• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Rosefin Perwindrayana NIM : 07.41010.0276

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh :

Nama : Rosefin Perwindrayana NIM : 07.41010.0276

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(3)

“Never under estimate yourself, dig your potential as much as possible before say Give Up”

“Jangan pernah meremehkan diri sendiri, Galilah potensimu semaksimal mungkin sebelum mengucap kata menyerah”

STIKOM

(4)

Kupersembahkan Tugas Akhir ini kepada : Alm. Ayah tercinta

Ibu dan Adikku tercinta

Beserta semua keluarga dan sahabat yang sangat mendukung

STIKOM

(5)

iv

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Definisi Sistem Informasi Georafis ... 6

2.1.1 Navigasi ... 7

2.1.2 Sistem Koordinat ... 8

2.2 A-GPS (Assisted Global Positioning System) ... 9

2.2.1 Cara Kerja A-GPS ... 12

2.2.2 Akurasi A-GPS ... 13

2.3 Kota Malang ... 14

2.4 Android ... 17

2.4.1 Sejarah Android ... 17

STIKOM

(6)

v

2.4.4 Google Maps API pada Android ... 19

2.5 SQLite ... 21

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 23

3.1 Identifikasi Permasalahan ... 23

3.2 Analisis Sistem ... 24

3.3 Identifikasi Kebutuhan ... 26

3.4 Perancangan Sistem ... 28

3.4.1 Use Case Diagram ... 28

3.4.2 Activity Diagram ... 29

3.4.2.1 Activity Diagram Penentuan Posisi User ... 30

3.4.2.2 Activity Diagram Navigasi GPS ... 31

3.4.2.3 Activity Diagram Navigasi Manual ... 33

3.4.2.4 Activity Diagram Data Mikrolet ... 35

3.4.3 Sequence Diagram ... 36

3.4.3.1 Sequence Diagram Posisi User ... 36

3.4.3.2 Sequence Diagram Navigasi GPS ... 37

3.4.3.3 Sequence Diagram Navigasi Manual ... 38

3.4.3.4 Sequence Diagram Data Mikrolet ... 40

3.4.4 Class Diagram ... 41

3.4.4.1 Class AmikronavActivity ... 42

3.4.4.2 Class FrListJalan ... 42

3.4.4.3 Class FrListTujuan ... 43

STIKOM

(7)

vi

3.4.4.6 Class FrViewMikrolet ... 44

3.4.4.7 Class FrViewNavigasi ... 45

3.4.4.8 Class ItemOverlay ... 46

3.4.4.9 Class RouteOverlay ... 46

3.4.4.10 Class FrListJalanAdapter ... 47

3.4.4.11 Class FrListJalanResult ... 47

3.4.4.12 Class FrListTujuanAdapter ... 48

3.4.4.13 Class FrListTujuanResult ... 48

3.4.4.14 Class FrListRiwayatAdapter ... 49

3.4.4.15 Class FrListRiwayatResult ... 49

3.4.4.16 Class FrListMikroletAdapter ... 50

3.4.4.17 Class FrListMikroletResult ... 50

3.4.4.18 Class MikroletDBHelper ... 51

3.5 Desain Antarmuka ... 51

3.5.1 Rancangan Tampilan Splash Screen ... 52

3.5.2 Rancangan Menu Utama ... 52

3.5.3 Rancangan Form Peta ... 53

3.5.4 Rancangan Form Daftar Jalan ... 54

3.5.5 Rancangan Form Daftar Tujuan ... 55

3.5.6 Rancangan Form Daftar Mikrolet ... 55

3.5.7 Rancangan Form View Mikrolet ... 56

3.5.8 Rancangan Form Daftar Riwayat Navigasi ... 57

STIKOM

(8)

vii

4.1.1 Implementasi Penerapan Fungsi GPS ... 58

4.1.2 Implementasi Penerapan Proses Penggambaran Simbol ... 59

4.1.3 Implementasi Penerapan Proses Penggambaran Rute ... 61

4.1.4 Implementasi Penerapan Proses Navigasi ... 62

4.1.5 Implementasi Antarmuka ... 64

4.2 Pengujian Aplikasi ... 68

4.2.1 Tujuan Pengujian ... 68

4.2.2 Data Uji ... 69

4.2.3 Kasus Uji ... 69

4.2.4 Hasil Pengujian ... 70

4.2.5 Hasil Pengujian pada Smartphone Android ... 73

4.3 Evaluasi Sistem ... 76

4.3.1 Kemampuan Aplikasi ... 76

4.3.2 Kelemahan Aplikasi ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 81

STIKOM

(9)

viii

Gambar 2.1. Cara Kerja A-GPS ... 13

Gambar 2.2. Arsitektur serverless SQLite ... 21

Gambar 3.1. Use Case Diagram Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android ... 28

Gambar 3.2. Activity Diagram Penentuan Posisi User ... 30

Gambar 3.3. Activity Diagram Navigasi GPS ... 31

Gambar 3.4. Activity Diagram Navigasi Manual ... 33

Gambar 3.5. Activity Diagram Data Mikrolet ... 35

Gambar 3.6. Sequence Diagram PenentuanPosisi User ... 36

Gambar 3.7. Sequence Diagram Navigasi GPS ... 37

Gambar 3.8. Sequence Diagram Navigasi Manual ... 38

Gambar 3.9. Sequence Diagram Data Mikrolet ... 40

Gambar 3.10. Class Diagram Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang ... 41

