• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif 1.Analisis Data Kualitatif

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data hasil tes kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik. Analisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kemampuan dan peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa, dianalisis skor hasil postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa, dianalisis skor n-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis diolah melalui beberapa tahapan.

a. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban, pedoman penskoran, serta bobot yang digunakan untuk tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis. Sedangkan pemberian skor untuk skala disposisi matematis ditentukan dengan cara summated ratink.

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membuat tabel skor pretes dan postes untuk tes kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis, sedangkan untuk disposisi matematis dibuat tabel skala disposisi sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan.

c. Menentukan skor peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi dan disposisi matematis dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi

(normalized gain) yang dikembangkan Hake (1999) sebagai berikut:

Dengan kriteria indeks gain (Hake, 1999) seperti tabel berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor N-Gain Interpretasi

g > 0,7 Tinggi 0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

d. Melakukan asumsi statistik, yakni uji normalitas dan uji homogenitas varians. 1) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data skor pretes, postes, skala disposisi sebelum dan sesudah penelitian, dan gain ternormalisasi, dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal

Perhitungan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Santoso, 2012):

 jika sig. < α maka H0 ditolak, dengan α = 0,05, dan

 jika sig.≥ α maka H0 diterima, dengan α = 0,05.

2) Uji homogenitas variansi skor pretes, postes, skala disposisi sebelum dan sesudah perlakuan, dan gain ternormalisasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelompok sama atau berbeda. Hipotesis yang diuji dapat dinyatakan juga sebagai berikut:

43

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : (Varians kemampuan pemahaman matematis kedua kelas homogen)

H1 : (Varians kemampuan pemahaman matematis kedua kelas tidak homogen)

o Kemampuan komunikasi matematis

H0 : (Varians kemampuan komunikasi matematis kedua kelas homogen)

H0 : (Varians kemampuan komunikasi matematis kedua kelas tidak homogen)

o Disposisi matematis

H0 : (Varians disposisi matematis kedua kelas homogen) H0 : (Varians disposisi matematis kedua kelas tidak

homogen)

Perhitungan uji homogenitas dilakukan menggunakan uji statistik Levene test, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Santoso, 2012):

 jika sig. < α maka H0 ditolak, dengan α = 0,05, dan

 jika sig.≥ α maka H0 diterima, dengan α = 0,05.

e. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rataan skor pretes, skor postes, dan gain ternormalisasi menggunakan uji t independen (independent sample t test).

1) Kemampuan Pemahaman Matematis a) Skor pretes

Uji skor pretes kemampuan pemahaman matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Tidak terdapat perbedaan rataan skor pretes kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1: Terdapat perbedaan rataan skor pretes kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan skor pretes kemampuan pemahaman matematis kelompok eksperimen

rataan skor pretes kemampuan pemahaman matematis kelompok kontrol

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012): jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan

jika sig.≥ 0,05 maka H0 diterima. b) Skor postes

Uji skor postes kemampuan pemahaman matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Rataan skor postes kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Rataan skor postes kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

45

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan skor postes kemampuan pemahaman matematis kelompok eksperimen

rataan skor postes kemampuan pemahaman matematis kelompok kontrol

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012): i. berdasar nilai probabilitas

 jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak,

 jika sig.≥ 0,05, maka H0 diterima, atau ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel

 jika thitung > ttabel,maka H0 ditolak,

 jika thitung ≤ ttabel,maka H0 diterima. c) N-Gain

Uji n-gain kemampuan pemahaman matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik dari siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 :

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= rataan nilai n-gain kemampuan pemahaman matematis kelompok eksperimen

rataan nilai n-gain kemampuan pemahaman matematis kelompok kontrol

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012): i. berdasar nilai probabilitas

 jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak,

 jika sig.≥ 0,05, maka H0 diterima, atau ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel

 jika thitung > ttabel,maka H0 ditolak,

 jika thitung ≤ ttabel,maka H0 diterima. 2) Kemampuan Komunikasi Matematis

a) Skor pretes

Uji skor pretes kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Tidak terdapat perbedaan rataan skor pretes kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Terdapat perbedaan rataan skor pretes kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

