• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IX SMP ADABIYAH PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IX SMP ADABIYAH PALEMBANG"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IX

SMP ADABIYAH PALEMBANG

SKRIPSI SARJANA S1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

FATIMAH ALWIYAH

NIM. 08 22 1032

Program Studi Tadris Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto:

Sesungguhnya keadaannya apabila ia (Allah) menghendaki sesuatu

hanyalah berkata kepadanya ”jadilah” maka terjadilah ia. (Q.S 36: 82) Jangan cuma berusaha menjadi manusia yang sukses, tetapi

menjadi manusia yang berarti. (Albert Einstein)

 “Kerjakanlah Pekerjaan Yang Membawa Berkah Bagimu Dan Orang Yang Kamu Cintai"

Kemenangan yang seindahindahnya dan sesukarsukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini)

Puji Syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini kupersembahkan :

Kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda Abu Bakar Assegaff serta

ibunda Hamidah Gathmyr yang telah memberikan do’a, kasih sayang,

dukungannya yang begitu besar kepadaku dengan setulus hati dan penuh kesabaran mendidikku untuk menuju impian dan cita-cita.

Keluargaku yang ku cintai dan kusayangi yang selalu mendo’akan

dan memberiku semangat.

Dosen-dosenku (Bapak Drs. Karoma, M.Pd dan Bapak Sujinal Arifin, M.Pd selaku pembimbing skripsi, Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M.Si selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika.

Kepala SMP Adabiyah Palembang (M. Ibnu Mukti, S.Pd), serta guru-guru dan staf tata usaha yang telah membantuku.

Almamater yang kubanggakan.

Sahabat-sahabat yang kusayangi dan selalu menemaniku baik suka maupun duka.

(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Teori Bruner Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang di Kelas IX SMP Adabiyah Palembang dapat diselesaikan dengan baik. Serta shalawat dan salam ditujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan pengikutnya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Tadris Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah Palembang.

Pada kesempatan yang berbahagia ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Karoma, M.Pd. selaku pembimbing 1 dan Bapak Sujinal Arifin, M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan motivasi, bimbingan, arahan serta saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama dalam penyusunan skripsi.

Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis haturkan pula kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. H. Aflatun Muchtar, MA. selaku Rektor IAIN Raden Fatah Palembang.

2. Bapak Dr. Kasinyo Harto, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah Palembang.

3. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika.

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah Palembang.

5. Bapak Ibnu Mukti, S.Pd selaku Kepala Sekolah serta serta guru-guru, staf, dan siswa-siswi kelas IX SMP Adabiyah Palembang.

6. Ayahanda (Abu Bakar Assegaff), Ibunda (Hamidah Gathmyr), dan keluarga besarku yang telah memberi semangat, dukungan dan motivasi. 7. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2008 di Tadris Matematika IAIN

(7)

vii

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Akan tetapi dibalik keterbatasan yang penulis miliki, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palembang, 25 Juli 2013 Penulis,

(8)

viii

ABSTRACT

The influence of Brunner Learning Theory To Students Activity and Learning Outcome Of Space Structure at 9th Grade Students Of

Adabiyah Junior High School In Palembang

The Brunner learning theory has three steps in mathematics learning process which is an enactif, iconic, and symbolic. This theory is begun by using concreat materials, then semi concreat, and the last one is abstract. This research problems are how is the Brunner learning theory applied to material of space structure at 9th grade students of Adabiyah junior high school in Palembang. Is the application of Brunner Learning theory can increase the students learning activity to material of space structure at 9th grade students of Adabiyah junior high school in Palembang. Is the application of Brunner learning theory can influence the students learning outcome to material of space structure at 9th grade students of Adabiyah junior high school in Palembang. The aims of this research are to know about the application of Brunner learning theory in learning process to material of space structure at 9th grade students of Adabiyah junior high school in Palembang, to know about the improvement of the students activities by using Brunner learning theory to material of space structure at 9th grade students of Adabiyah junior high school in Palembang and to know about the influence of Brunner learning theory in material of space structure to students learning outcome at 9th grade of Adabiyah junior high school in Palembang. The sample of this research is the students in class of IX.2 and IX.3 at Adabiyah junior high school in Palembang. The datas are collected by observation and test instrument. To know the validity of test instrument of this research, the research has consultacy to four validator. Based on the result of observation to the students in class of IX.3 that has been used the Brunner learning theory showed that 69,17% of students is active and from the analize of test to the students in class of IX.2 and IX.3 showed that ttest = 3,44 > ttables= 1,67 with α = 0,05

and df = 57 which means that application of Brunner learning theory in learning process can influence to students learning outcome and increasing the students activities.

(9)

ix

ABSTRAK

Pengaruh Teori Belajar Bruner Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang di Kelas IX

SMP Adabiyah Palembang

Teori Bruner merupakan suatu teori belajar yang menerapkan langkah-langkah pada proses pembelajaran dengan melalui tiga tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Penerapan Teori Bruner dalam pembelajaran matematika dimulai dengan penggunaan benda konkrit, dilanjutkan dengan proses membuat benda semi konkrit, dan selanjutnya ke abstrak. Di dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah: Bagaimana penerapan teori belajar Bruner pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah Palembang? Apakah penerapan teori belajar Bruner dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah Palembang? Apakah penerapan teori belajar

Bruner mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah Palembang? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk.Mengetahui gambaran pada saat penerapan teori belajar Bruner pada materi bangun ruang di kelas IX SMP Adabiyah. Mengetahui tentang aktivitas belajar siswa pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah selama pembelajaran menggunakan teori belajar Bruner. Mengetahui pengaruh teori belajar Bruner terhadap hasil belajar siswa pada materi bangun ruang di kelas IX SMP Adabiyah. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.2 dan siswa kelas IX.3 SMP Adabiyah Palembang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan teknik tes. Untuk menguji kevaliditasan instrument penelitian terlebih dahulu peneliti mengkonsultasikannya kepada empat validator yang telah ditunjuk. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang terkumpul, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil observasi pada kelas IX.3 yang menggunakan teori belajar Bruner menunjukkan 69,17% siswa

dikategorikan “aktif”, dan dari analisis hasil tes pada kelas IX.2 dan kelas IX.3 diperoleh nilai t-tes dengan thitung = 3,44 > ttabel = 1,67 dengan taraf

signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 57. Dengan demikian teori belajar Bruner ini dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