Gambar 3.11. Class AmikronavActivity ... 42

Gambar 3.12. Class FrListJalan ... 42

Gambar 3.13. Class FrListTujuan ... 43

Gambar 3.14. Class FrListRiwayat ... 43

Gambar 3.15. Class FrListMikrolet ... 44

Gambar 3.16. Class FrViewMikrolet ... 44

Gambar 3.17. Class FrViewNavigasi ... 45

Gambar 3.18. Class ItemOverlay ... 46

Gambar 3.19. Class RouteOverlay... 46

STIKOM

(10)

ix

Gambar 3.22. Class FrListTujuanAdapter ... 48

Gambar 3.23. Class FrListTujuanResult ... 48

Gambar 3.24. Class FrListRiwayatAdapter ... 49

Gambar 3.25. Class FrListRiwayatResult ... 49

Gambar 3.26. Class FrListMikroletAdapter ... 50

Gambar 3.27. Class FrListMikroletResult ... 50

Gambar 3.28. Class MikroletDBHelper ... 51

Gambar 3.29. Rancangan Tampilan Splash Screen ... 52

Gambar 3.30. Rancangan Menu Utama ... 52

Gambar 3.31. Rancangan Form Peta... 53

Gambar 3.32. Rancangan Form Daftar Jalan ... 54

Gambar 3.33. Rancangan Form Daftar Tujuan ... 55

Gambar 3.34. Rancangan Form Daftar Mikrolet ... 55

Gambar 3.35. Rancangan Form View Mikrolet ... 56

Gambar 3.36. Rancangan Form Daftar Riwayat Navigasi ... 57

Gambar 4.1. Contoh Penggambaran Simbol ... 61

Gambar 4.2. Contoh Penggambaran Rute Navigasi ... 64

Gambar 4.3. Tampilan Menu Utama... 64

Gambar 4.4 Tampilan Peta ... 65

Gambar 4.5. Tampilan Daftar Jalan ... 66

Gambar 4.6. Tampilan Daftar Tujuan ... 66

Gambar 4.7. Tampilan Daftar Mikrolet ... 67

STIKOM

(11)

x

Gambar 4.10. Hasil Pengujian Kasus Uji 2... 71

Gambar 4.11. Hasil Pengujian Kasus Uji 3... 72

Gambar 4.12. Hasil Pengujian Kasus Uji 4... 72

Gambar 4.13. Tampilan Posisi User pada Smartphone Android ... 74

Gambar 4.14. Tampilan Navigasi pada Smartphone Android ... 75

Gambar 4.15. Tampilan Info Navigasi pada Smartphone Android ... 75

STIKOM

(12)

xi

Tabel 3.1 Penjelasan Singkat Use Case Aplikasi Pemilihan Penggunaan

Transportasi Umum Mikrolet ... 29 Tabel 4.1 Daftar Versi OS Android ... 73 Tabel 4.2 Hasil Uji Coba pada Smartphone Android ... 74

STIKOM

(13)

xii

Lampiran 1 Biodata Penulis ... 79 Lampiran 2 Trayek Mikrolet di Kota Malang ... 80

STIKOM

(14)

i

Kota Malang merupakan salah satu kota yang menjadi tempat tujuan masyarakat untuk pendidikan dan pariwisata serta berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Dengan banyaknya aktivitas di kota Malang tentu saja banyak masyarakat yang menggunakan sarana transportasi untuk mendukung aktivitas sehari-harinya. Salah satu sarana transportasi adalah mikrolet. Kota Malang memiliki 25 trayek/jurusan mikrolet. Dengan banyaknya jumlah trayek tersebut banyak calon penumpang mikrolet mengalami kendala dalam memilih mikrolet yang digunakan untuk menuju tujuan. Apalagi jika calon penumpang tersebut berasal dari luar kota Malang.

Berawal dari permasalahan di atas, sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dibuat suatu aplikasi yang dapat membantu masyarakat yang akan menggunakan mikrolet di kota Malang. Aplikasi tersebut adalah aplikasi pemilihan penggunaan mikrolet berbasis Android mobile dengan menggunakan google map, yaitu teknologi yang menggunakan media internet dan telepon seluler untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan aplikasi yang dihasilkan dan serangkaian uji coba yang telah dilakukan, maka dengan memanfaatkan aplikasi ini calon penumpang mikrolet dapat melakukan navigasi menuju ke tempat tujuannya dengan menggunakan mikrolet. Dengan fitur google map, maka calon penumpang mikrolet dapat melihat rute navigasi dan informasi jalan yang dilewati mikrolet.

Kata kunci: Navigasi, Mikrolet, Android

STIKOM

(15)

ii

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Penulis membuat laporan Tugas Akhir yang berjudul “Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android” ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Strata Satu Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir maupun pembuatan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan inspirasi, semangat dan doa pada pembuatan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Teguh Sutanto, M.Kom,.MCP selaku dosen pembimbing I dan Bapak Vicky M Taufik, SE.Ak., selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir yang telah membimbing serta mengarahkan penulis dengan baik dan sabar. 3. Bapak Drs. Antok Supriyanto, M.MT. dan Bapak Ir. Henry Bambang

Setyawan selaku dosen penguji yang telah mengevaluasi Tugas Akhir dan memberi saran kepada penulis.

4. Teman-teman penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

STIKOM

(16)

iii

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Namun penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat ikut menunjang perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komputer.

Surabaya, Agustus 2013

Penulis

STIKOM

(17)

1 1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, transportasi merupakan salah satu alat yang sangat penting, karena dapat berguna sebagai alat penghubung masyarakat untuk menuju suatu tempat. Karena meningkatnya kebutuhan transportasi maka dibuatlah transportasi publik yang dapat mengangkut masyarakat secara massal. Mikrolet merupakan salah satu sarana transportasi publik di darat. Mikrolet merupakan singkatan dari gabungan kata mikro (kecil) dan oplet. Di beberapa daerah di Indonesia ada yang menyebut mikrolet dengan sebutan angkot, bemo, atau lyn. Mikrolet biasanya digunakan sebagai transportasi publik dalam kota. Mikrolet banyak menjadi pilihan masyarakat karena taripnya yang ekonomis serta dapat memasuki jalan-jalan yang sempit.

Dalam sebuah kota jumlah mikrolet tergantung pada luas area kota tersebut. Salah satu kota yang banyak menggunakan alat transportasi adalah kota Malang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dan termasuk salah satu kota yang menjadi tempat tujuan masyarakat untuk pendidikan dan pariwisata serta berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan di kota Malang tentu saja banyak masyarakat yang menggunakan sarana transportasi publik untuk mendukung aktivitas sehari-harinya. Kota Malang menyediakan 25 trayek/jurusan mikrolet untuk mendukung aktivitas masyarakatnya. Dengan banyaknya jumlah trayek tersebut tentu saja pengguna mikrolet tidak dapat menghafalkan satu per satu rute dari tiap trayek

STIKOM

(18)

mikrolet. Ditambah dengan kurangnya pengetahuan pengguna mikrolet tentang mikrolet yang melewati jalan dimana pengguna mikrolet tersebut sedang berada saat ini tentu saja akan menyebabkan kesulitan dalam menentukan mikrolet mana yang harus dipilih untuk menuju ke tempat tujuannya.

