• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Analisis Data Penelitian

4.2.1 Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapat telah sahih (benar,

dapat diterima), maka perlu melakukan pengujian terhadap kemungkinan adanya

pelanggaran asumsi klasik. Penerapan pengujian asumsi klasik regresi linier

dilakukan terhadap data residual, kecuali uji asumsi multikolinieritas. Adapun

asumsi klasik regresi linier adalah sebagai berikut :

1. Error (residual) tidak mengalami autokolerasi

Adanya autokolerasi pada error mengidentifikasi bahwa ada satu atau

beberapa factor (variabel) penting yang mempengaruhi variabel terikat

yang tidak dimasukkan kedalam model regresi. Untuk mengetahui ada

dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga diketahui

dL dan dU maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak

terjadinya autokolerasi.

k = 2 n = 36

dL = 1,354 dU = 1,587

d = 1,769

Gambar 4.1 Distribusi Daerah keputusan autokolerasi

1,769

Sumber : Lampiran

Tidak Ada Autokorelasi positif dan tidak

ada autokorelasi negatif

Ad

a A

u

to

k

o

rel

as

i

D

aer

ah

K

era

g

u

-ra

g

u

an

D

aer

ah

k

era

g

u

-ra

g

u

an

du =

1,576

1,354 1,587 2,413 2,646

A

d

a A

u

to

k

o

rel

as

i

Tampak pada kurva Durbin Watson di atas, bahwa nilai Durbin Watson pada

penelitian ini (1,769) berada diantara du (1,587) dengan 4-du (2,413), sehingga

dapat dikatakan model regresi yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi atau

asumsi tidak ada autokolerasi terpenuhi.

2. Ragam dari Error (residual) bersifat homogen (homoskedastik)

Maksud dari ragam bersifat homogen adalah bahwa error memiliki nilai

ragam yang sama antara error ke-I dan error ke-j. bagaimanapun juga, error

sebenarnya berupa data. Hanya saja, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin

untuk mengetahui nilainya secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan suatu

penduga data dari error. Data penduga yag paling tepat adalah data residual.

Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain

berbeda, maka disebut terdapat heterokedastisitas. Metode regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2001 : 60)

Deteksi adanya heteroskedastisitas :

1. Dari Sceater Plot Residual : jika ada pola tertentu (seperti titik-titik /

point-point) yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

menyebar kemudian menyempit).

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Tidak terjadi multikolinieritas antar variabel X

Multikolinieritas berarti bahwa terjadi korelasi linier yang erat antar

dimana nilai VIF > 10 mengidentifikasi adanya multikolinieritas yang serius.

Adapun nilai VIF yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Nilai VIF

No. Variabel Bebas VIF

1. Laba Usaha (X1) 3,194

2. Jaminan Usaha (X2) 3,194

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai VIF kurang dari 10, hal ini

berarti tidak terjadi multikolinieritas pada variabel laba usaha (X1) dan

jaminan usaha (X2).

4. Error (residual) menyebar normal dengan rata-rata nol dan suatu ragam (variance) tertentu

Statistic uji yang paling sering digunakan untuk menguji asumsi

kenormalan error (residual) adalah Kolmogrov-Smirnov normality test.

Apabila nilai p-value (tingkat signifikan) lebih besar dari α = 5%, maka H0 diterima yang artinya asumsi kenormalan residual tidak dilanggar. Adapun

Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi data pada residual

adalah distribusi normal, karena tingkat signifikan lebih dai 0,05 (sig = 0,96).