(10)

x A.Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8

B.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 10

C.Pembelajaran Matematika ... 12

D.Teori Belajar Bruner ... 13

E. Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran Matematika ... 16

F. Pembelajaran Bangun Ruang Berdasarkan Teori Belajar Bruner ... 19

1. Analisis Kurikulum dan Analisis Materi ... 19

2. Materi Bangun Ruang Berdasarkan Teori Bruner ... 20

G.Aktivitas Belajar ... 22

D.Definisi Operasional Variabel ... 30

(11)

xi

1. Analisis Data Observasi ... 37

2. Analisis Data tes ... 39

a) Uji Normalitas Data ... 39

b) Uji Homogenitas Data Uji Hipotesis ... 39

c) Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 43

1. Hasil Validasi Instrumen Penelitian ... 43

2. Deskripsi Pelaksanaan dan Data Penelitian ... 51

3. Analisis Data Observasi dan tes ... 72

B.Pembahasan ... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 91

B.Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 95

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan Hasil Penelitian Penerapan Teori Bruner ... 5

Tabel 2. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Bruner... 18

Tabel 3. Populasi Penelitian Siswa di SMP Adabiyah Palembang ... 32

Tabel 4. Sampel Penelitian Siswa di SMP Adabiyah Palembang ... 32

Tabel 5. Revisi Pertama Materi Pembelajaran Berdasarkan Teori Bruner ... 37

Tabel 6. Revisi Kedua Materi Pembelajaran Berdasarkan Teori Bruner ... 38

Tabel 7. Revisi Ketiga Materi Pembelajaran Berdasarkan Teori Bruner ... 43

Tabel 8. Nilai Maksimum Pada Tiap Butir Soal ... 46

Tabel 9. Kategori Aktivitas Belajar... 49

Tabel 10. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuanPertama ... 72

Tabel 11. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua ... 73

Tabel 12. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga ... 73

Tabel 13. Rata-rata perindikator tahap belajar Bruner ... 74

Tabel 14. Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa ... 75

(13)

xiii

Gambar 7. Contoh Prototipe Kedua Lembar Observasi Sebelum Direvis .. 47

Gambar 8. Contoh Prototipe Kedua LKS Setelah Direvisi ... 48

Gambar 9. Contoh Prototipe Kedua Lembar Observasi Setelah Direvisi ... 48

Gambar 10. Contoh Prototipe Ketiga RPP Sebelum Direvisi ... 49

Gambar 11. Contoh Prototipe Ketiga Kunci Jawaban Sebelum Direvisi ... 50

Gambar 12. Contoh Prototipe Ketiga RPP Setelah Direvisi ... 50

Gambar 13. Contoh Prototipe Ketiga Kunci Jawaban Setelah Direvisi ... 51

Gambar 14. Siswa melakukan langkah-langkah LKS yaitu membuka tabung (alat peraga) ... 54

Gambar 15. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing ... 54

Gambar 16. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa ... 55

Gambar 17. Sketsa hasil potongan tabung (alat peraga) ... 56

Gambar 18. Siswa melakukan langkah-langkah LKS yaitu menggunting selimutkerucut (alat peraga) ... 58

Gambar 19. Siswa menyusun selimut tabung ... 59

Gambar 20. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa ... 59

Gambar 21. Sketsa hasil potongan kerucut (alat peraga) ... 60

Gambar 22. Siswa melakukan langkah-langkah LKS yaitu membelah bola ... 63

Gambar 23. Para siswa melilitkan tali dan menjawab pertanyaan di LKS ... 63

Gambar 29. Kurva penolakan dan penerimaan hipotesis ... 80

Gambar 30. Contoh kesalahan jawaban Lembar Kerja Siswa (tabung) ... 82

Gambar 31. Contoh kesalahan jawaban Lembar Kerja Siswa (kerucut) ... 83

Gambar 32. Contoh kesalahan jawaban Lembar Kerja Siswa (bola) ... 85

Gambar 33. Contoh jawaban soal no.6 siswa pada kelas eksperimen ... 86

Gambar 34. Contoh jawaban soal no.4 siswa pada kelas eksperimen ... 88

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat penunjukan pembimbing skripsi ... 95

Lampiran 2. Surat penunjukan penguji proposal skripsi ... 96

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian dari IAIN Raden Fatah Palembang ... 97

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Palembang ... 98

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari SMP Adabiyah Palembang ... 99

Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMP Adabiyah Palembang ... 100

Lampiran 7. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 101

Lampiran 8. Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa ... 105

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 kelas eksperimen ... 107

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 kelas eksperimen ... 114

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 kelas eksperimen ... 121

Lampiran 12. Daftar Nama Kelompok Belajar Dengan Teori Belajar Bruner Kelas IX SMP Adabiyah Palembang ... 128

Lampiran 13. BahanAjar ... 129

Lampiran 14. Lembar Observasi Kelas Eksperimen ... 133

Lampiran 15. Contoh Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1, 2 dan 3 ... 136

Lampiran 16. Contoh Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 152

Lampiran 17. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Perindikator pada Pertemuan Pertama ... 164

Lampiran 18. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Perindikator pada Pertemuan Kedua ... 166

Lampiran 19. Analisis Aktivitas Belajar Siswa Perindikator pada Pertemuan Ketiga ... 168

Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Observasi Tiap pertemuan ... 170

Lampiran 21. Pedoman Penskoran Tes Akhir ... 172

Lampiran 22. Daftar Nilai Harian Siswa Kelas Eksperimen ... 173

Lampiran 23. Daftar Nilai Harian Siswa Kelas Kontrol ... 174

Lampiran 23. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 175

Lampiran 25. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 176

Lampiran 26. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 177

Lampiran 27. Uji Normalitas Kelas Kontrol... 178

Lampiran 28. Uji Homogenitas... 179

Lampiran 29. Uji Hipotesis (Uji t) ... 180

Lampiran 30. Lembar Kerja Siswa Beserta Jawaban ... 182

Lampiran 31. Tes Beserta Jawaban ... 195

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung pada motivasi

peserta didik dan kreatifitas pengajar. Peserta didik yang memiliki motivasi

tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut

akan membawa pada keberhasilan pencapaian tujuan belajar. Tujuan belajar

dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui penilaian

proses dan hasil belajar.