Dunia teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan cepat, hampir diseluruh aspek kehidupan manusia. Kebutuhan manusia yang beragam mengakibatkan teknologi informasi terus maju berkembang, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mereka ingin kebutuhan berkomunikasi dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien sehingga tidak membuang banyak waktu dan tenaga. Kebutuhan inilah yang membuat teknologi mobile semakin berkembang. Salah satu contoh teknologi mobile adalah smartphone Android. Saat ini banyak smartphone Android yang sedang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada smartphone Android terdapat fitur GPS(Global Positioning System) yang dapat membantu pengguna dalam menentukan keberadaanya saat ini. Dengan adanya fitur GPS tersebut tentu saja dapat membantu beberapa kegiatan manusia seperti dalam kegiatan transportasi.

Sebagai solusi untuk mengatasi masalah pengguna mikrolet di kota Malang baik pengguna dari dalam kota Malang maupun luar kota Malang maka perlu dibuat suatu aplikasi yang dapat membantu pengguna mikrolet dalam bertransportasi dengan mikrolet. Aplikasi tersebut harus dapat menentukan posisi keberadaan pengguna dan dapat memberikan navigasi menuju ke tempat tujuan dengan menggunakan mikrolet. Supaya aplikasi ini dapat digunakan dimana saja dan setiap saat, maka aplikasi ini dibuat untuk smartphone Android dimana

STIKOM

(19)

penggunaan GPS pada smartphone Android dapat membantu pengguna mikrolet dalam bertansportasi menggunakan mikrolet.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana membuat aplikasi penentuan penggunaan transportasi umum mikrolet di kota Malang berbasis Android yang dapat menentukan posisi keberadaan penggunanya dan dapat memberikan navigasi menuju ke tempat tujuan dengan menggunakan mikrolet.

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan pada aplikasi yang akan dibangun harus diberikan batasan untuk memperjelas dan mencapai tujuan utama. Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Penentuan penggunaan mikrolet disesuaikan dengan trayek/jurusan mikrolet yang ada di kota Malang yaitu sejumlah 25 trayek/jurusan.

2. Penentuan nama jalan ditentukan berdasarkan jarak maksimal 50 meter dari jalan.

3. Aplikasi ini hanya digunakan untuk pengguna smartphone Android. 4. Map yang digunakan adalah Google Maps.

5. Teknologi yang digunakan menggunakan operating system Android minimal Android 2.2 (froyo).

STIKOM

(20)

1.4 Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah untuk menghasilkan aplikasi berbasis Android yang dapat menentukan posisi keberadaan penggunanya dan dapat memberikan navigasi ke tempat tujuan pengguna dengan mikrolet.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibedakan dengan pembagian bab-bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang diambilnya topik tugas akhir, perumusan masalah dari topik tugas akhir, batasan masalah atau ruang lingkup tugas akhir, tujuan dari tugas akhir, dan sistematika penulisan dari tugas akhir Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang berbasis Android.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang berbagai macam teori yang mendukung dalam pembuatan Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang berbasis Android. Dalam hal ini, landasan teori yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir adalah teori tentang navigasi menggunakan A-GPS dan sistem koordinat pada google map.

STIKOM

(21)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian sistem mulai dari identifikasi permasalahan, perancangan sistem dengan pembuatan UML berupa usecase diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram, dan desain antarmuka.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang tahap implementasi dari aplikasi yang telah dibuat, tahap evaluasi aplikasi yang telah dibuat dan hasil ujicoba serta kelebihan dan kekurangan aplikasi yang telah dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari aplikasi yang telah dibuat. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi kepada pihak yang ingin meneruskan ropik tugas akhir ini. Tujuannya adalah pihak lain dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.

STIKOM

(22)

6 2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2004).

Sedangkan menurut Riyanto (2009), SIG sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

Menurut Environmental System Research Institute (ESRI) SIG adalah kumpulan yang teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbarui, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

Dalam pengelolaan SIG yang perlu mendapat perhatian tidak hanya sekedar aspek peta digital, meskipun hal ini yang utama. Hal lain yang tidak kalah penting adalah aspek pengeloaan database yang dikandungnya yang merupakan atribut peta.

STIKOM

(23)

SIG dapat menyerap dan mengolah data dari berbagai macam sumber yang memiliki skala dan struktur yang berbeda. Selain itu SIG juga dapat melakukan operasi data keruangan yang bersifat kompleks. Dalam hal implementasi, teknologi SIG juga dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute.

2.1.1 Navigasi

Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Sedangkan orang yang menggunakannya disebut navigator (Aidi, 2009). Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada di medan sebenarnya yang diproyeksikan pada peta. Ada berbagai macam tipe navigasi, navigasi darat, laut, dan udara, masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam segi penerapan ilmunya.

Menurut Aidi (2009), navigasi digunakan dengan beberapa bantuan perangkat navigasi. Berikut adalah perangkat navigasi :

1. Peta

Peta merupakan perlengkapan utama dalam penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu.

2. Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah dengan memanfatkan sifat kemagnetan yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan melihat arah Utara-Selatan pada

STIKOM

(24)

Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta. menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut, sungai dan danau serta pesawat udara.

3. GPS (Global Positioning System)

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning Satelite/GPS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern

4. Radar

Kapal laut dan kapal terbang modern sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan pesawat/kapal. 5. IRS

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Inertial Reference System/IRS. IRS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat berdasarkan efek inertial. Tidak seperti GPS, perangkat IRS tidak memerlukan stasiun sehingga sangat cocok untuk digunakan di bumi maupun di ruang angkasa. Perangkat IRS modern menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di laut,pesawat udara serta di ruang angkasa.

2.1.2 Sistem Koordinat

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Dalam menentukan Koordinat

STIKOM

(25)

dilakukan di atas Peta dan bukan di lapangan. Menurut Aidi (2009), Penunjukan sistem koordinat dibagi menjadi dua yaitu dengan sistem koordinat enam atau delapan angka.

Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate). Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, detik dan second. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama.

2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) atau sering disebut koordinat peta. Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran empat angka, enam angka, dan delapan angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid.

