• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal terkait konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung serta apa saja faktor penyebabnya. Dari hasil pekerjaan siswa peneliti menganalisis jawaban siswa untuk menemukan miskonsepsi yang dialami siswa. Hasilnya dari 10 soal yang diberikan, terdapat beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu miskonsepsi pada soal nomor 2 dan 3 yang merupakan bagian dari indikator 1. Selain itu siswa mengalami miskonsepsi pada soal nomor 5 yang merupakan bagian dari indikator 3. Maka soal nomor 2, 3, dan 5 menjadi pembahasan analisis karena siswa mengalami miskonsepsi pada soal-soal tersebut dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa dan dilanjutkan dengan wawancara untuk lebih membutikan miskonsepsi yang dialami siswa. Analisis hasil pekerjaan siswa pada soal-soal yang terjadi miskonsepsi adalah pada subkjek yang telah terpilih. Berikut analisis data jawaban siswa yang dilanjutkan dengan wawancara.

1.Analisis data indikator 1 yaitu menghitung volume bangun ruang dengan satuan yang berbeda.

Pada indikator ini terdapat tiga soal yaitu soal nomor 1, 2 dan 3. Siswa mengalami miskonsepsi adalah pada soal nomor 2 dan 3. Soal nomor 2 tentang konsep menghitung volume tabung dengan satuan yang berbeda dan soal nomor 3 bermuatan tentang menghitung volume balok dengan

satuan yang berbeda. Berikut analisis jawaban dan analisis wawancara pada soal nomor 2 dan 3.

a. Soal nomor 2

Terdapat 3 siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 2 ini yaitu subjek DS kode siswa N6, DN kode siswa N10 dan WD kode siswa N14.

1) Subjek DS kode siswa N6

a) Analisis jawaban dan wawancara

Berikut analisis jawaban dan wawancara terhadap subjek pada soal nomor 2.

Soal:

Jawaban:

Jawaban subjek DS kode siswa N6 menjawab soal nomor 2 untuk menghitung volume tabung dengan satuan yang berbeda. Subjek sudah memahami soal yaitu volume yang ditanyakan adalah satuannya liter, subjek sudah mengubah satuan jari-jari dari meter (m) ke desimeter (dm) karena 1 liter = 1 dm. Namun dalam penggunaan rumus untuk menghitung volume tabung, subjek

menggunakan rumus yang salah. Subjek hanya baru sampai menghitung luas alas yang berbentuk lingkaran belum mengalikan dengan tinggi tabung. Meski hanya sampai pada menghitung luas alasnya, hasil perhitungan subjek adalah 314 dm3. Subjek menjawab soal hanya sampai menghitung luas alas namun satuanya sudah pangkat 3 (kubik), selain itu subjek menggunakan rumus yang salah dan phi yang digunakan juga salah dalam menyelasikan soal di atas yakni hanya menggunakan rumus phi r r ((V= πr2

). Rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2

t), namun jawaban subjek menggunakan rumus phi r r (V= πr2

).

Berikut cuplikan wawancara terhadap subjek DS kode siswa N6 yang memperkuat miskonsepsi yang dialaminya dalam mengerjakan soal nomor 2.

P-01 : “Volume tabung apa?” NN6-01 : “Phi x r x”

P-02 : “Phix r x r.???”

N6-02 : (Menganggukan kepala) P-03 : “Gitu tok? Itu volume tabung?” N6-03 : (Melihat jawabanya kembali) P-04 : “Volume tabung phi x r xr” N6-04 : “Iya..”

Wawancara di atas menunjukan bahwa subjek DS kode siswa N6 mengalami miskonsepsi tentang menghitung volume tabung. Hasil cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek mengalami miskonsepsi terlihat pada saat ditanya volume tabung apa (P-01), subjek N6 menjawab phi r r (N6-01).

Miskonsepsi yang dialami subjek DS kode siswa N6 adalah dalam pemahaman subjek rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Sudah jelas subjek DS kode siswa N6 salah rumus untuk menghitung volume tabung dan yakin jika rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Miskonsepsi yang dialami subjek DS kode siswa N6 adalah termasuk miskonsepsi teoritik karena secara teori subjek belum memahami luas alas dan volume.

Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara pada subjek DS kode N6 dalam mengerjakan soal nomor 2 tentang menghitung volume tabung, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek DS kode siswa N6. Berikut tabel untuk memperoleh kesimpulan mengenai miskonsepsi yang dialami subjek DS kode siswa N6.

