• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

C. Analisis Data

Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Perhitungan dilakukan setelah syarat uji asumsi terpenuhi, dalam hal ini uji asumsi meliputi uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik.

commit to user

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data terdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji adalah sebaran data pada skala interaksi sosial, skala konsep diri, dan skala kepercayaan diri. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov Test (ks-z) dengan menggunakan bantuan komputasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows Release 16.0. Uji normalitas sebaran dengan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov Test (ks-z) ini dikatakan normal jika p > 0,05 (Priyatno, 2009).

Uji normalitas pada variabel interaksi sosial diperoleh sebesar 0,107 dengan p 0,200 > 0,05. Uji normalitas pada variabel konsep diri diperoleh sebesar 0,079 dengan p 0,200 > 0,05. Sedangkan uji normalitas pada variabel kepercayaan diri diperoleh sebesar 0,090 dengan 0,200 > 0,05.

Tabel 12 Uji Normalitas

Variabel Ks-z P Keterangan

Interaksi Sosial 0,107 0,200 Normal

Konsep Diri 0,079 0,200 Normal

Kepercayaan Diri 0,090 0,200 Normal

Berdasarkan keterangan tabel di atas bisa diketahui bahwa variabel interaksi sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri memiliki sebaran yang normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

commit to user b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui bentuk linieritas hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan test for linierity dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (pada kolom linierity) kurang dari 0,05.

Uji linieritas hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Sedangkan uji linieritas hubungan antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,008 (0,008 < 0,05). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13 Uji Linieritas

Variabel Sig. pada

kolom Linierity

Keterangan Konsep Diri dengan Interaksi

Sosial

0,001 0,001 < 0,05 (linier) Kepercayaan Diri dengan

Interaksi Sosial

0,008 0,008 < 0,05 (linier)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung bersifat linier. Hasil uji linieritas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

commit to user

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam satu model. Pada analisis regresi dua prediktor, model harus terbebas dari multikolineritas. Deteksi multikolineritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan bahwa model terbebas dari multikolineritas.

Hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada hasil output

SPSS tabel coefficients, tiap-tiap variabel memiliki VIF sebesar 2,618 (diartikan bahwa 2,618 < 10) dan nilai Tolerance sebesar 0,382 (diartikan bahwa 0,382 > 0,1). Berdasarkan hasil uji multikolineritas tersebut maka dapat dinyatakan bahwa model regresi dua prediktor terbebas dari multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan

variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Cara untuk memprediksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar

Scatterplott yang menyatakan bahwa model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, apabila:

commit to user

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola

Hasil analisis pola gambar Scatterplott (pada lampiran) dapat dilihat bahwa pada pola gambar titik-titik data menyebar, tidak mengumpul di atas atau di bawah saja sehingga model regresi dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi bahwa variabel tergantung tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk menguji adanya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji DW (Durbin-Watson). Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hitung terletak di daerah No Autocorelation atau nilai hitung Durbin-Watson mendekati atau disekitar angka 2.

Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,169. Untuk mengetahui apakah nilai hitung tersebut terletak di daerah no Autocorelation,

maka terlebih dahulu menentukan nilai dl (batas bawah) dan du (batas atas) dari nilai Durbin Watson tersebut. Penentuan nilai du dan dl berdasarkan pada tabel uji Durbin Watson dengan k=2 dan N=40 (k=jumlah variabel bebas dan

commit to user

N= jumlah sampel) maka diperoleh nilai dl=1,391 dan nilai du=1,6. Perhitungan selanjutnya 4-du (4-1,6=2,4) dan 4-dl (4-1,391=2,609). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

negatif No autocorelation positif

autocorelation autocorrelation

0 dl du 2 4-du 4-dl 0 1,391 1,6 2,4 2,609

2,169

(nilai hitung Durbin Watson) Gambar 2.

