• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Metode Analisis Data

4. Analisis Data Instrumen Kuesioner Motivasi Siswa

Setelah dilakukan pengamatan dan pengisian instrumen observasi motivasi belajar siswa, dilakukan pemberian skor setiap aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar siswa. Masing-masing indikator setiap karakteristik motivasi dalam instrument observasi diberi poin 1 (satu). Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah skor total yang diperoleh masing-masing siswa, kemudian dihitung presentase motivasi belajar siswa dengan cara :

Keterangan :

: Hasil presentase motivasi belajar siswa

: Jumlah skor maksimum

Setelah diperoleh presentase motivasi belajar masing-masing siswa, selanjutnya ditentukan kriteria motivasi belajar siswa berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 3.6

Kriteria Motivasi Belajar Siswa (Kartika Budi, 2001:55)

Interval (%) Kriteria Motivasi

20 Sangat rendah

21 40 Rendah 41 60 Cukup 61 80 Tinggi 81 100 Sangat Tinggi

Dari tabel diatas, dapat diartikan kriteria motivasi belajar siswa sebagai berikut :

1) Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar kurang dari atau sama dengan 20%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah.

2) Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 21% sampai dengan 40%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran rendah.

3) Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 41% sampai dengan 60%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran cukup.

4) Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 61% sampai dengan 80%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran tinggi.

5) Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 81% sampai dengan 100%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat tinggi. b. Motivasi Belajar Siswa secara Keseluruhan

Setelah diperoleh kriteria motivasi belajar masing- masing siswa, dapat dihitung presentase keterlibatan siswa secara keseluruhan dengan menghitung jumlah siswa yang termasuk dalam masing-masing kriteria. Perhitungan presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan dengan cara :

Keterangan :

: Hasil presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan

∑ : Jumlah siswa yang termotivasi sesuai kriteria : Jumlah seluruh siswa

Selanjutnya dapat ditentukan kriteria motivasi belajar siswa sacara keseluruhan menggunakan tabel kriteria motivasi belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Motivasi Belajar Siswa Secara Keseluruhan (Kartika Budi, 2001:55) ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR Kriteria 75% Sangat Tinggi <75% 75% Tinggi <75% 65% Cukup <65% 65% Rendah <65% Sangat Rendah Keterangan : ST : Sangat Tinggi T : Tinggi C : Cukup R : Rendah SR : Sangat Rendah

Dari tabel diatas dapat diartikan kriteria motivasi belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 1) Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki

kriteria sangat tinggi lebih dari satu atau sama dengan 75% (ST 75%) maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan sangat tinggi.

2) Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi kurang dari 75% (ST < 75%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria

tinggi mencapai 75% (ST + T 75%) maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan tinggi.

3) Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambahkan kriteria tinggi kurang dari 75% (ST + T < 75%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria yang sangat tinggi ditambahkan dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup mencapai lebih dari satu atau sama dengan 65% (ST + T + C 65%) maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan cukup.

4) Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi dan kriteria cukup kurang dari 65% (ST + T + C < 65%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa denga kriteria tinggi dan kriteria cukup serta kriteria rendah mencapai lebih dari satu atau sama dengan 65% (ST + T + C + R 65%) maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan rendah.

5) Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi,

kriteria cukup, dan kriteria rendah kurang dari 65% (ST + T + C + R < 65%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi, kriteria cukup, kriteria rendah, dan kriteria sangat rendah mencapai kurang dari 65% (ST + T + C + R 65%) maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan sangat rendah.

c. Uji Inferensial Data Motivasi Belajar Siswa Dari Kuesioner

Setelah data kuesioner di analisis secara deskriptif (dengan memperhatikan kriteria-kriteria motivasi) maka data motivasi belajar dianalisis secara inferensial dengan menggunakan uji rata-rata (uji T). Langkah-langkah melakukan uji T pada data motivasi belajar sama dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan rata- rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman. c.1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Langkah-langkah uji normalitas yaitu: 1. Merumuskan H0 dan H1

H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal

2. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis

Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan

Jika Sig (2-tailed) maka H0 gagal ditolak. Artinya data tersebut berdistribusi normal.

c.2. Uji Variansi

Langkah-langkah uji variansi menurut Husaini dan Purnomo (2008:133) yaitu :

1. Merumuskan H0 dan H1

H0 : tidak ada perbedaan variansi H1 : ada perbedaan variansi 2. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang digunakan adalah

3. Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan :

Jika Sig (2-tailed) maka H0 gagal ditolak. Artinya tidak ada perbedaan variansi dari data tersebut.

c.3. Uji Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Sebelum pembelajaran

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji- T untuk melihat apakah ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas ekperimen. Perhitungannya menggunakan SPSS Statisc 17.0. Langkah-langkah melakukan uji-T, yakni:

1. Merumuskan H0 dan H1

H0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan kelas eksperimen ( = )

H1 : ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan kelas eksperimen ( = )

2. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis

Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan

Jika Sig (2-tailed) maka H0 gagal ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara nilai rata-rata

kuesioner kelas kontrol dan nilai rata-rata kuesioner kelas ekperimen

c.4. Uji Perbedaan Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Setelah Pembelajaran

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji- T untuk melihat apakah nilai rata-rata kuesioner kelas ekperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kuesioner kelas kontrol. Perhitungannya menggunakan SPSS Statistic 17.0. Langkah- langkah melakukan uji-T, yakni :

1. Merumuskan H0 dan H1

H0 : rata-rata nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol ( )

H1 : nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol ( ) 2. Menentukan taraf signifikan

Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis

Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan

nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

5. Analisis Data Pengamatan Motivasi Siswa Oleh

Dokumen terkait