• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Penelitian

2. Analisis Data Post Test

a. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen

Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam mencapai kompetensi peserta didik. KKM mata pelajaran geografi di SMA Nasional sebesar 70. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar geografi kelas eksperimen yang sudah mencapai KKM dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Eksperimen

No. Rentang Nilai Eksperimen

Frekuensi % 1. 66 – 69 4 15,38 2. 70 – 73 2 7,69 3. 74 – 77 6 23,07 4. 78 – 81 5 19,23 5. 82 – 85 4 15,38 6. 86 – 89 2 7,69 7. 90 – 93 1 3,85 Jumlah 26 100 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 66 Rata-rata 78,19

Sumber: Analisis Data Post Test, 2012

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai tertinggi kelas eksperimen 1 siswa (7,69%) dan nilai terendah 4 siswa (15,38%), yang belum mencapai KKM 4 siswa (15,38%). Siswa yang mencapai KKM 22 siswa (84,61%). Rata-rata nilainya 78,19. Gambaran mengenai perolehan hasil belajar kognitif siswa disajikan pada Gambar 4.14 berikut:

Gambar 4.14 Diagram Perolehan Nilai Kognitif Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.14, perolehan nilai siswa yang belum mencapai KKM yaitu 4 siswa karena berada pada rentang nilai 66- 69. Sedangkan KKM sebesar 70. Siswa yang belum mencapai KKM dilambangkan dengan diagram batang berwarna hijau. Sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 22, karena berada pada rentang nilai 70 – 90. Batas KKM Geografi di SMA Nasional sebesar 70. Ketuntasan nilai siswa sendiri dilambangkan dengan diagram batang berwarna biru. Perolehan siswa terbanyak terdapat pada interval nilai 74-77 yaitu 6 siswa, dan terkecil pada interval nilai 90-93 yaitu 1 siswa. Perhitungan selengkapnya lihat Lampiran 22 halaman 118. 0 1 2 3 4 5 6 66 –69 70 –73 74 –77 78 –81 82 –85 86 –89 90 –93 Nilai Kognitif 4 2 6 5 4 2 1 J u m la h S isw a Keterangan: : Dibawah kkm : Diatas kkm

b. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol

Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam mencapai kompetensi peserta didik. KKM mata pelajaran geografi di SMA Nasional sebesar 70. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar geografi kelas eksperimen sudah mencapai KKM dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Kontrol No. Rentang Nilai Kontrol Frekuensi % 1. 66 – 69 6 23,08 2. 70 – 73 9 34,61 3. 74 – 77 5 19,27 4. 78 – 81 2 7,69 5. 82 – 85 2 7,69 6. 86 – 89 2 7,69 7. 90 – 93 1 3,85 Jumlah 26 100 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 66 Rata-Rata 73,96

Sumber: Analisis Data Post Test, 2012

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai tertinggi kelas kontrol yaitu 90. Perolehan nilai tertinggi frekuensinya 1 siswa (3,85%) dan nilai terendah yaitu 66. Perolehan nilai terendah frekuensinya 6 siswa (23,08%). Jadi siswa yang belum mencapai KKM 6 siswa (23,08%) karena nilai siswa berada pada rentang nilai 66 – 69 atau dibawah KKM yaitu 70. Siswa yang mencapai KKM 20 siswa (76,92) karena nilai siswa berada pada rentang 70 – 90 atau diatas KKM yaitu 70. Rata-rata kelas kontrol 73,96.

Gambaran perolehan hasil belajar kognitif siswa disajikan pada Gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15 Diagram Perolehan Nilai Kognitif Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.15, perolehan nilai kognitif siswa terbanyak terdapat pada interval nilai 70-73 sebanyak 9 siswa, dan terkecil pada interval nilai 90-93 yaitu 1 siswa. Perhitungan selengkapnya lihat Lampiran 22 halaman 118.

c. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek kognitif. Penilaian hasil belajar geografi mengacu pada KKM. KKM mata pelajaran geografi di SMA Nasional

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 66 –69 70 –73 74 –77 78 –81 82 –85 86 –89 90 –93 Nilai Kognitif 6 9 5 2 2 2 1 J u m la h S isw a Keterangan : Diatas KKM : Dibawah KKM

Sidareja sebesar 70. Nilai hasil belajar kognitif hasil post test . Untuk mengetahui pernadingan nilai KKM hasil belajar kognitif kelas kontrol dengan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif

