• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Analisis Data

e) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

5. Jam Kerja :

Adapun jam kerja yang telah ditetapkan oleh Kantor Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan adalah mulai dari pukul: 07.30 sampai dengan pukul: 16.00 WIB

mencukupi bagi kepentingan rumah tangganya sendiri. Suatu daerah yang mempunyai Pendapatan Asli Daerah yang cukup, akan dengan mudah menyelenggarakan urusan rumah tangganya dan kemakmuran rakyat juga akan tercipta. Untuk mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah, dalam rangka perwujudan otonomi daerah dilakukan upaya untuk peningkatan jumlah penerimaan retribusi daerah salah satunya dengan retribusi pasar. Menurut bapak Miskadin selaku ketua UPT Pasar Wilayah I, menjelaskan:2

“Retribusi pasar di daerah Bondowoso sangat berkontribusi sekali, karena retribusi pasar ini merupakan sumber pendapatan daerah yang cukup besar dibandingkan dengan retribusi lainnya seperti retribusi pariwisata atau retribusi lainnya, karena pasar itu hampir ada di setiap wilayah”

Jika diamati dari hasil penjelasan bapak Miskadin di atas, bahwa kontribusi dari sektor retribusi pasar sangat membantu untuk perkembangan kota Bondowoso khususnya untuk perkembangan pasar dibandingkan dengan sektor retribusi lainnya seperti retribusi pariwisata, karena di bondowoso hanya ada beberapa tempat pariwisata yang ramai dikunjungi. Oleh sebab itu, retribusi dari pariwisata tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh ibu Dra. Retno Wulandari, MM. selaku sekretaris Kantor Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan bahwa:

“Alhamdulillah dari sektor pasar ini sangat berkontribusi sekali, karena dari retribusi pasar ini sudah melebihi dari target atau

2Miskadin (Ketua UPT Pasar Wilayah I), wawancara, 27 Januari 2015. Jam 11.30

over. Pendapatan retribusi ini dari tahun ketahun terus meningkat”.

Menurut ibu Kurnia Theolita selaku Seksi Bimbingan Usaha, mengatakan :

“Menurut data yang kami peroleh, retribusi pasar ini dari tahun ke tahun peningkatannya sangat signifikan, bahkan melebihi target realisasi dari pihak DISKOPERINDAG. Jadi, retribusi pasar sangat menyumbang untuk pembangunan daerah Bondowoso”.

2. Mekanisme penarikan retribusi pasar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Bondowoso

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bondowoso salah satunya berasal dari pasar. Bupati memberikan kewenangan untuk mengatur pasar kepada Dinas Pasar. Pasar umum adalah pasar yang menjual jenis dagangan lebih dari satu jenis. Dagangan yang terdapat dalam pasar umum meliputi kebutuhan sehari-hari. Sistem besarnya tarif yang digunakan dalam menentukan pemungutan retribusi adalah bervariasi bergantung berdasarkan jenis dagangan dari masing-masing pedagang.

Penetapan tarif tersebut sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan jasa dan pemeliharaan tempat.

Retibusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menetapkan besarnya pokok retribusi.

Dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis masuk, kupon

dan langganan. Bapak Yuswandono selaku ketua UPT Pasar Wilayah II,menjelaskan:3

“Pertama, petugas menarik retribusi pasar kepada para pengguna jasa pasar berupa los atau kios, selanjutnya retribusi tersebut dihimpun oleh kasir pasar atau bendahara yang ada di pasar, kemudian setelah dihimpun lalu hasil dari retribusi tersebut disetorkan oleh bendahara pasar kepada kantor DISKOPERINDAG ini lebih khususnya disetorkan kepada bendahara penerimaan. Kemudian digabungkan semua hasil retribusi dari tiap-tiap pasar untuk disetorkan kepada kas daerah”.

