commit to user
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
EVI ERMAWATI
NIM. F1308543
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini aku persembahkan pada:
1. Allah SWT
2. Kedua Orang Tuaku
3. Kakak dan Masku
4. Sahabatku
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT,
penghembus nafas segala kehidupan, penguasa hidup dan waktu, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya kecil ini.
Atas dukungan dan doa berbagai pihak pula skripsi yang berjudul “PENGARUH
KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ” dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai tugas akhir yang harus
diselesaikan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret serta memberi masukan kepada pihak yang
berkepentingan.
Penulis menyadari tugas akhir ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Bambang Sutopo, M.com., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
commit to user
3. Ibu Dra. Falikhatun, M.Si, Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Ibu Lulus Kurniasih, SE.,MS.,Ak selaku pembimbing skripsi dan
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Yacob Suparno, MSi., Ak. selaku dosen penguji, yang
senantiasa memberikan masukan dan arahan untuk penulis.
6. Bapak Sri Suranta, SE., MSi., Ak. selaku dosen penguji yang senantiasa
memberikan saran yang membangun untuk penulisan skripsi ini.
7. Ibu dan Bapak, Orang Tuaku tercinta yang telah mencurahkan kasih
sayang, motivasi, semangat, perhatian, dorongan baik moril ataupun
material serta doa yang tidak pernah putus sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Kakakku yang telah memberikan motivasi dan bantuan materialnya.
9. Masku terimakasih atas dukungan, waktu, dan pembelajaran dalam
mengarungi kerasnya hidup ini sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
10.Sahabat-sahabatku, yang menjadikan perjalananku lebih penuh warna dan
makna.
11.Temanku Novia Inten, Ari Linawati, Diyah, Tholib, Bardarita, Ajenk
Wardani dan Mas Iyok, terimakasih atas waktu dan bantuannya yang
senantiasa mengajari penulis dalam berbagai kesulitan selama penyusunan
commit to user
12.Temanku Endah, Anisa, Tiyas, Hety, Lina, Tiwik, Aya, Ervan, Haryok,
Edo, dan Prima terimakasih atas semangat kalian yang mendorong penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13.Sahabatku Dian, Sarah, Yusi, dan Trondol, yang telah memberikan
keceriaan tak ternilai harganya.
14.Sahabatku Putri, Icha, Fatwa, Nurohmah, Rety, dan Rosy yang
memberikan warna dalam setiap pertemuan.
15.Sahabatku Sasti, Eliya, Erki, Agus, Eko, Winda, dan Iyut terimakasih atas
persabatan yang tak lekang oleh waktu.
16.Adik Tingkatku Almira, Faat, dan Jo, lanjutkan perjuangan kalian
mencapai gelar sarjana.
17.Semua teman akuntansi ’08 dan ‘09, yang menjadi pelajaran berhargaku.
18.Semua Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi UNS.
19.Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah sebuah karya yang
sempurna karena berbagai keterbatasan dan kelemahan penulis, sehingga wajar
kiranya bila penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya skripsi
ini bisa menjadi lebih bermanfaat.
