PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PENGGUNAAN
MEDIA MODEL DENGAN GAMBAR PADA KOMPETENSI DASAR
SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI DI SMA NASIONAL
SIDAREJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Dwi Purnamasari
NIM 3201407026
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Senin
Tanggal : 28 Januari 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Eva Banowati, M.Si Drs. Sunarko, M.Pd
NIP: 1961 092 91989012 003 NIP: 1952 071 81980031 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Tanggal :
Penguji Utama
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP: 19620904 1989011 001
Penguji I Penguji II
Dr. Eva Banowati, M.Si Drs. Sunarko, M.Pd
NIP: 1961 092 91989012 003 NIP: 1952 071 81980031 003
Mengetahui: Dekan,
Dr. Subagyo, M.Pd
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2013
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali
kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ( QS
13:11)”
“Kebahagiaan itu sederhana bisa berbagi dengan sesama adalah hal
yang begitu indah (Penulis)”
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk: ALLAH SWT
Ayah dan ibuku tercinta, Paino dan Partinah yang
telah memberikan segala kasih sayang, dukungan,
doa serta semangat yang tulus.
Kakakku Nurhayati Agustina dan Adikku Achmad
Khaeroni tersayang yang menjadi semangat buatku.
Widji Junianto yang senantiasa memberi semangat
Dosen-dosenku yang telah membimbing dan
memberi dukungan selama studi
Teman-teman Pendidikan Geografi 2007.
vi PRAKATA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Penggunaan Media Model dengan Gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja Tahun Pelajaran 2012/2013” dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi yang telah memberikan ijin penelitian.
vii
5. Drs. Sunarko, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, arahan dan bimbingan, serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.
6. M. Saefudin, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Nasional Sidareja, yang telah memberi ijin penelitian.
7. Thamrin S.E, Guru mata pelajaran Geografi SMA Nasional Sidareja, yang telah membantu kelancaran penelitian.
8. Siswa-siswi kelas X SMA Nasional Sidareja yang telah berkenan menjadi subjek dalam penelitian.
9. Teman-Teman di Wisma Rizkia 3 dan Wisma Sederhana 1 yang senantiasa memberi dukungan.
10.Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu jalannya pelaksanaan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dapat diterima Allah SWT sebagai amal sholeh. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Januari 2013
viii SARI
Purnamasari, Dwi. 2013. Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Penggunaan Media Model dengan Gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Eva Banowati, M.Si, Pembimbing II: Drs. Sunarko, M.Pd. 122 halaman.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Model, Media Gambar
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor penghambat hasil belajar dikelompokkan menjadi faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar (eksternal). Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media model di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013?, 2) Bagaimana hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media gambar di SMA Nasional Siareja tahun pelajaran 2012/2013?, 3) Apakah hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media model di SMA Nasional Sidareja lebih baik dari pada menggunakan media gambar?. Tujuan penelitian ini: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan media model pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013, 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013, 3) Untuk membuktikan hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan media model lebih baik dari pada menggunakan media gambar Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun 2012/2013.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Nasional Sidareja. Subjek penelitian di SMA Nasional Sidareja terdiri dari kelas X1, X2 dan X3. Setelah dilakukan analisis terhadap kelas X1, X2 dan X3 maka ketiga kelas tersebut memiliki rata-rata dan varians yang hampir sama atau dikatakan homogen. Penentukan subjek untuk kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan teknik pemasangan secara acak (Randomized Sampling) dimana kelas yang mempunyai rata-rata dan varians paling mendekati dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Hasil dari pemasangan secara acak maka diperoleh kelas X3 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan media model dan kelas X2 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan media gambar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan tes. Metode analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis perbandingan.
ix
pihak kanan menunjukkan t hitung sebesar 2,204 dan t tabel 2,009 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 26+26-2 = 50, karena t hitung 2,204 > t tabel 2,009 berarti Ho ditolak, karena t hitung berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol dimana kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media model pada siswa kelas X di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013 lebih baik dibanding dengan media gambar.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Istilah ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Hasil Belajar Kognitif ... 9
2. Media Pembelajaran ... 13
a. Media Model ... 13
b. Media Gambar ... 18
B.Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi ... 23
C.Hasil Penelitian Terdahulu ... 29
D.Kerangka Berpikir ... 30
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
B. Jenis dan Desain Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 34
1.Tahap Pembuatan Soal Uji Coba ... 34
2.Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal ... 35
3.Tahap Analisis Uji Coba Soal ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Tahapan Penelitian ... 43
H. Teknik Analisis Data ... 45
1. Analisis Data Pra Eksperimen ... 45
2. Analisis Data Post Test ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Gambaran Umum SMA Nasional Sidareja ... 47
Letak dan Lokasi Penelitian ... 47
B. Hasil Penelitian ... 48
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 49
2. Analisis Data Post Test ... 66
C. Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 29
3.1 Desain Penelitian ... 32
3.2 Analisis Matching Group Kelas X ... 33
3.3 Analisis Validitas Butir Soal ... 37
3.4 Kriteria Daya Beda Soal... 39
3.5 Analisis Daya Beda Soal ... 39
3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 41
3.7 Analisis Kesukaran Soal Uji Coba ... 41
4.1 Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen dan kontrol ... 48
4.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 49
4.3 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 60
4.4 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Eksperimen ... 66
4.5 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Kontrol ... 68
4.6 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif ... 70
