• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

1.2 Kajian Teori

1.2.5 Kesalahan Ejaan

Kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menuliskan tanda baca (Tarigan dan Tarigan, 1988:198). Kesalahan ejaan dalam sebuah kalimat akan menyebabkan menurunnya tingkat efektivitas kalimat itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Widjono (2007:168) kesalahan ejaan sangat berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat melainkan dapat menyebabkan kesalahan kalimat.

Peneliti menelitikesalahan penggunaan ejaan pada kalimat-kalimat di dalam skripsi. Jenis kesalahan ejaan yang diteliti adalah (a) pemakaian huruf, (b) penulisan kata, (c) penulisan unsur serapan, dan (d) pemakaian tanda baca.

a. Pemakaian huruf

Pemakaian huruf dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf abjad berjumlah 26 huruf, huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o, huruf konsonan (selain huruf vokal dalam abjad), huruf diftong yang dilambangkan dengan ai, au, oi, dan gabungan huruf konsonan seperti kh, ng, ny, dan sy.

Ada hal penting yang dibahas pada paragraf kedua ini, yaitu huruf kapital dan huruf miring. Pertama, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, huruf pertama petikan langsung, huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan (termasuk kata ganti Tuhan), huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi (merujuk pada bentuk lengkap), atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, serta masih banyak lagi. Kedua, huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan, serta dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (bahasa asing).

b. Penulisan kata

Penulisan kata mencakup kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, suku kata, kata depan di, ke, dan dari, partikel, singkatan/akronim, angka/lambang bilangan, kata ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya, serta kata si dan

sang.

1) Kata Turunan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) pada kata turunan ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Imbuhan juga dirangkai dengan tanda hubung jika ditambah pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Imbuhan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau mendahuluinya. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh dapat dilihat di bawah ini.

(1) berjalan (benar)

(2) di-upgrade(benar)

(3) bertepuk tangan (benar) (4) menggarisbawahi(benar) 2) Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung di tengah-tengah bentuk ulang tersebut dan tanpa menggunakan spasi. Contoh penulisan bentuk ulang dapat dilihat di bawah ini.

(5) Hati-hati (benar) (6) Kupu kupu (salah) (7) Bersama-sama (benar) (8) Tukar-menukar (benar)

3) Kata Gabungan

a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya:

Duta besar Mata pelajaran Orang tua Simpang empat Kambing hitam Meja tulis

b) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.

Misalnya:

alat pandang-dengar buku sejarah-baru ibu-bapak kami orang-tua muda anak-istri saya mesin-hitung tangan

c) Gabungan kata digunakan dalam kombinasi, kata itu harus ditulis serangkai atau sambung.

Misalnya:

Inter- Interseksi, interaksi, interasional, interkontinental Pasca- Pascasarjana, pascabedah, pascaperang, pascarevolusi Non- Nonformal, nonlingual, nonkooperatif, nonaktif Antar- Antarkota, antarnegara, antardesa

Anti- Antibiotik, antiseptik, antikorupsi Tuna- Tunakarya, tunarungu

d) Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya:

acapkali manakala

beasiswa peribahasa belasungkawa saputangan

dukacita sukaria

4) Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari sering ditulis salah oleh pemakai bahasa. Kata di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti

kepada dan daripada.

(9) Di mana dia sekarang? (benar)

(10)Dia ikut terjun ketengah kancah perjuangan. (salah) 5) Partikel

a) Partikel -lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

(11)Bacalah buku itu baik-baik! (benar)

(12)Apa kah yang tersirat dalam surat itu? (salah) (13)Apatah itu benar? (benar)

b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

(14)Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. (benar)

(15)Jangankan dua kali, satu kalipun engkau belum pernah datang ke rumahku. (salah)

Catatan: Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalkan adapun,

bagaimanapun, maupun, sekalipun, sungguhpun, kalaupun, biarpun, meskipun, ataupun, dan walaupun.

6) Angka atau Lambang Bilangan

Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dilambangkan sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali bilangan dipakai secara berurutan, seperti perincian atau paparan. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai uang, jumlah, dan sebagainya.

(16)Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. (benar) (17)1 siswa tidak mengikuti pelajaran Biologi. (salah) c. Penggunaan tanda baca

Pada bagian ini akan membahas tentang pemakaian tanda baca dalam kalimat. Tanda baca titik dipakai pada akhir kalimat, di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar, memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu, dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau seru, dan tempat terbit. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian, untuk memisahkan kalimat setara, untuk memisahkan induk kalimat dengan anak kalimat, dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat, untuk memisahkan petikan langsung, dan sebagainya. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung, mengakhiri pernyataan perincian, dan memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Pemakaian tanda baca terdapat 15 macam, yaitu: tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda tanya, tanda seru, tanda

kurung, tanda garing miring, tanda petik ganda, tanda pisah, tanda elipsis, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrop. Semua tanda baca ini merupakan pembangun kalimat yang baik dan benar, tetapi banyak kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan dalam penulisan. Kalimat yang baku sekalipun jika tidak memakai tanda baca yang benar juga tidak bisa disebut kalimat yang baik.

1.2.6 Skripsi

Skripsi adalah sebuah karya ilmiah yang ditulis dan dipersiapkan pada akhir program studi S-1 sebagai salah satu syarat mendapat gelar (Nana Sujana, 1988). Sejalan dengan pendapat sebelumnya, (Poerwadarminta, 1986) mengatakan bahwa skripsi merupakan karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Ditambahkan lagi oleh (Jarwanto, 1992) bahwa skripsi merupakan sebuah karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa program sarjana dari hasil-hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer dan atau analisis data sekunder. Ketiga pendapat para ahli di atas diambil dari

(www.kumpulandefinisi.com/2015/07/pengertian-dan-definisi-skripsi_97.html)diakses 09/01/2016 jam 14:13. Maka, dapat disimpulkan bahwa

skripsi merupakan karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar serta merupakan persyaratan akademis.

Dokumen terkait