Surakarta, 21 Januari 2010
commit to user
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. LandasanTeori ...7
commit to user
3. Pentingnya Kinerja Perusahaan ...11
4. Corporate Governance...12
5. Nilai Perusahaan ...20
6. Corporate Governance dan Nilai Perusahaan ...21
B. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ...23
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ...29
B. Jenis dan Sumber Data ...30
C. Metode Pengumpulan Data ...31
D. Identifikasi Variabel ... 31
E. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...33
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data ...39
B. Analisis Deskripstif ...40
C. Pengujian Asumsi Klasik ...42
D. Pengujian Hipotesis ...47
E. Interpretasi Hasil ...51
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN A. Kesimpulan ...57
B. Keterbatasan Penelitian ...58
C. Saran ...58
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 4.1 Penentuan Sampel Penelitian ...35
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ...36
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Outlier ...38
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Outlier ...39
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ...40
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Tanpa Variabel Moderasi ...41
Tabel 4.7 Uji Autokolerasi ...42
Tabel 4.8 Uji Heterokedastisitas ...43
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi ...44
Tabel 4.10 Hasil Uji statistik F ...45
commit to user
ABSTRAKSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI
EVI ERMAWATI F 1308543
Study ini meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai (a) pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, (b) pengaruh komisaris independen dalam mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan (c) pengaruh kepemilikan institusional dalam mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sebanyak 82 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kinerja keuangan sebagai
variabel dependen diproksikan dengan Return On Asset (ROA), nilai perusahaan
sebagai variabel independen diproksikan dengan Price Book Value(PBV) dan
Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi diproksikan dengan komisaris independen dan kepemilikan institusional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA terbukti berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (t hitung = 2,990 dengan signifikansi 0.004). Variabel Komisaris Independen terbukti berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan (t hitung = 2,569 dengan signifikansi 0.013). Variabel Kepemilikan Institusional juga terbukti berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dengan
nilai perusahaan (t hitung = -4,568 dengan signifikansi 0.000). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, variabel komisaris independen dan kepemilikan institusional mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
commit to user
ABSTRACT
EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE GOVERNANCE AS
A MODERATING VARIABLE influencing the relationship between financial performance and corporat (c) effect of institutional ownership in influencing the relationshi financial performance and corporate values. Sample in this resear -public companies listed in Indonesian Stock Exchange (BEI) in 2008. This research uses multiple linear regression analysis to test relationship between dependent and independent variables. There are three variabl study. Corporate values as dependent variable proxies with Retur (ROA), corporate values as independent variable proxies with price book value (PBV) and corporate governance as moderating variable proxie independent commissioners and institutional ownership.
The result indicates that ROA has a significant effect on cor (t=2.990, significant 0.004). Independent commissioners has a significant effect on the relationship between ROA and corporate values (t=2.596 s 0.013). Institutional ownership has a significant effect on the rel ROA and corporate values (t=-4.568 significant 0.000). It can be concluded that
financial performance affects corporate values, independent commiss institutional ownership variables are able to moderate the effec performance on firm values.
commit to user
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan
(Brigham dan Houston, 2001). Meningkatnya nilai perusahaan dapat menarik
minat para investor untuk menanamkan modalnya. Peningkatan nilai perusahaan
tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba
yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu
memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan
perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan akan
muncul perbedaan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham sebagai
pemilik perusahaan, yang disebut sebagai konflik agensi. Dimana terdapat
perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengambil dan
pembuat keputusan dan para pemegang saham sebagai pemilik dari perusahaan.
Tentunya perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
nilai perusahaan telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko
keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Herawaty,
2008). Hasil analisis penelitian oleh Timbul dan Nugroho (2009) menunjukkan
commit to user
saham. Hal tersebut mungkin disebabkan bahwa investor dalam membeli saham
tidak mempertimbangkan besar kecilnya ROE.
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini Return On
Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap return saham satu periode ke depan. Hasil yang sama juga ditemukan
dalam penelitian Hakim (2006) bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian Ulupui (2007), Timbul dan Nugroho (2009), Hakim
(2006), dan Yuniasih dan Wirakusuma (2007) juga menemukan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil berbeda diperoleh
oleh Carningsih (2010), Suranta dan Pranata (2004) menemukan bahwa ROA
justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya
faktor lain yang turut mempengaruhi ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena
itu, penulis memasukkan penerapan Corporate Governance sebagai variabel
moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan praktek Good Corporate Governance (GCG).
Pengelolaan perusahaan juga mempengaruhi nilai perusahaan, masalah corporate
governance muncul karena terjadinya pemisahaan antara kepemilikan dan
commit to user
dalam hal ini manajemen cenderung meningkatkan keuntungan pribadinya dari
pada tujuan perusahaan.
Selain memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan
memiliki tata kelola yang baik. Corporate governance merupakan konsep yang
didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk
meminimalkan konflik agensi (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam penelitian ini
indikator mekanisme corporate governance yang digunakan adalah komisaris
independen,dan kepemilikan institusional.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007)
yang dahulu meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility dan good
corporate governance sebagai variabel pemoderasi dan menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi dan hasilnya tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, akan tetapi Herawaty (2008) yang meneliti pengaruh
earning manajemen terhadap nilai perusahaan dengan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, dan kualitas audit sebagai
variabel pemoderasi, hasilnya hanya komisaris independen dan kepemilikan
institusional yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga penelitian ini
bertujuan untuk menguji kembali apakah kinerja keuangan mempengaruhi nilai
perusahaan dengan komisaris independen, dan kepemilikan institusional sebagai
commit to user
Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”. Dalam penelitian ini peneliti
berfokus untuk menguji bagaimana pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penemuan-penemuan dari beberapa penelitian terdahulu,
penelitian tentang variasi penerapan Good Corporate Governance di tingkat
perusahaan di negara yang sedang berkembang masih sangat sedikit dilakukan.