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Model Bola Bumi ... 13
2.2 Model Struktur Lapisan Bumi ... 14
2.3 Model Gerakan Lempeng Tektonik ... 14
2.4 Gambar Model Gambar Bola Bumi ... 19
2.5 Gambar Model Gerakan Lempeng Tektonik ... 19
2.6 Kerangka Berfikir... 31
3.1 Alur Penelitian ... 43
3.2 Diagram Perbandingan Nilai Ulangan Kelas X2 dan X3... 47
4.1 Penggunaan Media Model Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi oleh Siswa ... 50
4.2 Penggunaan Media Model Materi Struktur Perlapisan Bumi oleh Siswa ... 51
4.3 Penggunaan Media Model Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi oleh Guru ... 52
4.4 Penggunaan Media Model Materi Struktur Perlapisan Bumi oleh Guru ... 53
4.5 Penggunaan Media Model Gerakan Lempeng Tektonik oleh Siswa ... 54
4.6 Penggunaan Media Model Gerakan Lempeng Tektonik oleh Siswa ... 55
4.7 Penggunaan Media Model Gerakan Lempeng Tektonik oleh Guru ... 56
4.8 Kegiatan Post Test pada Kelas Eksperimen ... 58
xiv
Struktur Perlapisan Bumi oleh Guru ... 61
4.11 Penggunaan Media Gambar Gerakan Lempeng Tektonik oleh Siswa ... 62
4.12 Penggunaan Media Model Gerakan Lempeng Tektonik Oleh Guru ... 63
4.13 Kegiatan Post Test pada Kelas Kontrol ... 64
4.14 Diagram Perolehan Nilai Kognitif Kelas Eksperimen ... 66
4.15 Diagram Perolehan Nilai Kognitif Kelas Kontrol ... 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Peta Lokasi SMA Nasional ... 80
2 Daftar Nilai Ulangan Harian 1 Kelas X SMA Nasional Sidareja ... 81
3 Silabus Pembelajaran ... 82
4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 84
5 Soal Uji Coba ... 85
6 Lembar Jawaban... 90
7 Kunci Jawaban ... 91
8 Subjek Uji Coba ... 92
9 Hasil Uji Coba ... 93
10 Jadwal Penelitian di SMA Nasional Sidareja... 94
11 Subjek Penelitian ... 95
12 Daftar Nilai Ulangan Harian 1 Subjek Penelitian ... 96
13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X3 (Kelas Eksperimen)... 97
14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X3 (Kelas Eksperimen)... 100
15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 (Kelas Kontrol) ... 103
16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 (Kelas Kontrol) ... 106
17 Kisi-Kisi Soal Penelitian ... 109
18 Soal Penelitian ... 110
19 Lembar Jawaban ... 115
20 Kunci Jawaban ... 116
xvi
22 Data Nilai Post Test antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 118
23 Hasil Perhitungan t-test ... 119
24 Surat Izin Penelitian ... 121
1 A.Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajar (Sudjana, 2007:45). Berdasarkan standar proses (BSNP, 2007:3) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Begitu juga dengan tujuan pembelajaran geografi yang tercantum dalam standar isi SMA (BSNP, 2006:197) yaitu membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Terdapat sejumlah konsep utama yang harus dipelajari siswa, yaitu konsep wilayah, sumber daya, interaksi, kerjasama antar wilayah, jagad raya, dan kelestarian hidup. Penyampaian konsep-konsep tersebut memerlukan teknik, metoda, dan alat pengajaran yang berbeda-beda agar hasil belajar yang diharapkan siswa dapat tercapai.
hasil belajar siswa dapat tercapai maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2010:22).
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (siswa) dan faktor ekstern (lingkungan). Salah satu faktor ekstern yang berpengaruh adalah penggunaan media pengajaran. Seorang guru harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikaan atau disajikan harus mampu diserap atau dimengerti dengan mudah oleh peserta didik. Sehingga untuk memudakan anak didik menerima materi pengajaran tersebut dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pengajaran. Oleh sebab itu perlu bagi guru untuk memilih dan menyajikan bahan-bahan yang akan dikenalkan kepada siwa sehingga benar-benar menarik perhatian serta bermakna bagi siswa. Sehingga penggunaan media dapat menarik minat dan memperjelas persepsi sehingga akan membawa pengaruh yang besar terhadap siswa yang selanjutnya akan berdampak pada hasil belajar siswa (Latuheru, 1988:43).
pelajaran khusunya pada mata pelajaran geografi. Padahal dalam kerangka pembelajaran geografi, siswa harus dilibatkan secara mental, fisik, sosial untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari konsep yang telah dipelajarinya melalui proses ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan penguasaan konsep geografi akan kurang, dan menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yang berakibat pada rendahnya mutu pendidikan.
Menurut Dale (1949) dalam Rumampuk (1988:8) dijelaskan bahwa pengalaman belajar melalui benda tiruan (model) dapat menghindari adanya verbalisme dan dapat memperjelas pengertian. Latuheru (1988:52) mengatakan bahwa model merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami bahan pelajaran sebab model dapat menggantikan objek-objek asli yang sulit ditampilkan dalam kelas sebab model lebih praktis dari benda aslinya seperti sistem tata surya, gunung, bumi, dan lain-lain. Model bola bumi merupakan salah satu model yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran geografi khususnya materi sejarah pembentukan muka bumi. Model bentuk muka bumi merupakan media yang bentuknya menyarupai bola bumi sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran khususnya materi sejarah permukaan muka bumi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penting dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh mengenai “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Penggunaan Media Model dengan Gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja Tahun Pelajaran 2012/2013
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media gambar di SMA Nasional Siareja tahun pelajaran 2012/2013?
3. Apakah hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media model di SMA Nasional Sidareja lebih baik dari pada menggunakan media gambar?
C.Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan media model pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk membuktikan hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan media model lebih baik dari pada menggunakan media gambar Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun 2012/2013.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang penggunaan media model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran geografi khususnya Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kelebihan penggunaan media model pada pembelajaran geografi khususnya Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi.
c. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah untuk memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
E.Batasan Istilah
penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan
Perbandingan adalah perihal membandingkan, perihal yang membuat beda (KBBI, 2007:341). Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar siswa antara menggunakan media model dengan media gambar pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentuak Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013.
