• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya kepemimpinan program formal pengembangan karir dan program kesejahteraan terhadap motivasi kerja : studi kasus karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh gaya kepemimpinan program formal pengembangan karir dan program kesejahteraan terhadap motivasi kerja : studi kasus karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten - USD Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP MOTIVASI KERJA

Studi Kasus Karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Dwi Hastuti

052214074

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

KESEJAHTERAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

Studi Kasus Karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Dwi Hastuti

052214074

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

adalah harga yang harus anda bayar untuk kemajuan

(Branch Ricky)

Skripsi ini kupersembahkan bagi :

Jesus Christus Sang Juru Selamat

Bapak, ibu, dan keluarga Tercinta

(6)

v

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROGRAM FORMAL PENGEMBANGAN KARIR DAN PROGRAM KESEJAHTERAAN

TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

dan diajukan untuk diuji pada tangg 17 Desember 2009 adalah hasil karya saya.

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 17 Desember 2009 Yang membuat pernyataan

Dwi Hastuti 052214074

(7)
(8)

vii

berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Program Formal Pengembangan

Karir dan Program Kesejahteraan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan yang diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma

4. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh

(9)

viii

nasehatnya yang sangat berarti sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang telah

membagikan ilmunya dan membantu penulis.

7. Seluruh responden karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner

guna melengkapi data yang penulis butuhkan

.

8. Bapak Hartoyo dan ibu Suharsi yang telah meberikan Doa, semangat,

kesabaran, kasih sayang yang tak terhingga.

9. Budi yang memberikan semangat dan mendampingiku disetiap waktu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari

berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca

Yogyakarta, Desember 2009

Penulis

Dwi Hastuti

(10)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

(11)

ix

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 22

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 24

D. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Populasi dan Sampel ... 30

F. Teknik Penganbilan Sampel... 30

G. Sumber Data ... 31

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(12)

x

Tabel Judul Halaman

4.1 Data Ketenagaan ... 48

5.1 Usia Responden ... 60

5.2 Jenis Kelamin ... 60

5.3 Status ... 61

5.4 Pendidikan ... 61

5.5 Masa Kerja ... 62

5.6 Pendapatan Perbulan ... 62

5.7 Uji Validitas Variabel Penelitian ... 64

5.8 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ... 66

5.9 Hasil Regresi Linier Berganda ... 66

5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 67

5.11 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 67

5.12 Hasil Koefisien Determinasi ... 70

5.13 Hasil Uji F ... 71

(13)

xi

Gambar Judul Halaman

3.1 Uji Statistik Darbin – Watson ... 36

4.1 Struktur Organisasi... 48

5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

5.2 Gambar Histogram ... 69

(14)

xii Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Print out hasil olah data Lampiran 3 Daftar Tabel

(15)

xiii

PENGEMBANGAN KARIR DAN PROGRAM KESEJAHTERAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Dwi Hastuti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

(16)

xiv

Tirtonegoro Public Hospital Klaten

Dwi Hastuti Sanata Dharma University Yogyakarta 2009

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Melihat adanya kompetisi yang semakin meningkat dan perubahan

lingkungan yang semakin cepat maka setiap organisasi harus mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup, suatu

organisasi perlu memadukan beberapa faktor produksi seperti sumber daya

modal, sumber daya manusia, dan teknologi yang dimiliki. Dari beberapa

faktor produksi tersebut, sumber daya manusia yang disebut karyawan

memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberasilan suatu

organisasi dalam mencapai tujuan.

Dalam pengelolaan karyawan, diperlukan figur pemimpin yang dapat

memimpin organisasi dengan baik. Seorang pemimpin harus mampu

membangun relasi yang baik dengan bawahannya. Hak pemimpin untuk

mengambil keputusan dan memutuskan hal terbaik bagi organisasinya

membutuhkan keberanian demi mencapai tujuan organisasi dan tetap bertahan

dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah. Pemimpin juga harus mampu

mempengaruhi, menggerakan, serta mendorong anggota organisasinya. Maka

dari itu gaya kepemimpinan yang baik harus diterapkan seorang pemimpin

agar dapat mencapai tujuan organisasi.

Selain figur pemimpin, dalam mengelola karyawan perlu

diselenggarakan program formal pengembangan karir agar sumber daya

(18)

manusia mampu menghadapi kompetisi yang semakin meningkat dan

perubahan lingkungan yang cepat. Program formal pengembangan karir,

didahului dengan menganalisis kebutuhan, tujuan, sasaran, serta perinsip

belajar agar program formal pengembangan karir yang dilakukan dapat

benar-benar bermanfaat karyawan, dan bermanfaat bagi perusahaan atau organisasi.

Untuk mengarahkan pengembangan karir agar menguntungkan organisasi dan

karyawan, departemen personalia perlu memperhatikan perencanaan karir

karyawan dengan memberi kesempatan pada karyawan untuk terlibat dalam

perencanaan karir. Karena perencanaan karir dapat mengembangakan

karyawan dalam organisasi. Dengan memberi kesempatan karyawan terlibat

dalam perencanaan karir maka akan meningkatkan motivasi kerja karyawan

karena karyawan percaya bahwa organisasi menaruh minat pada perencanaan

karir sehingga memungkinkan karyawan tetap bersama organisasi.

Organisasi juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawan karena

kesejahteraan karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha

meningkatkan motivasi kerja karyawan. Jika motivasi kerja karyawan tinggi

maka karyawan akan bekerja dengan baik dan dengan sendirinya tujuan

organisasi akan tercapai. Program kesejahteraan karyawan bertujuan untuk

mempertahankan kondisi mental dan membina moral kerja karyawan

sehingga karyawan dapat memenuhi kebutuhanya dan tetap bertangungjawab

pada organisasi.

Faktor gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir dan

(19)

pemimpin harus memperhatikan ketiga hal tersebut agar karyawan dapat

termotivasi untuk bekerja dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai ditengah kompetisi yang semakin meningkat dan perubahan

lingkungan yang cepat.

Dari uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Program

Formal Pengembangan Karir dan Program Kesejahteraan terhadap

Motivasi Kerja Karyawan”. Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir, dan

program kesejahteraan secara bersama-sama berpengaruh terhadap

motivasi kerja karyawan?

2. Apakah gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir, dan

program kesejahteraan secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja

(20)

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian hanya dilakukan pada karyawan bagian perawat rawat inap

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang sudah

menjadi karyawan tetap.

2. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan yang akan diteliti adalah gaya kepemimpinan otokratik, demokratik, laissez faire.