No. Rentang Nilai Kontrol Eksperimen Frekuensi % Frekuensi % 1. 66 – 69 6 23,08 4 15,38 2. 70 – 73 9 34,61 2 7,69 3. 74 – 77 5 19,27 6 23,07 4. 78 – 81 2 7,69 5 19,23 5. 82 – 85 2 7,69 4 15,38 6. 86 – 89 2 7,69 2 7,69 7. 90 – 93 1 3,85 1 3,85 Jumlah 26 100 26 100 Nilai Tertinggi 90 90 Nilai Terendah 66 66 Rata-Rata 73,96 78,19

Sumber: Analisis Data Post Test, 2012

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai tertinggi kelas eksperimen 1 siswa (3,85%) dan yang belum mencapai KKM 4 siswa (15,38%). Siswa yang mencapai KKM 4 siswa (84,61%). Nilai tertinggi kelas kontrol 1 siswa (3,85%) dan yang belum mencapai KKM 6 siswa (23,07%), sedangkan yang mencapai KKM 20 siswa (76,92%). Rata-rata nilai tes kelas eksperimen lebih tinggi disbanding dengan kelas kontrol yaitu rata-rata kelas eksperimen sebesar 78,19 sedangkan rata-rata nilai tes kelas kontrol sebesar 73,96. Hal tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup besar yakni mencapai 4,23%. Meskipun nilai teringgi dan terendah kelompok eksperimen dan kontrol sama namun pada rentang 66 – 69 frekuensinya berbeda, untuk kelas kontrol 6 siswa sedangkan kelas eksperimen 4 siswa sehingga nilai rata-rata kedua kelas berbeda.

Perbandingan nilai kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Gambar 4.16 berikut:

Gambar 4.16 Diagram Perbandingan Nilai Kognitif antara Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.16 menjunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu pada interval 74-77, 78-81, dan 82-85.

d. Uji Perbedaan Satu Pihak

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparasi dengan menggunakan uji t karena untuk mengetahui perbadaan hasil belajar akibat adanya treatment. Uji t

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 66 –69 70 –73 74 –77 78 –81 82 –85 86 –89 90 –93 Kontrol 6 9 5 2 2 2 1 Eksperimen 4 2 6 5 4 2 1 J u m la h S isw a

yang digunakan adalah uji-t pihak kanan. Hasil uji-t data nilai post test di sajikan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Analisis Perhitungan t test

Kelas Hasil Belajar Rata-rata thitung ttabel Kontrol Post test 73,96 2,204 2,009 Eksperimen Post test 78,19

Sumber: Analisis Data Post Test, 2012

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 menjukkan t hitung = 2,204 dan t tabel pada signifikansi 0,05 : 1 = 0,05 (uji 1 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 52-2= 50, hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,009. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen 78,18 sedangkan kelas kontrol 73,96. Selisih rata-rata kelas ekperimen dengan kelas kontrol sebesar 4,23. Karena t hit 2,204 > t tab 2,009, maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan antara penggunaan media model dengan gambar. Karena t hitung berada pada daerah penolakan Ho maka dapat disimpulkan kelas eksperimen yang di ajar dengan menggunakan media model lebih baik dari pada kelas kontrol yang diajar dengan media gambar. Perhitungan selengkapnya lihat pada Lampiran 23 halaman 119.

C. Pembahasan

Proses pembelajaran geografi pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi menggunakan media model dan gambar. Kegiatan yang dilakukan siswa pada pembelajaran adalah memahami secara seksama

materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi dan Struktur Lapisan Bumi baik dengan menggunakan media model maupun gambar. Peran guru dalam proses pembelajaran sebagai sumber informasi yang dibantu dengan menggunakan media untuk penyampaian materi. Penggunaan media model diterapan pada kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan media gambar diterapkan pada kelas X2 sebagai kelas kotrol.