Tabel 4.4 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DS kode siswa N6 Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara

Subjek DS kode siswa N6 mengalami miskonsepsi terlihat pada jawabanya dalam menghitung volume tabung subjek salah dalam menggunakan rumus. Rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2

t), namun rumus yang digunakan subjek untuk menyelesaikan nomor 2 adalah phi x r x r (V= πr2

).

Hasil wawancara peneliti dengan subjek DS kode siswa N6, terlihat subjek memahami dan yakin rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r (V= πr2

).

Hasil analisis data tes tertulis dan data wawancara pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa subjek DS kode siswa N6

mengalami miskonsepsi dalam konsep menghitung volume tabung. Subjek DS kode siswa N6 dalam pemahamannya rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Maka penyebab miskonsepi yang dialami subjek DS kode siswa N6 adalah subjek kurang memahami konsep menghitung volume tabung, terlihat dengan jawaban keyakinanya bahwa rumus menghitung volume balok adalah phi x r x r.

b) Faktor penyebab penyebab miskonsepsi subjek DS kode siswa N6

Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek DS kode siswa N6 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.

P-06 : “Apakah kamu mengulang kembali pelajaran di rumah?”

N6-06 : “Gak pernah mas... hehehe...”

P-07 : “Brati kamu belajar Cuma saat di sekolah?” N6-07 : “iya...”

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas subjek DS kode siswa N6 yang mungkin menjadi faktor penyebab miskonsepsi adalah karena subjek tidak mengulang kembali pelajaran dirumah.

2) Subjek WD kode siswa N10

a) Analisis jawaban dan analisis wawancara

Berikut analisis jawaban dan wawancara terhadap subjek pada soal nomor 2.

Soal:

Jawaban:

Jawaban subjek WD kode siswa N10 dalam menentukan rumus untuk menghitung volume tangki yang berbentuk tabung sudah tepat yaitu volume = luas alas x tinggi dan subjek sudah memahami volume yang ditanyakan adalah satuanya liter dengan mengubah satuan jari-jari dari mater (m) ke desimeter (dm). Subjek sudah memahami soal dan tepat dalam menetukan rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung. Namun, subjek melakukan kesalahan dalam menggunakan phi antara 3,14 dan

yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 2. Pada jawaban subjek WD kode siswa N10 dalam menyelesaikan rumus menghitung volume tabung soal nomor 2, subjek menggunakan phi 3,14, seharusnya phi yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 2 adalah . Maka meskipun subjek sudah memahami soal

volume tabung pada nomor 2, dapat dikatakan subjek mengalami miskonsepsi dalam penggunaan phi dalam menyelesaikan soal.

Berikut cuplikan wawancara terhadap subjek WD kode siswa N10 untuk membuktikan miskonsepsi yang dialami subjek.

P-01 : “Volume tabung apa?” N10-01 : “Luas alas x tinggi.”

P-02 : “Oke... alasnya berbentukapa?” N10-02 : “Lingkaran”

P-03 : “Brati luas alasnya berapa?” N10-03 : “Emmm... 3,14 dm2”

P-04 : “Kenapa kok phi nya pake 3,14 gak ?” N10-04 : “Kan r nya tidak bisa di bagi 7 mas...”

P-05 : “Brati kalo pake phi , r nya harus bisa dibagi 7 gitu?”

N10-05 : “Iya...”

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek WD kode siswa N10 mengalami miskonsepsi dalam menggunakan phi antara 3,14 dan untuk menyelesaikan soal menghitung volume

tabung. Subjek memahami bahwa dalam menyesaikan soal nomor 2 untuk menghitung volume tabung phi yang digunakan adalah 3,14 karena r nya tidak dapat dibagi 7.

Berdasarkan analisis dari jawaban tes dan analisis wawancara, selanjunya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek WD kode siswa N10. Berikut tabel untuk menarik kesimpulan mengenai miskonsepsi yang dialami siswa.

Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek WD kode siswa N10 Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara

Subjek WD kode siswa N10 mengalami miskonsepsi terlihat pada jawabanya dalam menghitung volume tabung subjek sudah tepat dalam menentukan rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung, namu subjek melakukan kesalahan dalam menggunakan phi antara 3,14 dan untuk menyelesaikan soal nomor 2.