2.2 A-GPS (Assisted Global Positioning System)

A-GPS (Assisted GPS), adalah sebuah teknologi yang menggunakan sebuah server bantu (Assistance server) untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam menentukan sebuah posisi menggunakan perangkat GPS (Tanoe, 2011). Sangat berguna di perkotaan, yang penggunanya berlokasi di sebuah lembah, dengan pepohonan besar yang rimbun atau bahkan di dalam bangunan. Mulai lebih dikenal

STIKOM

(26)

yang biasanya diasosiasikan dengan Location Based Services (LBS) di jaringan selular.

Bahkan kalau di negara Amerika, pengembangan dari pelayanan ini didukung oleh sebuah ketentuan dimana sebuah perangkat telepon selular harus bisa dipakai sebagai alat bantu dalam keadaan gawat darurat. A-GPS berbeda dengan perangkat penerima GPS umumnya, dengan penambahan elemen lainnya dalam penghitungan, yaitu sebuah Server Bantu. Dalam sistem jaringan GPS sebelumnya hanya terdapat satelit-satelit GPS dengan perangkat-perangkat penerima GPS. Lain lagi dalam sitem jaringan A-GPS, sebuah perangkat penerima, yang terbatas oleh kemampuan kekuatan prosesnya dan berada dalam kondisi yang cukup sulit untuk mendapatkan sebuah posisi tetap (position fixing), sekalipun dapat berkomunikasi dengan sebuah server bantu yang memilki kemampuan proses kuat dan memiliki akses terhadap posisinya dalam jaringan.

Oleh karena sebuah perangkat A-GPS dan server bantu dapat membagi tugas, terutama dalam soal waktu proses yang menjadi lebh cepat dan efisien dibandingkan dengan hanya sebuah perangkat GPS pada umumnya, namun yaitu menjadi sangat tergantung terhadap keberadaan cakupan jaringan pelayanan selular tentunya. Assisted GPS dapat digambarkan sebagai sebuah sistem yang tergantung terhadap sumber-sumber dari luar, seperti sebuah server bantu (Mobile Location Server) melalui jaringannya untuk membantu sebuah perangkat penerima GPS melakukan tugas yang diperlukan dalam hal baik pengukuran maupun perhitungan lokasinya.

Server bantu yang memiliki kemampuan dalam mengakses informasi dari referensi jaringannya dan juga memiliki kekuatan komputasi jauh melampaui

STIKOM

(27)

sebuah perangkat penerima GPS biasa tentunya. Dalam sistem tersebut, server bantu berkomunikasi dengan perangkat penerima GPS dalam sebuah perangkat telepon selular melalui jaringan selularnya. Dengan bantuan jaringan selular tersebut, perangkat penerima dapat beroperasi lebih cepat dan efisien, sebab beberapa tugas yang biasanya dilakukan sendiri dapat dibagi dengan server bantu tentunya. Dan hasilnya sistem A-GPS dapat meningkatkan performanya jauh melampaui bilamana sebuah perangkat penerima GPS yang sama beroperasi tanpa bantuan (stand-alone mode).

Pada umumnya, sebuah perangkat penerima GPS standar memerlukan kondisi bebas hambatan ke angkasa dan memerlukan sedikitnya empat buah satelit sebelum dapat menghitung posisinya secara memadai. Terlebih lagi memerlukan perangkat yang memiliki kemampuan proses yang cukup kuat untuk mentransformasi data streams dari satelit-satelit tersebut menjadi sebuah posisi. Dalam mode A-GPS, perangkat penerima selular cukup mengambil sekilas dari sinyal satelit dan mentransmisikannya ke sebuah tower selular yang meneruskannya ke sebuah server bantu yang melakukan kalkulasi yang diperlukan untuk menghitung sebuah position fix. Server itu kemudian mengirim kembali hasil perhitungan posisi ke perangkat penerima selular tersebut.

Walaupun pada beberapa perangkat penerima selular lainnya yang dapat menerima data streams yang telah dirubah tersebut dan menghitung posisinya sendiri. Meskipun salah satu tujuan utama awalnya dari A-GPS adalah menyediakan cakupan yang lebih luas tehadap location-based emergency phone service, seperti yang dimilki Amerika. Disamping itu menyediakan pelayanan

STIKOM

(28)

terhadap pengguna telepon selular, location-based services terhadap alat bantu navigasi (turn-by-turn navigation aid).

2.2.1 Cara Kerja A-GPS

Menurut Tanoe (2011), pada sistem A-GPS, telepon genggam akan menangkap sinyal satelit yang lalu dikirimkan ke server penyedia layanan telepon, hasil perhitungan lokasi yang dilakukan oleh server dikirimkan kembali ke telepon genggam. Peta juga dapat dikirimkan oleh server tersebut, atau sudah disimpan pada telepon genggam. Tentunya sistem ini hanya berfungsi bila jaringan telepon genggam mampu dan disediakan bagi pengguna.

Oleh karena perhitungan-perhitungan dilakukan oleh server penyedia jaringan telepon, maka telepon genggam tidak memerlukan prosesor yang canggih. Bantuan dari server juga memungkinkan telepon genggam untuk ‘mengunci’ satelit lebih cepat pada saat dinyalakan (TTFF = time to first fix). Pada beberapa produk telepon genggam, fasilitas A-GPS ini dapat dimatikan dan digantikan oleh alat lain, misalnya bluetooth GPS. Sehingga tidak memerlukan transfer data dengan server operator telepon.

STIKOM

(29)

Gambar 2.1 Cara Kerja A-GPS

Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari tiga buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari satu buah satelit lagi. Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.

2.2.2 Akurasi A-GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai ‘faktor kesalahan’, yang lebih dikenal dengan ‘tingkat akurasi’ (Tanoe, 2011). Misalnya, alat tersebut

STIKOM

(30)

menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi tiga meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius tiga meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.

Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat. Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi tiga meter). Di padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua.

2.3 Kota Malang

Kota malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum di rencanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif itu masih berbekas hingga sekarang. Misalnya Ijen Boulevard kawasan sekitarnya. hanya dinikmati oleh keluarga- keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang

STIKOM

(31)

keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia (Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Malang, 2011).

Pada Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri (Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Malang, 2011).

Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya.

Beberapa gelar yang disandang kota malang :

1. Paris of Java. Karena kondisi alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk dan kotanya yang bersih, bagaikan kota “Paris” nya Jawa Timur.

2. Kota Pesiar. Kondisi alam yang elok menawan, bersih, sejuk, tenang dan fasilitas wisata yang memadai merupakan ciri-ciri sebuah kota tempat berlibur.