Good Corporate Governance dapat menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan, sehingga
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Apakah kinerja keuangan mempengaruhi nilai perusahaan?
2. Apakah komisaris independen mempengaruhi hubungan antara kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan?
3. Apakah kepemilikan institusional mempengaruhi hubungan antara kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang:
commit to user
2. Pengaruh komisaris independen dalam mempengaruhi hubungan antara
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
3. Pengaruh kepemilikan institusional dalam mempengaruhi hubungan antara
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
beberapa pihak, antara lain sebagai berikut ini.
1. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam
hubungannya dengan corporate governance untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan adanya corporate governance yang diterapkan,
penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan keyakinan akan
kegunaan hasil penelitian tersebut untuk dijadikan masukan dalam
pengambilan keputusan.
2. Manfaat bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada investor
tentang penerapan corporate governance di Indonesia. Corporate
governance yang baik akan dapat meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
3. Manfaat bagi dunia akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari
commit to user
dalam hubungannya dengan corporate governance serta dapat dijadikan
acuan dalam mengembangkan riset-riset selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang penggambaran teori yang melandasi penelitian ini
meliputi; Teori Agensi, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pentingnya
Kinerja Perusahaan, Corporate Governanace, Nilai Perusahaan,
Corporate Governance dan Nilai Perusahaan, Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Terdiri dari populasi dan sampel, indentifikasi variabel, sumber
data, metode analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pembahasan secara rinci tentang analisis data serta pembahasan
hasil yang diperoleh secara teoritik baik secara kuantitatif dan
commit to user
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan, dan saran untuk penelitian berikutnya.
B A B I I
L A N D A S A N T E O R I D A N T I N J A U A N P U S T A K A
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami isu corporate governance. Teori agensi menjelaskan
bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976).
commit to user
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan
pemilik (pemegang saham).
Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan
pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung
menimbulkan konflik keagenen diantara principal dan agen. Jensen
dan Meckling (1976), menyatakan bahwa laporan keuangan yang
dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat
meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai
pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur
dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk
meningkatkan kesejahteraannya dan serta sebagai dasar pemberian
kompensasi kepada agen.
Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan
commit to user
memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima
return atas dana yang mereka investasikan. Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan
memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak
akan menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-proyek
yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah
ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para
investor mengendalikan para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997).
Dari beberapa contoh kasus tersebut di atas, maka sangat
relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektivitas
penerapan corporate governance. Corporate governance merupakan
salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis,
yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan,
dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya.
commit to user
memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja
(Darmawati, Khomsiyah dan Rahayu, 2004).
2. Kinerja Keuangan Perusahaan
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan
kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang
harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja
merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan
pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan
commit to user
kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran (Hakim, 2006).
Menurut Wardani (2008) pengertian kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program
atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban
untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas
dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Jadi kinerja
keuangan berdasar uraian diatas adalah kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya.
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara
masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh
commit to user
usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien
dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada
periode waktu tertentu (Hanafi, 2000: 69).
Pengukuran kinerja berasal dari penentuan secara periodik tentang
aktivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi, 1997: 419). Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah
informasi keuangan yang dihasilkan sudah dapat bermanfaat untuk
memprediksi harga atau returnsaham di pasar modal, termasuk kondisi
keuangan perusahaan di masa depan, adalah dengan cara melakukan
analisis rasio keuangan. Seperangkat laporan keuangan utama dalam
bentuk neraca, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas belum
dapat memberikan manfaat maksimal sebelum pemakai menganalisis
laporan keuangan tersebut dalam bentuk analisis rasio keuangan (Penman,
1991).
Pengukuran kinerja juga merupakan analisis data serta
pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan
untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai
kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari
commit to user
kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir, 1995: 85).
Ukuran umum yang digunakan para investor dalam menilai kinerja
perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dari berbagai rasio keuangan
terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan untuk memprediksi return saham. Rasio keuangan yang dapat
dipakai untuk memprediksi return saham antara lain Return On Assets
(ROA).