3. Dalam penelitian ini program formal pengembangan karir yang akan

diteliti adalah partisipasi karyawan dalam perencanaan karir dan

paertisipasi karyawan dalam program pelatihan dan pengembangan.

4. Dalam penelitian ini program kesejahteraan yang akan diteliti adalah

program kesejahteraan ekonomi karyawan yang meliputi pensiun,

asuransi, dan pemberian kredit.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama gaya kepemimpinan,

program formal pengembangan karir dan program kesejahteraan terhadap

motivasi kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial gaya kepemimpinan, program

formal pengembangan karir dan program kesejahteraan terhadap motivasi

(21)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Rumah Sakit Pusat Umum Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi maupun saran dan

sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai dalam pengambilan

Kebijakan Pemimpin Rumah Sakit Umum Pusat Soeradji Tirtonegoro

Klaten untuk mengevaluasi dalam hubunganya dengan pengembangan

karir karyawan dan kesejahteraan karyawan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan

untuk menlengkapi kepustakan Universitas Sanata Dharma dalam

memberikan informasi pengetahuan bagi pembaca.

3. Bagi Penulis

Dengan mengadakan penelitian ini penulis dapat mengetahui pentingya

sumber daya manusia dalam suatu organisasi dan cara pemimpin dalam

mengelola sumber daya manusia dalam suatu organisasi.

F. Sistematika Penulisan

Keseluruhan penulisan laporan ini terdiri dari enam bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembaatasan masalah, tujuan penelitia dan manfaat penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

(22)

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi hal-hal sebagai berikut : jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan lokasi, variabel, populasi dan sampel, teknik penganbilan sampel, sumber data, teknik penumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

Gambaran umum subyek penelitian secara garis besar menjelakan mengenai subyek penelitian. Subyek penelitian dalam hal ini adalah karyawan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Disini akan dikemukakan mengenai sejarah singkat berdirinya Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, struktur organisasi, visi dan misi.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis deskriptif data, uji validitas dan reliabilitas, analisis data dan pembahasanya.

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari analisis data, saran yang diberikan dan keterbatasan penelitian.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam

mencapai keberhasilan suatu organisasi, sumber daya manusia salah satu

unsur masukan ( input ) yang bersamaan unsur lain seperti bahan, modal, teknologi. Sebelum mengetahui arti pentingnya manajemen sumber daya

manusia harus terlebih dahulu mengetahui arti dari manajemen.

Stoner (dalam Handoko, 2001 :8) mengartikan manajemen sebagai

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya

organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan Follet (dalam Handoko 2001 :8) mendefinisikan manajemen

sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan orang lain atau definisi ini

mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi

melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai

tugas-tugas itu sendiri. Sementara Simamora (1999:3) mendefinisikan

manajemen sebagai pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

(24)

2. Fungsi-fungsi manajemen

Manajemen merupakan sebuah bentuk kerja. Dalam melakukan

pekerjaanya manajer harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang

disebut fungsi-fungsi manajemen. Fungsi utama manajemen menurut

Terry dan Leslie (2005:9-10) adalah

a. Planning yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat

agar mencapai tujuan-tujuan itu.

b. Organizing yaitu mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan itu.

c. Staffing yaitu menentukan sumber daya manusia, pengarahan, penyaringan, latihan, dan pengembangan tenaga kerja.

d. Motivating yaitu mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan.

e. Controlling yaitu menggukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan

mengambil tindakan korektif dimana perlu.

3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia timbul karena adanya interaksi antara manusia yang

selalu mencari alat unuk mencapai tujuan. Menurut Hasibuan (1994:9)

(25)

utama organisasi yang harus dimanfaatkan secara produktif. Sedangkan

menurut Nawawi (2006:309) sumber daya manusia adalah manusia yang

memiliki potensi fisik dan psikis yang dapat dipergunakannya sebagai

energi untuk mencipta sesuatu, menguasai, mengelola dan memanfaatkan

lingkungan sekitarnya melalui kegiatan yang disebut bekerja.

4. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan suatu

organisasi. Manusia merupakan bagian dari suatu manajemen dan

berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang sering disebut

dengan manajemen sumber daya manusia.

Definisi manajemen sumber daya manusia menurut

Gibson,Donnely,Ivancevich (1997:3) adalah proses pencapaian tujuan

dengan memperoleh, mempertahankan, menggakhiri, mengembangkan,

dengan tepat sumber daya manusia dalam organisasi. Sedangkan definisi

manajemen sumber daya manusia menurut Nawawi (2006 : 311) adalah

pengelolaan individu-individu yang bekerja dalam organisasi berupa

hubungan antar pekerja dengan pekerja, terutama untuk menciptakan dan

memanfaatkan individu-individu secara produktif sebagai usaha mencapai

tujuan organisasi dan dalam rangka perwujudan kepuasan kerja dan

pemenuhan kebutuhan individu-individu tersebut. Sementara Mudji

(26)

daya manusia sebagai serangkaian tindakan dalam penarikan, seleksi,

pengembangan, dan pengunaan sumber daya manusia untuk mencapai

tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi

5. Pengertian kepemimpinan

Setiap organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan

seorang pemimpin bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan.

Pemimpin tersebut merupakan orang pertama, ibarat nahkoda dalam kapal,

penumpang kapal tersebut adalah ialah sumber daya pengerak kapal

kearah yang diinginkan nahkoda. Menurut Stephen P Robins (dalam

Nawawi, 2006 : 23) Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi

suatu kelompok kearah pencapaian (tujuan).

6. Ciri-Ciri Kepemimpinan

Ciri-ciri kepemimpinan menurut Sondang Siagian (dalam Martoyo, 2000:

176-179) yaitu :

a. Pendidikan umum yang luas

b. Kemampuan berkembang secara mental

c. Ingin tahu

d. Kemampuan analisis

e. Memiliki daya ingat yang kuat

f. Kapabilitas integrative

(27)

h. Ketrampilan mendidik

i. Rasionalitas dan obyektivitas

j. Pragmatis

k. Sense of timing

l. Sense of cohesiveness

m. Sense of relevance

n. Kesederhanaan

o. Keberanian

p. Kemampuan mendengar

q. Adaptabilitas dan Fleksibiliatas

r. Ketegasan

7. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Definisi gaya kepemimpinan menurut Agus Dharma (dalam Nawawi,

2006: 115) adalah pola tingkah laku yang ditunjukan seseorang pada saat

ia mencoba mempengaruhi orang lain. Sedangkan menurut Paul Hersey

dan Kenneth Blanchard (dalam Nawawi, 2006:115) gaya kepemimpinan

adalah pola perilaku pada saat seseorang mencoba pada saat

mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya. Sementara menurut

Nawawi (2006:115) gaya kepemimpinan merupakan perilaku atau cara

yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,

(28)