Hasil wawancara peneliti dengan subjek WD kode siswa N10, terlihat subjek memahami bahwa jiak r tidak tidak dibagi angka 7 maka menggunakan phi 3,14.

Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan data wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa subjek WD kode siswa N10 mengalami miskonsepsi dalam penggunaan antara 3,14 dan

yang tepat untuk menyelesaikan soal nomor 2 tentang konsep menghitung volume tabung. Miskonsepsi yang dialami subjek WD kode siswa N10 adalah miskonsepsi teoritik.

b) Faktor penyebab miskonsepsi subjek WD kode siswa N10

Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek WD kode siswa N10 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.

P3 : “Kenapa kok phi nya pake 3,14 gak ?” N10-04 : “Kan r nya tidak bisa di bagi 7 mas...”

P4 : “Brati kalo pake phi , r nya harus bisa dibagi 7 gitu?”

N10-05 : “Iya...”

Berdasarkan cuplikan wawancara diatas dapat diketahui faktor penyebab miskonsepsi yang dialamu subjek WD kode siswa N10 adalah pemahaman subjek dalam menghitung volume tabung jika

menggunakan phi adalah jika jari-jari (r) tabung harus dapat

dibagi dengan 7.

3) Subjek DN kode siswa N14

a) Analisis jawaban dan analisis wawancara

Berikut analisa jawaban subjek dalam mengerjakan soal nomor 2. Soal:

Jawaban:

Berdasarkan jawaban subjek DN kode siswa N14 dapat dilihat subjek menjawab soal nomor 2 menggunakan phi x r x r. Subjek sudah tepat mengubah satuan jari-jarinya ke dari meter (m) ke desimeter (dm). Namun dalam menentukan rumus untuk menghitung volume tabung subjek mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami adalah rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung, jawaban subjek DN kode siswa N14 adalah menggunakan rumus phi x r x r (V= πr2

). Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 mirip dengan miskonsepsi pada subjek DS kode siswa N14 yang telah dianalisa sebelumnya. Rumus yang tepat untuk menghitung

volume tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2

t). Berikut cuplikan wawancara penelti dengan subjek DN kode siswa N14 sebagai berikut.

P-01 : “Volume tabung apa?” N14-01 : “phi..”

P-02 : “phi…”

N14-02 : “Kali r kuadrat…” P-03 : “phi r kuadrat???” N14-03 : “iya...”

Hasil cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek DN kode siswa N14 mengalami miskonsepsi terlihat pada saat ditanya volume tabung apa subjek menjawab phi x r x r pada cuplikan N14-03. Miskonsepsi yang dialami subjek adalah salah rumus untuk menghitung volume tabung. Subjek DN mengalami miskonsepsi yang sama dengan subjek DS kode siswa N6 yang memahami rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Miskonsepsi yang dialami subjek adalah termasuk miskonsepsi teoritik.

Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara pada subjek DN kode siswa N14 dalam mengerjakan soal nomor 2 tentang menghitung volume tabung, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek DN kode siswa N14. Berikut tabel untuk memperoleh kesimpulan mengenai miskonsepsi yang dialami subjek.

Tabel 4.6 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DN kode siswa N14 Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara

Subjek DN kode siswa N14 mengalami miskonsepsi terlihat pada jawabanya dalam menghitung volume tabung subjek salah dalam menggunakan rumus. Rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2

t), namun rumus yang digunakan subjek untuk menyelesaikan nomor 2 adalah phi x r x r (V= πr2

).

Hasil wawancara peneliti dengan subjek DN kode siswa N14, terlihat subjek memahami dan yakin rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r (V= πr2

).

Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan data wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa subjek DN kode siswa N14 mengalami miskonsepsi dalam konsep menghitung volume tabung sama dengan subjek DN kode siswa N14 yang telah dianalisis sebelumnya. Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 adalah miskonsepsi teoritik.

b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek DN kodesiswa N14 Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.

P-04 : “phi r kuadrat kan baru luas alasnya??” N4-04 : “Luas alas kan sama to dengan volume” P-05 : “Kok bisa gitu?”

N14-05 : “Emang gitu mas rumusnya...”

Berdasarkan cuplikan wawancara diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi penyebab miskonsepsi yang dialami subjek adalah tidak memahami rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung. Subjek memahami bahwa rumus menghitung volume tabung sama dengan rumus menghitung luas alas.