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas
operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio yang
terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Semakin besar ROA atau
ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian yang semakin besar (Ang, 1997).
3. Pentingnya Kinerja Perusahaan
Menurut Sari (2008), kinerja perusahaan adalah produktivitas
perusahaan dalam melakukan kegiatan untuk menghasilkan suatu produk
yang dapat memberikan sebuah nilai terhadap perusahaan. Setiap
perusahaan sangat berkepentingan dengan pengukuran prestasi, baik
commit to user
perusahaan Negara. Dalam pelaksanaan pengukuran dan penilaian
terhadap bagian perusahaan, perlu ditetapkan pernyataan yang jelas
mengenai tujuan yang hendak dicapai, sehingga dapat melakukannya
dengan benar dan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja
menjadi sangat penting bagi perusahaan yang
telah go public, karena perusahaan yang telah go public adalah perusahaan
yang dimiliki oleh masyarakat sehingga dituntut untuk selalu
meningkatkan kinerjanya.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan
organisasi. Penilaian kinerja dilakukan bertujuan untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan
dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan
oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang
berkepentingan. Dengan mendeteksi kinerja keuangan perusahaan, kita
dapat mengidentifikasi kondisi perusahaan (Sari, 2008).
Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi.
Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan
tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga kinerja dapat
commit to user 4. Corporate Governance
Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem
ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan
baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim
usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan
yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya
GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.
Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah
dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di
Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good
corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian instituteof Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Corporate
governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Menurut YPPMI (2002), Good Corporate Governance adalah
commit to user
pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Good Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat
aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency,
accountability dan responsibility, yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen, perusahaan (direksi dan komisaris),
kreditur, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak
dan kewajiban masing-masing pihak (FCGI, 2001).
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk mencapai kinerja bisnis
yang optimal.
Dalam perkembangannya, good corporate governance semakin
penting bagi perusahaan, yakni sebagai alat control manajemen dalam
meningkatkan kinerja perusahaan dan upaya menciptakan perusahaan yang
sehat. Good corporate governance dalam penerapannya akan mengatur
hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang
commit to user
kemudian, akan dimanifestasikan dalam bentuk kerangka kerja yang
diperlukan untuk menentukan tujuan perusahaan dan cara pencapaian
tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan. Dimana sebagian besar
dari perusahaan-perusahaan multinasional tersebut memiliki karakteristik
pemisahan fungsi kepemilikan perusahaan dan manajemen pengelolaan
perusahaan (Widuri dan Paramita 2008).
Menurut Moeljono (2005), ada 5 karakteristik dari Good Corporate
Governance yaitu sebagai berikut ini.
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
professional, tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan
dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Kewajaran, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
commit to user yang sehat.
Sedangkan tujuan dari good corporate governance adalah
untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Secara teoritis, pelaksanaan good
corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan,
dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko
yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan
keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya good
corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor
(Tjager, et al., 2003).
Pelaksanaan good corporate governance diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat berikut ini (FCGI, 2001).
a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
commit to user
sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value. Mengembalikan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
c. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.
Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan
berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa
tindakan manajemen selaras dengan kepentingan pemegang
saham. Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua
kelompok: (1) berupa mekanisme internal seperti komposisi dewan
direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi
eksekutif. (2) mekanisme eksternal seperti pengendalian oleh pasar
dan level debt financing (Barnhart & Rosentein, 1998).
Dalam penelitian ini praktek corporate governance
diproksikan dengan komisaris independen, dan kepemilikan
institusional.
commit to user
Dewan komisaris bertanggung jawab dan mempunyai
kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang
dilakukan direksi dan manajemen atas pengelolaan sumber daya
perusahaan agar dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
ekonomis dalam rangka mencapai tujuan organisasi, serta
memberikan nasihat bilamana diperlukan.
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan
internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas
pengawasan. Vafeas (2000) mengatakan bahwa selain kepemilikan
manajerial, peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen
laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi
monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh
commit to user
Keberadaan komisaris independen diatur dalam ketentuan
Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor I-A
tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di
Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yang
tercatat di BEI wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya
secara proposional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah
komisaris independen 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Dalam menjalankan tugasnya, dewan komisaris biasanya
mengadakan pertemuan rutin baik itu intenal maupun eksternal
dengan pihak lain. Dewan komisaris harus mengadakan rapat
minimal sebanyak 4 kali dalam setahun. Hal ini bertujuan agar
kelangsungan perusahaan dapat terjaga (corporate govenance
commit to user
Penelitian Beasley (1996) menguji hubungan antara proporsi
dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan
membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan
perusahaan yang tidak melakukan kecuarangan, mereka
menemukan bahwa perusahaan yang melakukan kecurangan
memiliki persentase dewan komisaris eksternal yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak melakukan kecurangan.
b. Kepemilikan Institusional
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan institusional).
