BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Analisis Data Observasi dan tes
Data observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa selama tiga kali pertemuan, kemudian di cari nilai rata-rata observasi tiap pertemuan dan nilai rata-rata seluruh pertemuan dan dikelompokkan berdasarkan kategori sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif, dan tidak aktif.
Data hasil observasi aktivitas siswa pada materi Bangun Ruang yaitu tabung, kerucut, dan bola terhadap 30 siswa kelas IX.3 SMP Adabiyah Palembang dapat dilihat pada tabel berikut: (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11)
Tabel 10.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama di kelas eksperimen
Rentang Skor Kategori Aktivitas Frekuensi Persentase
80 – 100 Sangat Aktif 0 0 60 – 79 Aktif 7 23,33 40 – 59 Cukup Aktif 23 76,67 20 – 39 Kurang Aktif 0 0 < 19 Tidak Aktif 0 0 Jumlah 30 100
Dari hasil perhitungan observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama di atas terlihat bahwa aktivitas siswa tergolong cukup aktif dengan frekuensi 23 orang (76,67%), sedangkan kategori aktif hanya 7 orang (23,33%) dan pada kategori sangat aktif, kurang aktif, dan tidak aktif frekuensi 0 (0%).
Tabel 11.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua di kelas eksperimen
Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase
80 – 100 Sangat Aktif 2 6,67 60 – 79 Aktif 22 73,33 40 – 59 Cukup Aktif 6 20 20 – 39 Kurang Aktif 0 0 < 19 Tidak Aktif 0 0 Jumlah 30 100
Dari hasil perhitungan observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua di atas terlihat bahwa aktivitas siswa tergolong aktif dengan frekuensi 22 orang (73,33%), kategori sangat aktif hanya 2 orang (6,67%), kategori cukup aktif sebanyak 6 orang (20%), sedangkan kategori kurang aktif, dan tidak aktif frekuensi 0 (0%).
Tabel 12.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen
Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase
80 – 100 Sangat Aktif 19 63,33 60 – 79 Aktif 11 36,67 40 – 59 Cukup Aktif 0 0 20 – 39 Kurang Aktif 0 0 < 19 Tidak Aktif 0 0 Jumlah 30 100
Dari hasil perhitungan observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga di atas terlihat bahwa aktivitas siswa tergolong sangat aktif dengan frekuensi 19 orang (63,33%), kategori aktif
sebanyak 11 orang (36,67%), dan pada kategori cukup aktif, kurang aktif, dan tidak aktif frekuensi 0 (0%).
Tabel 13.
Rata-rata perindikator tahap belajar Bruner di kelas eksperimen
Pertemuan
Tahap Belajar Bruner
Jumlah Rata-rata
Enaktif Ikonik 1 Ikonik 2 Simbolik
Pertemuan Pertama 61.00 62.33 59.00 47.67 230.00 57.50
Pertemuan Kedua 73.33 72.33 67.67 61.00 274.33 68.61
Pertemuan Ketiga 85.67 85.67 83.33 71.00 325.67 81.42
Jumlah 220.00 220.33 210.00 179.67 69.17
Rata-rata 73.33 73.44 70.00 59.90 69.17 Aktif
Dari hasil perhitungan rata-rata perindikator tahap belajar Bruner terlihat bahwa pada pertemuan pertama skor tertinggi terletak pada tahap ikonik I (62,33) dan skor terendah terletak pada tahap simbolik (47,67). Pada pertemuan kedua skor tertinggi terletak pada tahap enaktif (73,33) dan skor terendah terletak pada tahap simbolik (61.00). Pada pertemuan ketiga skor tertinggi terletak pada tahap enaktif dan ikonik 1 (85,67) dan skor terendah terletak pada tahap simbolik (71.00). Dari rata-rata ketiga pertemuan di atas rata-rata perindikator tahap belajar Bruner dengan skor tertinggi terletak pada tahap ikonik 1 (73,44) dan skor terendah terletak pada tahap simbolik (59,90).
Tabel 14.
Dari hasil perhitungan observasi aktivitas belajar siswa di atas terlihat bahwa pada pertemuan pertama aktivitas siswa tergolong cukup aktif dengan rata-rata skor 57,50, pada pertemuan kedua mulai ada peningkatan aktivitas siswa terlihat dari rata-rata skor 68,61 terletak pada kategori aktif, pada pertemuan ketiga, aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan yang lebih baik terlihat dari rata-rata skor siswa yaitu 81,39 terletak pada kategori sangat aktif. Dari rata-rata ketiga pertemuan di atas aktivitas siswa terkategori aktif dengan rata-rata skor 69.17.
b) Analisis Data Tes
Data hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh setelah peneliti melaksanakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan pada pertemuan keempat terhadap 30 siswa pada kelas eksperimen dan 29 siswa pada kelas kontrol yang mencakup seluruh materi yang telah dipelajari pada tiga kali pertemuan.