8. Macam-macam gaya kepemimpinan situasional

a. Model kepemimpinan situasional Fiedler (Nawawi,2006:94)

Menurut fiedler terdapat hubungan perilaku atau gaya

kepemimpinan dengan situasi yang dapat mempengaruhi

kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi. Ada tiga dimensi

didalam situasi yang dihadapi pemimpin yaitu, (a) hubungan

pimpinan dan anggota, (b) derajat dari susunan tugas (c) posisi

kekuasan pemimpin.

b. Model kepemimpinan situasional tiga dimensi dari Reddin

(Nawawi,2006:97)

Ada tiga pola dasar menurut Reddin yang dapat dipergunakan

dalam menetapkan pola perilaku kepemimpinan yang terdiri dari,

(a) berorentasi pada tugas, (b) berorentasi pada hubungan, (c)

berorentasi pada efektifitas.

c. Model kepemimpinan situasional dari Tannenbaum dan Schmidt

(Nawawi,2006:98)

Perilaku atau gaya kepemimpinan menurut Tannenbaum dan

Schmidt memiliki tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

merealisasikan kepemimpinan yang efektif. Tiga faktor tersebut

adalah (a) kekuatan pemimpin, (b) kekuatan anggota organisasi

(29)

d Model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard

(Nawawi,2006:100-101)

Menurut Hersey dan Blanchard kesiapan dan kematangan

menunjuk pada tingkat kemauan dan kemampuan anggota

organisasi dalam menerima dan menyelesaikan suatu tugas

tertentu. Berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan itu gaya

kepemimpinan dibagi menjadi empat jenis perilaku, yang terdiri

dari, (1) telling (menyatakan/memerintah), (2) selling

(menawarkan), (3) partcipacing (mengikutsertakan/ partisipasi), (4) deligating (pendelegasian wewenang).

9. Gaya kepemimpinan menurut Lippit dan White ( Nawawi , 2006:

84-85)

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter (authoritarian)

Gaya kepemimpinan otoriter adalah perilaku pemimpin dalam

mempengaruhi orang lain (karyawan/bawahan/anggota organisasi)

menuntut agar bekerja dan/ bekerja sama dengan cara semua

kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan (atasan).

Dalam gaya atau perilaku kepemimpinan ini peran aktif dilakukan

oleh satu orang yaitu pemimpin, sedang anggota organisasi sekedar

melaksanakan perintah pimpinan dan tidak boleh salah dalam

(30)

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis (demokratic)

Gaya kepemimpinan demokratis adalah perilaku perilaku atau gaya

kepemimpinan dalam mempengaruhi agar bersedia bekerjasama

dalam melaksanakan pekerjaantermasuk juga antara pimpinan dan

anggota organisasi.

c. Gaya kepemimpinan Bebas kendali (Laissez-Faire)

Gaya kepemimpinan Laissez-Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain (anggota organisasi) dengan

menyerahkan semua wewenang pada bawahan (anggota

organisasi). Dalam kepemimpinan ini peran aktif dilakukan oleh

anggota organisasi (karyawan/bawahan), yang bebas memilih cara

bekerjasama dan/bekerjasama.

10. Pengertian Pengembangan Karir

Menurut Simamora (1999:504) karir adalah urutan – urutan

posisi yang diduduki yang diduduki oleh seseorang selama masa

hidupnya. Sedangkan menurut Handoko (2001:123) karir adalah

seluruh pekerjaan (jabatan) yang ditangani dipegang selama kehidupan

kerja seseorang.

Menurut titik awal pengembangan karir dimulai dari diri

karyawan. Setipa karyawan bertangung jawab atas pengembangan

karirnya sendiri. Menurut handoko (2001:130) pengembangan

(31)

karir. Sedangkan menurut martoyo (2000:78) pengembangan karir

adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya

peningkatan-peningkatan status dalam suatu organisasi dalam jalur karir yang telah

ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.

Menurut Simamora (1999: 504) pengembangan karir meliputi

perencanaan karir dan manajemen karir. Perencanaan karir adalah

proses melaluinya individu karyawan mengidentifikasi

langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Manajemen karir proses

melaluinya organisasi memilih, menilai, menugaskan dan

mengembangan karyawanya guna menyediakan suatu kumpulan

oranga-orang yang berbobot guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dimasa yang akan datang.

11. Tahap Perkembangan karir Meurut Simamora (1999:510)

a. Karir Awal

Karyawan memasuki tiga tahap pada saat mereka memasuki sebuah

organisasi.

1) Tahap memasuki

Karyawan mencoba mendapatkan gambaran realistik

mengenai organisasi, dan mencari pekrjaan yang paling sesuai

(32)

2). Tahap berlatih

Karyawan mencoba menjadi partisipan yang dapat diterima

dalam suatu kelompok dia menjalin hubungan dengan rekan

sejawat dan penyelianya, menunjukan kompetensi dan

menunjukan perannya.

3). Tahap mangatur

Karyawan menyelesaikan konflik-konflik diluar kehidupan dan

juga konflik tuntutan didalam pekerjaan.

b. Karir Pertengahan

Setelah karyawan menyelesaikan tahap-tahap karir awal, karyawan

bergerak kedalam suatu periode stabilisasi dimana mereka dianggap

produktif, menjadi semakin lebih kelihatan, memikul tanggung

jawab yang semakin berat dan menerapkan suatu rencana karir yang

lebih berjangaka panjang.tahap karir pertengahan kerap pula meliputi

pengalam baru seperti penugasan khusus, transfer dan promosi yang

lebih jauh, pembentukan nilai seseorang bagi organisasi.

` c. Karir Akhir

Karyawan mulai melepaskan diri dari belitan tugas-tugasnya dan

bersiap pensiun. Melatih penerus, mengurangi beban kerja, atau

mendelegasikan tugas kepada karyawan yang kurang senior dapat

mendahului pensiun. Bagi sebagian karyawan tugas-tugas pokok

perode akhir adalah agar tetap produktif dan menyiapakan diri untuk

(33)

12. Pengertian Program Kesejahteraan

Organisasi akan selalu mempertahankan sumber daya manusia yang

dimilikinya sehingga perusahaan akan membina, mengembangkan dan

memotivasi karyawan dengan program kesejahteraan. Menurut

Hasibuan (1994:202) program kesejahteraan adalah balas jasa

pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan

kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki

kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya

meningkat. Sedangkan Dale Yoder (dalam Hasibuan 1994:203)

mendefinisikan program kesejahteraan sebagai sesuatu yang dapat

dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan,

terutama kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan

karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah

sakit, dan pensiun.