Investor institusional merupakan pemegang saham yang memiliki
pengaruh besar terhadap perusahaan karena kepemilikan
sahamnya yang besar. Dalam hubungannya dengan fungsi monitor,
commit to user
tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual
(Fidyati, 2004). Menurut Lee et al., dalam Fidyati, 2004
menyebutkan dua perbedaan pendapat mengenai investor
institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan
bahwa investor institusional adalah pemilik sementara (transfer
owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current
earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi
keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan
menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi
sahamnya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa investor
institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah besar,
sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi
nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan
likuidasi dari investor, manajer akan melakukan earnings
commit to user
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai
investor yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat
ini, investor lebih terfokus pada laba masa datang (future earnings)
yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Investor institusional
menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis
investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu
mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan
melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah
diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat
kontrol eksternal terhadap perusahaan. Adanya kepemilikan oleh
investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen perusahaan,
sehingga kinerja perusahaan akan meningkat (Rachmawati dan
commit to user
Kinerja perusahaan juga dapat meningkat jika institusi
mampu menjadi alat monitoring yang efektif, karena semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan
pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan. Semakin besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi
manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat.
Cornet et al., (2006) menyimpulkan bahwa tindakan
pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat
mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya
terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku
commit to user 5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi kemakmuran pemegang saham (Nurlela dan
Islahuddin, 2008).
Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan. Penilaian terhadap perusahaan tidak hanya mengacu
pada nilai nominal.
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai
perusahaan adalah dengan menggunakan Price Book Value (PBV)
commit to user
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Triatmoko dan Rachmawati, 2007).
6. Corporate Governance dan Nilai Perusahaan
Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse dan
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan
resources (berinvestasi) dari investasi yang tidak meningkatkan
nilai perusahaan ke alternatif investasi yang lebih menguntungkan.
Permasalahan agensi akan mengindikasikan bahwa nilai
perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa
mengendalikan perilaku manajemen agar tidak menghamburkan
resources perusahaan. Corporate Governance merupakan suatu
commit to user
diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan
kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan
Good Corporate Governance dipercaya dapat meningkatkan nilai
perusahaan (Herawaty, 2008).
Silveira dan Barros (2006) meneliti pengaruh kualitas CG
terhadap nilai pasar atas 154 perusahaan Brazil yang terdaftar di
bursa efek pada tahun 2002. Mereka membuat suatu governance
index sebagai ukuran atas kualitas CG. Sedangkan ukuran untuk
market value perusahaan adalah dengan menggunakan dua
variabel yaitu Tobin’s Q dan PBV. Temuan yang diperoleh
menunjukkan adanya pengaruh kualitas CG yang positif dan
signifikan terhadap nilai pasar perusahaan.
Black, Jang, and Kim (2005) membuktikan bahwa CG index
secara keseluruhan merupakan hal penting dan menjadi salah satu
commit to user
perusahaan-perusahaan independen di Korea. Johnson dkk (2000)
memberikan bukti bahwa rendahnya kualitas Corporate Governace
dalam suatu negara berdampak negatif pada pasar saham dan nilai
tukar mata uang negara bersangkutan pada masa krisis di Asia.
Klapper dan Love (2002) menemukan adanya hubungan positif
antara Corporate Governance dengan kinerja perusahaan yang
diukur dengan return on asets (ROA) dan Tobin’s Q.
Penemuan penting lainnya adalah bahwa penerapan
corporate governance di tingkat perusahaan lebih memiliki arti
dalam negara berkembang dibandingkan dalam negara maju. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
corporate governance yang baik akan memperoleh manfaat yang
lebih besar di negara-negara yang lingkungan hukumnya buruk.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika
commit to user
dari harga sahamnya. Jika nilai perusahaan tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik. Tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
(Brigham, 1996).