Rata-Rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Tiap Pertemuan di kelas eksperimen
Pertemuan Rata-Rata Skor Kategori
Pertemuan pertama 57.50 Cukup Aktif
Pertemuan kedua 68.61 Aktif
Pertemuan ketiga 81.39 Sangat Aktif
Jumlah 207.50
Rata-rata 69.17 Aktif
Setelah semua data hasil belajar siswa dari kedua kelas terkumpul, selanjutnya data hasil tes dianalisis dengan menggunakan uji t untuk melihat pengaruh antara hasil belajar siswa yang menggunakan teori belajar Bruner dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
(1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji normalitas data digunakan untuk melihat data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dapat menggunakan tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 20)
Dari analisis data tes diperoleh nilai rata-rata, varians, dan modus. Kemudian dapat dicari kemiringan data untuk membuktikan normalitas data.
Kemiringan (Km) = x −Mo s
=
78,2−78 13,42=
0,2 13,42=
0,01Karena nilai Km sebesar 0,01 terletak antara -1 dan +1 dalam selang (-1 < 0,01 < 1) maka data berdistribusi normal.
(2) Uji Normalitas Kelas Kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas eksperimen dan data dinyatakan berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji normalitas pada kelas kontrol yang dihitung menggunakan distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 21)
Dari analisis data tes diperoleh nilai rata-rata, varians, dan modus. Kemudian dapat dicari kemiringan data untuk membuktikan normalitas data.
Kemiringan (Km) = x −Mo s
=
66,59−60 12,55=
6,59 12,55=
0,52Karena nilai Km sebesar 0,52 terletak antara -1 dan +1 dalam selang (-1 < 0,52 < 1) maka data tersebut normal.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunaka teori belajar Bruner dan pembelajaran konvensional berdistribusi normal.
(3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil belajar siswa dari kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau tidak. Sebelum data tersebut di uji
homogenitasnya, terlebih dahulu dibuat hipotesis sebagai berikut. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 22)
Hipotesis uji homogenitas: s12 = varians kelas eksperimen s22 = varians kelas kontrol Fhitung =s1 2 𝑠2 2
=
180,23 157,54= 1,14 Ftabel = Fα (n1-1,n2-1)=
F0,05 (29,28) = 1,88Berdasarkan kriteria pengujian uji pihak kanan didapat Fhitung = 1,14 dan Ftabel = 1,88 sehingga dapat disimpulkan Fhitung < Ftabel maka Ho diterima. Artinya kedua data sampel homogen.
(4) Uji Hipotesis
Setelah data di uji normalitas dan uji homogenitas yang menyatakan bahwa data tersebut normal dan homogen, kemudian uji hipotesis yang menggunakan uji t untuk melihat pengaruh teori belajar Bruner terhadap hasil belajar siswa.
Untuk menganalisis data dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan analisis data yang dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 15.
Data Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Variabel Rata-rata nilai siswa Banyak Data
1 Hasil belajar siswa kelas eksperimen (X1)
𝑥1
= 78,2 n1 = 30
2 Hasil belajar siswa kelas kontrol (X2) 𝑥2 = 66,59 n2 = 29 Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan:
µ1 = Nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen µ2 = Nilai rata-rata posttest siswa pada kelas kontrol Dari tabel diperoleh nilai untuk menghitung statistik uji t, untuk mencari thitung sebelumnya dicari varians gabungan dari kedua data tersebut. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 23)
Didapat simpangan baku (s) gabungan antara hasil belajar matematika yang menggunakan teori belajar Bruner dengan hasil belajar matematika konvensional adalah 12,96. Selanjutnya peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan rumus sebagai berikut: t = x −1 x 2 s 1 n 1+ 1 n 2 , didapat thitung = 3,44
Setelah mendapatkan thitung = 3,44 maka langkah selanjutnya peneliti mencari ttabel dengan menggunakan interpolasi
linear, pada tingkat signifikansi = 0,05, dk (derajat kebebasan) = n1 + n2 -2 = 57, diperoleh ttabel = 1,67.
Gambar 29.
Kurva Penolakan Dan Penerimaan Hipotesis
Berdasarkan perhitungan didapat thitung = 3,44 dan ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel maka Ho ditolak. Dengan
demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan teori belajar Bruner lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional” diterima kebenarannya.