2. Hasil Belajar
3. Media Model
Media model adalah media yang dibuat menyerupai benda yang sebenarnya dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran (Kartawidjaja, 1989:73). Media model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media model bola bumi dan gerakan lempeng tektonik yaitu media yang bentuknya menyerupai struktur lapisan bumi dan gerakan lempeng tektonik tetapi ukurannya diperkecil sehingga dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam penyampaian Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi.
4. Media Gambar
9 A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Kognitif a. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (siswa) dan faktor ekstern (lingkungan). Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Clark (1981) (dalam Sudjana, 2005:40) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar masih tergantung dari lingkungan. Salah satu lingkungan yang paling mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Caroll 1983 (dalam Sudjana, 2005:40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu (1) bakat pelajar, (2) waktu yang tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (4) kualitas pengajaran, dan (5) kemampuan individu. Namun demikian, ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seorang siswa. Faktor ini secara garis besar dibagi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor intern terbagi menjadi faktor jasmani, psikologis, dan kelelahan. Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa.
klasifikasi hasil belajar dari Bloom (1956) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi; 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerak reflek, (b) ketrampilan gerak dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) ketepatan, (e) gerak ketrampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2010:22). b. Ranah Kognitif
meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb, 3) Menerapkan: melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb, 4) Menganalisis: menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb, 5) Mengevaluasi: menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb, f) Berkreasi: merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb (Maksum, 2012:14).
2. Media Pembelajaran
a. Media Model
1) Pengertian Media Model
Media model merupakan media tiga dimensi yang dirancang menyerupai benda aslinya karena ukuran aslinya tidak memungkinkan untuk di hadirkan dalam kelas (Kartawidjaja, 1989:73). Media model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media model bola bumi dan gerakan lempeng tektonik. Media model Bola Bumi dapat dilihat pada Gambar 2.1, model Struktur Lapisan Bumi pada Gambar 2.2 dan Gerakan Lempeng Tektonik pada Gambar 2.3. Untuk lebih jelas mengenai gambaran model Bola Bumi lihat pada Gambar 2.1 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 2.2 Model Struktur Lapisan Bumi
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
2) Karakteristik Media Model
Karakteristik media model (Kartawidjaja, 1989:73) adalah sebagai berikut:
a) Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak.
b)Cara penyimpanannya mudah (praktis).
c) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera. d)Lebih mahal dari kelompok media grafis.
e) Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu. f) Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas. g)Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu. 3) Langkah-Langkah Pembuatan Media Model
a) Media Model Bola Bumi Bahan yang diperlukan: (1) Bola sepak plastik, (2) Stereoform, Kertas HVS (3) Kuas dan Cat
(4) Peta dunia
Langkah-Langkah pembuatan media:
(1) Cat bola sepak dengan warna biru, diamkan sampai benar-benar kering.
(3) Tempelkan gambar-gambar benua kepermukaan bola, dan tempatkan seakurat mungkin sesuai aslinya.
(4) Beri warna gambar-gambar benua tersebut.
(5) Potong bola bumi sebaesar 90˚, bagian yang sudah dipotong ditutup dengan steorofom yang di gambar menyerupai lapisan struktur lapisan bumi.
b)Media Model Gerakan Lempeng Tektonik Bahan yang diperlukan:
(1) Kardus Bekas (2) Kertas Putih (3) Tisu dan lem
(4) Gambar Gerakan Lempeng Tektonik Langkah-Langkah pembuatan media:
(1) Tutup kardus dengan menggunakan kertas putih yang sudah dibubuhi lem.
(2) Uleni tisu dengan mencampurkan tisu yang sudah dibasahi dengan lem.
(3) Bubuhkan ulenan tisu ke atas lapisan kardus buat bentukan hasil menyerupai gambar gerakan lempeng tektonik dan keringkan.
4) Cara Penggunaan Media Model
a) Model Bola Bumi
(1) Untuk menjelaskan sejarah pembentukan bumi potongan yang 90˚ dijadikan jadi satu kesatuan, gambar-gambar benua yang tertera pada bola bumi digunakan untuk menjelaskan sejarah pembentukan bumi.
(2) Untuk menjelaskan struktur lapisan bumi, buka potongan 90˚, dalam bola bumi tersebut terdapat lapisan-lapisan struktur lapisan bumi. Lapisan warna kuning untuk menjelaskan bagian inti dalam bumi, warna orange untuk lapisan inti luar bumi, warna abu-abu untuk lapisan mantel dan warna coklat untuk lapisan kerak bumi.
b) Model Gerakan Lempeng Tektonik
(1) Untuk bentukan gunung dan gerakan gempa digunakan untuk menjelaskan akibat dari gerakan lempeng saling tumbukan.
(2) Untuk punggung bentukan punggung laut digunakan untuk menjelaskan gerakan lempeng sesar mendatar.
(3) Untuk bentukan gunung digunakan untuk menjelaskan akibat gerakan lempeng saling menjauh.
5) Keuntungan Media Model
guru menjelaskan sesuatu walaupun sesuatu yang akan diterangkan itu tidak praktis jika dibawa kedalam kelas, 2) Model bisa dibeli dari pabrik atau bisa juga dibuat sendiri oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa, 3) Ketika siswa yang membuat model mereka belajar dan sekaligus merupakan motivasi, 4) Model bisa berupa benda diam dan juga benda yang bisa digerak-gerakan.