Corporate governance merupakan suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham. Dengan demikian penerapan good corporate
governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Jensen dan Mecking (1976) menformalisasi hubungan antara nilai
perusahaan dan kepemilikan managerial. Corporate insider
memiliki dorongan untuk menggunakan investasi dan keputusan
keuangan yang bersifat lebih menguntungkan mereka. Penerapan
commit to user
perusahaan dan oleh karena itu variasi dari nilai perusahaan
berhubungan langsung dengan kepemilikan saham oleh corporate
insider.
B. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami isu corporate governance. Adanya pemisahan kepemilikan
oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah
organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen diantara
principal dan agen. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi
diharapkan dapat meminimalkan konflik di antara pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen
sebagai pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai,
commit to user
untuk meningkatkan kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian
kompensasi kepada agen.
Corporate governance yang merupakan konsep yang
didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai
alat untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan
menerima return atas dana yang mereka investasikan. Corporate
governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa
manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa
manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke
dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan
dana yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan
bagaimana para investor mengendalikan para manajer (Shlieifer dan
Vishny, 1997).
Berdasarkan argumen tersebut maka kerangka pemikiran dapat
commit to user Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Variabel
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan telah dilakukan. Penelitian menemukan
bahwa struktur risiko keuangan dan perataan laba berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Herawaty, 2008). Hasil analisis penelitian
oleh Timbul dan Nugroho (2009) menunjukkan bahwa ROE tidak
mempunyai pengaruh terhadap return saham. Hal tersebut mungkin
disebabkan bahwa investor dalam membeli saham tidak
commit to user
Hasil penelitian Ulupui (2007), Timbul dan Nugroho (2009),
Hakim (2006), dan Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menemukan
bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Carningsih (2010), Suranta dan Pranata (2004)
menemukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
H1 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menemukan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil berbeda
diperoleh oleh Carningsih (2010) dalam penelitiannya menemukan
bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan
yang tidak konsisten menunjukkan adanya faktor lain yang turut
commit to user
Corporate Governance sebagai variabel moderasi yang diduga ikut
memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.
Pengelolaan perusahaan juga mempengaruhi nilai perusahaan,
masalah Corporate Governance muncul karena terjadinya
pemisahaan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
Pemisahan ini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini
manajemen cenderung meningkatkan keuntungan pribadinya daripada
tujuan perusahaan. Corporate governance diharapkan bisa berfungsi
sebagai alat untuk meminimalkan konflik agensi (Jensen dan
Meckling, 1976).
Harapan dari penerapan corporate governance adalah
tercapainya nilai perusahaan. Dengan adanya mekanisme corporate
governance ini diharapkan monitoring terhadap manajer perusahaan
dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan
commit to user
corporate governance diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan
meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja
perusahaan diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham
perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan sehingga nilai
perusahaan akan tercapai.
Dalam penelitian ini indikator mekanisme corporate governance
yang digunakan adalah komisaris independen, dan kepemilikan
institusional. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa
non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer
internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi
terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta
commit to user
Ini didasarkan pemikiran bahwa semakin tinggi proporsi
komisaris independen dalam perusahaan, maka diharapkan
pemberdayaan dewan komisaris ini dapat melakukan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan
lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Pratana dan Machfoedz (2003), dan Xie, Biao, Wallace dan
Peter (2003) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007), memberikan
simpulan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan
komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside director
dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Sehingga, jika
anggota dewan komisaris dari luar meningkatkan tindakan
pengawasan, hal ini juga akan berhubungan dengan makin rendahnya
penggunaan discretionary accruals (Cornett et al., 2006). Maka
commit to user
H2 : Proporsi dewan komisaris independen mempengaruhi hubungan
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Kinerja perusahaan juga dapat meningkat jika institusi mampu
menjadi alat monitoring yang efektif, karena semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan
pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan. Semakin besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi
manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat. Hasil penelitian Steiner (1996)
seperti yang dikutip oleh Machfoedz (2003) memberikan bukti bahwa
kepemilikan institusional dan nilai perusahaan memiliki hubungan
yang signifikan. Pratana dan Machfoedz (2003) juga menyimpulkan
commit to user
perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut ini.
H3 : kepemilikan institusional mempengaruhi hubungan kinerja
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi dan penentuan sampel
penelitian yang akan dianalisis, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data
serta pengukuran variabel.
