• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen Pengelolaan Program Rumah Singgah (Halaman 95-103)

BAB IV HASIL PENELITIAN

E. Analisis Data

Data diperoleh berdasarkan angket yang di kumpulkan mengenai tanggapan para guru tentang pelaksanaan pengelolaan rumah singgah Master diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Sarana dan Prasarana

( n = 8 )

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah rata-rata 1 Ruang belajar 7 8 7 5 8 7 7 8 57 7.1 a. Meja 6 7 9 2 8 6 6 7 51 6.4 b. Kursi 1 0 1 1 1 1 1 1 7 0.9 c. Papan tulis 8 8 9 2 8 7 7 8 57 7.1 2 Ruang guru 7 8 5 1 8 5 1 6 41 5.1 3 Ruang Perpustakaan 6 6 3 6 6 6 6 5 44 5.5 -Tersedianya buku-buku 6 6 5 8 8 7 7 7 54 6.8 4 Ruang TU 1 7 6 2 1 8 4 7 36 4.5 5 Ruang Lab-Skill 7 9 9 9 9 9 8 9 69 8.6 -Komputer 8 9 10 9 9 9 9 9 72 9.0 6 Media Pembelajaran 9 8 7 5 9 8 8 8 62 7.8 7 Lapangan Olahraga 7 7 5 5 8 8 7 8 55 6.9 8 Asrama Laki-Laki 6 6 6 6 9 8 7 7 55 6.9 Asrama Perempuan 8 8 5 7 9 8 7 8 60 7.5 9 WC 7 6 5 7 7 8 7 7 54 6.8 10 Masjid 9 8 8 9 10 9 9 9 71 8.9

11 Ruang Kesehatan 9 8 7 9 9 8 9 9 68 8.5 Jumlah 112 119 107 93 127 122 110 123 913 114.1 Rata-Rata 6.6 7 6.3 5.5 7.5 7.2 6.5 7.2 53.7 6.7 Keterangan no : 1. Adul 2. Wildan Robbani 3. Raqib Bayni 4. Wahidin 5. Bobby Irawan 6. Kawanto 7. Angga 8. Siti

Berdasarkan tabel diatas sarana dan prasarana penunjang yang tersedia di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri dirasakan sudah cukup memadai (rentang nilai antara 1 s/d 10) dengan dinyatakan dengan angka rata-rata 6,7.

Berkaitan dengan sarana dan prasarana penunjang pembinaan anak jalanan di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri, Nurrohim mengatakan”

“Yang unik dari sekolah ini adalah ruang-ruang kelas, kantor, dan tempat kegiatan siswa yang masih semi permanen.Kebanyakan dari bangunan disini dibuat dari papan, triplek, bahkan kontainer bekas.Kelasnya tidak berupa sekat, tetapi semi terbuka. Sehingga sering kali perhatian anak-anak teralihkan dengan warga yang berlalu lalang atau hal-hal lain yang menarik perhatian mereka. Berbeda dengan sekolah-sekolah kebanyakan, tidak ada kursi dan meja untuk belajar disini. Yang ada hanya bangku-bangku panjang yang mereka gunakan sebagai meja untuk menulis dan mereka duduk lesehan. Hal ini dikarenakan begitu banyak siswa sedangkan ruangannya kecil, jadi agar semuanya tertampung desain ruangan yang seperti itu lah yang paling cocok. Hal ini pula lah yang menjadi alasan kenapa ruangannya semi terbuka untuk menjaga sirkulasi dan kenyamanan siswa. Disetiap ruangan kelas tergantung satu white

board sebagai sarana penunjang utama.”33

Dari pemaparan diatas bahwa bangunan di yayasan ini masih semi permanen. Kebanyakan ruangan-ruangan disini yang menjadi kelas, kantor dan tempat kegiatan siswa terbuat dari papan triplek. Dan yang unik dari sekolah ini beberapa ruangan disini dibangun dari kontainer bekas, maka dari itu Master

33

terkenal dengan nama “Sekolah Kontainer”. Desain ruang kelas disini dibangun semi terbuka. Anak-anak belajar tidak menggunakan meja dan kursi seperti sekolah lainnya, mereka duduk lesehan dan menggunakan bangku-bangku panjang untuk menulis. Hal tersebut berdasarkan hasil angket para pembina dengan nilai rata-rata 0,9 untuk kursi dan 6,4 untuk meja. Desain seperti ini disesuaikan dengan banyaknya siswa dengan ruangan yang kecil agar siswa dapat tertampung semua untuk belajar dan untuk menjaga sirkulasi udara dan kenyamanan siswa.