2) Soal nomor 3

a) Analisis jawaban dan analisis wawancara

Subjek analisis jawaban adalah ER kode siswa N18 yang mengalami miskonsespi dalam menghitung volume balok dengan satuan yang berbeda. Berikut analisis jawaban subjek ER kode siswa N18 pada nomor 3.

Soal:

Jawaban:

Berdasarkan jawaban siswa diatas dapat dilihat bahwa subjek dalam menyelesaikan soal nomor 3 yang bermuatan tentang menghitung volume balok dengan satuan yang berbeda, subjek dalam jawabanya hanya mengkalikan semua angka yang tedapat didalam soal tanpa menuliskan rumus lengkap untuk menghitung volume balok. Berikut cuplikan wawancara peneliti dengan subjek ER kode siswa N18 untuk membutikan miskonsepsi yang dialami subjek.

P-01 : “Nomor 3 bangun apa?” N18-01 : “Emmm, persegi”

P-02 : “Hee persegi..kok persegi dari mana?” N18-02 : “Persegi panjang”

P-03 : “Persegi po persegi panjang?” N18-03 : “Yang mana ya?”

N18-04 : “Persegi”

P-11 : “Rumus volume balok itu apa?”

N18-11 : “Rumus volume balok… volume sama dengan sxsxs” N18-12 : „Volume balok ya… sxsxs yakin??? Yakin???” P-13 : “Kalau volume kubus apa?”

N18-13 : “p xl x t”

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa subjek ini belum paham dengan arti dari bangun ruang, ER tidak dapat membayangkan sebuah aquarium berbentuk apa. Sudah jelas pada nomor 3 adalah aquarium berbentuk balok yang mempunyai panjang lebar dan tinggi, ER kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Pada saat ditanya rumus volume balok apa ER menjawab volume balok adalah sisi x sisi x sisi (s3), kemudian saat ditanya volume kubus ER menjawab panjang x lebar x tinggi (p x l x t). Berdasarkan analisis dari jawaban subjek ER dan hasil analisis wawancara, selanjutnya dilakuka perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek ER kode siswa N18. Berikut tabel untuk menarik kesimpulan miskonsepsi yang dialami subjek.

Tabel 4.7 Triangulasi Teknik Soal nomor 3 Subjek ER kode siswa N18 Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara

Subjek ER kode siswa N18 mengalami miskonsepsi terlihat pada hasil pekerjaanya dalam menghitung volume balok hanya mengalikan semua angka yang terdapat dalam soal yang belum tentu menggunakan rumus yang tepat untuk menghitung volume balok.

Hasil wawancara peneliti dengan subjek ER kode siswa N18 terlihat bahwa subjek mengalami miskonsepsi rumus menghitung volume balok. Subjek memahami rumus menghitung volume balok adalah sisi x sisi s sisi, padahal rumus balok adalah panjang x lebar x tinggi

Berdasarkan perbandingan antara analisis jawaban dan analisis wawancara dapat diketahui bahwa subjek mengalami miskonsepsi dalam menentukan rumus yang tepat untuk menghitung volume balok. Subjek

memahmi bahwa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi padahal sudah jelas untuk menghitung volume balok adalah panjang x lebar x tinggi.

b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek ER kode siswa N18

Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek ER kode siswa N18 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.

P-01 : “Nomor 3 bangun apa?” N18-01 : “Emmm, persegi”

P-02 : “Hee persegi..kok persegi dari mana?” N18-02 : “Persegi panjang”

P-03 : “Persegi po persegi panjang?” N18-03 : “Yang mana ya?”

P-04 : “Coba bayangke bak mandi bentuke opo?” N18-04 : “Persegi”

Berdasarkan cuplikan wawancaraa di atas dapat diketahui bahwa faktor penebab miskonsepsi yang dialami subjek adalah mungkin karena pemahaman dalam membedakan bangun runag dengan bangun datar masih kurang.

2. Analisis data jawaban pada indikator 3 a) Analisis jawaban dan analisis wawancara

Pada indikator ini yang menjadi subjek adalah ER kode siswa N18 yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 5 yang bermuatan tentang menghitung volume balok. Berikut analisa jawaban subjek dalam mengerjakan soal nomor 5.