Penerapan KTSP dalam sistem pendidikan Indonesia tidak sekadar

pergantian kurikulum, perubahan konsep, metode, dan strategi guru dalam

mengajar, tetapi juga menyangkut pola pikir, filosofis, komitmen guru dan

sekolah. Dalam KTSP guru ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang

membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Perhatian utama

pada siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar.

Fungsi fasilitator dan mediator, adalah:

(16)

Dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap

siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk

meningkatkan proses belajar perlu lingkungan dimana siswa dapat melakukan

eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian

yang mirip dengan yang sudah diketahui. (Slameto, 2010:11). Seperti pada

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat

menerima pelajaran”. (Az-Zumar:9)

Dalam proses belajar, Bruner (dalam Budiningsih, 2008:41)

menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang,

dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa

proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Hal

ini pun telah disinggung di dalam beberapa ayat al-qur’an diantaranya sebagai

(17)



Artinya: “dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya

dengan serapi-rapinya” (Al-Furqaan:2).

Selain itu, Bruner juga menyatakan:

Pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Padahal berpikir sangat penting bagi mereka yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan sebagainya, sebab setiap disiplin ilmu mempunyai objek, ruang lingkup, konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar (Wilis, 2011:85).

Proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses

pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian beralih ke kegiatan

belajar tahap kedua, yaitu tahap ikonik, dan selanjutnya kegiatan belajar itu

diteruskan dengan kegiatan belajar tahap ketiga yaitu tahap belajar simbolik.

Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu mengembangkan

aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan

mengembangkan rasa ingin tahu serta mencoba-coba.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika

di SMP Adabiyah Palembang yaitu Ibnu Mukti, S.Pd pada tanggal 27 Maret

2012 diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran matematika di

SMP tersebut masih menggunakan pembelajaran konvensional yang tidak

melibatkan peserta didik secara aktif, karena guru masih mendominasi

sehingga pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna bagi peserta

didik terlihat dari hasil yang diperoleh pada materi bangun ruang tidak

(18)

Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Adabiyah Palembang,

terlihat bahwa proses pembelajaran berlangsung pasif dimana guru hanya

menuliskan suatu rumus misalnya rumus luas permukaan tabung yaitu

2πr (r + t) tanpa menjelaskan cara menemukan rumus tersebut khususnya

dalam materi bangun ruang yang seharusnya dapat melibatkan peserta didik

dan lingkungan sekitar. Hal ini berdampak terhadap aktivitas dan hasil belajar

matematika yaitu rendahmya prestasi siswa serta kurangnya motivasi dan

keinginan peserta didik terhadap pembelajaran matematika di SMP Adabiyah

Palembang.

Salah satu bukti pernyataan di atas, beberapa penelitian tentang teori

pembelajaran Bruner telah dilaksanakan baik pada tingkat sekolah dasar

maupun menengah. Beberapa penelitian tersebut adalah Megawati (2003),

Afriyanti (2007), dan Listiana (2006).

Penelitian yang dilakukan Megawati (2003) dengan materi simetri

di SLTPN 10 Palembang diperoleh hasil yang cukup baik terlihat dari rata-rata

tes siswa sebesar 6,88. Siswa menjadi lebih termotivasi, lebih aktif dalam

proses belajar mengajar terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa diperoleh

keaktifan sebesar 67,52 termasuk kriteria aktif.

Afriyanti (2007) dengan materi turunan pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Mariana diketahui dengan menggunakan teori belajar Bruner terlihat

bahwa pemahaman siswa terhadap konsep turunan cukup baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil tindakan I diperoleh nilai rata-rata subjek penelitian, yaitu

66,75, dan hasil tindakan II diperoleh nilai rata-rata subjek penelitian, yaitu

(19)

Penelitian Listiana (2006) pada materi dimensi tiga di kelas X SMA

Negeri 2 Lahat mendapatkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan

hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan teori belajar Bruner.

Untuk lebih jelasnya keberhasilan teori belajar Bruner dari penelitian

di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.

Perbedaan Hasil Penelitian Penerapan Teori Bruner No Peneliti Materi Fokus Penelitian Jenis

Penelitian

Hasil belajar Eksperimen 79,52

Dalam hal ini, peneliti akan melihat pengaruh teori belajar Bruner

pokok bahasan bangun ruang pada tingkat SMP kelas IX khususnya tentang

(20)

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH TEORI BELAJAR BRUNER

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IX SMP ADABIYAH PALEMBANG“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan teori belajar Bruner pada materi bangun ruang kelas

IX SMP Adabiyah Palembang?

2. Apakah penerapan teori belajar Bruner dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah

Palembang?

3. Apakah penerapan teori belajar Bruner mempengaruhi hasil belajar siswa

pada materi bangun ruang kelas IX SMP Adabiyah Palembang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui gambaran pada saat penerapan teori belajar Bruner pada

materi bangun ruang di kelas IX SMP Adabiyah Palembang.

2. Mengetahui tentang aktivitas belajar siswa pada materi bangun ruang kelas

IX SMP Adabiyah selama pembelajaran menggunakan teori belajar

(21)

3. Mengetahui pengaruh teori belajar Bruner terhadap hasil belajar siswa

pada materi bangun ruang di kelas IX SMP Adabiyah Palembang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa, sebagai pengalaman belajar yang baru sehingga diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan siswa, menumbuhkan kebersamaan

di antara sesama dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Bagi Guru, sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika dan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika sehingga perbaikan mutu

pengajaran meningkat.

3. Bagi Sekolah, sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah, untuk dapat

dijadikan bahan pertimbangan agar teori belajar Bruner dapat diterapkan.

