• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA,

C. Analisis Data

1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner Kelas VIII B

Tabel 4.5: Data hasil Uji Coba Kuesioner Awal Kelas VIII B

No

Soal N

Valid/

Tidak Valid Kriteria

1 37 110 2073 0.3604 0.325 Valid Rendah 2 37 118 2073 0.3473 0.325 Valid Rendah 3 37 118 2073 0.4079 0.325 Valid Sedang 4 37 106 2073 0.5024 0.325 Valid Sedang 5 37 108 2073 0.7356 0.325 Valid Tinggi 6 37 101 2073 0.5681 0.325 Valid Sedang 7 37 111 2073 0.4261 0.325 Valid Sedang 8 37 114 2073 0.7162 0.325 Valid Tinggi 9 37 113 2073 0.4688 0.325 Valid Sedang 10 37 105 2073 0.3893 0.325 Valid Rendah 11 37 91 2073 0.6668 0.325 Valid Tinggi

12 37 105 2073 0.3133 0.325 Tidak Valid Rendah

13 37 93 2073 0.4957 0.325 Valid Sedang

14 37 82 2073 0.2480 0.325 Tidak Valid Rendah

15 37 107 2073 0.3002 0.325 Tidak Valid Rendah

16 37 99 2073 0.6419 0.325 Valid Tinggi

17 37 89 2073 0.4089 0.325 Valid Sedang

18 37 104 2073 0.5250 0.325 Valid Sedang

19 37 117 2073 0.4131 0.325 Valid Sedang

20 37 82 2073 0.2638 0.325 Tidak Valid Rendah

Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 16 pernyataan yang valid dan 4 pernyataan yang tidak valid dengan rincian sebagai berikut: 4

pernyataan validitas tinggi, 9 pernyataan validitas sedang dan 7 pernyataan validitas rendah. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengambil semua pernyataan valid dan untuk pernyataan yang tidak valid harus diperbaiki oleh peneliti.

Tabel 4.6: Data hasil Uji Coba Kuesioner Akhir Kelas VIII B

No Soal N Valid/ Tidak Valid Kriteria 1 37 119 2377 0.4122 0.325 Valid Rendah 2 37 130 2377 0.3541 0.325 Valid Rendah 3 37 127 2377 0.3783 0.325 Valid Rendah 4 37 121 2377 0.3553 0.325 Valid Rendah 5 37 126 2377 0.5439 0.325 Valid Sedang 6 37 131 2377 0.4616 0.325 Valid Sedang

7 37 120 2377 0.2876 0.325 Tidak Valid Rendah

8 37 125 2377 0.2014 0.325 Tidak Valid Rendah

9 37 128 2377 0.4577 0.325 Valid Sedang

10 37 118 2377 0.1813 0.325 Tidak Valid Rendah

11 37 112 2377 0.4186 0.325 Valid Sedang 12 37 114 2377 0.5978 0.325 Valid Sedang 13 37 122 2377 0.4031 0.325 Valid Sedang 14 37 107 2377 0.4281 0.325 Valid Sedang 15 37 115 2377 0.5374 0.325 Valid Sedang 16 37 116 2377 0.3282 0.325 Valid Rengah 17 37 114 2377 0.3824 0.325 Valid Rendah 18 37 116 2377 0.4142 0.325 Valid Sedang 19 37 117 2377 0.1563 0.325 Tidak Valid Sangat Rendah 20 37 99 2377 0.3553 0.325 Valid Rengah

Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 16 pernyataan yang valid dan 4 pernyataan yang tidak valid dengan rincian sebagai berikut: 9 pernyataan validitas sedang, 10 pernyataan validitas rendah dan 1 pernyataan validitas sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengambil semua pernyataan valid dan untuk pernyataan yang tidak valid diperbaiki oleh peneliti.

Reliabilitas hasil uji coba dihitung dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan Alpha Cronbach diperoleh:

Tabel 4.7: Reliabilitas Pernyataan

Kriteria Keterangan

Kuesioner awal 0.7933 Tinggi

Pernyataan uji coba pada penelelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi sebesar 0.7933.