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sekaran (2006) menyatakan bahwa populasi adalah jumlah dari
keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian
penulis untuk diteliti atau diselidiki. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang melaksanakan good corporate governance pada tahun 2008.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan simplerandom sampling
yang berarti dimana semua elemen mempunyai peluang atau kesempatan
yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Efferin, 2006). Adapun kriteria
perusahaan go public yang dijadikan sampel antara lain:
a. Semua perusahaan yang listing terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2008.
b. Perusahaan yang mempublikasikan annual report beserta laporan
commit to user
www.idx.co.id.
c. Perusahaan sampel tidak mengalami delisting selama periode
pengamatan.
d. Perusahaan yang memiliki data mengenai komisaris independen dan
kepemilikan institusional
e. Menyajikan data yang berkaitan dalam variabel penelitian.
Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah semua perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 karena
perusahaan yang telah go public adalah perusahaan yang dimiliki oleh
masyarakat sehingga dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya (Sari,
2008).
Perusahaan publik yang dikelola melalui penerapan prinsip-prinsip
GCG dengan baik maka akan langgeng dan bertahan hidup lebih lama,
sehingga kepentingan jangka panjang dari shareholders dan stakeholders
dijamin terpenuhi (Lestariningsih, 2008).
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data historis. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
berbagai sumber. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung dari pihak ketiga, melalui media perantara. Data sekunder tersebut
meliputi buku referensi, data annual report yang diambil dari Bursa Efek
Indonesia tahun 2008, dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan
commit to user
perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh antara lain
dari:
a. Bursa Efek Indonesia, melaui www.idx.co.id,
b. Idx fact book 2009
c. ICMD (Indonesian Capital Market Directory),
d. www.duniainvestasi.com.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu mempelajari catatan-catatan perusahaan yang diperlukan
yang terdapat didalam annual report perusahaan yang menjadi sampel
penelitian seperti informasi ROA, komisaris independen, kepemilikan
institusional, dan data lain yang diperlukan di dalam penelitian.
D. Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel
independen (bebas), variabel dependen (terikat) dan variabel moderasi.
1. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (variabel terikat). Variabel independen dalam penelitian ini
commit to user
dengan ROA mengacu penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan
Wirakusuma (2009).
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
2. Variabel Moderasi
Menurut Sekaran (2006), Variabel moderasi adalah variabel yang
mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel
terikat dan variabel bebas. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah
corporate governance. Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau
seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan
keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer
adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang
ditanamkan tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak
menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return. Corporate
governance diharapkan mengurangi permasalahan keagenan. Corporate
governance dalam penelitian ini diproksikan dengan komisaris independen dan kepemilikan institusional. Mengacu penelitian yang dilakukan oleh
(Herawaty, 2008).
a. Komisaris Independen disimbolkan dengan KIND, merupakan salah
satu mekanisme dari corporate governance . Komisaris
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau
commit to user
Variabel ini diukur dengan persentase perbandingan antara jumlah
komisaris independen dengan total dewan komisaris yang ada.
b. Kepemilikan Institusional disimbolkan dengan KINST, merupakan
salah satu mekanisme dari corporate governance. Kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi
keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan
investment banking (Siregar dan Utama, 2005). Variabel ini diukur dengan persentase besarnya saham yang dimiliki oleh institusi dibagi
dengan total saham yang beredar.
3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan yang
disimbolkan dan diukur dengan Price Book Value (PBV), yaitu rasio untuk
membandingkan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku sebenarnya
(Arifin, 1999: 89). Dalam menghitung rasio ini mengacu penelitian yang
dilakukan Wahyudi dan Pawestri (2006) serta Rahmawati dan Triatmoko
(2007), angka PBV diperoleh dari idx fact book 2009, PBV dirumuskan:
PBV = Harga Pasar per Lembar Saham
Nilai Buku per Lembar Saham
E. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda. Persamaan regresi linier berganda akan dipakai untuk
menguji hipotesis yang telah dibangun. Sebelum analisis ini dilaksanakan,
commit to user
parameter model penduga yang sah. Setelah memenuhi uji asumsi klasik,
maka tahap pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis regresi berganda (multiple regretion). Regresi
berganda memungkinkan seorang peneliti untuk memahami sebuah fenomena
yang mempengaruhi kondisi dari variabel dependen, karena hampir semua
kondisi yang berpengaruh terhadap suatu faktor, disebabkan oleh lebih dari
satu faktor variabel independen (Efferin, 2006).
Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
PBV = a + b1 ROA +b2 KIND +b3 KINST +b4 ROA*KIND +b5
ROA*KINST+e
Keterangan:
PBV = Nilai perusahaan diproksikan dengan PBV
a = Konstanta
ROA = Kinerja Keuangan diproksikan dengan PBV
KIND = Komisaris Independen
KINST = Kepemilikan Institusional
b1…bn = Koefisien regresi masing-masing variabel
e = Error
Sebelum model regresi tersebut digunakan untuk menguji hipotesis
terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :
commit to user
Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam Uji Normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2006). Karena analisis grafik dapat menyesatkan, maka dipilih uji
statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji
ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data apakah
terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov > 0.05.
2. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen
lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu
model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu
variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu,
deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan
dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen.
Uji multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai variance
commit to user
menunjukkan bahwa, korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir
(Gujarati, 2003).
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi menunjuk pada hubungan
yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang terletak
berderetan secara series dalam bentuk waktu (time series) atau hubungan
antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Untuk mengetahui adanya
autokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan dengan
melakukan uji Durbin Watson. Cara pengujiannya dengan membandingkan
nilai Durbin Watson (Dw) dengan dl dan du tertentu. Jika nilai Dw>du berarti
tidak ada gejala autokorelasi dalam model regresi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006).
4. Uji Heteroskesdastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas, yaitu jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya tetap. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
uji grafik plot dan uji statistik. Uji statistik Glejser dipilih karena lebih dapat
menjamin keakuratan hasil dibandingkan dengan uji grafik plot yang dapat
commit to user
bebas terhadap nilai absolute residualnya (Gujarati, 2003). Interpretasi
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat signifikansi ROA terhadap
nilai absolute residual. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika terdapat
pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap absolute residualnya.
Apabila tingkat probabilitas signifikansi ROA<0.05, maka dapat dikatakan
mengandung heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Menurut Ghozali (2006), ketepatan fungsi regresi tersebut dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya, yang secara
statistik dapat diukur dari koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai
statistik t.
a. Uji R² atau Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan
seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali, 2006). Nilai R²
berkisar antara 0-1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
commit to user
Uji statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependennya. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
1) Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan ( Sig ~
0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara
simultan variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
2) Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan ( Sig ~
0,05), maka hipotesis diterima, ini berarti bahwa secara simultan
variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing -masing
variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Pada uji statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan
nilai t tabel, dilakukan dengan cara sebagai berikut ini.
1) Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig <
0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Bila t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signif ikansi (Sig >
0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel independen tidak
commit to user
d. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis)
Tujuan analisis ini untuk mengetahui apakah variabel moderating
akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Terdapat tiga model pengujian regresi
dengan variabel moderating, yaitu uji interaksi (MRA), uji nilai selisih
mutlak, dan uji residual. Dalam penelitian ini akan digunakan uji MRA,
hipotesis moderating diterima jika variabel Moderasi (ROA-CG)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBV.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan
pembahasannya. Penjelasan pada bab ini akan difokuskan pada bab IV (empat)
dalam sub bahasan, yaitu hasil pengumpulan data, analisis deskriptif, pengujian
asumsi klasik, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan dengan corporate governance (komisaris
independen dan kepemilikan institusional) sebagai variabel pemoderasi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data annual report
commit to user
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel
penelitian sejumlah 82 perusahaan. Penentuan sampel penelitian dapat
dijelaskan dengan tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Penentuan sampel penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di BEI per 31 Januari 2008 339
2 Perusahaan yang menerbitkan annual report tetapi
tidak dapat diakses
(189)
3 Perusahaan yang mengalami delisting (8)
4 Perusahaan menerbitkan annual report tetapi tidak
menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan
(60)
5 Perusahaan yang terpilih sebagai sampel 82
Sumber: www.idx.co.id
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai variabel
penelitian yang digunakan berupa Price Book Value (PBV), ROA, komisaris
independen dan kepemilikan institusional. Gambaran data yang dimaksud
terdiri dari nilai maximum, nilai minimum dan nilai mean serta standard
deviation yang digunakan dalam penelitian ini. Gambaran mengenai data
penelitian yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel berikut ini.