(22)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya (Azhar, 2011:1). Menurut Johnson dan

myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir (Amilda, 2009:101).

Menurut Oemar Hamalik (2001:28), belajar adalah “Suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek

tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi

pekerti dan sikap.

Belajar menurut Gagne (dalam Purwanto, 1990:84) dikemukakan

sebagai berikut: belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan

isi ingatan dipengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah

dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami

situasi tadi. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang

dengan lingkungannya.

Belajar menurut Slameto (2003:2) adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

(23)

Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses atau aktifitas siswa secara sadar dan sengaja, yang dirancang untuk

mendapatkan suatu pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengubah sikap

dan tingkah laku seseorang, sehingga dapat mengembangkan dirinya ke arah

kemajuan yang lebih baik.

Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

(Kunandar, 2010:287). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Pembelajaran menurut Miarso (1993) (dalam Siregar, 2010:12-13)

adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta

pelaksanaannya terkendali.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik dengan tujuan yang telah ditetapkan

(24)

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar harus memiliki tujuan yang jelas, didasari motivasi dari dalam

dirinya sehingga siswa melakukan belajarnya secara aktif. Dengan demikian

siswa mampu menggunakan cara berfikir secara kritis disamping itu siswa

mampu menerapkan ilmunya dalam praktek sehari-hari. Menurut Slameto

(2010:54), belajar dipengaruhi oleh dua faktor baik dari dalam dirinya (faktor

internal) maupun dari luar (faktor eksternal).

1. Faktor Internal

a) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting dan sangat

menentukan berhasil tidaknya studi seseorang, terutama kecerdasan

dalam mata pelajaran Matematika. Karena kalau seseorang

mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka

secara potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

b) Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan. Dalam kegiatan belajar,

faktor bakat mempunyai peranan penting dan harus ada faktor

penunjangnya, misalnya fasilitas atau sarana (multimedia), biaya atau

dorongan moral dari orang tua.

c) Minat dan Perhatian

Minat dan perhatian dalam belajar mempunya hubungan erat

sekali dan berpran penting terhadap belajar seseorang. Bidang studi

(25)

d) Kesehatan Jasmani

Kesehatan merupakan faktor yang penting dalam belajar. Untuk

dapat belajar dengan baik, bisa berkonsentrasi dengan optimal maka

kesehatan itu perlu dipelihara dengan sebaik-baiknya.

e) Cara Belajar

Keberhasilan studi seseorang dipengaruhi oleh cara belajarnya.

Seseorang yang mempunyai cara belajar yang efisien

memungkinkannya untuk mencapai prestasi yang tinggi.

2. Faktor Eksternal

a) Lingkungan Masyarakat

Yang dapat digolongkan dalam lingkungan masyarakat adalah

mass media, teman bergaul, dan cara hidup lingkungan.

b) Lingkungan Keluarga

Yang termasuk dalam kategori lingkungan keluarga adalah

orang tua, suasana rumah, dan keadaan sosial ekonomi.

c) Lingkungan Sekolah

Yang termasuk dalam lingkungan sekolah adalah interaksi guru

dengan murid, cara penyajian dan penyampaian pelajaran, hubungan

antar siswa, disiplin sekolah, media yang digunakan, metode belajar,

(26)

C. Pembelajaran Matematika

Menurut Johnson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika

adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori

dibuat secara deduktif yang telah dibuktikan kebenarannya

(Karso, 2003:1.40).

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi praktek, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2009: 57).

Belajar matematika adalah belajar konsep dan struktur yang terdapat

dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan di antara

konsep dan struktur tersebut (Karso, 2003:1.40).

Tujuan pembelajaran matematika:

a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan

kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.

b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan rasa ingin tahu serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

(27)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman terhadap kebenaran suatu konsep

atau pernyataan yang bersifat konstan dan berbekas yang melibatkan pendidik

dan peserta didik.

D. Teori Belajar Bruner

Jerome Bruner (1966) (dalam Budiningsih, 2008:41) adalah seorang

pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi

kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut:

1. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam

menanggapi suatu rangsangan.

2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem

penyimpanan informasi secara realis.

3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara

pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang

tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini

berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.

4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan

anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.

5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognititf. Bahasa diperlukan untuk

(28)

6. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan

beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat

memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga

tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu :

1. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya

untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia

sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui

gigitan, sentuhan, pegangan dan sebagainya.

2. Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui

gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami

dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan

perbandingan (komparasi).

3. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau

gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya

dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak

belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika matematika, dan sebagainya.

Proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses

pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian jika tahap belajar

yang pertama ini sudah dirasa cukup, siswa beralih ke kegiatan belajar tahap

kedua, yaitu tahap belajar menggunakan modus representasi ikonik, dan

selanjutnya kegiatan belajar itu diteruskan dengan kegiatan belajar tahap

(29)

Menurut Bruner bahwa pada pelaksanaan belajar guru perlu

memperhatikan 4 hal berikut :

1. Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minat murid perlu

ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, juga perlu materi

disajikan secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

3. Menganalisis hubungan. Guru mengajar, berarti membimbing siswa

melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa

memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang dipelajari.

4. Memberi penguatan dan umpan balik. Penguatan yang optimal terjadi pada

waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan jawab”nya.

(Slameto, 1990:13)

Bruner berpendapat bahwa teori pembelajaran yang paling tepat

adalah teori yang menyiapkan pengalaman discovery learning (belajar

penemuan). Bruner (dalam Wilis, 2011:80) mengemukakan beberapa

kebaikan belajar penemuan:

1. Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat bila dibandingkan

dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain.

2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada

hasil belajar lainnya.

3. Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan

(30)

E. Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Bruner (dalam Wilis, 2011:83) di dalam menerapkan belajar

penemuan pada siswa ada dua hal yang perlu diperhatikan:

1. Metode dan Tujuan

Dalam belajar penemuan siswa mendapat kebebasan dalam

batas-batas tertentu untuk menyelidiki, secara perorangan atau dalam satu

Tanya jawab dengan guru, atau oleh guru atau siswa-siswa lain untuk

memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dan siswa bersama-sama.

Bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat

melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan

mereka dan memotivasi kemampuan mereka.

2. Peranan Guru

Dalam belajar penemuan, peranan guru antara lain sebagai berikut:

a) Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu

terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para

siswa.

b) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para

siswa untuk memecahkan masalah.

c) Memperhatikan 3 cara penyajian yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.

Uraian di atas terlihat bahwa dalam belajar penemuan, guru lebih

mudah dalam mengendalikan proses belajar mengajar. Guru berperan dalam

mengarahkan pelajaran pada penemuan dengan tiga tahap yaitu enaktif,

(31)

Tiga tahapan belajar Bruner seperti berikut ini :

1. Tahap 1. Setiap kita melakukan pembelajaran tentang konsep, fakta

atau prosedur dalam matematika yang bersifat abstrak biasanya diawali

dari persoalan sehari-hari yang sederhana (peristiwa di dunia

sekitarnya), atau menggunakan benda-benda real/nyata/fisik. (kita

mengenalnya sebagai model konkret).

2. Tahap 2. Setelah memanipulasikan benda secara nyata melalui

persoalan keseharian dari dunia sekitarnya, dilanjutkan dengan

membentuk modelnya sebagai bayangan mental dari benda atau

peristiwa keseharian tersebut. Model matematika disini berupa

gambaran dari bayangan. (model semi konkret atau model semi

abstrak).

3. Tahap 3. Pada tahap ke-3 yang merupakan tahap akhir haruslah

digunakan simbol-simbol atau lambang-lambang yang bersifat abstrak

sebagai wujud dari bahasa matematika (model abstrak)

(Karso, 2003: 1.13).

Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika mereka

memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari.

Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif di penemuan. Dalam

pembelajaran melalui penemuan, guru memberikan contoh siswa bekerja

berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari

(32)

Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran digambarkan sebagai

berikut :

1. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari

2. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep

3. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan

sendiri jawabannya

4. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.

(Trianto, 2010:79-80)

Tabel 2.

Tahap perkembangan Kognitif Menurut Bruner

Tahapan Aktivitas

1. Tahap Enaktif Pada tahap ini, siswa memanipulasi benda

konkret yang telah disediakan. Dengan cara ini

seseorang mengetahui suatu aspek kenyataan

tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata.

2. Tahap Ikonik Pada tahap ini, siswa mempresentasikan atau

menggambarkan dalam bentuk visual, gambar,

dan diagram yang menggambarkan kegiatan

konkrit atau situasi dunia nyata yang terdapat

pada tahap enaktif.

3. Tahap Simbolik Pada tahap ini, siswa lebih memperhatikan

pernyataan daripada objek dengan

(33)

F. Pembelajaran Bangun Ruang Berdasarkan Teori Bruner

1. Analisis Kurikulum dan Analisis Materi

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kurikulum matematika SMP

yang berkaitan dengan indikator pencapaian hasil belajar. Analisis

dilakukan dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Berdasarkan analisis tersebut ditetapkan:

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut,dan bola serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume tabung, kerucut, dan bola.

Berdasarkan kurikulum maka indikator pencapaian dari

pembelajaran bangun ruang, khususnya mencari rumus luas permukaan

tabung, kerucut, dan bola adalah:

1. Menghitung luas permukaan tabung.

2. Menghitung luas permukaan kerucut.

3. Menghitung luas permukaan bola.

Tujuan dari pembelajaran materi bangun ruang, khususnya

mencari rumus luas permukaan tabung, kerucut, dan bola adalah:

1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan tabung.

2. Siswa dapat menghitung luas permukaan tabung.

3. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kerucut.

4. Siswa dapat menghitung luas permukaan kerucut.

5. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan bola.

(34)

Hasil analisis ini kemudian dilanjutkan pada pendesainan materi

pembelajaran berdasarkan teori Bruner dan pembuatan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS).

2. Materi bangun ruang berdasarkan teori Bruner

Bruner menyatakan bahwa anak-anak berkembang melalui tiga

tahap perkembangan, yaitu: 1) tahap enaktif, 2) tahap ikonik, dan 3) tahap

simbolik.

Adapun materi bangun ruang berdasarkan teori Bruner:

a) Tahap Enaktif

Pada tahap ini, siswa memanipulasi benda konkrit yang telah

disediakan, yakni sebuah tabung, kerucut, dan bola yang bertujuan

agar siswa menemukan rumus luas permukaan tabung, kerucut, dan

lingkaran menjadi 16 bagian yang sama.

 Menggunting dan membuka bagian selimut tabung.

Kerucut

 Menggunting kerucut hingga bagian sisi alasnya terpisah dari selimut kerucut.

 Menggunting dan menyusun bagian sisi alas yang berbentuk lingkaran menjadi 16

bagian yang sama.

 Menggunting dan menyusun bagian selimut kerucut menjadi 4 bagian yang sama.

Bola

 Membelah bola menjadi 2 bagian yang sama

 Melilitkan tali pada permukaan setengah bola dan bidang alas belahan bola.

 Mengukur masing-masing tali yang telah digunakan untuk melilitkan permukaan

(35)

b) Tahap Ikonik

Pada tahap ini, siswa mempresentasikan dalam bentuk visual,

gambar, dan diagram yang menggambarkan kegiatan konkrit atau

situasi nyata yang terdapat pada tahap enaktif.

Materi ajar Kegiatan

Tabung

 Membuat sketsa gambar potongan sisi alas dan sisi atap tabung yang telah

disusun.

 Membuat sketsa gambar selimut tabung yang telah dipotong.

Kerucut

 Membuat sketsa gambar potongan sisi alas kerucut yang telah disusun.

 Membuat sketsa gambar potongan selimut kerucut yang telah disusun.

Bola

Menuliskan hasil pengukuran ke dalam tabel berikut:

Panjang tali pada

tabung, kerucut, dan bola dengan menggunakan lambang matematika.