Kuesioner akhir 0.6887 Tinggi

Pernyataan uji coba pada penelelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi sebesar 0.6887.

2. Kuesioner Minat Belajar

Tabel 4.8: Nilai Akhir dan Kriteria Minat Belajar Siswa kelas VIII A

Nomor Siswa

Kuesioner Minat Belajar Awal

Kuesioner Minat Belajar Akhir Nilai Akhir Kriteria Minat Belajar Nilai Akhir Kriteria Minat Belajar 1 61.25 Baik 67.5 Baik 2 65 Baik 71.25 Baik 3 65 Baik 70 Baik 4 60 Cukup 70 Baik 5 58.75 Cukup 63.75 Baik 6 75 Baik 80 Baik

7 76.25 Baik 81.25 Sangat Baik

8 71.25 Baik 78.75 Baik

9 73.75 Baik 77.5 Baik

10 65 Baik 67.5 Baik

11 66.25 Baik 68.75 Baik

12 66.25 Baik 70 Baik

13 73.75 Baik 81.25 Sangat Baik 14 76.25 Baik 81.25 Sangat Baik

15 70 Baik 73.75 Baik 16 73.75 Baik 75 Baik 17 70 Baik 71.25 Baik 18 71.25 Baik 76.25 Baik 19 68.75 Baik 77.5 Baik 20 73.75 Baik 80 Baik

22 73.75 Baik 80 Baik 23 77.75 Baik 87.5 Sangat Baik

24 75 Baik 80 Baik

25 68.75 Baik 81.25 Sangat Baik

26 61.25 Baik 66.25 Baik 27 71.25 Baik 80 Baik 28 72.5 Baik 80 Baik 29 67.5 Baik 71.25 Baik 30 65 Baik 70 Baik 31 67.5 Baik 78.75 Baik 32 68.75 Baik 71.25 Baik 33 68.75 Baik 72.5 Baik 34 65 Baik 71.25 Baik

35 71.25 Baik 81.25 Sangat Baik

36 60 Cukup 65 Baik

37 57.5 Cukup 66.25 Baik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada data nilai kuesioner awal dan kuesioner akhir dilakukan untuk selisih antara kedua nilai tersebut.

Tabel 4.9: Hasil dan Selisih (awal-akhir) Kuesioner Awal dan Akhir

No Nama Kuesioner Awal Kuesioner Akhir Selisih (awal-akhir) 1 Siswa 1 61,25 67,5 -6,5 2 Siswa 2 65 71,25 -6,5 3 Siswa 3 65 70 -5

4 Siswa 4 60 70 -10 5 Siswa 5 58,75 63,75 -5 6 Siswa 6 75 80 -5 7 Siswa 7 76,25 81,25 -5 8 Siswa 8 71,25 78,75 -7,5 9 Siswa 9 73,75 77,5 -3,75 10 Siswa 10 65 67,5 -2,5 11 Siswa 11 66,25 68,75 -2,5 12 Siswa 12 66,25 70 -3,75 13 Siswa 13 73,75 81,25 -7,5 14 Siswa 14 76,25 81,25 -5 15 Siswa 15 70 73,75 -3,75 16 Siswa 16 73,75 75 -1,25 17 Siswa 17 70 71,25 -1,25 18 Siswa 18 71,25 76,25 -5 19 Siswa 19 68,75 77,5 -8,75 20 Siswa 20 73,75 80 -6,25 21 Siswa 21 77,5 81,25 -3,75 22 Siswa 22 73,75 80 -6,25 23 Siswa 23 77,75 87,5 -9,75 24 Siswa 24 75 80 -5 25 Siswa 25 68,75 81,25 -12,5 26 Siswa 26 61,25 66,25 -5 27 Siswa 27 71,25 80 -8,75 28 Siswa 28 72,5 80 -7,5 29 Siswa 29 67,5 71,25 -3,75 30 Siswa 30 65 70 -5 31 Siswa 31 67,5 78,75 -11,25