Pelaksanaan pembelajaran geografi menggunakan media model berlangsung baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung, saat siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan materi dengan bantuan media model, siswa mampu menjelaskan dengan baik. Selain itu saat salah seorang siswa menjelaskan materi dengan menggunakan media model siswa yang lainnya juga fokus memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh temannya. Ketika guru memperjelas materi yang telah disampaikan siswa, siswa masih tetap memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media model. Penggunaan media model di SMA Nasional tergolong media yang baru sehingga penggunaan media model mampu menarik minat siswa. Media model bentuknnya menyerupai benda aslinya sehingga siswa lebih mudah memahami karena bentuknya nyata. Pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dapat dilihat dari hasil post test yang dilaksanakan sesudah pembelajaran berakhir. Hasil post test menunjukan siswa mencapai kkm hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media model mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Pelaksanaan pembelajaran geografi menggunakan media gambar baik pada pertemuan pertama maupun kedua berlangsung baik. Saat salah seorang siswa disuruh menyampaikan materi di depan kelas mampu menjelaskan materi dengan bantuan media gambar. Penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media gambar, juga diperhatikan oleh siswa. Media gambar bagi siswa SMA Nasional sebenarnya bukan merupakan media yang baru sebab guru sebelumnya sudah pernah menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran geografi. Sehingga pemahaman siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dengan menggunakkan media gambar juga baik namun tidak sebaik pada pembelajaran dengan menggunakan media model. Hal ini dilihat dari nilai post test yang menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM

Berdasarkan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media model dan gambar dapat diketahui bahwa terdapaat perbedaan hasil belajar dimana penggunaan media model lebih unggul dibandingkan media gambar hal ini disebabkan penggunaan media model baru dikalangan siswa sehingga antusiasme siswa menjadi lebih tinggi. Penggunaan media gambar relatif sederhana dibandingkan dengan media model. Selain bentuknya yang menyerupai benda aslinya, pembuatan mediapun berasal dari bahan yang sederhana dan mudah didapat, hal ini juga menambah nilai lebih media model. Pada dasarnya penggunaan media gambar juga mampu menarik perhatian siswa, namun di kalangan siswa SMA Nasional penggunaan media gambar sudah pernah diberikan. Sehingga antusiasme siswa cenderung berkurang.

Media gambar pada dasarnya adalah media dua dimensi yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Lain halnya dengan media model yang memiliki ukuran panjang, lebar dan volume sehingga sifatnya lebih nyata. Pada dasarnya pembelajaran geografi bukan hanya terfokus pada teori tapi lebih bersifat nyata sebab geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang kaitannya erat sekali dengan kehidupan manusia. Apalagi saat mempelajari materi mengenai Sejarah Pembentukan Muka Bumi, Struktur Lapisan Bumi dan Teori Lempeng Tektonik sangat dibutuhkan media yang sifatnya nyata. Karena kondisi aslinya tidak memungkinkan dihadirkan dikelas maka penggunaan media model menjadi alternatif untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Adanya media model sangat membantu guru dan siswa dalam memahami materi. Oleh karena itu penggunaan media model di SMA Nasional Sidareja pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi lebih baik dibandingkan dengan media gambar.

76 A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai studi komparasi hasil belajar geografi kompetensi dasar sejarah pembentukan muka bumi antara media model dengan gambar pada siswa kelas X semester gasal SMA Nasional Sidareja tahun ajaran 2012/2013, maka dapat disimpulkan:

1. Rata-rata hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen dengan menggunakan media model mengalami kenaikan. Nilai rata-rata aspek kognitif nilai awal (Ulanagn harian 1) 69,04 dan penilaian post test 78,19. Penilaian kognitif mengalami kenaikan sebesar 9,15. Kenaikan nilai kognitif disebabkan oleh penggunaan media model yang bermanfaat bagi siswa dalam penyerapan materi pembelajaran karena bentuknya menyerupai benda asli, selain itu media model juga mampu menarik perhatian lebih bagi para siswa karena sebelumnya guru belum pernah menggunakan media model.

2. Rata-rata hasil belajar kognitif kelas kontrol dengan menggunakan media gambar mengalami kenaikan. Nilai rata-rata aspek kognitif nilai awal (Ulangan harian 1) 68,65 dan post test 73,96 mengalami kenaikan 5,31. Pada kelas kontrol juga mengalami kenaikan, meskipun tidak sesignifikan media model, hal ini disebabkan karena biasanya media gambar yang digunakan menggunakan gambar di white board. Penggunaan media gambar juga menarik perhatian siswa karena tampilan gambar dilengkapi warna.

Kenaikan hasil belajar pada kelas kontrol tidak begitu signifikan seperti pada media model karena media gambar hanya menampilkan gambar dua dimensi sehingga gambaran utuh mengenai benda aslinya kurang mudah diinterpretasi oleh siswa.