STIKOM

(32)

3. Kota Peristirahatan. Suasana Kota yang damai sangat sesuai untuk beristirahan, terutama bagi orang dari luar kota Malang, baik sebagai turis maupun dalam rangka mengunjungi keluarga/famili.

4. Kota Pendidikan. Situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok untuk belajar/menempuh pendidikan.

5. Kota Militer. Terpilih sebagai kota Kesatrian. Di Kota Malang ini didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira disekitar lapangan Rampal., dan pada jaman Jepang dibangun lapangan terbang Sundeng di kawasan Perumnas sekarang.

6. Kota Sejarah. Sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Singosari, Kediri, Mojopahit, Demak dan Mataram. Di Kota Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan Kota Malang tercatat masuk nominasi akan dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia.

7. Kota Bunga. Cita-cita yang merebak dihati setiap warga kota senantiasa menyemarakkan sudut kota dan tiap jengkal tanah warga dengan warna warni bunga.

Letak geografis kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 - 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki (Dinas Komunikasi Dan Informatika Pemerintah Kota Malang, 2011). Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06° - 112,07°

STIKOM

(33)

Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso 2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang 3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji 4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau

2.4 Android

2.4.1 Sejarah Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel/ smartphone. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile dan Nvidia (Susanto, 2011).

Android dipuji sebagai “platform mobile pertama yang Lengkap, Terbuka dan Bebas”.

1. Lengkap (Complete Platform): Para desainer dapat melakukan pendekatan yang komprehensif ketika mereka sedang mengembangkan platform Android. Android merupakan sistem operasi yang aman dan banyak menyediakan tools dalam membangun software dan memungkinkan untuk peluang pengembangan aplikasi.

STIKOM

(34)

2. Terbuka (Open Source Platform): Platform Android disediakan melalui lisensi open source. Pengembang dapat dengan bebas untuk mengembangkan aplikasi. Android sendiri menggunakan Linux Kernel 2.6. 3. Bebas (Free Platform): Android adalah platform/ aplikasi yang bebas untuk develope. Tidak ada lisensi atau biaya royalti untuk dikembangkan pada platform Android.

2.4.2 The Dalvik Virtual Machine (DVM)

Salah satu elemen kunci dari Android adalah Dalvik Virtual Machine (DVM). Android berjalan di dalam Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java Virtual Machine (JVM), sebenarnya banyak persamaannya dengan Java Virtual Machine (JVM) seperti Java ME (Java Mobile Edition), tetapi menurut Safaat H (2011:11) Android menggunakan Virtual Machine sendiri yang dikustomisasi dan dirancang untuk memastikan bahwa beberapa feature-feature berjalan lebih efisien pada perangkat mobile.

Dalvik Virtual Machine (DVM) adalah “register bases” sementara Java Virtual Machine (JVM) adalah “stack bases”, DVM didesain dan ditulis oleh Dan Bornsten dan beberapa engineers Google lainnya. Jadi bias dikatakan “Dalvik equals(Java) == False”. Dalvik Virtual Machine (DVM) menggunakan kernel Linux untuk menangani fungsionalitas tingkat rendah termasuk keamanan, threading dan proses serta manjemen memori. Ini memungkinkan kita untuk menulis aplikasi C/ C+ sama halnya seperti pada OS Linux kebanyakan.

Semua hardware yang berbasis Android dijalankan dengan Virtual Machine untuk eksekusi aplikasi, pengembang tidak perlu khawatir tentang implementasi

STIKOM

(35)

perangkat keras tertentu. DVM mengeksekusi executable file, sebuah format yang dioptimalkan untuk memastikan memori yang digunakan sangat kecil. The executable file diciptakan dengan mengubah kelas bahasa java dan dikompilasi menggunakan tools yang disediakan dalam SDK Android.

2.4.3 Android SDK (Software Development Kit)

Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, midlleware dan aplikasi kunci yang di-release oleh Google. Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi Android menggunakan bahasa pemrograman Java.

2.4.4 Google Maps API pada Android

Location Based Service (LBS) atau layanan berbasis lokasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan (Safaat H, 2011). Dua unsur utama LBS adalah :

1. Location Manager (API Maps)

Meneyediakan tool/source untuk LBS, Application Programming Interface (API) Maps menyediakan fasilitas untuk menampilkan, memanipulasi maps/peta beserta feature-feature lainnya seperti tampilan satelit, street (jalan), maupun gabungannya. Paket ini berada pada com.google.android.maps.

STIKOM

(36)

2. Location Providers (API Locations)

Menyediakan teknologi pencarian lokasi yang digunakan oleh device/perangkat. API Location berhubungan dengan data GPS dan data lokasi real-time. Dengan Location Providers kita dapat menentukan lokasi kita saat ini, Track gerakan/perpindahan, serta kedekatan dengan lokasi tertentu dengan mendeteksi perpindahan.

Penentuan posisi pada smartphone dengan memanfaatkan visualisasi Google Map dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada dasarnya, penentuan posisi itu menggunakan teknologi Assisted GPS (A-GPS), yaitu sebuah teknologi yang menggunakan sebuah server bantu untuk mempercepat waktu yang diperlukan dalam menentukan sebuah posisi menggunakan perangkat GPS dengan memberi tahu unit GPS satelit mana saja yang sebaiknya layak untuk langsung didengarkan daripada harus mendeteksi seluruh satelit yang ada sehingga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan secara signifikan untuk menentukan posisi saat ini yang juga disebut sebagai Time to First Fix (TTFF) dan Location Based Service (LBS), dimana beberapa BTS mengukur posisi suatu device dengan prinsip triangulasi.

Pengguna memiliki suatu perangkat (misalnya GPS), maka GPS akan mengirimkan parameter posisi pengguna (melalui aplikasi klien) ke WMS melalui jaringan nirkabel, WMS akan merespon dengan memproses data posisi tadi ke dalam database, kemudian data dapat diterima dari database (misalkan Google Maps). Terakhir, data yang diminta akan dikirimkan kembali ke aplikasi klien sebagai peta dalam bentuk gambar.