Pengujian autokorelasi

Hasil analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,169. Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa nilai 2,169 dikatakan dekat atau disekitar angka 2 dan terletak di daerah No autocorrelation, jadi model ini terbebas dari autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

Setelah uji asumsi terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan teknik analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui nilai F-test, dengan nilai F dapat diketahui apakah variabel konsep diri dan kepercayaan diri secara bersama-sama berkorelasi secara signifikan terhadap variabel interaksi sosial. Hasil F-test menunjukkan

commit to user

variabel konsep diri dan kepercayaan diri secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel interaksi sosial jika p-value (pada kolom Sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. Hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Anova. Melalui hasil uji ini dapat diperoleh keputusan diterima tidaknya uji hipotesis.

Berdasarkan uji anova menunjukkan p-value 0,022 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan F hitung 4,244 > F tabel 3,252 artinya signifikan. Dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan konsep diri dan kepercayaan diri bersama-sama berkorelasi secara signifikan terhadap interaksi sosial dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 14 Uji Anova

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 288.796 2 144.398 4.244 .022a

Residual 1258.804 37 34.022

Total 1547.600 39

a. Predictors: (Constant), kepercayaandiri, konsepdiri

b. Dependent Variable: interaksisosial

Hubungan antara konsep diri dan kepercayaan diri dengan interaksi sosial pada remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta dapat digambarkan dalam persamaan regresi. Sesuai dengan hasil analisis, dapat dilihat nilai konstanta

commit to user

dan nilai variabel bebas (konsep diri dan kepercayaan diri) yang dapat memprediksi yang terjadi pada variabel tergantung (interaksi sosial) melalui persamaan regresi yang diperoleh dari tabel hasil analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel.

Tabel 15

Koefisien Analisis Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 55.065 10.708 5.143 .000

konsepdiri .281 .200 .337 1.404 .169 .382 2.618

kepercayaan

diri .058 .122 .114 .474 .638 .382 2.618

a. Dependent Variable: interaksisosial

Persamaan regresi pada hubungan ketiga variabel tersebut adalah Y = a + bX1 + cX2

Y = 55,065 + 0,281 X1 + 0,058 X2

Persamaan garis tersebut mengandung arti bahwa konstanta adalah 55,065 mempunyai arti jika tidak ada konsep diri dan kepercayaan diri, maka interaksi sosial adalah sebesar 55,065. Rata-rata skor interaksi sosial pada remaja (kriterium Y) akan mengalami perubahan sebesar 0,281 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel konsep diri (prediktor X1) dan juga diperkirakan akan mengalami perubahan sebesar 0,058 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel kepercayaan diri (prediktor X2). Persamaan garis tersebut dapat dilihat pada lampiran.

commit to user

Berdasarkan hasil output SPSS diketahui pula hubungan antara masing-masing variabel bebas (konsep diri dan kepercayaan diri) dengan variabel tergantung yaitu interaksi sosial yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 16 Korelasi Antar Variabel

interaksisosial konsepdiri kepercayaan diri Pearson Correlation Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri 1.000 .426 .379 .426 1.000 .786 .379 .786 1.000 Sig.(1-tailed) Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri . .003 .008 .003 . .000 .008 .000 . N Interaksisosial Konsepdiri Kepercayaandiri 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Besar perhitungan korelasi antara variabel konsep diri dengan interaksi sosial yang dihitung dengan koefisien korelasi rx1y adalah 0,426 dan p = 0,003 (p < 0,05). Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial.

Besar perhitungan korelasi antara variabel kepercayaan diri dengan interaksi sosial yang dihitung dengan koefisien korelasi rx2y adalah 0,379 dan p=0,008 (p < 0,05). Ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan interaksi sosial.

commit to user

4. Mean Empirik (ME) dan Mean Hipotetik (MH)

Berikut ini disajikan deskripsi data penelitian, deskripsi data penelitian dijelaskan sebagai gambaran umum mengenai data penelitian yang lengkap dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17

Deskripsi Data Penelitian

Skala Jumlah subjek Data hipotetik M SD (σ) Data empirik M SD (σ) Skor Min Skor Maks Skor Min Skor Maks Interaksi Sosial 40 26 104 65 13 75 100 85,9 6,299 Konsep Diri 40 28 112 70 14 70 100 86.2 7,522 Kepercayaan Diri 40 38 152 95 19 82 138 114,38 12,382 Keterangan: M : Mean SD (σ) : Standar Deviasi a. Skala Interaksi Sosial

Skala interaksi sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 26 x 1 = 26 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 26 x 4 = 104, maka jarak sebarannya adalah 104 – 26 = 78 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 78 : 6 = 13, sedangkan rerata hipotetiknya 26 x 2,5 = 65. Apabila subjek digolongkan dalam 5

commit to user

kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.

