METODA PENELITIAN A.Jenis Penelitian
C. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.9 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) 20.078 2.239 8.966 .000 X1 -.252 .115 -.283 -2.202 .030 X2 .115 .106 .125 1.083 .281 X3 .348 .089 .437 3.931 .000 a Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut maka diperoleh persamaan regresi
linier berganda Y = 20,078 - 0,252 X1 + 0,115 X 2 + 0,348 X 3
2. Uji Asumsi Klasik
Menurut Widarjono (2007:64) dalam regresi linier berganda ada
beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu tidak ada multikolinearitas,
tiadak ada autokolerasi, tidak ada heteroskedastisitas, dan data
berdistribusi normal. Berdasarkan pernyataan tersebut maka model dalam
a. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Tabel 5.10
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Variabel Collinerity
Statistics
Tolerance VIF
Gaya kepemimpinan X1
Progarm Formal Pengembangan Karir X2 Program Kesejahteraan X3 0,535 0,667 0,718 1,870 1,500 1,392
Dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) kita bisa mendeteksi masalah multikolinieritas dalam sebuah model
regresi berganda, jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinieritas Widarjono (2007:118). Dengan melihat hasil
perhitungan VIF pada variabel gaya kepemimpinan 1,870 , VIF pada pengembangan karir sebesar 1,500, VIF pada program kesejahteraan 1,392. berdasarkan pendapat Widarjono maka dapat disimpulkan
tidak ada multikolineritas antar variabel karena nilai VIF lebih kecil dari 10.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Tabel 5.11
Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 2,053
Sumber : Data Primer diolah, 2009
dl = 1,613 du = 1,736 4-du = 2,264 4-dl = 2,387
dw = 2,053. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai
nilai alpha 5% dan n =100 dan k = 3 maka diperoleh nilai dl =
1,613 dan nilai du = 1,736. nilai DW terletak du < d < 4-du. Maka
dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi.
c. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Berdasrkan pengolahan data (gambar scatterplot) menggunakan SPSS versi 12.0 didapatkan titik-titik penyebar di
bawah dan diatas, dan tidak mempunyai pola yang teratur, jadi
dapat disimpulkan regresi tidak ada heteroskedastisitas.
-4 -2 0 2
Regression Standardized Predicted Value
-3 -2 -1 0 1 2 3 Regression St udent iz ed Resi dual Dependent Variable: Y Scatterplot Gambar 5.1
d. Hasil Uji Aasumsi Klasik Normalitas
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 12.0
diperoleh grafik histogram yang menunjukan garis kurva normal,
berarti data yang diteliti berdistribusi normal. Demikian juga dengan
melihat normal probability plot menunjukan data berdistribusi
normal karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Jadi data
variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0 5 10 15 20 25 Frequency Mean = -1.42E-16 Std. Dev. = 0.985 N = 100 Dependent Variable: Y Histogram Gambar 5.2
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expected Cum Prob Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.3
Hasil Normal Probability Plot : Motivasi
3. Koefisien Determinasi Tabel 5.12 Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .387(a) .150 .123 2.378 a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y
Menurut Santoso (dalam Priyatno, 2008:81) bahwa regresi untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R Square
sebagai koefisien determinasi. Dari hasil analisis regresi berganda tiga
variabel bebas diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,123. besaran
Adjusted R Square ini menunjukan bahwa 0,123 atau sekitar 12,3 % perubahan-perubahan pada Y yaitu motivasi dapat dijelaskan oleh ketiga
variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, program formal pengembangan
karir dan program kesejahteraan.
4. Pengujian Signifikasi Pengaruh Simultan dengan Uji F
Tabel 5.13
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 95.493 3 31.831 5.629 .001(a)
Residual 542.867 96 5.655
Total 638.360 99
a Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y
Hasil pengujian pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel
X1, X2, X3 dengan uji F menghasilkan nilai Fhitung = 5,629. Hal ini
menunjukkan angka yang lebih besar dari pada angaka Ftabel (Fhitung >
Ftabel) dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (df1 : 4-1 = 3dan
df 2 : 100-3-1= 96) yang bernilai 2,700409
Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas ( gaya
kepemimpinan, program formal pengembangan karir, dan program
kesejahteraan) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
5. Pengujian Signifikasi Pengaruh Parsial dengan Uji t Tabel 5.14 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 20.078 2.239 8.966 .000 X1 -.252 .115 -.283 -2.202 .030 X2 .115 .106 .125 1.083 .281 X3 .348 .089 .437 3.931 .000 a Dependent Variable: Y
Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X1
(gaya kepemimpinan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,252 bertanda
negatif. dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,03< 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka gaya kepemimpinan (X1) secara individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.
Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X2
(program formal pengembangan karir) menunjukkan nilai koefisien
sebesar 0,115 bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai
sig. 0,281 > 0,05, karena nilai sig. > 0,05 maka program formal pengembanga karir (X2) secara individual tidak berpengaruh terhadap
nilai Y.
Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X3
(progarm kesejahteraan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,348
bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka gaya kepemimpinan (X3) secara individual berpengaruh signifikan terhadap nilai Y.
D. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukan bahwa penilaian karyawan atas gaya
kepemimpinan, program formal pengembangan karir dan program
kesejahteraan berpengaruh tehadap motivasi kerja karywan. Tiga variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Fhitung
>Ftabel ). Hal ini menunjukan bahwa motivasi karyawan dapat dibangun
melalui gaya kepemimpinan yang terjadi didalam organisasi, program formal
pengembangan karir yang ada didalam organisasi dan program kesejahteraan
yang diberikan pada karyawan.
Ketiga variabel bebas secara individual tidak berpengaruh semua
terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang pertama adalah gaya
kepemimpinan, Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien korelasi untuk
X1 (gaya kepemimpinan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,252
bertanda negatif. dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,03 < 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka gaya kepemimpinan (X1) secara individual berpengaruh terhadap nilai Y. Variabel bebas yang kedua adalah program
formal pengembangan karir, Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien
korelasi untuk X2 (program formal pengembangan karir) menunjukkan nilai
koefisien sebesar 0,115 bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh
nilai sig. 0,281 > 0,05, karena nilai sig. > 0,05 maka program formal pengembanga karir (X2) secara individual tidak berpengaruh terhadap nilai
Y. Sedangkan variabel bebas yang ketiga adalah program kesejahteraan,
kesejahteraan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,348 bertanda positif.
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig. 0,00< 0,05, karena nilai sig. < 0,05 maka gaya kepemimpinan (X3) secara individual berpengaruh terhadap
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis identitas reponden, berdasarkan usia responden
diketahui bahwa sebagian besar responden berusia lebih dari 35 tahun
sebanyak 59 responden 59%. Berdasarkan divisi diketahui semua
responden adalah perawat. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa
responden pria lebih sedikit dari pada responden wanita yaitu sebesar 65
responden 65%. Bedasarkan status diketahui bahwa responden yang
belum menikah jumlahnya lebih sedikit dari pada responden yang sudah
menikah yaitu 88 responden (88%). Berdasarkan pendidikan terahkir
diketahui bahwa sebagian besar responden pendidikan terkhirnya diploma
sebanyak 81 responden (81%). Berdasarkan masa kerja diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun
sebanyak 62 reponden (62%). Berdasarkan pendapatan perbulan
responden, diketahui bahwa pendapatan sebagian besar responden diatas
1,5juta perbulan sebanyak 80 responden (80%)
2. berdasarkan analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pembahasan analisis regresi linier berganda diperoleh
persamaan Y = 20,078 - 0,252 X1 + 0,115 X 2 + 0,348 X 3 . konstanta
sebesar 20,078 mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh variabel
X1, X2, X3, dalam arti masing-masing dianggap nol, maka Y bernilai
sebesar 20,078 satuan.
b. Hasil pengujian pengaruh bersama-sama ketiga variabel X1, X2, X3
dan dengan uji F menghasilkan sig. = 0,001. karena nilai sig. < 0,05
maka ketiga variabel bebas (gaya kepemimpinan, program formal
pengembangan karir dan program kesejahteraan) secara bersama-sama
berpengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y (motivasi)
c. Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien regresi untuk variabel XI
(gaya kepemimpinan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,252
bertanda negatif. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig.0,30< 0,05, karena nilai sig. 0,30 < 0,05 maka gaya kepemimpinan (X1) secara individual berpengaruh terhadap Y (motivasi).
d. Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien regresi untuk variabel X2
(program formal pengembangan karir) menunjukkan nilai koefisien
sebesar 0,115 bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh
nilai sig. 0,281 > 0,05, karena nilai sig. 0,281 > 0,05 maka X2 (program formal pengembangan karir) secara individual tidak
e. Hasil uji signifikasi terhadap nilai koefisien regresi untuk variabel X3
(program kesejahteraan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,348
bertanda positif. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sig.0.00< 0,05, karena nilai sig.0.00< 0,05 maka X3 program kesejahteraan secara individual berpengaruh terhadap Y (motivasi).
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis menyarankan pada
organisasi agar lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan
program kesejahteraan karena program kesejahteraan merupakan variabel
yang dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Motivasi kerja sangat
penting bagi karyawan sehingga organisasi juga harus memperhatikan
variabel yang mempenggaruhi motivasi kerja karyawan selain program
kesejahteraan agar karyawan lebih termotivasi dalam bekerja. Apabila
motivasi kerja karyawan tinggi maka karyawan akan selalu berusaha bekerja
dengan baik. Karena karyawan merasa kalau organisasi menaruh perhatian
pada karyawan sehingga karyawan akan memberikan pengabdian pada
organisasi dengan selalu berusaha bekerja dengan baik.
C. Keterbatasan
1. Responden hanyalah karyawan bagian perawat rawat inap Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
2. Penelitian tidak dapat membuktikan pengaruh gaya kepeimpinan dan
3. Penelitian dapat membuktikan membuktikan pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap motivasi kerja karyawan, namun
pengaruhnya kecil sehingga masih ada varibel lain yang lebih dominan
mempengaruhi motivasi kerja karyawan namun tidak diteliti dalam