6) Kelemahan Media Model
Kelemahan dari penggunaan model: 1) Membeli model terutama model yang dibuat secara profesional bisa sangat mahal, 2) Jika dibuat sendiri ,biayanya mahal dan menggunakan banyak waktu, 3) Karena model diperkecil atau diperbesar, mungkin siswa akan salah menginterpretasikan besar benda yang sebenarnya, 4) Tidak dapat dianimasikan (Kartawidjaja, 1989:74).
b. Media Gambar
1) Pengertian Media Gambar
Sumber: www. Ridwanaz.com, 2012
Gambar 2.4 Gambar Model Bola Bumi
2) Karakteristik Media Gambar
Media gambar dikatakan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas, karena media gambar mempunyai beberapa karakteristik (Kartawidjaja, 1989:72) diantaranya:
a) Bersifat konkrit, gambar realistis menunjukkan pokok-pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b) Dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua benda, objek atau peristawa dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tertentu.
c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, karena dapat menghadirkan hal-hal yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera.
d) Dapat memperjelas suatu masalah e) Murah dan mudah didapat
3) Langkah-Langkah Pembuatan Media Gambar
a) Media Gambar Bola Bumi Bahan yang diperlukan: (1) Kertas A3
(2) Pensil dan pensil warna (3) Jangka
(4) Gambar Bola Bumi
Langkah-Langkah pembuatan media:
(1) Siapkan kertas A3, Gambar bola bumi sesuai dengan gambar acuan.
(2) Beri warna sesuai gambar acuan (3) Gambar siap digunakan
b) Media Gambar Gerakan Lempeng Tektonik Bahan yang diperlukan:
(1) Kertas A3
(2) Pensil, Jangka dan pensil warna (3) Gambar Gerakan Lempeng Tektonik Langkah-Langkah pembuatan media:
(1) Menyiapkan kertas A3, gambar gerakan lempeng sesuai dengan gambar acuan.
(2) Memberi warna sesuai gambar acuan. (3) Gambar siap digunakan.
4) Cara Penggunaan Media Gambar a) Gambar Bola Bumi
(1) Untuk menjelaskan sejarah pembentukan bumi gambar-gambar benua yang tertera pada gambar-gambar bola bumi digunakan untuk menjelaskan sejarah pembentukan bumi.
dalam inti bumi, orange untuk lapisan luar inti bumi, warna kuning keorenan untuk menjelaskas lapisan asteosfer, dan warna coklat menjelaskan lapisan luar bumi.
b) Gambar Gerakan Lempeng Tektonik
(1) Gambar untuk bentukan gunung digunakan untuk menjelaskan akibat dari gerakan lempeng saling tumbukan. (2) Gambar untuk punggung bentukan punggung laut digunakan
untuk menjelaskan gerakan lempeng berpapasan.
(3) Gambar untuk bentukan palung digunakan untuk menjelaskan akibat gerakan lempeng saling menjauh.
5) Kelebihan Media Gambar
Kelebihan media gambar (Kartawidjaja, 1989:71) Beberapa kelebihan penggunaan media gambar: 1) Sifatnya konkrit, gambar/ foto lebih realistis menunjukan masalah dibanding dengan media verbal semata, 2) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, 3) Foto dapat memperjelas suatu masalah, 4) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
6) Kelemahan Media Gambar
sering dipegang akan mudah rusak, 5) Jika terlalu banyak gambar yang digunakan siswa akan ragu (Kartawidjaja, 1989:71).
B.Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi
1. Perkembangan Bentuk Muka Bumi
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahunyang lalu. Akan tetapi, bentuk permukaan bumi selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut akan terus terjadi sepanjang masa, baik secara cepat maupun perlahan. Proses perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga geologi, yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi (eksogen). Kekuatan tenaga endogen dapat menyebabkan terjadinya gunung api, dan gempa bumi, sedangkan tenaga eksogen merupakan tenaga yang merusak bentuk-bentuk permukaan bumi dari luar. Beberapa teori mengenai perkembangan bentuk muka bumi, antara lain:
1) Teori Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh Dana di AS tahun1847 dan Baumant di Eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan dibagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan-pengerutan itu mengakibatkan bumi menjadi tidak merata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, jika bagian dalamnya mengering kulitnya akan mengerut.
2) Teori Laurasia-Godwana
benua di kedua kutub bumi. Kedua benua tersebut diberi nama Laurentina (Laurasia) dan Godwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan kearah ekuator sehingga terpecah membentuk benua-benua seperti sekarang. Amerika selatan, afrika dan Australia dahulu menyatu dalam Godwanaland. Sedangkan benua-benua lainnya menyatu dalam laurasia.
3) Teori Apungan Benua
Teori apungan benua dikemukakan oleh Wegener (1912). Teori ini mengatakan bahwa perkembengan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegner (1912), dipermukaan bumi pada awal mulanya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut pangea, serta sebuah samudera bernama panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan kearah ekuator dan barat mencapai posisi sekarang. Teori apungan diperkuat adanya kesamaan garis pantai antara amerika selatan dan afrika. Gerakan tersebut disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung kearah equator.
4) Teori Konveksi
menjadi lunak. Gerakan aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi tidak rata.
5) Teori pergeseran dasar laut
Diez (1962), seorang ahli geologi dasar laut Amerika serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut kekedua sisinya.
6) Teori Lempeng Tektonik
tabrakan sehingga menimbulkan gempa yang dahsyat. Lempeng-lempeng itulah yang disebut lempeng tektonik (Hestiyanto, 2007:52).
Pada saat ini dipermukaan bumi terdapat enam lempeng utama: a) Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah
pinggirannya termasuk Indonesia.
b) Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan dan setengah bagian barat laut atlantik.
c) Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur lautan Atlantik, dan bagian barat lautan Hindia.
d) Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di lautan pasifik.
e) Lempeng india-australia, wilayahnya meliputi lempeng lautan hindia serta subkontinen india dan Australia bagian barat.
f) Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng lautan Antartika (Hestiyanto, 2007:55).
konvergen (memusat) terjadi tabrakan antar lempeng sehingga salah satu lempeng tersebut menghujam kebawah (subduction). Oleh karena itu, batas itu disebut batas subduksi. Adanya subduksi antara lain dapat menyebabkan terjadinya palung laut, 2) Batas Divergen: Batas divergen (menyebar) terjadi karena lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (berlawanan). Pada batas ini ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karena naiknya materi dari astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut. Oleh karena itu, zona ini disebut juga batas konstruktif , 3) Batas sesar mendatar: Batas sesar mendatar terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah berlawanan. Pergeseran itu tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi sepanjang daerah itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik dan pembentukan gunung (Hestiyanto, 2007:56)
2. Lapisan Bumi
(core). Srtuktur lapisan bumi diibaratkan seperti telur, yaitu cangkangnya ibarat kerak, putih telur sebagai selimut, dan kuning telur sebagai inti. 1) Kerak Bumi
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batuan-batuan basa dan asam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C. Lapisan kerak bumi dan dibawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2) Selimut atau Mantel
Selimut atau Mantel merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu dibawah selimut mencapai 3000°C, tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan. 3) Inti Bumi atau Core
C.Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk memperkuat latar belakang dan landasan teori, maka disajikan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil/Kesimpulan 1 Azis dkk, hasil belajar dan kerjasaama siswa.