Tabel 18

Kategorisasi Skala Interaksi Sosial dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empirik Frek (N) Presentase (%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 75≤ X < 80 Sangat rendah 6 15 (MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 80 ≤ X < 85 Rendah 12 30 (MH-0,6σ)≤X < (MH+0,6σ) 85 ≤ X < 90 Sedang 10 25 85,9 (MH+0,6σ)≤X <(MH+1,8σ) 90 ≤ X < 95 Tinggi 9 22,5 (MH+1,8σ)≤X < (MH+3σ) 95 ≤ X < 100 Sangat tinggi 3 7,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala interaksi sosial seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum bahwa remaja di Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta memiliki tingkat interaksi sosial yang sedang.

b. Skala Konsep Diri

Skala konsep diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 28 x 1 = 28 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 28 x 4 = 112, maka jarak sebarannya adalah 112 – 28 = 84 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 84 : 6 = 14, sedangkan rerata hipotetiknya 28 x 2,5 = 70. Apabila subjek digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.

commit to user Tabel 19

Kategorisasi Skala Konsep Diri dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empirik Frek (N) Presentase (%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 70 ≤ X < 76 Sangat rendah 3 7,5 (MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 76 ≤ X < 82 Rendah 10 25 (MH-0,6σ)≤X < (MH+0,6σ) 82 ≤ X < 88 Sedang 10 25 86.2 (MH+0,6σ)≤X <(MH+1,8σ) 88 ≤ X < 94 Tinggi 10 25 (MH+1,8σ)≤X < (MH+3σ) 94 ≤ X < 100 Sangat tinggi 7 17,5 Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala konsep diri seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta memiliki tingkat konsep diri yang sedang.

c. Skala Kepercayaan Diri

Skala kepercayaan diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 38 x 1 = 38 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 38 x 4 = 152, maka jarak sebarannya adalah 152 – 38 = 114 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 114 : 6 = 19, sedangkan rerata hipotetiknya 38 x 2,5 = 95. Apabila subjek digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.

commit to user Tabel 20

Kategorisasi Skala Kepercayaan Diri dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empirik Frek (N) Presentase (%) (MH-3σ)≤ X < (MH-1,8σ) 82 ≤ X < 93,2 Sangat rendah 2 5 (MH-1,8σ)≤ X < (MH-0,6σ) 93,2 ≤ X < 104,4 Rendah 4 10 (MH-0,6σ)≤X < (MH+0,6σ) 104,4 ≤ X < 115,6 Sedang 12 30 114,38 (MH+0,6σ)≤X <(MH+1,8σ) 115,6 ≤ X < 126,8 Tinggi 16 40 (MH+1,8σ)≤X < (MH+3σ) 126,8 ≤ X < 138 Sangat tinggi 6 15 Jumlah 40 100

Berdasarkan kategori skala kepercayaan diri seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum remaja Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta memiliki tingkat kepercayaan diri yang sedang.

5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Hasil analisis menunjukkan :

a. Sumbangan relatif (SR) konsep diri terhadap interaksi sosial sebesar 76,78% dan sumbangan relatif (SR) kepercayaan diri terhadap interaksi sosial sebesar 23,22%. Hasil tersebut menunjukkan besarnya sumbangan masing-masing prediktor terhadap kuadrat regresi.

b. Sumbangan efektif (SE) konsep diri terhadap interaksi sosial sebesar 14,36% dan sumbangan efektif (SE) kepercayaan diri terhadap interaksi sosial sebesar 4,31%. Total sumbangan efektif konsep diri dan kepercayaan diri terhadap interaksi sosial sebesar 18,67% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu dengan nilai 0,187.

commit to user

Perhitungan selengkapnya mengenai sumbangan relatif dan sumbangan efektif dapat dilihat pada lampiran.

Dokumen terkait