32 Siswa 32 68,75 71,25 -2,5 33 Siswa 33 68,75 72,5 -3,75 34 Siswa 34 65 71,25 -6,25 35 Siswa 35 71,25 81,25 -10 36 Siswa 36 60 65 -5 37 Siswa 37 57,5 66,25 -8,75 Hipotesis:

: Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal Tingkat Signifikasi: α = 0,05

Daerah Kritis:

ditolah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 Output SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

selisih

N 37

Normal Parametersa,,b Mean -5.8514

Std. Deviation 2.72556

Most Extreme Differences Absolute .190

Positive .085

Negative -.190

Kolmogorov-Smirnov Z 1.157

Kesimpulan:

Dari hasil uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test diatas, tampak bahwa nilai Asym. Sig (2-tailed) adalah 0,138. jadi probabilitas 0,138 > 0,05. Dengan demikian berarti tidak ditolak dan ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data selisih hasil kedua kuesioner siswa berdistribusi normal.

b. Uji T

Data hasil kuesioner awal dan kuesioner akhir berdistribusi normal, maka penghitungan uji t pada SPSS menggunakan Paired

Sample T-Test.

Misalkan:

: Nilai rata-rata kuesioner awal : Nilai rata-rata kuesioner akhir Hipotesis: : ≥ : < Tingkat Signifikasi α = 0,05 Daerah Kritis = 1.688 ditolak jika Output SPSS

Paired Samples Test Paired Differences t df Sig.(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower upper Pair 1 Kuesioner Awal – Kuesioner Akhir -5.56757 3.14447 .51695 -6.61598 -4.51915 -10.770 36 .000 Kesimpulan

Karena = -10.770 < -1.688, maka ditolak. Jadi, rata-rata nilai kuesioner akhir lebih besar dari pada rata-rata nilai kuesioner awal.

3. Observasi Aktivitas Guru di Kelas

Peneliti mengumpulkan data aktivitas guru di kelas dengan cara melakukan observasi sewaktu proses pembelajaran berlangsung di kelas. Pedoman dasar observasi aktivitas guru di kelas disesuaikan dari pedoman observasi aktivitas guru di kelas (Pedoman PPL Sanata Dharma 2012)

Tabel 4.10: Rekap Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas

No Kode Observer

Pertemuan (skor) Total skor keseluruhan Rata-rata Predikat 1 2 3 1 71 70 68 209 69,67 B 2 66 66 65 197 65,67 B

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa total setiap pertemuan aktivitas guru tiap observer berbeda. Untuk mencari nilai rata-rata observasi tiap guru, peneliti menggunakan perhitungan berikut:

Setelah mendapatkan rata-rata, penentuan predikatnya mengikuti tabel kriteria predikat hasil observasi (Tabel:3.7) pada halaman 49. Dari rekap hasil observasi aktivitas guru di kelas, dapat dilihat bahwa guru mempunyai kualifikasi predikat yang baik.

Menurut pengalaman peneliti sewaktu mengambil data di kelas, guru tersebut mampu menggunakan berbagai macam media pembelajaran secara maksimal untuk menjelaskan materi-materi kepada siswanya sehingga membuat minat belajar siswanya cukup baik dalam mengikuti pelajaran. Tidak hanya di kelas, guru juga membuat jam tambahan khusus sepulang sekolah untuk mengulang materi yang telah dipelajari. Jam tambahan ini bersifat wajib, sehingga semua siswa harus mengikuti jam tambahan tersebut.

4. Wawancara Dengan Siswa

Wawancara dilakukan terhadap 6 siswa:

a. Analisis wawancara dengan siswa 4 (Laki-laki)

Siswa 4 merasa suka pada matematika. Hal ini disebabkan karena matematika banyak menggunakan rumus-rumus dalam proses berhitung sehingga menimbulkan rasa suka terhadap matematika. Selain itu, siswa 4 juga tertarik dengan dengan alat

peraga sewaktu guru menggunakannya selama proses pembelajaran. Bentuk ketertarikan siswa 4 terhadap alat peraga yaitu dengan cara memperhatikan disaat guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan alat peraga. Dengan cara ini, siswa akan merasa cepat paham terhadap materi yang mereka pelajari sehingga membuat proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dengan bantuan alat peraga. Selain itu siswa juga akan semakin tertarik dan berminat untuk mempelajari materi seperti contoh, jika guru memberikan tugas (tugas kelompok maupun individu), maka siswa tersebut akan berusaha untuk mengerjakannya sebisa mungkin. Apabila siswa 4 mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas, maka masih ada teman-teman satu kelompok yang akan membantunya untuk mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Belajar dengan giat dan bertanya kepada teman ataupun guru jika ada sesuatu yang tidak diketahui akan membuat siswa 4 semakin berminat untuk mendalami materi pembelajaran.