3. Berdasarkan analisis data hasil belajar (post test) dengan uji perbedaan satu pihak (uji-t pihak kanan) menunjukkan t hitung 2,204 dan t tabel 2,009 dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 26 + 26 - 2= 50, karena t hitung > t tabel maka disimpulkan hasil belajar geografi pada kompetensi dasar sejarah pembentukan muka bumi menggunakan media model lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar menggunakan media gambar, karena media model bentuknya menyerupai benda aslinya sehingga materi yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa.

B.Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Guru Geografi SMA Nasional Sidareja dapat memanfaatkan penggunaan media model dalam pembelajaran Geografi khususnya materi sejarah pembentukan bumi karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebab media model dapat menampilkan objek materi dengan bentuknya yang menyerupai benda aslinya sehingga materi mudah dipahami oleh siswa. 2. Apabila guru memanfaatkan media model sebaiknya ukuran model dibuat

dengan skala yang sesuai dengan benda aslinya sehingga kesalahan interpretasi mengenai ukuran objek materi dapat diantisipasi.

78

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

---. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset. Hestiyanto, Yusman. 2007. Geografi 1 SMA/MA Kelas X. Jakart: Yudistira. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Kartawidjaja, Omi. 1989. Metode Mengajar Geografi. Jakarta: DEPDIKBUD. Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKBUD.

Maksum. 2012. Revisi Taksonomi Bloom.

www.iaiancirebon.ac.id/maksum/?p=14. (7 feb. 2013).

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ramadhan. 2011. LempengTektonik.

http://www.Ramadhan90.wordpress.com/2011/03/17/lempeng– tektonik/. (11 Feb 2013)

Ridzwan. 2012. Struktur Bumi – Memahami Struktur Bumi.

http://ridwanaz.com/umum/alam/struktur-bumi-memahami-struktur-bumi/. (11 Feb 2013).

Rumampuk, Dientje. 1988. Media Instruksional IPS. Jakarta: DEPDIKBUD. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Perss Sudjana dkk. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

---. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algasindo. ---. 2005. Dasar-Dasar dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algesindo.

---. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alba Beta.

---. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: 2011.

Sumaatmadja. 1997. Metodologi Pengajaran. Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Kamus Besar Bahasa

Lampiran 2

Daftar Nilai Ulangan Harian 1 Kelas X, SMA Nasional Sidareja

No Kelas X1 X2 X3 1 80 70 75 2 70 70 65 3 75 75 55 4 80 65 75 5 55 85 80 6 75 70 50 7 65 60 70 8 60 55 65 9 70 65 75 10 55 60 55 11 65 70 85 12 55 80 70 13 60 75 70 14 70 75 65 15 80 70 70 16 75 65 85 17 60 60 65 18 70 80 65 19 65 65 60 20 70 70 75 21 80 75 65 22 65 55 80 23 70 80 60 24 70 65 70 25 55 65 75 26 60 60 70 Jumlah 1755 1785 1795 Rata-rata 67,5 68,65 69,04 Varians 78,04 63,11 68,5 Nilai Tertinggi 80 80 85 Nilai Terendah 55 55 50

Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 8 x pertemuan

Standar Kompetensi : 2. Menjelaskan sejarah terbentuknya bumi Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar 2.1Mendeskrip sikan jagad raya dan tata surya Teori tentang jagad raya Anggapan-anggapan tentang jagad raya Galaksi dalam jagat raya Teori tentang terjadinya tata surya Anggota tata surya Secara individu , tentang teori – teori terjadinya dan jagad raya

Secara , individu tentang anggapan – anggapan tentang jagad raya dan alam semesta

Secara kelompok, mendeskripsikan keberadaan galaksi dalam jagat raya Secara individu, mengidentifikasi anggota-anggota ta surya dari berbagai referensi

Menjelaskan perbedaan anggapan -anggapan tentang jagad raya Menganalisis teori terjadinya tata surya dan jagad raya

Menjelaskan pengertian galaksi, jagad raya dan tata surya.