2 Parmin, 2008 Pengaruh penggunaan media model dan
Media model efektif untuk meningkatkan prestasi belajar IPA kelas v SD pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
3 Sunaryo,2008 Pengaruh media maket terhadap prestasi belajar siswa tunagrahita ringan kelas D5 SLB-C
Cipaganti Bandung pada mata pelajaran IPA
D. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapa tujuan pengajaran. Salah satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar yaitu ditunjukan dengan keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang sering digunakan guru sebagai tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar adalah hasil belajar kognitif karena berhubungan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor media yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi pelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar baik dalam bentuk hardware maupun software, maksudnya segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau ketrampilan baik perangkat keras maupun lunak dalam pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir
E.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan atas uraian pada latar belakang, permasalahan, dan landasan teori maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Hasil belajar geografi dengan menggunakan media model pada Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013 lebih baik dibandingkan menggunakan media gambar”.
Kelas Kontrol
Media Model Media Gambar
Kelas Eksperimen
Hasil belajar siswa dengan media model
Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi
Pelaksanaan Pembelajaran
Post tes Post tes
32 A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di SMA Nasional Sidareja, Jalan Sudirman No. 30 Sidareja, Cilacap, dilaksanakan tanggal 8 Oktober - 9 November 2013.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen), dalam penelitian ini kontrol atau pengendalian variable tidak bisa dilakukan secara ketat karena subjek penelitian sudah terbentuk pada kelas-kelas yang sudah ada atau sebagaimana adanya. Rancangan penelitian ini menggunakan Post Test Only. Desian penelitian ini terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah perlakuan eksperimen diberikan (Puslitjaknov, 2008:4). Desain rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam Tabel 3.1.berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post Test
Eksperimen X1 O
Kontrol X2 O
Sumber: Tim Puslitjaknov, 2008:5 Keterangan:
X1: Pembelajaran menggunakan media model
X2: Pembelajaran menggunakan media gambar
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian di Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan pemasangan secara acak (Randomized Matching) yaitu memasangkan subjek pada variable-variabel ekstra. Prosedur yang digunakan untuk matching yaitu menggunakan matching kelompok agar kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan dalam rata-rata dan varians, dengan kata lain antara kelompok eksperimen dan kontrol berangkat dari titik tolak yang sama (Sudjana, 2007:23). Adapun subjek penelitian dari hasil matching terhadap siswa kelas X SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tiga kelas yaitu X1, X2, dan X3 disajikan pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Analisis Matching Group Kelas X
No Kelas Jumlah siswa Rata-rata Varians
1. X1 26 67,5 78,04
2. X2 26 68,65 63,11
3. X3 26 69,04 68,5
Jumlah 78 - -
Sumber: Analisis Mean dan Varians Data Ulangan Harian 1,2012
cara undian dimana kelas yang pertama keluar digunakan sebagai kelas eksperimen dan kedua sebagai kelas kontrol. Setelah dilakukan undian maka keluar kelas pertama yaitu X3 dan kedua X2, dengan demikian kelas X3 sebagai kelas kontrol dan kelas X2 sebagai kelas ekperimen. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 2 halaman 81.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel yang diungkap dalam penelitian ini yaitu:
1. Hasil belajar siswa Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi menggunakan media model bola bumi dan gerakan lempeng tektonik. 2. Hasil belajar siswa Kompetensi Dasar Sejarah Pembentukan Muka Bumi
menggunakan media gambar bola bumi dan gerakan lempeng tektonik. E.Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah soal tes pada kompetensi dasar sejarah pembentukan muka bumi. Sebelum soal diujikan pada masing-masing kelas percobaan, terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis. Adapun dalam pembuatan instrumen terdapat beberapa tahap antara lain sebagai berikut:
1. Tahap Pembuatan Soal Uji Coba
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
Materi bahan tes adalah materi pada kompetensi sejarah pembentukan muka bumi kelas X semester gasal dengan acuan KTSP.
b) Menentukan jenis tipe soal tes.
Tipe soal yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda dan tiap butirnyan dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban (a, b, c, d, e).
c) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu.
Banyak butir soal dalam uji coba ini yaitu 35 soal dengan alokasi waktu 60 menit.
d) Menentukan jenjang kognitif soal.
Butir soal yang terdapat dalam perangkat uji coba terdiri dari 3 jenjang kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). e) Membuat kisi-kisi soal dan menjabarkan dalam bentuk soal.
Kisi-kisi-soal dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 84 sedangkan Kisi-kisi-soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 85.
2. Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal
3. Tahap Analisis Uji Coba Soal
Hasil uji coba kemudian dianalisis dan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari kelompok yang akan diteliti. Tes dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar harus memenuhi persyaratan yaitu adanya validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
a. Validitas
Pengujian tingkat validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara analisis faktor dan analisis butir. Pada penelitian ini menggunakan analisis butir soal untuk menguji validitas setiap soal, maka skor yang ada pada setiap butir dikorelasikan dengan skor total. Pengujian validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dua variabel yang dikorelasikan X = skor soal yang dicari validitasnya Y = skor total
N = jumlah peserta tes ∑X2
= Jumlah kuadrat nilai x ∑Y2
= Jumlah kuadrat nilai y
∑XY = Jumlah perkalian skor ítem dengan skor total (Arikunto, 2006:170)
Hasil perhitungan jika koefisien korelasi rxy > rtabel pada α= 5%
nomor 1 rxy = 0,471 dengan α= 5%, dan n= 20, diperoleh rtabel 0,444
karena rxy > rtabel maka butir soal nomor 1 dikatakan valid. Hasil
perhitungan pada Lampiran 9 halaman 93. Analisis butir soal disajikan pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Analisis Validitas Butir Soal
No. Kategori Jumlah Nomor soal
1. Valid 30
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35
2. Tidak valid 5 13, 18, 23,27,28,
Jumlah 35 -
Sumber: Analisis Ujicoba Soal Tes, Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 3.3, diketahui jumlah soal yang valid berjumlah 30 soal, dan 5 dinyatakan tidak valid, Soal dikatakan tidak valid karena tidak dapat mengukur kemampuan siswa secara tepat.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus K-R.20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson, yaitu:
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas tes
Vt : varian total
(Arikunto, 2006:189).
Kriteria pengujiannya apabila r11> rtabel maka instrumen tersebut
reliabel. Berdasarkan hasil ujicoba instrumen pada seluruh butir soal diketahui r11 0,934 dan rtabel 0,444. Karena r11> rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas disajikan pada Lampiran 9 halaman 93.
c. Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Keterangan:
D : daya pembeda
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
:proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar.
Tabel 3.4 Kriteria Daya Beda Soal
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik Sumber: Arikunto, 2006:213
Berdasarkan Tabel 3.4, adapun daya beda dikatakan sangat baik apabila perhitungan daya pembeda (DP) lebih besar dari 0,70, kategori baik apabila DP lebih besar dari 0,40 sampai dengan 0,70, kategori cukup apabila DP lebih besar dari 0,20 sampai dengan 0,040, kategoti jelek apabila lebih besar dari 0,00 sampai dengan 0,20, dan DP dikataken sangat jelek jika perhitungan DP kurang dari samadengan 0,00. Data mengenai perolehan DP pada soal uji coba materi sejarah pembentukan muka bumi di SMA Nasioal Sidareja tahun pelajaran 2012/2013 disajikan pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Analisis Daya Beda Soal No
Sumber : Analisis Ujicoba Soal Tes, Tahun 2012
sangat baik karena perhitungan DP lebih besar dari 0,70. Jumlah soal yang masuk dalam kategori sangat baik yaitu 9 soal. Kategori baik yaitu soal no 1, 11, 14, 15, 16, 19, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35,. Dikatakan baik karena perhitungan DP lebih besar dari 0,04. Jumlah soal yang masuk dalam kategori baik yaitu 13 soal. Kategori cukup yaitu soal no 2, 3, 6, 9, 21, 22, 25, 26. Dikatakan cukup karena DP lebih besar dari 0,20. Jumlah soal yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 8 soal. Soal yang dikatakan jelek berjumlah 5 soal yaitu no 10, 13, 18, 23, dan 28. Dikatakan jelek karena DP lebih kecil dari 0,00. Soal uji coba yang akan digunakan sebagai soal post tes berjumlah 30 soal yaitu DP yang masuk dalam kategori sangat baik, baik, dan cukup. Soal berkategori jelek berjumlah 5 soal tidak digunakan dalam soal post test karena soal tersebut tidak dapat membedakan kemempuan antara siswa pandai dengan yang kurang pendai. Perhitungan DP selengkapnya disajikan pada Lampiran 9 halaman 93.
d. Tingkat Kesukaran Soal
Bermutu atau tidaknya soal item tes hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing butir item tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Keterangan:
P :indeks kesukaran soal
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval IK Kriteria
Indeks Kesukaran< 0,00 Sangat sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah Sumber: Arikunto, 2006:210
Berdasarkan Tabel 3.6 Kriteria Tingkat kesukaran Soal yaitu kriteria sangat sukar apabila indeks kesukaran (IK) lebih kecil dari 0,00. Kategori sukar apabila indesk kesukaran lebih besar dari 0,00. Kategori sedang apabila IK lebih besar dari 0,30. Kategori mudah apabila IK lebih besar dari 0,70. Data perolehan tingkat kesukaran pada soal uji coba materi sejarah pembentukan muka bumi di SMA Nasioal Sidareja tahun pelajaran 2012/2013 disajikan pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
No. Kategori Jumlah Nomor Soal
Sumber: Analisis Ujicoba Soal Tes, Tahun 2012
23 dan 27 tidak digunakan dalam soal penelitian karena soal tersebut tidak valid. Soal berkategori mudah nomor 2, 3, 6, 9, 10, 11, 14, 16, 19, 21, 22, 31, 34 akan digunakan sebagai soal penelitian karena soal tersebut valid, untuk nomor 13,18 dan 28 tidak digunakan dalam soal penelitian karena soal tersebut tidak valid. Hasil perhitungan selengkapnya pada Lampiran 9 halaman 93.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang-barang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan lain sebagainya (Arikunto, 2006:158). Teknik dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai alamat sekolah, daftar nama siswa dan daftar nilai ulangan harian geografi semester gasal kelas X SMA Nasional Sidareja.
2. Tes
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X yang diberi pembelajaran dengan media model dan media gambar.
G.Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa langkah. Adapun tahapan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tahapan Pra Lapangan
Tahap ini ada beberapa langkah yang ditempuh, pertama adalah penentuan lokasi penelitian, dan observasi lapangan. Langkah selanjutnya adalah pembuatan proposal penelitian yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Sesudah proposal penelitian disetujui dosen pembimbing. Berikutnya adalah pembuatan surat ijin penelitian dan penyusunan perlengkapan penelitian yakni media model, gambar dan instrument penelitian (seperti RPP, Silabus, kisi-kisi soal dan soal tes evaluasi hasil belajar).