Penyebaran kuesioner awal, siswa 4 mendapatkan persentase 60% dan tergolong dalam kriteria minat belajar cukup. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 4 mendapatkan persentase 70% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik.

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 4 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

b. Analisis wawancara dengan siswa 5 (Laki-laki)

Siswa 5 bisa dikatakan merasa suka pada matematika. Hal ini dikarenakan setiap jam pelajaran matematika, siswa 5 sering mengikuti pelajaran sehingga timbul minat untuk mempelajari matematika. Minat tersebut muncul karena adanya ketertarikan terhadap sesuatu objek, seperti alat peraga. Menurut siswa 5, alat peraga yang digunakan guru dalam menjelaskan materi itulah yang membuat ia tertarik. Dengan alat peraga, siswa dapat memahami materi yang bersifat abstrak dan juga dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran. Siswa 5 juga suka belajar dengan alat peraga karena materi yang dipelajari akan lebih seru dan menyenangkan. Hal ini terbukti ketika guru sedang menjelaskan materi di kelas, siswa 5 dengan senang hati akan mendengarkan penjelasan dari guru dan juga memperhatikan bagaimana fungsi dan kegunaan dari alat peraga tersebut. Menurut siswa 5, ia selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ketika ada hal yang dianggap susah untuk dipahami, siswa 5 akan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mendapatkan jawaban yang belum ia pahami. Siswa 5 juga sering bertanya kepada teman-temannya dan juga guru mata pelajaran jika ada hal yang belum diketahui.

Pada penyebaran kuesioner awal, siswa 5 mendapatkan persentase 58,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar cukup. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 5 mendapatkan persentase 63,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik. (Lembar kuesioner minat belajar siswa 5

terlampir)

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 5 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

c. Analisis wawancara dengan siswa 9 (Perempuan)

Siswa 9 merasa suka pada matematika. Bentuk suka dari siswa 9 yaitu dengan mempelajari materi-materi yang dianggap agak sulit untuk dipahami dan dipelajari. Ada berbagai cara untuk mempelajari materi yang dianggap cukup sulit, salah satunya dengan bantuan alat peraga. Akan tetapi, siswa 9 tidak tertarik dengan bantuan alat peraga dikarenakan penggunaan alat peraga akan memakan waktu lama dalam penggunaannya. Siswa 9 tertarik jika guru menjelaskan materi secara langsung dan memberi soal-soal latihan agar lebih mudah dipelajari. Setiap penjelasan dari guru, siswa 9 selalu mendengarkannya dengan baik. Siswa 9 juga senang kalau guru memberikan tugas (individu atau kelompok) karena tugas tersebut akan membantunya dalam memahami materi. Dengan tugas kelompok, siswa 9 juga bisa saling berdiskusi dan

saling mengajari satu sama lainnya serta mereka juga bisa bertanya dengan guru supaya permasalahan yang mereka hadapi bisa mendapatkan solusi.

Pada penyebaran kuesioner awal, siswa 9 mendapatkan persentase 73,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 9 mendapatkan persentase 77,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik.