Rumah Singgah Master tidak memiliki ruang khusus untuk para pembina dan ruang tata usaha rumah singgah. Ruang tersebut bergabung dengan ruang sekertariat yayasan. Hal tersebut berdasarkan nilai rata-rata hasil angket yang rendah 5,1 untuk ruang guru dan 4,6 untuk ruang yayasan.

Master belum mempunyai ruang perpustakaan khusus untuk anak-anak membaca dan menyimpan buku-buku bacaan. Buku-buku hanya diletakktan di rak-rak di pinggiran aula ruang terbuka. Berdasarkan nilai rata-rata hasil angket, 5,5 untuk ruang perpustakaan dan 6,4 untuk tersedianya buku-buku. Berkaitan dengan hal itu, Nurrohim mengatakan:

“Belum ada perpustakaan buku bacaan yang memadai. Buku-buku hanya sedikit,diletakkan di rak buku di depan”.

Ruang lab skill di Master sudah memuaskan. Hal ini berdasarkan hasil analisis angket yang tinggi, untuk ruang lab skill 8,6 dan untuk ketersediaan komputer 9,0. Berkaitan dengan penggunaan ruang lab skill, Nurrohim mengungkapkan:

“Beberapa ruangan yang lain di sekolah Master digunakan untuk pusat -pusat pengembangan keterampilan siswa seperti ruang sablon, ruang seni untuk para pelukis dan kaligrafer, ruang musik untuk mengamen, bengkel, digital printing dan toko penyewaan alat-alat pernikahan, peralatan tata

boga, ruang service HP, ruang salon”.

Media pembelajaran yang dimiliki Master sudah cukup lengkap dengan nilai rata-rata hasil angket 7.8, hanya saja media pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang belum tersedia. Hal ini seperti di ungkapkan oleh Nurrohim:

“Sarana yang belum dimiliki oleh Yayasan Bina Insan Mandiri yaitu Media pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus.”34

Lapangan olahraga yang dimiliki Master berdasarkan hasil analisis angket sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 6,9. Hanya saja lapangan atau taman bermain untuk anak-anak masih kurang, penghijauan masih perlu dilakukan. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nurrohim:

“Lapangan atau taman bermainnya kurang, karena anak-anak bermain harus di ruang yang terbuka, karena anak-anak disini pada agresif, jadi taman, pepohonan kita masih kurang, dia seharusnya jangan dipisahkan antara manusia, tumbuhan dan lingkungannya, taman dan penghijauan masih perlu.”35

Untuk memaksimalkan pelaksanaan pembinaan anak-anak jalanan di rumah singgah, Master memberikan mereka fasilitas berupa asrama, 3 ruang untuk laki-laki dan 2 ruang untuk perempuan. Asrama ini diperuntukkan untuk anak-anak jalanan yang tidak lagi pulang ke rumah. Keadaan asrama ini sudah cukup baik dengan nilai rata-rata hasil analisis angket 6,9 untuk asrama laki-laki dan 7,5 untuk asrama perempuan. Berkaitan dengan asrama rumah singgah Master, Nurrohim mengungkapkan:

“Asrama ini diperuntukkan kepada anak-anak jalanan yang tidak lagi pulang ke rumah. Ada dua asrama disana yaitu asrama putri yang terletak di depan dekat dengan lapangan futsal serta asrama putra yang letaknya sedikit dibelakang dan terhalangi kelas-kelas serta WC umum.”36

Sarana MCK yang dimiliki Master berjumlah 16 ruang dengan kondisi cukup baik. Hal ini berdasarkan hasil penilaian angket dengan nilai 6,8.

Master sudah memiliki masjid sebagai sarana ibadah yang sudah memuaskan dengan rata-rata penilaian hasil angket 8,9.