13 Bentuk-Bentuk Program Kesejahteraan Karyawan

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (2000:276)

bentuk Program kesejahteraan dikelompokan menjadi tiga bagian

yaitu:

a. Program yang menyangkut pemberian hiburan atau rekreasi.

Terdiri dari : kegiatan olahraga, dan kegiatan sosial

b. Program yang bersifat memberikan tambahan fasilitas kapada

(34)

Terdiri dari : penyediaan kafetaria, perumahan, fasilitas

pembelian, fasilitas kesehatan, penasehat keuangan, dan

fasilitas pendidikan

c. Program yang menyangkut kesejahteraan ekonomi karyawan

Terdiri dari : pensiun, asuransi, dan pemberian kredit.

14.Tujuan Pemberian Program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan diberikan hendaknya bermafaat dan

mendorong untuk tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat serta tidak melanggar peraturan pemerintah. Menurut

Hasibuan (1994:204) tujuan pemberian program kesejahteraan antara

lain :

a. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada

perusahaan.

b. Memberikan ketenagan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan

beserta keluarganya.

c. Memotivasi gairah kerja, disiplin, produktivitas kerja karyawan.

d. Penurunan tingkat absensi dan turnover karyawan.

e. Menciptakan lingkungan kerja dan suasana kerja dan suasana kerja

yang baik serta nyaman.

f. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai

tujuan.

(35)

h. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

i. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan

kualitas manusia indonesia.

j. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan.

k. Meningkatkan status sosial karyawannya

15.Pengertian Motivasi

Dapat diketahui bahwa seorang manajer adalah orang yang

bekerja dengan bantuan orang lain. Seorang manajer harus dapat

mengerakan dan memotivasi orang lain yang menjadi bawahanya

sehingga pelaksanaan kegiatan dapat efektif dan efisien.

Wahjosumidjo (dalam Syadam 2005:325) mendefinisikan

motivasi sebagai suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi

antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi dalam

diri seseorang. Sedangkan Nawawi (2006:328) mendefinisikan

motivasi kerja sebagai dorongan atau kehendak seseorang untuk

melaksanakan tindakan atau kegiatan dalam lingkup tugas-tugas yang

(36)

16 . Teori Motivasi

Teori motivasi menurut Handoko (2003:255) diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Teori-teori Petunjuk

Teori petunjuk adalah teori yang mengemukakan bagaimana

memotivasi karyawan. Teori ini didasarkan atas pengalaman

coba-coba.

b. Teori-teori Isi

Teori-teori isi adalah teori yang berkenaan dengan peryataan apa

penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada peryataan

“apa” dari motivasi. Teori isi menekankan pentingnya pengertian

akan faktor-faktor internal individu tersebut, kebutuhan atau

motif , yang menyebabkan mereka memilih kegiatan, cara dan

perilaku tertentu untuk memuaskan kebutuhan yang dirasakan.

c. Teori-teori Proses

Teori-teri proses adalah teori yang berkenaan dengan

bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Yang termasuk dalam

teori-teori proses adalah teori pengharapan, teori Porter lawler

dan teori keadilan. Teori pengharapan menyatakan bahwa

perilaku kerja dapat dijelaskan dengan kenyataan: para karyawan

menentukan apa perilaku mereka yang dapat dijalankan dan

dinilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari

(37)

motivasi dengan versi orientasi masa mendatang, dan juga

menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil.

Teori keadilan mengemukakan bahwa orang akan cenderung

membandingkan antara masukan-masukan yang diberikan pada

pekerjaan dalam bentuk pendidikan.

d. Penelitian (penelitian-penlitian) Sebelumya

Melinawaty Desvana dan Th.Agung M.Harsiwi Pengaruh

dukungan pemimpin dan program formal pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

dukungan pemimpin dan program formal pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

apakah keadilan dalam penilaian prestasi kerja berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan; apakah apakah pemanfaatan pengetahuan dan

ketrampilan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan; apakah

dukungan supervisor terhadap pengembangan karir berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan; apakah partisipasi dalam mentoring program

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan; apakah apakah partisipasi

dalam pelaksanaan suksesi berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah; keadilan dalam penilaian

prestasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan;

(38)

tehadap kepuasan kerja karyawan; dukungan supervisor pada pengembangan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan;

partisipasi dalam mentoring program berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan; parisipasi dalam pelaksanaan suksesi berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan

PT Helsan Kkrisnawa Sentosa yang beralamat di JL. Wolter Monginisidi

No. 57 Palu. Sampel dalam penelitian ini sebesar 100 orang karyawan.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

proportionate stratified random sampling . Skala pengukuran instrumen ini menggunakan skala likert. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah;

keadilan dalam penilaian prestasi kerja; pemanfaatan pengetahuan,

ketrampilan dan kemampuan; dukungan supervisor; partisipasi dalam

mentoring program; partisipasi dalam pelaksanaan suksesi. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan. Data

yang masuk diuji validitas dan reliabilitas, terlebih dahulu dengan metode

try-out terpakai. Hasil pengujian menunjukan seluruh item valid dan reliabel yang ditandai dengan alpha cronbach >0,500. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah koefisien regresi untuk variabel keadilan dalam

penilaian prestasi kerja sebesar 0,334 dengan t-test 4,942 p-value berarti keadilan dalam prestasi kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kepuasan kerja karyawan. Koefisien regresi untuk variabel pemanfaatan

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sebesar 0,170 dengan t-test

(39)

dan kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan

kerja karyawan. Koefisien regresi untuk variabel dukungan supervisor

pada pengembangan karir sebesar 0,312 dengan t-test sebesar 5,129, p-value 0,000 berarti dukungan supervisor pada pengembangan karir berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

Koefisien regresi untuk variabel partisipasi dalam mentoring program

sebesar 0,103 dengan t-test 1,044, p-value 0,299 berarti partisipasi dalam mentoring program tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan. Koefisisen variabel partisipasi dalam perencanaan suksesi

sebesar 0,001 dengan t-test sebesar 0,015, p-value 0,988 berati partisipasi dalam perencanaan suksesi tidak berpengaruh signifikan terhadap