Mendeskripsikan bentuk, ukuran, jarak galaksi dalam jagat raya

Mendeskripsikan anggota – anggota tata surya Jenis tagihan: Tugas individu Tugas kelompok Tes tertulis Mencari informasi di internet. 4 45 Alat / Bahan : Model tata surya, Talking stick Sumber belajar : Hestiyanto, Yusman.2007. Geografi 1 SMA/MA Kelas X. Jakarta: Yudistira 1.2Menjelaska n Sejarah pembentuk an bumi Proses terjadinya bumi Karakteristi Secara individu, mendeskripsikan tentang teori terjadinya bumi Mengetahui proses terjadinya bumi

melalui berbagai teori Mengidentifikasi Jenis tagihan: Tugas kelompok Tes lisan Mencari 4 45 Alat / Bahan : Model Gerakan

Teori lempeng tektonik tentang karakteristik perlapisan bumi Secara keompok, diskusi tentang teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung api serta gempa bumi

Menjelaskan teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung api dan gempa bumi . Bentuk tagihan: Terstruktur(TT ) Tugas Mandiri(TM). Kegiatan Mandiri TidakTestruktu r(KMTT). bumi Sumber belajar : Hestiyanto, Yusman.2007. Geografi 1 SMA/MA Kelas X. Jakarta: Yudistira Sidareja, 08 Oktober 2012 Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Thamrin S.E. Dwi purnamasari

Satuan Pendidikan : SMA Nasional Sidareja Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X/1

Jumlah Soal/Waktu : 35 butir/ 60 menit

Standar Kompetensi : Memahami Sejarah Pembentukan bumi Kompetensi Dasar : Menjelaskan sejarah pembentukan bumi

Materi Pokok Indikator C1 C2 C3 Jumla

h Proses terjadinya bumi Karakteristik Perlapisan bumi Teori Lempeng Tektonik Mengetahui proses terjadinya bumi melalui berbagai teori

Mengidentifikasi karakteristik perlapisan bumi

Menjelaskan teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung api dan gempa bumi

1, 3 11, 16,28, 30,32 13,19,2 6,27 2,17 6,7,8, 9 5, 12, 20,21,24,2 9,33, 34, 4, 23, 10, 14,15, 18,22, 25,31,35 6 9 20 Jumlah 11 14 10 35

Mata Pelajaran : Geografi

Pokok Bahasan : Sejarah Pembentukan Muka Bumi Kelas/Semester : X/ ganjil

Waktu : 60 menit

Petunjuk Umum :

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan.

2. Tulislah nama, kelas dan nomor presensi pada lembar jawaban yang tersedia. 3. Bacalah dengan teliti soal-soal yang ada sebelum mengerjakan soal.

4. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas. Petunjuk Khusus :

1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf A/B/C/D/E pada lembar jawaban.

2. Jika terjadi kesalahan dan ingin membetulkan jawaban, berilah tanda (=) pada pilihan yang salah dan kemudian silanglah pada jawaban yang dianggap benar.

Contoh : A B C D E salah diganti A B C D E

1. Menurut penyelidikan geologis, bumi diperkirakan terbentuk sekitar………… a. 4,4 miliar tahun yang lalu

b. 4,5 miliar tahun yang lalu c. 4,6 miliar tahun yang lalu d. 4,7 miliar tahun yang lalu e. 4,8 miliar tahun yang lalu

2. Perubahan bentuk muka bumi terjadi karena tenaga……

a. Geologi d. litosfer

b. Inti bumi e. Konduksi

c. Gempa bumi

3. Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori...

a. Lempeng vulkanik d. a dan b benar

b. Pengapungan benua e. Salah semua

c. Arus konveksi

4. Pada zaman dahulu bumi terdapat dua benua, yaitu benua……….. a. Pangea dan panthalasa d. Asia dan Eurasia

b. Eurasia dan laurasia e. Europe dan panthalasa c. Laurasia dan Godwana

b. Zone avergen e. Salah semua c. Zona radiasi

6. Bagian terluar dari bumi adalah………..

a. Inti bumi dalam d. Mantel bumi luar

b. Inti bumi luar e. Kerak bumi

c. Mantel bumi dalam

7. Lapisan bumi yang paling tebal adalah………..

a. Inti bumi dalam d. Mantel bumi luar

b. Inti bumi luar e. Kerak bumi

c. Mantel bumi dalam

8. Materi penyusun mantel bumi adalah ………..

a. Mineral besi dan nikel d. Mineral besi dan magnesium silikan b. Mineral besi dan silikat e. Mineral dan besi

c. Mineral besi dan magnesium silikat

9. Lapisan yang berada dibagian paling atas bumi dengan ketebalan 100 km adalah lapisan……..

a. Atmosfer d. Mesosfer

b. Kromosfer e. Astenosfer

c. Litosfer

10.Gerakan lempeng tektonik yang saling bertubrukan dapat menyebabkan…….. a. Gempa dan pegunungan d. Badai

b. Banjir e. palung

c. Longsor

11. Lapisan inti bumi bersifat………

a. Padat d. Elastic

b. Lunak e. Dingin

c. Cair

12. Menurut teori lempeng tektonik, litosfer mengapung diatas…….

a. Mesosfer d. barisfer

b. Stratosfer e. troposfer

c. Astenosfer

13. Di permukaan bumi terdapat………lempeng benua

a. 3 d. 6

b. 4 e. 7

c. 5

14.Tempat pertemuan dua lempeng dan salah satunya tenggelam dibawah lempeng yang lain disebut batas……….