(Lembar kuesioner minat belajar siswa 9 terlampir)

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 9 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

d. Analisis wawancara dengan siswa 20 (Laki-laki)

Siswa 20 merasa suka pada matematika. Bentuk suka dari siswa 20 yaitu dengan mengikuti setiap pelajaran matematika dan membuat pelajaran tersebut menjadi menyenangkan. Ada berbagai cara agar membuat pelajaran menjadi menyenangkan, seperti belajar menggunakan alat peraga. Siswa 20 merasa tertarik dengan penggunaan alat peraga karena dengan alat peraga akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Alat peraga juga bisa membantu siswa untuk mengetahui hal-hal yang ada di sekitar kita seperti ruang kelas, kardus, kotak pensil dan lain-lain. Siswa 20 juga selalu memperhatikan guru ketika memberi penjelasan materi di depan kelas. Jika siswa 20 tidak paham dengan penjelasan

tersebut, maka ia tidak segan-segan untuk bertanya kepada guru. Pemahaman siswa 20 bisa dilihat ketika guru memberikan tugas (individu atau kelompok). Siswa 20 juga selalu menyampaikan pendapat ketika diskusi dengan anggota kelompok. Ketika teman-teman kelompok mengalami kesulitan, maka mereka bisa bertanya kepada guru untuk mencari solusi dari kesulitan mereka.

Pada penyebaran kuesioner awal, siswa 20 mendapatkan persentase 73,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 20 mendapatkan persentase 75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik.

(Lembar kuesioner minat belajar siswa 20 terlampir)

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 20 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

e. Analisis wawancara dengan siswa 14 (Perempuan)

Siswa 14 merasa suka pada matematika. Bentuk suka siswa 14 yaitu dengan mempelajari matematika secara tekun. Siswa 14 juga tertarik dengan alat peraga yang digunakan guru sewaktu menjelaskan materi pelajaran. Menurut siswa 14, penggunaan alat peraga bisa mempermudah guru dalam menjelaskan materi sehingga siswa akan cepat memahami materi yang diberikan oleh guru dan juga akan meningkatkan minat belajar siswa. Dalam menjelaskan materi menggunakan alat peraga, siswa 14 selalu

mendengarkan dan memperhatikan setiap penjelasan guru. Ketertarikan siswa 14 terhadap pelajaran bisa dilihat dari pemberian tugas oleh guru. Pada saat guru memberikan tugas (individu atau kelompok), siswa 14 dengan senang hati akan mengerjakan tugas tersebut. Ketika siswa 14 mengalami kesulitan, maka ia bisa bertanya kepada teman kelompoknya untuk membahas kesulitan tersebut. Siswa 14 juga tidak segan-segan untuk bertanya kepada guru supaya permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan.

Pada penyebaran kuesioner awal, siswa 14 mendapatkan persentase 76,25% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 14 mendapatkan persentase 81,25% dan tergolong dalam kriteria minat belajar sangat baik. (Lembar kuesioner minat belajar siswa 14 terlampir)

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 14 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

f. Analisis wawancawa dengan siswa 3 (Laki-laki)

Siswa 3 merasa suka pada matematika. Bentuk dari rasa suka siswa 3 yaitu dengan rajin belajar materi yang ada. Matematika juga bisa dipelajari dengan menggunakan alat peraga. Tujuan dari alat peraga yaitu untuk menarik minat belajar siswa agar memahami materi yang akan dipelajari. Belajar dengan alat

peraga juga tidak membosankan karena dengan alat peraga siswa 3 dapat memahami materi yang bersifat abstrak untuk dimengerti. Siswa 3 juga sangat senang ketika guru memberikan tugas (individu atau kelompok). Perasaan senang tersebut karena jika ada soal-soal yang tidak diketahui, maka siswa 3 akan berdiskusi dengan teman kelompoknya sehingga setiap teman kelompoknya dapat memberikan ide untuk masalah tersebut. siswa 3 juga akan bertanya kepada guru untuk memastikan bahwa ia benar-benar mengerti dalam materi terebut.

Pada penyebaran kuesioner awal, siswa 3 mendapatkan persentase 73,75% dan tergolong dalam kriteria minat belajar baik. Sedangkan penyebaran kuesioner akhir, siswa 3mendapatkan persentase 81,25% dan tergolong dalam kriteria minat belajar sangat baik. (Lembar kuesioner minat belajar siswa 3 terlampir)

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa 3 memiliki minat belajar yang baik sehingga menyebabkan peningkatan dalam belajarnya.

Dokumen terkait