(40)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Menurut Syadam (2005:326) motivasi diartikan sebagai

keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan pada karyawan

sehingga mereka bersedia dengan rela tanpa dipaksa. Suatu organisasi

akan berhasil melaksakan program-programnya apabila orang-orang yang

bekerja dalam suatu organisasi melakukan tugasnya dengan baik sesuai

dengan bidang dan tangung jawabnya masing-masing. Dalam

menyelesaikan tugas, para karyawan perlu diberi arahan dan dorongan

sehingga potensi yang ada dalam dirinya dapat diubah menjadi prestasi

yang menguntungkan perusahan. Gaya kepemimpinan, program formal

pengembangan karir dan program kesejahteraan merupakan arahan dan

dorongan bagi karyawan dalam bekerja. Menurut Nawawi (2006:115)

gaya kepemimpinan merupakan perilaku atau cara yang dipilih dan yang

digunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran perasaan, sikap, dan

perilaku para anggota organisasinya. Apabila gaya kepemimpinan yang Gaya kepemimpinan

Program formal pengembangan karir

Program kesejahteraan

(41)

dipilih pemimipin tepat digunakan disuatu organisasi maka akan menjadi

motivasi kerja karyawan, Selain gaya kepemimpinan, program formal

pengembangan karir juga menjadi motivasi kerja karyawan. Dengan

program formal pengembangan karir yang berupa pastisipasi karyawan

dalam perencanaan karir dan partisipasi karyawan dalam mentoring

program bagi karyawan dapat menjadi motivasi kerja karyawan, hal ini

disebabkan karena karyawan akan lebih menguasai pekerjaannya, apabila

karyawan lebih menguasai pekerjaanya maka karyawan akan termotivasi

bekerja dibandingkan apabila karyawan kurang menguasai pekerjaanya.

Program kesejahteraan karyawan yang diberikan perusahaan juga menjadi

motivasi kerja karyawan karena program kesejahteraan karyawan

bertujuan untuk mempertahankan kondisi mental dan membina moral

kerja sehingga karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan tetap

bertangungjawab pada organisasinya. Apabila kondisi mental, moral kerja

karyawan tidak baik dan karyawan tidak dapat memenuhi kebutuhannya

(42)

Berdasarkan uraian diatas, diduga bahwa gaya kepemimipinan,

program formal pengembangan karir, dan program kesejahteraan

berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Maka dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir dan

program kesejahteraan secara simultan berpengaruh terhadap

motivasi kerja karyawan.

Ha2: Gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir, program

kesejahteraan secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja

(43)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukam adalah studi kasus, yaitu penelitian terhadap

obyek tertentu pada suatu perusahaan yang bersangkutan dan tidak berlaku

secara umum.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1 Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan

bagian perawat rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten.

2 Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah variabel bebas

(Independent) yang terdiri dari gaya kepemimpinan, program formal pengembangan karir, program kesejahteraan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Oktober 2009.

(44)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel dependen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Widayat,2004:26). Dari

devinisi diatas maka variabel dependen adalah motivasi kerja (Y).

b. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel lain (Widayat,

2004:26). Dari definisi diatas maka variabel independen adalah gaya

kepemimpinan (X1), program formal pengembangan karir (X2),

program kesejahteraan (X3).

2. Devinisi Operasional Variabel

X1= Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan,

sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahanya.

Indikator yang digunakan :

a) Cara pemimpin dalam mengambil keputusan

b) Cara pemimpin memperlakukan karyawan

(45)

X2= Program formal pengembangan karir adalah upaya-upaya pribadi

seseorang karyawan untuk mencapai untuk mencapai rencana karir.

Indikator yang digunakan :

a) Partisipasi karyawan dalam perencanaan karir

b) Partisipasi karyawan dalam program pelatihan dan

pengembangan

X3 = Program kesejahteraan adalah balas jasa pelengkap (material dan non

material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental agar

produktivitas kerjanya meningkat. Indikator yang digunakan:

a) Pemberian pensiun

b) Pemberian asuransi

c) Pemberian kredit

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert

didesain untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju

dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut:

SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

Responden terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau

variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap responden (Sekaran,

(46)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas abyek dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan

kemudian kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007 : 61).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dipakai untuk

menyimpulkan populasi, dan sebagian dari populasi tersebut benar-benar

mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 62). Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan taknik pengambilan sampel non random

dengan purposive sampling, yaitu teknik penenteuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:68).

(47)

G. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2002: 129) dalam penelitian menggunakan dua sumber

data yaitu :

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah data langsung diberikan pada kepada pengumpul

data

2. Sumber Sekunder

Sumber Sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan pada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen yang

termasuk dalam sumber data sekunder antara lain: jumlah penduduk,

jumlah angkatan kerja.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung dilokasi penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan daftar pertayaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tatap muka

(48)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan dalam bentuk

kuesioner, sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan instrumen. Pengujian validitas

merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan

dan kecermatan dalam melakukan fungsinya.

Rumus yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson

yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

xy

X= Nilai dari tiap butir

Y= Nilai total butir

N= Jumlah sampel

Pada tingkat signifikan (α) = 5%, bila rhitung lebih besar dari rtabel maka

(49)

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian Reliabiliatas adalah tingkat kestabilan dan

kehandalan alat ukur dalam mengukur gejala. Tujuan dari reliabilitas

adalah untuk mengatahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengujian koefisien alpha Cronbach. Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentangan

antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10 atau 0 – 100 atau bentuk skala

1 – 3, 1 – 5, atau 1 – 7 dan seterusnya dapat menggunakan koefisien

alpha (α) dari Cronbach

Rumus tersebut ditulis seperti berikut:

2

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak

digunakan ketentuan sebagai berikut:

 Jika rxy ≥ rtabel dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen

(50)

 Jika rxy < rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen

tersebut tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi

dua hal yaitu

1. Analisis Data kualitatif

Menurut Sugiyono (2002:13) Analisis data kualitatif adalah data yang

berbebtuk kata, skema, dan gambar.

2. Analisis Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2002:13) Analisis data kuantitatif adalah analisis

dengan teknik perhitungan yang menggunakan rumus-rumus, dimana

teknik perhitungan yang dipergunakan untuk mengatasi masalah yang

diteliti. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

adalah regresi linier berganda, kemudian dilakukan uji asumsi klasik.

Pengujian hipotesis untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis

maka dilakukan analisa secara kuantitatif dengan mengunakan uji

(51)

a) Analisis Regresi Linier berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitia ini adalah

analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur

variabel bebas (independen variabel) yang lebih dari bsatu variabel

terhadap variabel terikat (dependen variabel). Berikut ini adalah

persamaan regresinya.

Koefiesien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:

(52)

b) Uji Asumsi Klasik

1) Otokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara

anggo observasi lain yang berlainan waktu. Ada beberapa cara

yang bisa digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi.

Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mendeteksi adanya

otokorelasi adalah metode yang dikemukakan oleh Durbin-

Watson . Adapun rumus uji statistik Durbin- Watson adalah

Durbin- Watson telah berhasil mengembangkan uji statistik

yang disebut uji statistik d. Durbin- Watson berasil

menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU).

penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 3.1

Uji Statistik Durbin-Watson d

Nilai Statistik d Hasil

0< d < dL Menolak hipotesis nol, ada autokorelasi positif

(53)

2) Multikolinearitas

(a) Sifat dan Konsekuensi Multikolinieritas

Hubungan linier antara variabel independen di dalam

regresi berganda disebut multikolinieritas. Hubungan linier

antara variabel independen dapat terjadi dalam bentuk

hubungan linier yang sempurna dan hubungan linier yang

kurang sempurna.

Dampak adanya multikolinieritas didalam model

regresi jika dugunakan teknik estimasi dengan metode

kuadrat terkecil (OLS) tetapi masih mempertahankan asumsi lain adalah sebagai berikut:

(1) Estimator masih bersifat BLUE dengan adanya multikolinieritas namun estimator mempunyai varian

dan kovarian yang besar sehingga sulit mendapatkan

estimasi yang tepat.

(2) Interval estimasi akan cenderung dan nilai hitung

statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel

independen secara statistik tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

(3) Walaupun secara individual variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji

statistik t, namun nilai koefisien determinasi masih bisa

(54)

(b) Deteksi Masalah Multikolinieritas:

Model yang mempunyai standard error yang besar dan nilai statistik t yang rendah merupakan indikasi awal

adanya masalah multikolinieritas. Ada beberapa metode

untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dalam suatu

regresi:

(1) Nilai R tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen

yang signifikan

Salah satu ciri adanya gejala multikolinieritas adalah

model mempunyai koefisien determinasi yang tinggi

tetapi hanya variabel independen yang mempengaruhi

signifikan varibel dependen melalui uji t. Namun

berdasarkan uji F secara statistik signifikan yang

berarti semua variabel idependen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

(2) Variance Inflation Faktor dan Tolerance

VIF adalah Variance Inflation Faktor. Ketika R2 mendekati satu atau dengan kata lain ada kolinieritas

antar variabel independen maka VIF akan naik dan mendekati tak terhingga jika nilainya R2 = 1. Kita bisa

(55)

Melebihi angka 10 maka ada multikolinieritas karena

nilai R2 melebihi dari 0,90. Selain itu para ahli

ekonometrika juga menggunakan nilai tolerance untuk mendeteksi masalah multikolonieritas dalam model

regresi berganda. Nilai tolerance (TOL) dapat dicari dengan menggunakan formula sebagai berikut:

TOL = 1 R2j

=

j

VIF

1

Jika R2j = 0 berarti tidak ada kolineritas antara variabel independen maka nilai TOL sama dengan 1 dan sebaliknya jika R2j = 1 ada kolineritas antar variabel independen maka nilai TOL sama dengan 0. 3) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diartikan sebagai varian dari variabel

gangguan yang tidak konstan. Konsekuensinya jika estimator

tidak lagi mempunyai varian yang minimum adalah:

(a) Perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa lagi dipercaya

(b) Interval estimasi maupun uji hipotesis yang berdasarkan

pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk

(56)

Untuk mendeteksi adanya Heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan metode informal dan formal:

(a) Metode Informal

Cara yang paling cepat dan dapat digunakan untuk menguji

masalah heteroskedastisitas adalah dengan mendeteksi pola

residual melalui sebuah grafik. Jjika residual mempunyai

varian yang sama (homoskedastisitas) maka tidak

mempunyai pola yang pasti dari residual. Sebaliknya jika

residual mempunyai sifat heteroskedastisitas residual ini

menunjukkan pola yang tertentu.

(b) Metode Formal

Menurut Park, varian variabel gangguan yang tidak konstan

atau masalah heterokedastisitas muncul karena residual ini

tergantung dari variabel independen yang ada di dalam

model. Menurut Park bentuk fungsi variabel gangguan

adalah sebagai berikut:

variabel independen. Kita bisa menggunakan untuk model

yang mempunyai lebih dari satu variabel independen dalam

bentuk transformasi ligaritma:

i i

i In In X V

(57)

Di mana In= logaritma natural Vi= variabel gangguan

karena varian variabel gangguan 2 populasi tidak

diketahui maka Park menyarankan menggukan residual.

Dengan demikian langkah selanjutnya kita melakukan

regresi dengan menggunakan persamaan:

In ei In In Xi Vi

2 2

Keputusan ada tidaknya masalah heteroskedastisitas

berdasarkan uji statistk estimator . Jika tidak

signifikan melalui uji t maka dapat disimpulkan tidak ada

heteroskedastisitas karena varian independen, sebaliknya

jika signifikan secara signifikan secara statistik maka

model mengandung unsur heteroskedastisitas.

4) Kenormalan

Istilah asumsi kenormalan digunakan sebagai sifat distribusi

normal yang menyatakan bahwa setiap fungsi linear dari

variabel-variabel yang didistribusikan secara normal dengan

sendirinya didistribusikan secara normal. Regresi linear normal

klasik mengasumsikan bahwa tiap ut didistribusikan dengan

ut ~ N (0,

Dimana ~ berarti “didistribusikan sebagai” dan dimana N berarti “didistribusikan normal”, unsur dalam tanda kurung

menyatakan dua parameter distribusi normal yaitu rata-rata dan

(58)

Dengan asumsi kenormalan, penaksiran OLS

dan mempunyai sifat-sifat statistik sebagi berikut :

(c) Penaksiran tadi tidak bias

(d) Penaksiran tadi mempunyai varians yang minimum, atau

penaksiran yang efisien.

(e)Konsisten yaitu dengan menigkatnya ukuran sampel secara

tak terbatas, penaksiran mengarah pada converge nilai populasi yang sebenarnya.

(f) didistribusikan

(g) didistribusikan

(h) didistribusikan secara distribusi X2

(chikuadrat) dengan derajat kebebasan (df) N-2.

(i) didistribusikan secara bebas dari .

(j) mempunyai varians minimum dalam seluruh

kelas penaksir bias, baik linear maupun bukan.

Asumsi kenormalan memungkinkan kita untuk

memperoleh distribusi propabilitas dari

(normal), dan (chikuadrat), hal ini

menyederhanakan tugas dalam menetapkan selang keyakinan

(59)

c) Uji F

F test digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh

signifikan variabel bebas secara simultan variabel tergantung. Bila

Fhitung ≥ Ftabel, maka secara simultan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel tergantung, sebaliknya bila Fhitung < Ftabel maka

secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

tergantung.