Master juga sudah memiliki klinik kecil sebagai ruang kesehatan. Klinik disini bermitra dengan BAZNAS untuk dokter dan bantuan obat-obatan. Klinik

34

Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129.

35

Wawancara dengan Nurrohim, Hasil wawancara lengkap lihat lampiran 12, h.129.

36

dsini bukan hanya memberikan layanan kesehatan untuk warga Master saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan layanan kesehatan gratis.

Selain itu Master juga memiliki dapur umum untuk menunjang kehidupan anak-anak di Master dan juga anak-anak jalanan di sekitar terminal. Seperti diungkapkan oleh Nurrohim:

“Guna menunjang kehidupan anak-anak jalanan disitu, ada dapur umum. Di dapur umum tersebut sudah ada petugas yang memasak makanan untuk kemudian dibagikan kepada anak-anak jalanan yang tinggal diasrama.Inovasi yang dilakukan pengurus baru-baru ini adalah dengan menyediakan makanan untuk anak jalanan di luar asrama, namun mereka harus tetap membayar seikhlasnya. Taglinedari inovasi ini adalah “makan secukupnya bayar seikhlasnya”.37

- Karakteristik Anak Jalanan yang Tinggal di Rumah Singgah

Jumlah anak jalanan yang tinggal di rumah singgah Master berjumlah sekitar 120 orang. Dengan prosentase 80% laki-laki atau berjumlah sekitar 100 orang dan 20% perempuan atau berjumlah sekitar 20 orang. Pernyataan tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket oleh para tutor rumah singgah. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Anak Jalanan

( n = 8 )

No Karakteristik Jumlah Prosentase

1 Tinggal di asrama 70 60%

2 Pulang pergi 20 15%

3 Kadang tinggal di asrama

kadang pulang ke rumah 30 25%

37

Tabel 4.7

Perhatian Terhadap Pelajaran

( n = 8 )

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rata-Rata 1 Musik 8 9 8 7 9 9 9 9 68 8.5 2 Keterampilan 8 8 8 6 9 9 9 9 66 8.25 3 Matematika 7 3 4 5 3 5 5 6 38 4.75 4 Sains 1 3 1 6 2 2 3 6 24 3 5 Bahasa 8 4 1 6 4 7 7 7 44 5.5 Jumlah 32 27 22 30 27 32 33 37 240 30 Rata-Rata 6.4 5.4 4.4 6 5.4 6.4 6.6 7.4 48 6 Keterangan no : 1. Adul 2. Wildan Robbani 3. Raqib Bayni 4. Wahidin 5. Bobby Irawan 6. Kawanto 7. Angga 8. Siti

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap mata pelajaran sudah cukup baik untuk ukuran anak jalanan dengan perolehan nilai rata-rata hasil angket 6. Musik dan keterampilan memperoleh nilai paling tinggi diantara mata pelajaran lainnya dengan nilai rata-rata angket diatas 8. Perhatian terhadap mata pelajaran matematika dan sains sangat kurang dengan nilai rata-rata di bawah 5, sedangkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran bahasa sudah lumayan cukup dengan rata-rata nilai 5.

Hal ini dikarenakan anak-anak yang dibina di rumah singgah Master Yayasan Bina Insan Mandiri berasal dari keluarga menengah kebawah, maka pendidikan yang diperlukan oleh mereka yang orientasinya terhadap pekerjaan. Oleh karena itu keterampilan dan musik inilah yang paling diminati oleh anak-anak binaan disini. Berbeda jika dibandingkan dengan sekolah formal pada umumnya, mata pelajaran sains, matematika, dan bahasa biasanya paling diminati, karena orientasi mereka yaitu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Melalui Pendidikan luar sekolah, Yayasan Bina Insan Mandiri memberikan pelatihan keterampilan kepada anak-anak jalanan, agar anak-anak

yang telah putus sekolah atau anak-anak jalanan mampu hidup mandiri tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Hal ini seperti diungkapkan oleh Nurrohim:

“Melalui pendidikan luar sekolah anak-anak diberikan keterampilan seperti: service handphone, las, bengkel, komputer, desain grafis, tata

boga, menjahit dan lain sebagainya”.38

Ada beberapa jenis pelatihan keterampilan yang diberikan Yayasan Bina Insan Mandiri kepada anak binaannya, yaitu pelatihan keterampilan percetakan/sablon, otomotif, komputer, service HP, salon kecantikan, menjahit, tataboga. Pelatihan keterampilan-keterampilan tersebut untuk membekali keahlian mereka di kemudian hari. Bila seseorang memiliki keahlian maka dengan mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau melakukan usaha secara mandiri.