STIKOM

(37)

2.5 SQLite

SQLite merupakan perangkat lunak yang menyediakan relational database management system (RDBMS). Relational database systems digunakan untuk menyimpan data pengguna pada suatu tabel. Selain untuk menyimpan dan mengelola data, SQLite juga dapat melakukan eksekusi perintah query yang kompleks dari beberapa tabel untuk menghasilkan data yang diinginkan. SQLite merupakan database engine yang ringan dibandingkan dengan database engine yang lainnya. Beberapa fitur dari SQLite adalah sebagai berikut (Kreibich, 2010):

1. Serverless

SQLite tidak memerlukan proses server atau sistem yang terpisah untuk mengoperasikannya. SQLite library mengakses databasenya secara langsung.

Gambar 2.2. Arsitektur serverless SQLite

(Sumber : Kreibich, 2010, halaman 3) 2. Zero Configuration

Tidak ada server berarti tidak ada pengaturan. Membuat sebuah instance database semudah membuka file.

STIKOM

(38)

3. Cross-platform

Database pada SQLite berada dalam file cross-platform tuggal yang tidak memerlukan administrasi. Sehingga dapat digunakan di berbagai sistem operasi.

4. Self-contained

Sebuah library berisi seluruh sistem database yang terintegrasi langsung ke application-host.

5. Small Runtime Footprint

Menggunakan sedikit memori untuk library databasenya. 6. Transactional

7. Full-featured

SQLite mendukung penggunaan bahasa SQL standard. 8. Highly Reliable

Dalam sistem Android memiliki beberapa teknik untuk melakukan penyimpanan data. Teknik yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

1. Shared Preferences yaitu menyimpan data beberapa nilai dalam bentuk group key yang dikenal dengan preferences.

2. Files yaitu menyimpan data dalam file, dapat berupa menulis ke file atau membaca dari file.

3. SQLite Databases yaitu menyimpan data dalam bentuk databases.

4. Content Providers yaitu menyimpan data dalam bentuk content provider services.

STIKOM

(39)

23

3.1. Identifikasi Permasalahan

Dalam sebuah kota jumlah mikrolet tergantung pada luas area kota tersebut. Salah satu kota yang banyak menggunakan alat transportasi adalah kota Malang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dan termasuk salah satu kota yang menjadi tempat tujuan masyarakat untuk pendidikan dan pariwisata serta berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan di kota Malang tentu saja banyak masyarakat yang menggunakan mikrolet untuk mendukung aktivitas sehari-harinya.

Di kota Malang, mikrolet sangat mudah sekali ditemukan. Untuk mengetahui tujuan utama mikrolet, masyarakat dapat melihat simbol tujuan yang biasanya terletak pada bagian depan dan belakang mikrolet. Salah satu contohnya adalah AL yang merupakan simbol tujuan Arjosari-Landungsari. Daftar tujuan mikrolet dapat dilihat di lampiran. Berdasarkan hasil survey di Dinas Perhubungan kota Malang, kota Malang menyediakan 25 trayek/jurusan mikrolet untuk mendukung aktivitas masyarakatnya.

Di dalam sebuah mikrolet tidak terdapat jalan dan tempat-tempat umum yang dilewati mikrolet. Jika ingin mengetahui jalan atau tujuan yang dilewati mikrolet, pengguna mikrolet dapat melihat di terminal atau bertanya pada supir mikrolet secara langsung. Tetapi kebanyakan pengguna mikrolet menaiki mikrolet dari tepi jalan bukan dari terminal sehingga masyarakat tidak mengetahui jalan dan tempat-tempat umum yang dilewati mikrolet. Dengan banyaknya jumlah

STIKOM

(40)

trayek/jurusan mikrolet di kota Malang tentu saja pengguna mikrolet tidak dapat menghafalkan satu per satu rute dari tiap trayek mikrolet dan menyebabkan kesulitan dalam menentukan mikrolet mana yang harus dipilih untuk menuju ke tempat tujuannya.

Bagi pengguna mikrolet yang sedang bertransportasi di kota Malang, masalah di atas tentu saja dapat merepotkan. Bisa saja masalah tersebut dapat membuat pengguna mikrolet tersesat jika salah memilih mikrolet. Dengan adanya permasalahan seperti ini perlu dibuat suatu aplikasi yang dapat memandu pengguna mikrolet dalam bertransportasi dengan mikrolet di kota Malang. Perangkat yang memungkinkan untuk membangun aplikasi tersebut adalah perangkat mobile karena perangkat komunikasi ini dapat dengan mudah dibawa kemana-mana.

3.2. Analisis Sistem

Dengan banyaknya aktifitas yang dilakukan masyarakat di kota Malang tentu saja mikrolet banyak menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam bertansportasi. Dengan banyaknya jumlah trayek/jurusan mikrolet di kota Malang tentu saja pengguna mikrolet tidak dapat menghafalkan satu per satu rute dari tiap trayek mikrolet. Ditambah dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jalan dan tempat-tempat umum yang dilewati mikrolet akan menyebabkan kesulitan dalam menentukan mikrolet mana yang harus dipilih untuk menuju ke tempat tujuannya.

Untuk melakukan penentuan lokasi suatu perangkat mobile terdapat banyak cara, namun yang sering digunakan adalah Cell Identification (Cell-ID) dan Global Positioning System (GPS). Pemanfaatan Cell-ID memiliki kelebihan yaitu tidak

STIKOM

(41)

membutuhkan perangkat tambahan karena memanfaatkan fasilitas penyedia jaringan yang memungkinkan seorang pelanggan seluler untuk mengetahui posisinya terhadap Base Transfer Station (BTS) terdekat. Namun akurasi dengan teknik Cell-ID ini sangat rendah yaitu berkisar 1-3 kilometer. GPS memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk diimplementasikan dalam sistem penentuan posisi meskipun teknik ini mengharuskan dibutuhkannya perangkat tambahan. Ditambah dengan adanya pengembangan baru GPS yaitu Assisted Gloval Positioning System (A-GPS) akurasi yang didapat dalam menentukan posisi menjadi lebih akurat dengan bantuan BTS disekitarnya.

Sekarang ini banyak sekali smartphone dengan berbagai platform yang beredar di pasaran dan memiliki fitur yang semakin banyak. Dari sekian banyak platform yang beredar, hampir semua smartphone dengan platform Android telah tertanam fitur GPS bahkan fitur A-GPS pada platform Android keluaran terbaru. Fitur GPS inilah yang merupakan komponen utama untuk membangun aplikasi ini, oleh karena itu aplikasi yang akan dibangun sangat cocok dengan fitur yang ada pada smartphone Android.