47

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan skor pretes kemampuan komunikasi kelompok eksperimen

rataan skor pretes kemampuan komunikasi kelompok kontrol

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012):

 jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan

 jika sig.≥ 0,05 maka H0 diterima. b) Skor postes

Uji skor postes kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir komunikasi matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Rataan skor postes kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Rataan skor postes kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan skor postes kemampuan komunikasi kelompok eksperimen

rataan skor postes kemampuan komunikasi kelompok kontrol

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012):

i. berdasar nilai probabilitas

 jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak,

 jika sig.≥ 0,05, maka H0 diterima, atau ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis

 jika thitung > ttabel,maka H0 ditolak,

 jika thitung ≤ ttabel,maka H0 diterima. c) N-Gain

Uji n-gain kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah: H0: Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan nilai n-gain kemampuan komunikasi kelompok eksperimen

rataan nilai n-gain kemampuan komunikasi kelompok kontrol

49

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. berdasar nilai probabilitas

 jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak,

 jika sig.≥ 0,05, maka H0 diterima, atau ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis

 jika thitung > ttabel,maka H0 ditolak,

 jika thitung ≤ ttabel,maka H0 diterima. 3) Kemampuan Disposisi Matematis

a) Skor skala disposisi sebelum perlakuan

Uji skor disposisi matematis sebelum perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui disposisi matematis siswa sebelum perlakuan. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Tidak terdapat perbedaan rataan skor skala disposisi matematis siswa sebelum memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif NHT dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Terdapat perbedaan rataan skor skala disposisi matematis siswa sebelum memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan skor skala disposisi matematis kelompok eksperimen sebelum perlakuan

rataan skor skala disposisi matematis kelompok kontrol sebelum perlakuan

dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012)

 jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak,

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) N-Gain

Uji n-gain disposisi matematis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan disposisi matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: Peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

H1: Peningkatan disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 : Keterangan:

= rataan nilai n-gain disposisi matematis kelompok eksperimen

rataan nilai n-gain disposisi matematis kelompok kontrol dengan dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2012):

i. berdasar nilai probabilitas

 jika sig. < 0,05, maka H0 ditolak,

 jika sig.≥ 0,05, maka H0 diterima, atau ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis

 jika thitung > ttabel,maka H0 ditolak,

51

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji statistik yang digunakan adalah Uji-t’, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji non-parametrik, yaitu Uji Mann-Whitney.

f. Asosiasi antar Variabel Terikat

Untuk mengetahui ada atau tidaknya asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis, peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis, dan peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis digunakan Uji Product Moment Pearson. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis H0: Tidak terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman

dan komunikasi matematis.

H1: Terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 :

dengan = korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis, dengan dasar pengambilan keputusannya (Santoso, 2012) adalah:

 jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan

 jika sig.≥ 0,05 maka H0 diterima.

2) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Disposisi Matematis

H0: Tidak terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis.

H1: Terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : H1 :

dengan = korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis, dengan dasar pengambilan keputusannya (Santoso, 2012) adalah:

 jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan

 jika sig.≥ 0,05 maka H0 diterima.

3) Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis

H0: Tidak terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis.

H1: Terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis.

Secara operasional rumusan hipotesis diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : H1 :

dengan = korelasi antara peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis, dengan dasar pengambilan keputusannya keputusannya (Santoso, 2012) adalah:

 jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak, dan

53

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g. Diagram Alur Analisis Inferensi Data Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar 3.1

Diagram Alur Analisis Inferensi Data Hasil Penelitian

Uji Nonparametrik (Uji Mann-Whitney) Normal ? Ya Tidak Homogen Data Pretes, Postes, N-Gain Tidak Uji � Uji Homogenitas Ya Uji t Uji Normalitas

Arochfah, 2013

Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen terkait