Dalam regresi OLS (Ordinary Least square) b0, b1, b2 dan b3 adalah fungsi

linier dai Y dan Y adalah fungsi linier dari ui (residual). Distribusi sampling

dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual (ui), apabila residual (ui)

berdistribusi normal dengan sendirinya b0, b1, dan b2 juga berdistribusi normal

(Gujarati, 1995 : 66-67)

4.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara variabel terikat (Y)

dengan beberapa variabel bebas (X1, X2, …. Xp) dapat dilakukan dengan metode regresi berganda. Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36 36 36 36 54250000 1E+008 4108659.7 .0000000 47939471 8E+007 3102476.7 20622440.42 .202 .226 .200 .206 .202 .226 .200 .153 -.178 -.113 -.145 -.206 1.212 1.355 1.201 1.233 .106 .051 .112 .096 N Mean Std. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme Dif f erences Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

y =realisasi x1=laba x2=jaminan

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Tabel 4.3 : Persamaan Regresi Linier Berganda

Model Koefisien regresi

Konstanta -7861201.3

Laba Usaha (X1) 0,266

Jaminan Usaha (X2) 7,897

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan yang didapat adalah :

Y = -7861201,3 + 0.266 X1 + 7,897 X2

Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut :

1. Koefisien regresi variabel laba usaha (X1) sebesar 0,266 yang artinya

jika laba usaha (X1) naik Rp. 1, maka keputusan jumlah pemberian

kredit investasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) akan naik sebesar 0,266

% dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

2. Koefisien regresi variabel jaminan usaha (X2) sebesar 7,897 yang

artinya jika jaminan usaha (X2) naik Rp. 1, maka keputusan jumlah

pemberian kredit investasi pada PD Bank BOR Gresik ajan naik 7,897

% dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

4.2.3 Uji F

Hasil uji F dapat digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi linier

5% maka model regresi linier beeganda yang dihasilkan adalah cocok untuk

mengetahui pengaruh variabel laba usaha (X1) dan jaminan usaha (X2) terhadap

keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PD. BPR Gresik (Y). adapun

hasil dari uji F sebagai berikut :

Tabel 4.4 : Hasil Uji F

Sumber : Lampiran

Hasil analisis uji F dengan menggunakan model ini menunjukkan hasil yang

signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa analisis regresi berganda yang

digunakan untuk melihat pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan

variabel terikat diperoleh dengan hasil analisis yang signifikan dan positif

dengan tingkat signifikan 0,000. Atatu dengan kata lain analsisi secara simultan

ini terbukti kebenarannya.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nialai Fhitung sebsar 73,664

dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti

model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui ANOVAb 7E+016 2 3.278E+016 72.664 .000a 1E+016 33 4.511E+014 8E+016 35 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x2=jaminan, x1=laba a.

Dependent Variable: y =realisasi b.

pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap keputusan pemberian

kredit investasi pada PD. BPR Gresik (Y).

4.2.4 Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap keputusan

jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) dapat dilihat dari

nilai koefisien determinasi. Adapun nilai koefisien determinasi yang dihasilkan

sebagai berikut :

Tabel 4.5 : Nilai Koefisen Determinasi

Sumber : Lampiran

Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,815 (81,5 %) yang

berarti besarnya pengaruh laba usaha (X1) dan jamina usaha (X2) terhadap

keputusan jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank BPR Gresik (Y) adalah

81,5 % sedangkan sisanya 18,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di

bahas pada penelitian ini.

Model Summaryb .903a .815 .804 21238170.8 1.769 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin-Wat son Predictors: (Constant), x2=jaminan, x1=laba

a.

Dependent Variable: y =realisasi b.

4.2.5 Uji T

Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel laba usaha (X1) dan jamina

usaha (X2) terhadap keputusan jumlah pemberian kredit invetasi di PD. Bank

BPR Gresik (Y) dilakukan uji t, berikut ini hasil dari uji t :

4.6 : Hasil uji t

Variabel Bebas thitung Sig

Laba Usaha (X1) 3,233 0,003

Jaminan Usaha (X2) 3,819 0,001

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan laba usaha (X1) secara parsial

terbukti signifikan terhadap keputusan jumblah pemberian kredit investasi di

PD BPR Gresik, dilihat dari thitung yang dihasilkan yaitu sebesar 3,233 dengan

tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu sebesar 0,003. Sedangkan jaminan usaha

(X2) secara parsial terbukti signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian

kredit investasi di PD BPR Gresik, dilihat dari thitung yang dihasilkan yaitu

Dokumen terkait