F = F =

dimana

n = Ukuran sampel

R2 = Koefisien determinasi

K = Banyaknya variabel bebas

Kriteria yang digunakan untuk mencari Ftabel df1 = n-1, df2 = n-k-1

dengan tingkat signifikansi 5%.

Hoditerima :

Apabila Fhitung < Ftabel pada = 0,05 atau Fhitung pada pvalue > 0,05,

secara simultan gaya kepemimpinan, program formal

pengembangan karir dan program kesejahteraan tidak berpengaruh

terhadap motivasi kerja.

Ho ditolak :

Apabila Fhitung daripada Ftabel pada = 0,05 atau Fhitung pada pvalue

0,05, secara simultan gaya kepemimpinan, program formal

pengembangan karir dan program kesejahteraan berpengaruh

(60)

d) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

positif dan signifikan variabel X secara parsial terhadap variabel Y,

jika variabel X yang lain tetap. Bila thitung ≥ ttabel maka ada pengaruh

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat,

sebaliknya apabila thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh positif dan

signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat,

maka dilakukan uji t.

Rumus uji t

t0 = =1, 2, 3, ….

bi = nilai koefisien regresi

Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi = kesalahn baku koefisien regresi

Ho diterima :

Apabila thitung < ttabel pada α = 0,05 atau thitung pada pvalue > 0,05,

secara parsial gaya kepemimpinan, program formal pengembangan

karir dan program kesejahteraan tidak berpengaruh terhadap

motivasi kerja.

Ho ditolak :

Apabila thitung ≥ ttabel pada α = 0,05 atau thitung pada pvalue < 0,05,

secara parsial gaya kepemimpinan, program formal pengembangan

karir dan program kesejahteraan berpengaruh terhadap motivasi

(61)

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten

Rumah sakit umum pusat Dr.Soerdji Tirtonegoro didirikan pada

tanggal 20 Desember 1927, secara bersama-sama oleh

perkebunan--perkebunan (ondememing) oleh pemerintahan Belanda yang terdiri dari perkebunan tembakau, tebu dan rami. Saat ini rumah sakit tersebut

dinamakan Dr. Scheurer Hospital, dikelola oleh Zending Kristen yang antara

lain bergerak dalam bidang kesejahteraan umat. Rumah sakit itu dipimpin

oleh Dr. Bakker.

Pada tahun 1942 wilayah Indonesia dikuasai Jepamg, dengan

demikian Dr. Scheuer Hospital juga dikuasai Jepang. Selama dikuasai Jepang

rumah sakit ini dipimpin oleh Dr. Maeda dan Dr. Suruta. Setelah Jepang

kalah pada tahun 1945, rumah sakit ini dibawah penguasaan pemerintah

Republik Indonesia dan nama rumah sakit diganti menjadi rumah sakit umum

Tegalyoso Klaten, dipimpin oleh Dr. Soenoesmo. Nama rumah sakit diambil

dari nama desa dimana rumah sakit ini berkedudukan yaitu di desa

Tegalyoso.

Dalam masa peralihan dari rumah sakit dibawah pengelolaan

Zending menjadi rumah sakit pemerintah RI masih terdapat bebrapa tenaga

dokter asing antara lain Dr.Horner dan Dokter Bakker Yunior. Selama masa

itu karyawan RSU Tegalyoso Klaten diberi kesempatan untuk memilih, tetap

(62)

bekerja di RSU Tegalyoso untuk kemudian diangkat menjadi pegawai negeri

atau pindah ke rumah sakit Zending yang lain yaitu RS Bethesda Yogyakarta

atau RS Jebres Surakarta.

Pada tahun 1952 Dr. Soenoesmo meninggal dunia karena sakit

setelah menjalani operasi appendicitis. Sebagai pengganti pimpinan RSU Tegalyoso ditunjuk Dr. Horner didampingi oleh Dr. Bakker Yunior. Mulai

tahun 1953 RSU Tegalyoso dipimpin Dr. Soepaat Soemosoedirdjo dan sejak

tahun 1954 RSU Tegalyoso Klaten secara penuh telah dikelola oleh

Departemen Kesehatan RI dan disebut sebagai Rumah sakit umum Pusat

Tegalyoso Klaten.

Selama kurun waktu yann panjang dan setelah melalui berbagai

perubahan kearah manajemen rumah sakit yang sesuai dengaa perkembanagn

jaman, maka berdasarkan SK Menteri kesehatan RI

No:1442A/MenKes/SK/XII/1997 tertanggal 20 Desember 1997 nama RSUP

Tegalyoso berganti nama menjadi Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan salah

satu tokoh penggerakan pada perkumpulan Boedi Uetomo dan mengabdi

(63)

B Data Ketenagaan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten Tahun 2009.

Tabel 4.1 Data Ketenagaan

Jabatan Tetap Kontrak

Pejabat Stuktural

Instalasi Gizi Pelayanan keperawatan Instalasi Farmasi

Subbag Sumber Daya Manusia Subbag Tata Usaha

Subbag Akuntasi manajemen Subbag Perbendaharaan Subbag Mobilisasi Dana

(64)
(65)

D. Hubungan Dengan Institusi Pendidikan 1. Dengan fakultas kedokteran UGM

Hubungan histories antara Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji

Tirtonegoro dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sangat

mendalam. Hal ini dibukanya perguruan tinggi kedokteran bagian

pre-klinik di RSUP Tegalyoso klaten (nama rumah sakit saat ini) pada tanggal

5 Maret 1946 sampai dengan 19 Desember 1948. Dekan pada periode itu

adalah Prof. Dr.Sardjito yang kemudian menjadi presiden Universitas

Gadjah Mada yang pertama.

Pada saat pendidikan kedokteran masih di klaten, maka. RSUP

Tegalyoso digunakan sebagai tempat kuliah, praktikum dan sebagai

asrama mahasiswa. Mulai saat ini pula Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Soeradji Tirtonegoro melakukan fungsinya sebagai tempat pelayanan

kesehatan dan pendidikan sampai sekarang. Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Soeradji Tirtonegoro juga pernah menyelanggarakan sekolah bidan dan

mantra juru rawat.

Hubungan dan kerjasama Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji

Tirtonegoro dengan fakultas kedokteran UGM masih tetap dipertahankan

sampai saat ini karena kerjasama itu membawa manfaat sangat besar bagi

kedua pihak. Kerjasama dengan fakultas kedokteran UGM dengan resmi

dikukuhkan secara tertulis pada tahun 1975 berdasarkan surat keputusan

mentri kesehatan RI yang antara lain menetapkan RSUP Tegalyoso klaten

(nama yang digunakan saat itu) bersama-sama dengan Rumah Sakit

(66)

mahasiswa fakultas kedokteran UGM. Juga pada tahun 2001. bernomor

934/Menkes/IX/200l tanggal 5 September 2001, menyetujui Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro sebagai RS pendidikan FK UGM.