15. Terbentuknya lipatan dan patahan di bumi disebabkan oleh gerak………

a. Epirogenesa d. Tektogenesa

b. Orogenesa e. Vertikal

c. Horizontal

16.Lapisan bumi berturut-turut dari yang terdalam hingga terluar adalah……… a. Selubung bawah, selubung atas, dan inti

b. Selubung atas, selubung bawah, dan kerak c. Kerak, selubung atas, dan selubung bawah d. Kerak, selubung bawah, dan selubung atas e. Selubung bawah, selubung atas, dan kerak

17.Alfred Lothar Wegener mengemukakan teori apungan benua yang menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdapat sebuah benua, yaitu…………

a. Panthalassa d. Godwana

b. Eurasia e. Laurasia

c. Pangea

18. Faktor yang menyebabkan Indonesia banyak terdapat gunung api………

a. Berada di wilayah khatulistiwa b. Dilalui jalur pegunungan c. Pertemuan tiga lempeng d. a dan b benar

e. b dan c benar

19.Batas lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh disebut…….

a. Konvergen d. Patahan

b. Divergen e. Sesar menurun

c. Sesar mendatar

20. Lempeng Eurasia meliputi…………..

a. Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia

b. Amerika utara, Amerika Selatan, dan setengah bagian barat Lautan atlantik c. Seluruh lempeng di lautan paifik

d. Kontinen antartika dan lempeng lautan Antartika e. Wilayah asia

21. Palung laut terjadi akibat proses…………

a. Pergeseran lempeng

b. Penunjaman dua lempeng tektonik yang saling bertabrakan c. Konduksi

d. Konveksi

a. Terdapat tiga buah lempeng tektonik b. Dilalui dua jalur pegunungan lipatan muda c. Pergerakan lempeng

d. Tenaga konduksi

e. Merupakan busur kepulauan gunung api

23. Apakah yang menyebabkan bumi menjadi tidak rata menurut teori konveksi….. a. Adanya aliran konveksi d. Sesar naik

b. Divergen e. Sesar turun

c. Konvergen

24.Wilayah Indonesia yang rawan akan terjadinya gempa, kecuali……

a. Sumatera d. Irian

b. Kalimantan e. Sulawesi

c. Jawa

25. Pegunungan Himalaya merupakan hasil tabrakan dua lempeng tektonik ,yaitu……

a. Lempeng Eurasia dengan Amerika b. Lempeng India-Australia dengan Eurasia c. Lempeng Eurasia dengan lempeng pasifik d. Lempeng Pasifik dan India- Australia e. Lempeng Pasifik dan Amerika

26. Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh……..

a. Alfred Lothar Wegener b. Eduard Zuess

c. Harry H. Hess d. Robert Diesz

e. Mc Kenzie dan Robert Parker

27. Zone penunjaman disebut dengan…..

a. Konvergen d. Subduksi

b. Divergen e. Patahan

c. Sesar

28. Lapisan bumi paling dalam di sebut…….

a. Kerak bumi d. Litosfer

b. Mantel e. Inti core

c. Selubung bumi

29. Wilayah Indonesia termasuk dalam lempeng…………..

a. Eurasia d. Antartika

b. Amerika e. Pasifik

c. India-Australia

c. Umur fosil

31. Dampak positif akibat Indonesia dilalui jalur gunung api, kecuali…. a. Tanah subur

b. Potensi energi panas bumi c. Terjadi gempa

d. Sumber daya mineral melimpah e. Potensi migas dan batu bara

32. Tebal kerak bumi mencapai………..

a. 115 km d. 80 km

b. 100 km e. 70 km

c. 90 km

33. Wilayah Indonesia yang dilalui oleh pegunungan sirkum pasifik adalah pulau……

Dokumen terkait