2. Tahapan Pelaksanaan
perlakuan media gambar. Akhir pertemuan kedua kelas diberi Post Test (evaluasi )menggunakan tes untuk mengetahui hasil belajar kognitis siswa. 3. Tahap Pasca Lapangan
Pada tahap ini data yang diperoleh dilapangan kemudian di olah dan kemudian di analisis . hasil olahan dan analisis digunakan untuk menguji hipotesis. Data yang diperoleh setelah pelaksanaan penelitian, selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Post test Hasil Belajar Post test Kognitif
Analisis Data
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Pra Eksperimen
Analisis data pra eksperimen digunakan untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok kelas apakah berasal dari kondisi awal yang sama atau tidak. Analisis data ini menggunakan nilai ulangan harian 1 semester gasal kelas X yang meliputi:
a. Mean matching
Mean matching yaitu mencari mean kedua kelompok yang kemudian dibandingkan apabila hasilnya sama atau hampir sama antara kedua kelompok tersebut maka dikatakan mean data telah matching (Hadi, 2004:505).
= Keterangan:
: rata-rata nilai ulangan harian 1 : nilai ulangan harian 1 keseluruhan n : jumlah subjek penelitian
b. Variance matching
Digunakan untuk menyamakan variabilitasnya kedua kelompok (Hadi, 2004:505). Rumus yang digunakan:
F (nb-1), (nk-1)=
Keterangan:
Vb : Variance yang lebih besar Vk : Variance yang lebih kecil
2. Analisis Perbandingan
Uji perbandingan atau perbedaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t – test karena digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel. Hipotesis dalam penelitian ini termasuk hipotesis terarah, sebab hipotesis berbunyi “penggunaan media model lebih baik dari media gambar” maka pengujian hipotesisya menggunakan pengujian signifikansi satu pihak yaitu uji pihak kanan. Sampel dalam penelitian ini tergolong sampel kecil yang satu sama lain tidak ada hubungannya, karena N < 30 (Sudijono, 2009:313). Rumus yang digunakan:
Keterangan:
MΌ = Mean variabel XΌ M = Mean variabel X xΌ = Deviasi skor XΌ x = Deviasi skor X NΌ = Jumlah sampel XΌ N = Jumlah sampel X
47 A.Gambaran Umum SMA Nasional Sidareja
1. Letak dan Lokasi Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SMA Nasional Sidareja yang berlokasikan di Jalan Jendral Sudirman No 30, Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap. Secara astronomis SMA Nasional terletak pada lintang 7° 29' 55'' dan 108° 47' 56.37'' BT. Batas-batas letak Kecamatan Sidareja secara geografis adalah sebagai berikut: Sebelah Utara: Kecamatan Cipari, Sebelah Timur: Kecamatan Gandrungmangu, Sebalah Barat: Kecamatan Cipari, Sebelah Selatan: Kecamatan Kedungreja.
B.Hasil Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan media model dengan gambar pada materi sejarah pembentukan muka bumi di SMA Nasional Sidareja tahun pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan eksperimen dilakukan selama 3 (tiga) kali pertemuan tatap muka dengan rincian: 2 (dua) kali pembelajaran, dan 1 (satu) kali tes evaluasi. Guna menguji keampuhan media model, maka digunakan kelas kontrol (kelas pembanding), dimana pada kelas kontrol diterapkan media gambar yang biasa dilakukan guru geografi di SMA Nasional Sidareja. Pelaksanaan perlakuan (treatment) baik dikelas eksperimen maupun kontrol dilakukan oleh guru geografi di SMA Nasional Sidareja. Berikut jadwal pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Media Sumber: Jadwal Pelajaran Sekolah di SMA Nasional, Tahun 2012/2013
9 Oktober – 6 November 2012. Pembelajaran dilaksanakan 3 x pertemuan (3 x 90 menit).
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Bagian ini akan dijelaskan proses pembelajaran yang berlangsung baik pada kelas yang menggunakan media model maupun media gambar.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Model
Pelaksanaan pembelajaran materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi yang dilakukan menggunakan media pembelajaran model adalah kelas eksperimen (X2). Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 (dua) pertemuan dengan alokasi waktu 90 menit setiap pertemuan. Rincian waktu pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen ditunjukkan dalam Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
No Hari/Tanggal Jam Materi Pembelajaran 1. Senin, 8 Oktober 2012 1. 07.00 - 08.45
media model, selanjutnya guru memperjelas materi pembelajaran dengan media model. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu 1) Persiapan Pembelajaran
Guru dalam tahap ini melakukan persiapan berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media berupa model bola bumi guna ditampilkan didepan kelas untuk penyampaian materi. 2) Proses Pembelajaran
a) Pembelajaran pada Tanggal 8 Oktober 2012
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.1 Penggunaan Media Model Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi oleh Siswa
kelas, selain itu teman yang lain juga mudah dalam memahami materi mengenai Sejarah Pembentukan Muka Bumi.