Dari penjelasan bapak Yuswandono di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa retribusi pasar hanya ditujukan kepada para pengguna jasa pasar atau pedagang. Selanjutnya retribusi tersebut di setorkan kepada kantor kas pasar yang tugasnya menghimpun semua hasil retribusi. Setelah itu, oleh petugas bendahara pasar disetorkan kepada kantor DISKOPERINDAG. Kemudian dihimpun semua hasil dari retribusi pasar dan disetorkan kepada kas daerah yang selanjutnya akan digunakan untuk perkembangan pasar

Hal yang sama juga dikemukakan oleh ibu Ida Kurnia Theolita selaku Seksi Bimbingan Usaha, Sarana Perdagangan bahwa :4

“Dalam pelaksanaan pemungutan jasa pasar yang berjalan selama ini, para petugas atau kolektor mendatangi langsung para pedangan atau wajib retribusi di tempat masing-masing pedagang, sehingga para wajib retribusi tidak perlu meninggalkan dagangannya untuk membayar retribusi di kantor pasar”.

3Yuswandono (Ketua UPT Pasar Wilayah II), wawancara, 02 Maret 2015. Jam 10.00

4Ida Kurnia Theolita (Seksi Bimbingan Usaha, Sarana Perdagangan), wawancara, 09 Maret 2015

Sejalan dengan pendapat di atas, sesuai dengan yang diungkapkan oleh bapak Suhartono selaku Bidang Usaha Perdagangan mengatakan bahwa:5

“Selama ini proses pemungutan jasa yang dilakukan sangatlah mudah dimana dalam hal ini pemungut retribusi datang langsung ke pasar untuk menagih jasa harian pasar para pedagang pun tidak perlu ke kantor pasar untuk melakukan pembayaran retribusi”.

3. Faktor pendukung dan penghambat penarikan retribusi pasar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Bondowoso

Dalam penarikan retribusi pasar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung merupakan salah satu faktor penting dalam penarikan retribusi pasar, karena faktor pendukung merupakan salah satu cara untuk tercapainya apa yang diharapkan, disetiap penarikan retribusi perlu adanya upaya-upaya tertentu yang harus ditempuh agar penarikan retribusi tersebut berjalan dengan lancar.

Menurut ibu Dra. Retno Wulandari, MM. menjelaskan bahwa:6

“Faktor pendukung penarikan retribusi pasar yang pertama pastinya dari faktor SDM petugas itu sendiri, selanjutnya faktor pendukung lainnya yaitu sarana dan prasarana di pasar tersebut seperti karcis retribusi dan keamanan di pasar, selain itu pembeli di pasar juga merupakan salah satu faktor pendukung, karena jika tidak ada pembeli maka pedagang tersebut tidak mempunyai penghasilan dan pada akhirnya pedagang itupun menunggak untuk membayar retribusi pada hari itu. Sedangkan dari faktor penghambat yang pertama dari faktor pedagangnya yang hanya berjanji akan membayar retribusi pasar tapi pada akhirnya pedagang tersebut tetap saja tidak membayar, faktor penghambat lainnya juga datang dari faktor eksternal, seperti cuaca misalnya

5Suhartono (Bidang Usaha Perdagangan), wawancara, 14 April 2015

6Retno Wulandari (Sekretaris DISKOPERINDAG), wawancara, 08 Januari 2015. Jam 10.00

seperti di pasar hewan yang tempatnya terbuka. Apabila cuaca dalam keadaan hujan, maka petugas penarik retribusi pasar cukup kesulitan untuk menarik retribusi”.

Berdasarkan penuturan dari ibu Retno Wulandari, pembeli merupakan faktor pendukung yang sangat berperan penting terhadap penarikan retribusi pasar, karena apabila tidak ada pembeli maka pedagang tidak akan mendapatkan pendapatan.

Bapak Yuswandono juga mengatakan bahwa:

“Faktor pendukung yang jelas dari tingkat kesadaran para pedagang itu sendiri, dari faktor pengunjung pasar atau pembeli juga menjadi pendukung, sebab jika ramai pembeli otomatis pendapatan pedagang akan semakin bertambah sedangkan faktor penghambat itu datangnya dari faktor eksternal saja seperti cuaca yang tidak mendukung”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Miskadin, beliau berkata:

“Ada beberapa faktor pendukung dalam penarikan retribusi, salah satunya yaitu jumlah pembeli, apabila pembeli ramai berbelanja di pasar, maka dengan mudah para penarik retribusi menagih kepada para penjual. Faktor penghambat yaitu kebalikan dari faktor pendukung tadi, jika para pembeli di pasar sedang sepi, otomatis pendapatan dari para pedagang itu kecil dan disitulah terkadang ada penjual yang menunggak membayar retribusi pada hari itu.

Dokumen terkait