Jarak CU dengan anggota[:] tanggapan anggota terhadap

jarak .... 5) Tanda hubung

Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, menyambung suku-suku kata, bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu dan sebagainya (Pedoman EYD). Dari hasil analisis kalimat ditemukan kesalahan yang mengandung tanda hubung [-] sebagai berikut.

(46) b. Faktor[-]Faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial, yaitu: (SK2/hlm.19)

Contoh kalimat (46) di atas menunjukkan kesalahan tanda hubung [-] pada unsur kata Faktor. Tanda hubung [-] seharusnya tidak dipisah dari kata yang mendahuluinya maupun yang mengikutinya. Jadi, pemakaian tanda hubung yang benar dari contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(46q) b. Faktor[-]Faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial, yaitu:

6) Tanda petik

Tanda petik [“ “] dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain (Pedoman

EYD).Kalimat yang mengandung kesalahan tanda petik [“ “] sebagai

berikut.

(47) Menurutnya, ...“konsep koperasi yang membedakan dari badan ...mendekati dasar biayanya.[ ](SK3/hlm.15)

Kesalahan yang terdapat pada kalimat (47) yakni tidak adanya tanda petik [“ “] penutup. Setelah tanda titik [.] mengakhiri kalimat,

Dokumen terkait