Jawaban:

Berdasarkan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal nomor 5 tentang konsep menghitung volume balok, subjek ER kode siswa N18 mengalami miskonsepsi menjawab soal dengan mengalikan semua angka yang terdapat dalam soal kemudian ada tambahan perlakuan dalam menyelesaikan soal yaitu dengan mengalikan 2 yang tidak tau asal dari angka 2 tersebut. Berikut cuplikan wawancara peneliti dengan subjek ER kode siswa N18 untuk membutikan miskonsepsi yang dialami subjek.

P-03 : “Kubus,, yoo.. volume kubus apa?” N18-03 : “sxsxs”

Sudah jelas dalam soal nomor 3 aquarium berbentuk kubus seperti pada gambar. Subjek ER mengalami miskonsepsi dengan rumus untuk mencari volume balok, berdasarkan lanjutan wawancara pada soal nomor 3, peneliti menanyakan kembali apa rumus volume balok, subjek masih menjawab volume balok adalah sisi x sisi x sisi. Tetapi di dalam jawabnya tidak sesuai dengan apa yang dijawabnya pada wawancara.

Berdasarkan analisis dari jawaban subjek ER dan hasil analisis wawancara, selanjutnya dilakuka perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek ER kode siswa N18. Berikut tabel untuk menarik kesimpulan miskonsepsi yang dialami subjek.

Tabel 4.8 Triangulasi Teknik Soal nomor 5 Subjek ER kode siswa N18

Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara Subjek ER kode siswa N18

mengalami miskonsepsi terlihat pada hasil pekerjaanya tidak tepat dalam menentukan rumus untuk menghitung volume balok.

Pemahaman subjek bahwa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi

Berdasarkan perbandingan antara analisis jawaban dan analisis wawancara dapat diketahui bahwa subjek menagalami miskonsepsi sama seperti pada analisis soal nomor 3 yaitu subjek tidak tepat dalam menentukan rumus menghitung volume balok. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa subjek masih belum memahami perbedaan antara bangun datar dengan bangun runag serta subjek menganggap bahawa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi.

b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek ER kode siswa N18

Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek ER kode siswa N18 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.

P-01 : “Nomor lima bentuke bangun apa? Aquarium berbentuk apa? Balok, kubus, tabung, prisma?”

N18-01 : “Terdiam melihat soal” P-02 : “Bentuknya apa?” N18-2 : “Kubus”

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa mungkin yang menjadi faktor penyebab subjek mengalami miskonsepsi adalah subjek tidak dapat meembaca soal dengan baik karena didalam soal nomor 5 adalah bangun balok namun subjek mengataka bahwa pada soal nomor 5 bangunya adalah berbentuk kubus.

3. Rangkuman miskonsepsi siswa

Berdasarkan analisis hasil tes uraian dan wawancara antara peneliti dan subjek hasilnya adalah untuk menjawab rumusan masalah “Mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa dan apa yang menyebabkan terjadi miskonsepsi tentang pengukuran volume bangun ruang balok, kubus dan tabung pada kelas VI di SDN Tempak 1 Candimulyo Magelang” sudah terbukti bahwa siswa di SDN Tempak 1 mengalami miskonsepsi pada konsep menghitung volume bangun ruang. Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dari hasil pemberian soal esai dan wawancara secara individu adalah sebagai berikut.

a. Konsep menghitung volume tabung

Instrumen soal yang berhubungan dengan volume tabung adalah pada nomor 2. Kemampuan siswa dalam menjawab soal no 2 masih terdapat miskonsepsi. Dari 3 narasumber yang tealah di wawancara semuanya salah dalam menggunakan rumus untuk menghitung volume tabung. Secara keseluruhan dari 17 siswa yang mengalami miskonsepsi terdapat 2 variasi jawaban miskonsepsi yang dialami pada konsep menghitung volume tabung, yaitu:

1) Tidak menggunakan rumus yang tepat dalam menghitung volume tabung yakni siswa menggunakan rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi r2 (V= πr2

). Sudah jelas bahwa rumus menghitung volume tabung adalah V= πr2

t.

2) Salah penggunaan phi anatara atau 3,14 yang digunakan dalam

rumus.

b. Konsep menghitung volume balok

Terlihat miskonsepsi yang dialami siswa dalam menjawab soal nomor 3 dan 5 mengenai menghitung volume balok. Dari hasil analisis soal dan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan rumus dalam menghitung volume balok. Hasil wawancara, rumus yang digunakan oleh siswa untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi (s3), sedangkan rumus volume balok yang tepat adalah panjang x lebar x tinggi (p x l x t).

Dokumen terkait