Meskipun demikian Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro

klaten belum dikategorikan sebagai Rumah Sakit pendidikan dalam arti

yang sebenarrrya. Baru pada awal tahun 2003 rumah sakit ini kemudian

diresmikan sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

2. Dengan fakultas kedokteran UNS

Terjadinya perubahan pola hubungan dokter dan pasien labih-lebih

dimasa yang akan datang, juga menuntut perubahan paradigma dan etos

pelayanan oleh sumber daya manusia Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Soeradji Tirtonegoro. Sejalan dengan itu rumah sakit ini berkerjasama

dengan fakultas UNS dalam pengembangan pendidikan kedokteran

keluarga. Masa datang peran dokter keluarga semakin meningkat.

Kerjasama ini tidak terlepas dari rencana pengembangan Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro klaten sebagai laboratorium pusat

pengembangan pelayanan medik dasar essensial. Pada awal tahun 2003

naskah kerjasama dengan FK UNS ditandatangani.

3. Dengan institusi pendidikan lain.

Selain dengan pendidikan tinggi kedokteran Rumah Sakit Umum

Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro juga menjalin kerjasama dengan institusi

(67)

a. Program studi ilmu keperawatan FK-UGM.

b. Fakultas farmasi Universitas Setya Budi Surakarta.

c. Akademi Fisio terapi Surakarta.

d. Pendidikan ahli madya Keperawatan Yogyakarta.

e. Akademi Gizi Yogyakarta.

f. Akademi Gizi Semarang.

g. Akademi Teknik Elektromedik Surabaya.

h. Akademi Teknik Iaektremedik Jakarta.

i. Akademi Teknik Radiodiagnostik Semarang.

j. Akademi Kebidanan Klaten.

k. Akademi perekam dan informatika kesehatan lintang Nuswontoro

Semarang

l. Akademi Perekam dan Inforrnatika Kesehatan Mandala Waluya

Semarang.

m. Akademi Perawat Muhammadiyah Klaten.

n. Akademi Gizi Muhammadiyah Surakarta

(68)

E. Periode kepemimpinan / Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji

Tirtonegoro

1. Periode tahun 1927 - 1942 Dr. Bakker (Belanda)

2. Periode tahun 1942 - 1945 Dr. Maeda (Jepang)

3. Periode tahun 1945 - 1952 Dr. Soenoesmo

4. Periode tahun 1952 - 1954 Dr. Horncr (Belanda)

5. Periode tahun 1954 - 1964 Dr. Soepaat Soemosoedirdjo

6. Periode tahun 1964 - 1974 Dr. Tjan Khee Liong

7. Periode tahun 1974 - 1982 Dr. Tri Tisno Kemat

8. Periode tahun 1982 - 1985 Dr. Padmo Hoedoyo, Sp.B., MHA

9. Periode tahun 1985 - 1988 Dr. Suryanto Sindusubroto, Sp.B

10. Periode tahun 1988 - 1997 Dr. M. Sulaeman, Sp.A., MM.

11. Periode tahun 1997 - 2001 Dr. H. AAG. Djlantik, Sp.rad.

12. Periode tahun 2001 - sekarang Dr. H Arif Faisal. Sp.Rad. DHSM

F. Prestasi yang pernah diraih

1. Tahun 1978 Ditetapkan sebagai rumah sakit kelas c

2. Tahun 1992 Ditetapkan sebagai rumah sakit unit swadaya dengan syarat

(Rumah sakit swadaya periode portama di Indonesia sebagai pilot project)

3. Tahun 1993 Ditetapkan sebagai rumah sakit kelas B non pendidikan

4. Tahun 1994 Ditetapkan rumah sakit unit swadana tanpa syarat

(69)

6. Tahun 2001 Terak.reditasi secara penuh dari dep. Kes. RI untuk

akreiditasi tingkat dasar (5 standart pelayanan)

7. Tahun 1997 Terakreditasi secara penuh dari dep . kes. RI untuk

akreaditasi tingkat lanjut (12 standar pelayanan)

8. Tahun 2003 ditetapkan sebagai rumah sakit kelas B pendidikan

G. Visi, Misi dan Tugas pokok.

Dalam menjalankan tugasnya rumah sakit umum Dr. Soeradji

Tirtonegoro selalu berpedoman kepada visi, misi yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan

pemulihan pasien tanpa meninggalkan fungsi sosial dari rumah sakit.

Visi: Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan mandiri dalam pelayanan,

pedidikan, dan penelitian di bidang kesehatan tingkat nasional.

Misi:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas

terjangkau.

2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengernbangan ilrr u

bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi.

3. Mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah

sakit.

(70)

Tugas dan Fungsi.

1. Tugas pokok

Tugas pokok RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan

upaya rujukan.

2. Fungsi

RSUP Dr. Soeradji Tirtonegro klaten mempunyai tugas pokok

sebagiamana tersebut diatas karena rumah sakit berfungsi:

a. Menyelenggarakan pelayanan media

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.

c. Menyelenggarakan pelayananan dan asuhan keperawatan.

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

Gambar

Tabel Judul                                                                                               Halaman
Tabel 3.1 Uji Statistik Durbin-Watson d
Tabel 4.1 Data Ketenagaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kota Bandung yang telah memberi fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Pasca Sarjana di Program Studi Pembangunan Institut

Ideologi Islam revolusioner yang banyak menggali dari khasanah dari ajaran Syi’ah tentu adalah sesuatu yang sangat menarik bagi kalangan muda Iran, khusus- nya para

(1) Dinas Kesehatan memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk pengaturan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan UKM, UKP, dan UKKD termasuk pelayanan

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

menunjukan bahwa ikan Sicyopterus longifilis di stasiun Arassi pola pertumbuhanya bersifat alometrik negatif (b&lt;3) yang berarti pertambahan panjang lebih besar

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pemanfaata n Teknik RAPD dalam Deteksi Keragaman Genetik Padi ( Oryza sativa L.) varietas Bahbutong Tahan Cekaman

Algoritma boyer-moore dapat diterapkan dengan hasil yang akurat dan cepat dalam pencarian string pada aplikasi yang dibuat dengan mengambil kata kunci yang

(1) Standar Kompetensi Kerja Khusus dan/atau Standar Kompetensi Kerja Internasional yang telah diregistrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) digunakan untuk