Untuk membantu masyarakat dalam menentukan posisi dan navigasi menggunakan mikrolet, maka dapat memanfaatkan fitur GPS pada smartphone Android dengan mengembangkan sebuah aplikasi navigasi berbasis Android. Pencarian data dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara merancang database dan membuat sistem. Data-data tersebut nantinya akan ditampung dan diolah oleh aplikasi sehingga memberikan informasi navigasi kepada user.

Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mempermudah menentukan posisi pengguna mikrolet dan memilih mikrolet, dapat

STIKOM

(42)

dikembangkan sebuah aplikasi navigasi berbasis Android yang dapat membantu menentukan posisi pengguna mikrolet dan memberikan navigasi pemilihan penggunaan transportasi umum mikrolet kepada penggunanya. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan membantu pengguna mikrolet dalam bertransportasi menggunakan mikrolet di kota Malang dengan memanfaatkan teknologi GPS yang ada pada smartphone Android.

Gambaran umum sistem yang ada dalam aplikasi ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. GPS module yang terdapat pada smartphone Android akan menentukan posisi terhadap satelit GPS yang ada. Untuk dapat menentukan posisi smartphone maka dibutuhkan minimal tiga atau lebih sinyal satelit GPS. 2. Setelah posisi smartphone diketahui, data posisi ini bisa digunakan untuk

melakukan navigasi dengan menggunakan mikrolet. Data koordinat yang didapat disesuaikan dengan data koordinat yang dilewati mikrolet dan data koordinat tujuan untuk diolah.

3. Dari data-data yang telah diolah oleh aplikasi, aplikasi akan menampilkan data-data tersebut dalam bentuk gambar rute navigasi di peta google map dan informasi berupa jalan dan petunjuk penggunaan mikrolet.

3.3. Identifikasi Kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka aplikasi mobile yang dibuat harus dapat menentukan posisi penggunanya dan dapat memberikan navigasi dengan mikrolet kepada penggunanya. Untuk membantu menentukan posisi dapat digunakan fitur GPS yang terdapat pada smartphone Android. Navigasi kepada

STIKOM

(43)

pengguna dapat dilakukan dengan merancang aplikasi yang dapat mengolah data koordinat sehingga dapat memberikan informasi navigasi kepada pengguna.

Untuk mendukung kinerja aplikasi yang dibuat agar bekerja maksimal dibutuhkan spesifikasi smartphone Android minimal sebagai berikut:

1. Smartphone yang dilengkapi GPS atau A-GPS.

Smartphone harus memiliki GPS atau A-GPS karena aplikasi yang dibuat membutuhkan kemampuan GPS atau A-GPS dalam menentukan posisi. 2. Smartphone dengan operating system Android minimal Android 2.2

(Froyo).

Sekarang ini sudah banyak beredar smartphone yang dilengkapi operating system Android terbaru. Supaya aplikasi yang dibuat dapat berjalan lancar maka aplikasi dibuat dengan menggunakan standar Android 2.2.

3. Koneksi internet pada smartphone Android.

Aplikasi yang dibuat menggunakan peta dari google map sehingga aplikasi selalu membutuhkan koneksi internet untuk mengakses google map.

STIKOM

(44)

3.4. Perancangan Sistem 3.4.1 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Gambar 3.1 menunjukkan use case pada Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android.

Gambar 3.1 Use Case Diagram Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android

Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing use case yang dimiliki aplikasi pemilihan penggunaan transportasi umum mikrolet di Malang berbasis Android. User Pet a Dat a Mikrolet Riwayat Navigasi I nform asi

Mikrolet

< < include> > Posisi User

Navigasi Navigasi Posisi User

Navigasi Pilih Posisi I nform asi

Navigasi

< < ext end> > < < ext end> >

< < ext end> >

< < ext end> > < < include> >

< < include> > < < include> >

STIKOM

(45)
[image:45.595.79.546.140.679.2]

Tabel 3.1 Penjelasan Singkat Use Case Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang Berbasis Android.

Nama Use Case Penjelasan

Peta Proses untuk menampilkan peta kota Malang. Pada proses ini akan ditampilkan beberapa opsi seperti navigasi dan posisi user.

Posisi User Proses yang menangani penentuan posisi user dengan menggunakan koordinat yang didapat dari GPS pada device Android.

Navigasi Proses untuk memulai navigasi

Navigasi Posisi User Proses yang menangani navigasi berdasarkan posisi user berada.

Navigasi Pilih Posisi Proses yang menangani navigasi berdasarkan posisi awal yang ditentukan manual oleh user.

Informasi Navigasi Proses yang berfungsi untuk menampilkan informasi navigasi.

Data Mikrolet Proses yang berfungsi untuk melihat data transportasi mikrolet yang ada di Kota Malang. Informasi Mikrolet Proses yang berfungsi untuk menampilkan informasi

mikrolet.

Riwayat Navigasi Proses yang berfungsi menampilkan daftar navigasi yang pernah dilakukan oleh user.

3.4.2 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram adalah salah satu bentuk diagram UML yang mudah dimengerti karena diagram ini memiliki simbol yang menyerupai simbol flowchart, yang sangat berguna untuk menjelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan.

STIKOM

(46)

3.4.2.1 Activity Diagram Penentuan Posisi User

Gambar 3.2 Activity Diagram Penentuan Posisi User

Pada gambar 3.2 alur proses activity diagram posisi user ini dimulai ketika user menekan tombol “Posisi Anda” pada submenu di dalam peta kota Malang. Setelah user menekan tombol “Posisi Anda”, aplikasi akan melakukan pengecekan apakah GPS yang terdapat pada device Android sudah me-lock posisi user. Jika posisi sudah terkunci, aplikasi akan mengambil data koordinat dari GPS tersebut. Setelah data koordinat didapat, aplikasi akan menggambar koodinat tersebut ke peta berupa simbol posisi user berada.

