• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2.2 Kredit

2.2.2.3 Tujuan kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian

kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama

pemberian suatu kredit (Kasmir, 2002 : 105) :

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama

dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana

investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak

debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahannya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyakkredit berarti

adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector.

Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit secara

umum. Tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut :

a. Keuntungan (profit)

Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang

diambil dari pendaptan bunga.

Yaitu keamanan dari prestasi tau fasilitas yang diberikan harus benar – benar tejamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan – hambatan yang berarti.

Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank,

khususnya bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of

development adalah untuk :

a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidangekonomi dan

pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya

guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan

dapat memperluas usahanya.

Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan dan

ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan

bahwa kebijaksanaan kredit perbankan kredit perbankan (Kasmir, 2002 : 102)

adalah sebagai berikut :

a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaan moneter dan

ekonomi

b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang diprioritaskan

c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – usaha yang diragukan kemampuannya

d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit), yang

tersirat pertimbangan yuridis yaitu revenue (penghasilan pemerintah

bertambah dengan adanya bea materi kredit ).

e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi

plafond kredit yang disetujui) dilarang.

f. Pemberian kredit untuk pembayran kembali kepada pemerintah dilarang

(kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).

g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan atau safety)

2.2.2.4 Fungsi kredit

Dalam kehidupan perekonomian, bank memgang peranan yang sangat penting

sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai

kemakmuran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk

merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam

bidang usaha maupun kehidupan sehari – hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau

mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang

memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas

berdasarkan perhitunganyang wajir dari modal yang dijadikan objek kredit, dan

secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk

mencapai kemajuan.

Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun

Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa

dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan,

mempunyai fungsi sebagai berikut (Kasmir, 2002 : 107) :

a. Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan adanya krdit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika

uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan

barang atau jasa penerima kredit.

b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu

wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang

dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan

uang dari daerah lainnya.

c. Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk

mengolah yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke

wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah

barang yang beredar.

e. Kredit sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan memberikan kredit daoat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena

dengan adanya kredit yang diberikan akan mennambah jumlah barang yang

diperlukan oleh masyarakat. Kemudian kredit dapat membantu dalam

mengekspor barang dari dalam negeri dan luar negeri sehingga meningkatkan

devisa Negara.

f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha karena

bantuan kredit yang diterima nasabah dari bank dapat digunakan untuk

memperbesar volume usaha dan produkstivitasnya.

g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama

dalam hal meningkatkan pendapatan.

h. Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan

antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberi kredit oleh

Negara lain akan maningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

2.2.2.5 Jenis kredit perbankan untuk masyarakat

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk

menurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria tujuan kredit, jangka waktu, jaminan,

sektor usaha dan penggunaannya. (Kasmir,2002 : 110) :

a. Dari segi tujuan kredit, kredit dikelompokkan menjadi :

1. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang

untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.

3. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagangan tersebut.

b. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi :

1. Kredit jangka pendek (short tern loan)

Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Kredit semacam

ini, biasanya diberikan bank sebagai modal kerja.

2. Kredit jangka menengah (medium tern loan)

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 samapai 3 tahun. Bank

biasanya menyalurkan kredit jangka meengah untuk keperluan – keperluan modal kerja atau investasi yang jumlahnya relative kecil, seperti alat kerja

3. Kredit jangka panjang (long tern loan)

Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka

panjang ini umunya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk

menambah mosal perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi atau

perluasan, dan pendirian proyek baru.

c. Dari segi jaminan, kredit dikelompokkan menjadi :

1. Kredit dengan jaminan (secured loan)

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau barang tidak berwujud.

Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas :

1. Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap

(bergerak)

2. Jaminan pribadi yaitu perjanjian diamana suatu pihak menyanggupi

pihak lain (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang

apabila terutang (kreditur) tidak menepati janiinya.

3. Jaminan efek – efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar bursa efek.

d. Dari segi sektor usaha, kredit dikelompokkan menjadi :

1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan

atatu pertanian rakyat yang berjangka pendek atau berjangka panjang.

2. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan

3. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah,

atau besar.

4. Kredit pertabangan, jenis usaha tambang yang dibiayai dalam jangka

panjang.

5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

srarana dan prasarana pendidikan.

6. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti : dosen, dokter,

atau pengacara.

7. Kredit perumahaan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahaan.

e. Dari segi kegunaannya, kredit dikelompokkan menjadi :

1. Kredit Modal Kerja

Yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Misalnya : kredit modal kerja diberikan untuk membeli

bahan baku, membayar pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

Contoh kredit investasi, misalnya untuk membangun pabrik atau membeli

mesin – mesin.

Pertama : diperlukan untuk penanaman modal

Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah

Ketiga : waktu penyelesaian kredit berjangka mengah atau panjang

Dengan cirri – cirri diatas, pada umumnya jumlah keuangan bank yang bersangkutan didalam proyek – proyek kredit investasi itu tidaklah sedikit. Mengingat lamanya pengendapan dalam proyek investasi maka haruslah disusun

suatu cash flow atau perputaran nkeuangan perusahaan investor yang mencakup

segala komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa

uang yang tersedia setelah segala kewajiban lainnya terpenuhi. Setelah perputaran

keuangan, kemudian dibuatkan suatu amortization schedule yaitu rencana

pengangsuran kredit, berdasarkan proyeksi kemampuan pendapatan dan biaya dari

tahun ke tahun bersamaan dengan perkiraan tentang keadaan – keadaan dimasa dating, mengingat kredit investasi sesuai dengan sifatnya memerlukan waktu yang

cukup panjang.

Untuk memperkirakannya, perlu diadakan perhitungan dan perkiraan neraca

dan laba rugi selama kredit berjalan. Dari perkembangan – perkembangan inilah kemudian dapat diadakan pengukuran tentang earning power (kekuatan

pendapatan) dan solvency (kemampuan mengangsur) perusahaan. Data yang

diperlukan untuk penyususnan perkiraan neraca dan laba rugi harus sedemikian

suatu dana yang benar – benar akurat, factual, dan actual (yang benar – benar dapat dipercaya)

2.2.3 Laba Usaha

Menurut Soemarso (2001 : 227) laba usaha adalah selisih antara laba bruto

(pendapatan) dengan badan usaha. Atau laba yang diperoleh semata – mata dari kegiatan utama perusahaan.

Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar

(outsider), yaitu untukmembuat keputusan investasi dan menempatkan sumber

daya yang akan diinvestasikan dan juga untuk memutuskan pemberian kredit oleh

kreditor. Untuk kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang guna

mengetahui kemampuan atas solvency dan profitabilitas perusahaan.

Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahan, menurut

Statement Of Financial Accounting Concept No. 1 (1992) memiliki manfaat

sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi

kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba

dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.

Untuk menganalisis realiasasi laba usaha maka data historis yang berurutan

paling tidak selama kurun waktu dua tahun terakhir harus tersedia dan dapat

dianalisis. Laporan laba atau rugi perusahaan pada periode – periode yang sudah berlaku menggambarkan situasi yang dihadapi oleh perusahaan, baik dalam

bidang manajemen, keuangan, maupun perpajakan, juga pengalaman dan

pengelola tersebut.

Dokumen terkait