Materi ajar Kegiatan

Tabung

Luas alas/tutup = Luas persegi panjang

= Panjang x Lebar

= 1

2 x keliling lingkaran x lebar

= 1

2x 2πr x r

(36)

Luas selimut tabung = Luas Persegi Panjang

= Panjang x Lebar

= Keliling lingkaran x tinggi

= 2πr x t

= 2πrt

Luas permukaan tabung = Luas alas + Luas tutup + Luas selimut

= πr2+ πr2+ 2πrt

Luas selimut kerucut = Luas Persegi Panjang

= p x l

= ( 1

2 x keliling lingkaran) x sisi

= 1

2 𝑥2πr x s

= πrs

Luas permukaan kerucut = Luas alas + Luas selimut kerucut

= πr2+ πrs

= πr (r + s)

Bola

Luas permukaan bola = 2 x luas permukaan setengah bola

= 2 x (2 x luas lingkaran)

= 2 x (2 x πr2)

= 4πr2

G. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa,

karena memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan

obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses

(37)

Aktivitas belajar itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk

mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau

hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa

yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk

dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru (Zaini, 2008:14).

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan

belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan

memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Paul D. Dierich (dalam Hamalik 2009:172), menyatakan 8 macam

kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

1. Kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau

bermain.

2. Kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi

3. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu

permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan

(38)

5. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, chart,

diagram peta, dan pola.

6. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

menari dan berkebun.

7. Kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan

lain-lain.

Bruner mengembangkan teorinya tentang perkembangan

intelektual, yaitu:

1. Tahap enaktif, dimana seorang peserta didik belajar tentang dunia melalui

tindakannya pada objek, siswa melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam

usahanya memahami lingkungan.

2. Tahap ikonik, dimana belajar terjadi melalui penggunaan model dan

gambar.

3. Tahap simbolik, yang mendeskripsikan kapasitas dalam berfikir abstrak,

siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi

bahasa dan logika dan komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem

(39)

Penerapan teori belajar Bruner (dalam Wilis, 2011:78) berdasarkan

cara penyajiannya, yaitu:

1. Cara penyajian enaktif ialah melalui tindakan, jadi bersifat manipulatif.

Dengan cara ini seseorang mengetahui suatu aspek dari kenyataan tanpa

menggunakan pikiran atau kata-kata.

2. Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan

disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep,

tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.

3. Penyajian simbolik menggunakan kata-kata atau bahasa. Penyajian

simbolik dibuktikan oleh kemampuan seseorang lebih memperhatikan

proposisi atau pernyataan dari pada objek-objek, memberikan struktur

hirarkis pada konsep-konsep dan memperhatikan

kemungkinan-kemungkinan alternatif dalam suatu cara kombinatorial.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini hanya

diambil 4 kegiatan dari 8 kegiatan menurut Paul D. Dierich yaitu:

1. Kegiatan Metrik

2. Kegiatan Menggambar

3. Kegiatan Menulis

4. Kegiatan Mental

Pada kegiatan metrik tercermin pada tahap enaktif dalam teori belajar

Bruner yaitu pada saat siswa memisahkan bangun ruang menjadi beberapa

bangun datar, memotong bangun datar menjadi beberapa bagian, menyusun

bagian bangun datar menjadi bangun datar lain. Untuk kegiatan menggambar

(40)

bangun datar, membuat sketsa bangun datar yang telah dipotong, menggambar

susunan bangun datar, kemudian menuliskan rumus bangun datar, menuliskan

hubungan dari beberapa bangun datar, dan menuliskan rumus bangun datar.

Untuk kegiatan mental tercermin pada tahap simbolik yaitu pada saat siswa

menganalisis pertanyaan yang ada di LKS, menemukan rumus bangun ruang,

dan menganalisis soal latihan.

H. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar (Djamarah, 2006:32). Hasil belajar

adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru (Dimyati dan Mudijono,

2002:36). Menurut Tardif (dalam Muhibbinsyah, 2000:141) hasil belajar

adalah penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seseorang siswa

sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010:22). Wahidmurni (2010:18)

menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan telah behasil dalam belajar jika

ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang

relatif tetap. Meningkatkan hasil belajar siswa, merupakan suatu bentuk usaha

yang tidak mudah untuk dilakukan siswa dengan berbagai macam perbedaan

(41)

membantu siswa dalam pelajaran matematika secara luas tidak hanya secara

teoritik di sekolah.

Setelah belajar, siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan

nilai. Timbulnya kemampuan tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari

lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa

(Darsono, 2000:15). Hasil belajar akan melekat pada siswa dalam bentuk

keterampilan intelektual, sikap dan siasat (Darsono, 2000: 15). Hasil belajar

siswa merupakan kemampuan siswa yang akan dicapai sebagai berikut:

1. Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahas baik lisan maupun tertulis, pemilihan

informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.

2. Kemampuan keterampilan intelektual, adalah kepekaan yang berhubungan

dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Kemampuan kognitif, adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi konsep dan kaidah dalam

memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik, adalah kemampuan serangkaian gerak jasmani

antara koordinasi otak dengan tubuh. Sehingga terwujudnya otomatisme

gerak jasmani.

5. Kemampuan sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak obyek

berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Dari beberapa kemampuan di atas, kemampuan yang di ukur dalam

penelitian ini adalah kemampuan kognitif yaitu kemampuan siswa dalam

(42)

yang harus dicapai adalah siswa mampu menjawab soal-soal dengan tepat

berdasarkan pedoman penskoran yang telah ditentukan yaitu menuliskan yang

diketahui dari soal, menuliskan yang ditanya dari soal, menuliskan rumus

dengan benar, menyelesaikan urutan-urutan jawaban sesuai dengan rumus,

dan menuliskan kesimpulan jawaban dengan benar.

Penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

perubahan kemampuan siswa secara utuh baik pengetahuan, keterampilan dan

sikap.

I. Hipotesis Penelitian

Dari uraian tinjauan pustaka di atas, maka yang menjadi hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

“Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan teori belajar Bruner

lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan

(43)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode eksperimen murni (true experimental design) yaitu sebuah eksperimen

yang hanya melakukan tes akhir (posttest ) tanpa adanya tes awal (pretest).