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.2 Penggunaan Media Model Materi Struktur Perlapisan Bumi oleh Siswa
dan memperjelas materi yang sudah disampaikan oleh siswa. Penyampaian materi oleh guru dengan bantuan media model dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
B e
r d a s a r S
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.3 Penggunaan Media Model Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi oleh Guru
bumi. Penyampaian materi Struktur Lapisan Bumi oleh guru dengan menggunakan media model dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
B
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.4 Penggunaan Media Model Materi Struktur Lapisan Bumi oleh Guru
bumi terbentuk. Selain itu guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan meminta siswa untuk mempelajari materi mengenai Teori Lempeng Tektonik. b) Pertemuan Kedua Tanggal 29 Oktober 2012
Pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan ini, guru melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai Teori Lempeng Tektonik, baik gerakan, maupun akibatnya dari sumber belajar berupa LKS. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa maju ke depan untuk menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan siswa kepada teman - teman yang lainnya. Proses pembelajaran menggunakan media model gerakan lempeng tektonik untuk materi Teori Lempeng Tektonik dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Berdasarkan Gambar 4.5, diperlihatkan aktivitas seorang siswa yang sedang menjelaskan mengenai Teori Lempeng Tektonik, siswa menjelaskan kepada teman-temanny asal mula teori lempeng tektonik, gerakan-gerakan Lempeng Tektonik dan akibat dari gerakan Lempeng Tektonik tersebut. Siswa yang lain memperhatikan penjelasan dari teman mereka yang berada di depan dengan seksama. Selain itu guru juga menunjuk siswa lainnya untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang Teori Lempeng Tektonik. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.6 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian,2012
Gambar 4.6 Penggunaan Media Model Gerakan Lempeng Tektonik oleh Siswa
secara penuh untuk menjelaskan materi. Meskipun demikian siswa yang lainnya tetap mengapresiasi teman mereka yang sudah maju di depan sehingga mereka tetap memperhatikan penjelasan dari teman yang ada di depan kelas.
Setelah siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai Teori Lempeng Tektonik, selanjutnya guru mengulas kembali dan memperjelas materi dengan bantuan media model kepada siswa agar tidak terjadi salah konsepsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.7 Penggunaan Media Model Materi Teori Lempeng Tektonik oleh Guru
Lempeng-Lempeng Tektonik dengan memanfaatkan media model tersebut agar materi yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa. Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai materi Teori Lempeng Tektonik dan selanjutnya guru memberitahu siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan karena minggu depan akan diadakan evaluasi.
c) Pertemuan Ketiga Tanggal 5 November 2012
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.8 Kegiatan Post Test Pada Kelompok Eksperimen
Gambar 4.8 adalah siswa kelas eksperimen yang sedang mengerjakan soal post test yang diberikan oleh guru. Mereka mengerjakan dengan tenang soal yang diberikan.
b. Pelaksanan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar
Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
No Hari/Tanggal Jam Materi Pembelajaran
1. Selasa, 9 Oktober 2012 1. 08.45 – 10.00 2. 10.15 – 10.30
Sejarah pembentukan muka bumi dan struktur perlapisan bumi
Sumber: Jadwal Pelajaran Sekolah di SMA Nasional, Tahun 2012/2013 Setiap pertemuan tatap muka dikelas, proses pembelajaran media gambar diawali dengan kegiatan awal berupa pemberian apersepsi dan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan kegiatan inti, pada tahap ini guru meminta siswa untuk mempelajari materi sejarah pembentukan bumi, dan meminta siswa menjelaskan materi dengan bantuan media gambar, selanjutnya guru memperjelas materi pembelajaran dengan media gambar. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: 1) Persiapan Pembelajaran
Guru dalam tahap ini melakukan persiapan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media berupa gambar bola bumi guna ditampilkan didepan kelas untuk penyampaian materi. 2) Proses Pembelajaran
a) Pembelajaran Tanggal 9 Oktober 2012
Sejarah Pembentukan Muka Bumi menurut mereka sendiri, selanjutnya guru menyampaikan kembali materi yang telah di sampaikan oleh siswa menggunakan media gambar agar tidak terjadi salah persepsi serta indikator pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Proses pembelajaran menggunakan media gambar bola bumi untuk materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut:
Sumber: Data Sekuder, 2012
Gambar 4.9 Penggunaan Media Gambar Materi Sejarah Pembentukan Muka bumi dan Struktur Perlapisan Bumi
yang telah disampaikan oleh siswa agar tidak terjadi salah persepsi. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.10 berikut:
Sumber: Data Penelitian, 2012
Gambar 4.10 Penggunaan Media Gambar Materi Sejarah Pembentukan Muka Bumi dan Struktur Perlapisan Bumi
Berdasarkan Gambar 4.10 diterangkan bahwa guru geografi sedang menjelaskan Sejarah Pembentukan Muka Bumi dengan menggunakan media gambar. Siswa kelas kontrol memperhatikan penjelasan guru mengenai Sejarah Pembentukan Muka Bumi dan Struktur Lapisan Bumi.
b) Pembelajaran Tanggal 30 Oktober 2012
memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan mengenai Teori Lempeng Tektonik dengan media gambar. Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.11 Penggunaan Media Gambar Materi Teori Lempeng Tektonik oleh Siswa
media gambar untuk materi Teori Lempeng Tektonik oleh guru dapat dilihat pada Gambar 4.12 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
Gambar 4.12 Penggunaan Media Gambar Materi Teori Lempeng Tektonik oleh Guru
c) Pertemuan Ketiga Tanggal 6 November 2012
Pada pertemuan ketiga, guru membuka pelajaran dengan salam dan presensi siswa. Selanjutnya guru memberikan soal post test sebagai evaluasi bagi siswa untuk mengukur hasil belajar setelah melalui kegiatan pembelajaran. Soal post test berjumlah 30 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan alokasi waktu 60 menit. Pelaksanaan post test pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut:
Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2012
2. Analisis Data Post Test
a. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen
Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam mencapai kompetensi peserta didik. KKM mata pelajaran geografi di SMA Nasional sebesar 70. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar geografi kelas eksperimen yang sudah mencapai KKM dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Eksperimen
No. Rentang Nilai Eksperimen
Frekuensi %
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 66
Rata-rata 78,19
Sumber: Analisis Data Post Test, 2012
Gambar 4.14 Diagram Perolehan Nilai Kognitif Kelas Eksperimen
b. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol
Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) setiap mata pelajaran sebagai dasar dalam mencapai kompetensi peserta didik. KKM mata pelajaran geografi di SMA Nasional sebesar 70. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar geografi kelas eksperimen sudah mencapai KKM dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Nilai Kognitif Siswa Pada Kelas Kontrol No. Rentang
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 66
Rata-Rata 73,96
Sumber: Analisis Data Post Test, 2012