Pelatihan keterampilan yang diberikan Yayasan Bina Insan Mandiri kepada anak binaanya betujuan agar mereka dapat memiliki jiwa kreatif, skap positif, jujur dan inovatif serta belajar bagaimana cara berwirausaha dan dapat membekali diri untuk hidup dikemudian hari. Hal ini sejalan dengan Misi Yayasan Bina Insan Mandiri, yaitu menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat guna berdasarkan nilai-nilai kemandirian dan kemanusiaan.

Dari pelatihan-pelatihan keterampilan ini anak binaan dipacu untuk memahami dunia kerja dan wirausaha serta mampu membaca peluang usaha dan bisnis, dengan demikian menumbuhkan optimisme mengikuti berbagai pelatihan. Program-program ini memberikan motivasi berwirausaha serta pelatihan-pelatihan bisnis, sehingga warga belajar dapat mengembangkan potensi dan memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat, menggali dan mengembangkan potensi dirinya dan peluang usaha di lingkungan mereka berada.

Minat anak-anak terhadap musik tinggi, karena tidak lepas dari kehidupannya dijalanan sehari-hari mencari uang dengan mengamen dijalanan. Maka dari itu, Yayasan Bina Insan Mandiri memfasilitasi mereka dengan

38

mengadakan kelas musik. Seni musik yang dikembangkan di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah seni musik barang bekas (trashick) yaitu seni musik dengan menggunakan instrument musik dari barang-barang bekas seperti tong, botol, gallon, besi tua, dll. Adanya kelas musik dapat dijadikan sebagai wadah bagi para warga binaan Yayasan Bina Insan Mandiri untuk lebih mengembangkan bakatnya di bidang musik karena sebagian anak jalanan yang dibina Yayasan Bina Insan Mandiri pernah mengamen. Selain itu, untuk mempersiapkan para warga binaan yang memiliki bakat dan minat yang tinggi terhadap musik semakin terasah, kualitas skill musik mereka meningkat dan dapat menghasilkan karya musik yang lebih berkualitas sehingga mereka tidak mendapatkan uang dengan mengamen dijalan lagi, tetapi pada acara-acara atau event instansi atau lembaga lainnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui kekuatan yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah yaitu menjunjung tinggi kebersamaan, memiliki tenaga pendidik yang kompak dalam membina anak-anak jalanan, mendapat dukungan dari masyarakat sekitar serta lembaga/instansi yang peduli terhadap pendidikan anak-anak jalanan.

Adapun kelemahan yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah adalah banyaknya anggaran pengeluaran yang dikeluarkan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri untuk keperluan sedangkan jumlah warga binaan semakin banyak, tidak meratanya pemahaman dalam penanganan warga binaan, kebersihan juga kurang optimal, dan kurangnya SDM yang menangani pembinanaan anak jalanan di rumah singgah, karena SDM disini lebih banyak terkonsen di divisi pendidikan.

Sedangkan peluang yang mungkin dapat dikembangkan Yayasan Bina Insan Mandiri dalam pengelolaan rumah singgah adalah beberapa jenis pelatihan keterampilan yang diajarkan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri dalam rangka pengembangan kreativitas warga belajar agar dapat mengembangkan unit-unit usaha yang dimiliki Yayasan Bina Insan Mandiri dan kemandirian hidup bagi anak-anak jalanan itu sendiri.

Hambatan yang menjadi ancaman yang dihadapi rumah singgah Master dalam pengelolaan rumah singah adalah banyaknya anak-anak yang keluar masuk

rumah singgah, sehingga jumlah warga binaan di rumah singgah tidak menentu, anggaran masih dirasakan kurang dan dukungan dari pemerintah dalam pembuatan izin-izin program terkadang sulit.

Dalam dokumen Pengelolaan Program Rumah Singgah (Halaman 95-103)

Dokumen terkait