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dapat dilukiskan sebagai berikut:

Treatment Posttest

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yang masing-masing dipilih

secara random (R), satu kelas dipilih menjadi kelas ekperimen yang diberi

perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan teori belajar Bruner (X) dan satu

kelas yang lain dipilih menjadi kelas kontrol yang diberi perlakuan yaitu R X T1

(44)

pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen dilakukan observasi

untuk melihat aktivitas belajar siswa selama pembelajaran menggunakan teori

belajar Bruner dan tes (posttest) untuk melihat hasil belajar siswa setelah

pembelajaran menggunakan tahap-tahap dari teori belajar Bruner. Pada kelas

kontrol hanya diberikan tes (posttest) untuk melihat hasil belajar siswa setelah

pembelajaran secara konvensional. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa

(posttest) dianalisis dengan uji beda yaitu uji t untuk melihat pengaruh teori

belajar Bruner terhadap hasil belajar siswa.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yaitu teori belajar

Bruner sebagai variabel bebas dan aktivitas serta hasil belajar sebagai variabel

tidak bebas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sketsa berikut:

Variabel bebas variabel tidak bebas

D. Definisi Operasional Variabel

1. Teori belajar Bruner dalam pembelajaran matematika adalah teori yang

memiliki 3 tahap pembelajaran yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.

Tahap enaktif yaitu menggunakan pengetahuan motorik, yaitu belajar

menggunakan benda-benda konkret. Tahap ikonik yaitu menyajikan dalam

bentuk gambar. Tahap simbolik yaitu belajar melalui simbol-simbol,

logika matematika dan sebagainya.

Aktivitas dan hasil belajar siswa

(45)

2. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika dengan teori belajar Bruner yang

sedang berlangsung. Untuk mengetahui aktivitas siswa maka dilakukan

observasi. Indikator yang diukur dalam aktivitas yaitu kegiatan metrik,

kegiatan menggambar, kegiatan menulis, dan kegiatan mental. Data

observasi pada setiap pertemuan diperoleh dari pengamatan langsung

terhadap aktivitas siswa yang dibantu oleh tiga observer dengan

menggunakan panduan lembar observasi dengan rentang skor 0 – 3.

Selanjutnya skor dianalisis untuk mengetahui kategori keaktifan siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang

diambil setelah diterapkannya teori belajar Bruner dan pembelajaran

konvensional. Indikator yang diukur dalam hasil belajar yaitu siswa

mampu menjawab soal-soal dengan tepat. Tes yang diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berupa essay dengan rentang skor 0 – 100.

Selanjutnya skor tersebut dianalisis dengan menggunakan uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji t untuk mengetahui pengaruh teori belajar Bruner

(46)

E. Populasi dan Sampel

Populasi Penelitian Siswa di SMP Adabiyah Palembang

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki - Laki Perempuan

IX. 1 13 16 29

IX. 2 14 15 29

IX. 3 16 14 30

Jumlah 43 46 88

Sumber: Tata Usaha SMP Adabiyah Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik sampling cluster dari

tiga kelas yang ada, akan diambil dua kelas. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.

Tabel 4.

Sampel Penelitian Siswa di SMP Adabiyah Palembang

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki - Laki Perempuan

IX. 2 14 15 29

IX. 3 16 14 30

Jumlah 30 29 59

(47)

F. Prosedur Penelitian

Adapun tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Meminta izin penelitian dari diknas yang selanjutnya diberikan

ke sekolah yang akan menjadi tempat penelitian.

b) Melakukan observasi di sekolah yang akan menjadi tempat penelitian

yaitu SMP Adabiyah Palembang.

c) Konsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan

pembimbing.

d) Melakukan tahap pendesainan materi yaitu menganalisis kurikulum

materi matematika SMP di kelas IX.

e) Membuat instrument penelitian berupa RPP, LKS, lembar observasi,

lembar tes dan lembar validasi.

f) Melakukan tahap validasi desain kepada empat validator untuk

mengetahui instrument penelitian telah dinyatakan valid.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti dalam melakukan proses pembelajaran dilaksanakan secara

bertahap sebanyak 4 kali pertemuan. Dengan 1 kali pertemuan

dilaksanakan tes akhir.

a) Pada pertemuan pertama pembelajaran menggunakan teori belajar

Bruner dengan tahap enaktif, ikonik, dan simbolik pada materi bangun

ruang yaitu menemukan rumus luas permukaan tabung. Lalu siswa

(48)

b) Pada pertemuan kedua pembelajaran menggunakan teori belajar

Bruner dengan tahap enaktif, ikonik, dan simbolik pada materi bangun

ruang yaitu menemukan rumus luas permukaan kerucut. Lalu siswa

diberikan kuis berupa soal essay.

c) Pada pertemuan ketiga pembelajaran menggunakan teori belajar

Bruner dengan tahap enaktif, ikonik, dan simbolik pada materi bangun

ruang yaitu menemukan rumus luas permukaan bola. Lalu siswa

diberikan kuis berupa soal essay.

d) Pertemuan keempat siswa diberikan soal tes akhir yaitu menghitung

luas permukaan tabung, kerucut, dan bola.

3. Tahap Penilaian

a) Penilaian lembar observasi berdasarkan teori belajar Bruner dengan

tahap enaktif, ikonik, dan simbolik selama pembelajaran dilakukan

oleh 3 validator.

b) Penilaian soal latihan selama pembelajaran yaitu 3 kali pertemuan dan

1 kali tes akhir dilakukan berdasarkan pedoman penskoran.

4. Tahap Analisis Data

a) Skor hasil observasi selama pembelajaran menggunakan teori belajar

Bruner dianalis perindikator untuk mengetahui peningkatan aktivitas

belajar siswa dan peningkatan dari tahap-tahap belajar Bruner yaitu

enaktif, ikonik, dan simbolik tiap pertemuan.

b) Skor latihan siswa selama 3 kali pertemuan dianalisis untuk melihat

(49)

c) skor hasil tes akhir siswa pada pertemuan keempat dianalisis kemudian

didapat skor tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, dan simpangan

baku. Selanjutnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji t

untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik

observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan

aktivitas belajar siswa selama pembelajaran menggunakan teori belajar

Bruner. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran materi bangun ruang yaitu

menemukan luas permukaan tabung, kerucut, dan bola.

1. Observasi

Observasi dilakukan pada saat penggunaan teori Bruner

berlangsung. Melalui observasi akan dilihat bagaimana aktivitas atau

kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan

siswa menggunakan teori belajar Bruner meliputi 3 tahap pembelajaran

yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Pada tahap ikonik dibagi menjadi

2, yaitu tahap ikonik 1 dan tahap ikonik 2. Pada tahap ikonik 1 lebih

menjelaskan kepada kagiatan menggambar sedangkan pada tahap ikonik 2

lebih menjelaskan kepada kegiatan menulis. Dari ketiga tahapan Bruner,

di bagi menjadi 3 indikator kegiatan yang dapat diukur dengan lembar

(50)

a) Tahap Enaktif

(1) Kegiatan Metrik

Indikator:

 Memisahkan bangun ruang menjadi beberapa bangun datar

 Memotong bangun datar menjadi beberapa bagian

 Menyusun bagian bangun datar menjadi bangun datar lain

b) Tahap Ikonik

(1) Kegiatan Menggambar

Indikator:

 Menggambar potongan dari bangun ruang

 Membuat sketsa bangun datar yang telah dipotong

 Menggambar susunan bangun datar

(2) Kegiatan Menulis

Indikator:

 Menuliskan rumus bangun datar

 Menuliskan hubungan dari beberapa rumus bangun datar

 Menuliskan rumus bangun ruang

c) Tahap Simbolik

(1) Kegiatan Mental

Indikator:

 Menganalisis pertanyaan yang ada di LKS

 Menemukan rumus bangun ruang

(51)

2. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berbentuk essay. Tes dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah 3 kali pembelajaran. Dalam pelaksanaan tes peneliti membuat soal

tes sebanyak 6 soal, soal-soal diambil berdasarkan soal-soal pada buku

Adinawan, dkk. Erlangga dan Umi Salamah, Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri dengan masing-masing soal yang benar bobot penskorannya

bervariasi berdasarkan pada pedoman penskoran jawaban tes. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.

Nilai maksimum pada tiap butir soal

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis data observasi

Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

menggunakan teori belajar Bruner maka dilakukan observasi. Di dalam

lembar observasi dicantumkan indikator-indikator dari tahap-tahap belajar

Bruner. Jika indikator-indikator dari tahap belajar Bruner muncul, maka

observer diminta memberikan skor pada kolom yang sesuai. Adapun skor

(52)

yang diberikan untuk setiap indikator pada lembar penilaian berdasarkan

ketentuan sebagai berikut:

- Skor 0 jika tidak ada satupun deskriptor yang tampak

- Skor 1 jika ada 1 deskriptor yang tampak

- Skor 2 jika ada 2 deskriptor yang tampak

- Skor 3 jika ada 3 deskriptor yang tampak

Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan rumus:

Skor akhir tiap siswa = Jumlah skor dari tiap indikator

skor maksimum ideal x 100

Setelah diperoleh skor akhir tiap siswa selanjutnya skor tersebut

dikonversikan berdasarkan kategori aktivitas belajar siswa. Penentuan

kategori aktivitas belajar didasarkan pada rentang skor seperti pada tabel

berikut:

Tabel 6.

Kategori Aktivitas Belajar

Rentang skor Kategori aktivitas belajar

(53)

2. Analisis Data Tes

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data tes tersebut

diolah dengan menggunakan uji T untuk melihat pengaruh teori belajar

Bruner.

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan

digunakan dalam mengolah data. Untuk menguji normalitas data

sampel yang diperoleh dapat digunakan uji kemiringan.

Menentukan kemiringan (Km) dengan menggunakan rumus:

Km = X −Mo

s (Sudjana, 2005 : 109)

Keterangan: x = rata-rata (mean)

Mo = modus

s = simpangan baku

Data distribusi normal apabila harga Km terletak antara -1 dan +1

dalam selang (-1<Km<+1)

b) Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilakukan untuk memperoleh asumsi

bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau

homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik uji t yang akan

digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan

dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang

(54)

Dalam uji homogenitas digunakan uji F adalah sebagai berikut:

F = 𝑠1 2

𝑠2 2

(Sudjana, 2005 : 249)

Kriteria pengujian uji pihak kanan adalah terima hipotesis tolak Ho

jika F ≥ Fα(n1-1, n2-1) dan terima Ho untuk hal-hal lain.

c) Uji Hipotesis

Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk

mendapatkan suatu kesimpulan maka hasil dari tes akan dianalisis

dengan menggunakan uji t. Sebagai hasil dari pengolahan data tersebut

nantinya dapat diambil satu kesimpulan untuk membuktikan hipotesis

yang telah dirumuskan.

Adapun rumus hipotesis dengan menggunakan uji pihak kanan adalah:

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Ho : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan teori belajar

Bruner sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional

Ha : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan teori belajar

Bruner lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional

Keterangan:

µ1 = Nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen

(55)

Peneliti menggunakan statistik uji t dengan taraf signifikansi 5%.

Adapun rumus statistik uji t sebagai berikut:

t = X1−X2

x1 = Rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen

x2 = Rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima

Ho jika t < t1-α dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.

Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1 + n2 – 2) dengan

(56)

ttabel

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut ini:

ttabel thitung

t ≥ t1-α

Gambar 1.

Kurva Uji Pihak Kanan

Daerah yang diarsir adalah daerah penolakan Ho, berarti Ha

diterima dan daerah yang tidak diarsir adalah daerah penerimaan Ho,

berarti Ha ditolak. Daerah

penerimaan H0

Gambar

Tabel 2.
Tabel 7.
Gambar 3. Contoh prototype pertama LKS
Gambar 4. Contoh prototype kedua RPP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulis dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Hasil

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yag telah melimpahkan berkat rahmat, hidayah, dan karunia –Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yag berjudul PENGARUH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat rahmat, hidayah, dan karunia –Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul PENGARUH

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul : Pengaruh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Abstraksi