User Aplikasi

Open Aplikasi Show Splash

Screen

Show Menu Ut ama Click "Pet a"

Show Pet a kot a Malang

Show Submenu Click "Posisi

Anda"

Get Koordinat f rom GPS

Draw Posisi Koordinat on

Map

STIKOM

(47)
[image:47.595.67.551.108.707.2]

3.4.2.2 Activity Diagram Navigasi GPS

Gambar 3.3 Activity Diagram Navigasi GPS

User Aplikasi GPS

Open Aplikasi Show Splash

Screen

Show Menu Ut ama Click "Pet a"

Show Pet a kot a Malang

Show Submenu Click "Posisi

Anda"

Click "Pilih Tujuan"

Get Koordinat f rom GPS

Draw Posisi Koordinat on

Map

Draw Posisi Tujuan on Map Click "Navigasi"

Get Koordinat Tujuan f rom

Dat abase

Draw Rut e Navigasi

Give I nf ormasi Navigasi

Set Koordinat

STIKOM

(48)

Pada gambar 3.3 alur proses pada activity diagram navigasi GPS ini dimulai ketika user menekan tombol navigasi dengan posisi user sebagai posisi awalnya. Pertama kali yang dilakukan user adalah menekan tombol “Posisi Anda”, kemudian aplikasi akan mengambil data koordinat dari GPS yang terdapat pada device android. Aplikasi akan memberikan peringatan jika posisi user terlalu jauh dari jalan yang dilewati mikrolet yaitu nama jalan pada posisi awal tidak akan menampilkan nama jalan user berada. Setelah itu, user menekan tombol “Pilih Tujuan” untuk memilih tujuan yang diinginkan, setelah itu aplikasi akan menggambar simbol posisi tujuan yang dipilih. Kemudian user menekan tombol “Navigasi”, setelah itu aplikasi akan memproses data koordinat posisi user berada dan data koordinat tujuan. Kemudian aplikasi akan menggambar rute pada peta dan memberikan informasi mikrolet yang dinaiki dan jalan yang dilewati. Jika dalam navigasi terdapat pergantian mikrolet, aplikasi akan memberikan informasi jalan dimana user harus ganti mikrolet dan mikrolet yang dinaiki kemudian.

STIKOM

(49)
[image:49.595.48.557.107.710.2]

3.4.2.3 Activity Diagram Navigasi Manual

Gambar 3.4 Activity Diagram Navigasi Manual

User Aplikasi

Open Aplikasi Show Splash

Screen

Show Menu Ut ama Click "Pet a"

Show Pet a kot a Malang

Show Submenu

Select Posisi Awal secara

Manual

Click "Pilih Jalan"

Show Daf t ar Jalan

Choose Jalan

Draw Posisi Koordinat on

Map

Click "Pilih Tujuan"

Get Koordinat Tujuan f rom

Dat abase

Draw Posisi Tujuan on Map Click "Navigasi"

Draw Rut e Navigasi

Give I nf ormasi Navigasi

STIKOM

(50)

Pada gambar 3.4 alur proses activity diagram navigasi manual ini dimulai ketika user memilih menu “Peta” pada menu utama. Setelah itu aplikasi akan menampilkan peta kota Malang dimana user dapat men-tap peta tersebut. Ketika peta di-tap aplikasi akan menggambar simbol untuk menunjukkan posisi awal. Jika user tidak menginginkan untuk men-tap peta, user dapat menggunakan opsi cari jalan untuk mencari jalan sebagai posisi awal user berada. Setelah menentukan posisi awal, maka aplikasi akan menampilkan daftar tujuan. Setelah user memilih tujuan yang diinginkan, aplikasi akan menggambar rute pada peta dan memberikan informasi mikrolet yang dinaiki dan jalan yang dilewati. Jika terdapat pergantian mikrolet, aplikasi akan memberikan informasi jalan dimana user harus ganti mikrolet.

STIKOM

(51)

3.4.2.4 Activity Diagram Data Mikrolet

Gambar 3.5 Activity Diagram Data Mikrolet

Pada gambar 3.5 alur proses pada activity diagram data mikrolet ini dimulai ketika user memilih menu “Data Mikrolet” pada menu utama. Setelah itu aplikasi akan menampilkan daftar mikrolet di kota Malang. Pada daftar mikrolet ini, user dapat memilih salah satu mikrolet untuk ditampilkan rute dan informasi jalan yang

User Aplikasi

Open Aplikasi Show Splash

Screen

Show Menu Ut ama Click "Dat a

Mikrolet "

Show Daf t ar Mikrolet

Select Mikrolet

Show Mikrolet Get Dat a Mikrolet

f rom Dat abase

Draw Rut e Mikrolet

Give I nf ormasi Mikrolet

STIKOM

(52)

dilewati. Setelah user memilih salah satu mikrolet, aplikasi akan memberikan konfirmasi apakah user ingin melihat rute mikrolet tersebut atau tidak. Jika tidak, user dapat memilih data mikrolet yang lain. Jika user memilih untuk menampilkan rute, maka aplikasi akan menampilkan rute mikrolet pada peta.

3.4.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence Diagram dapat menggambarkan jalannya suatu proses yang melibatkan objek dari class dalam aplikasi.

[image:52.595.42.498.205.659.2]

3.4.3.1 Sequence Diagram Posisi User

Gambar 3.6 Sequence Diagram Posisi User

Gambar 3.6 Sequence diagram posisi user menjelaskan bagaimana proses ketika user menekan tombol “Posisi Anda”. Setelah itu, aplikasi akan mengambil

Posisi User

sd

: User

: FrViewNavigasi < < Boundary> >

: I t emOverlay < < Cont rol> >

1 : Click "Posisi Anda"()

2 : Run met hod Posisiku()

3 : Draw Posisi Koordinat ()

STIKOM

(53)

data koordinat dari GPS. Setelah data koordinat didapat, aplikasi akan memanggil class item overlay untuk menggambar simbol pada peta sesuai koordinat dari GPS pada device Android.

3.4.3.2 Sequence Diagram Navigasi GPS

Gambar 3.7 Sequence Diagram Navigasi GPS

Sequence diagram navigasi GPS menjelaskan bagaimana proses ketika user melakukan navigasi dengan posisi awal adalah posisi user berdasarkan koordinat GPS. Pertama kali, user menekan tombol “Posisi Anda” kemudian aplikasi akan mengambil koordinat berdasarkan GPS pada device Android dan aplikasi memanggil class itemOverlay untuk menggambar simbol posisi user. Setelah itu,

Navigasi Posisi User sd

: User

: FrViewNavigasi < < Boundary> >

: I temOverlay < < Control> >

: Rout eOverlay < < Cont rol> >

: Mikrolet DBHelper < < Ent it y> > : FrList Tujuan

< < Boundary> >

: FrList TujuanAdapter < < Cont rol> >

: FrList TujuanResult < < Cont rol> >

1 : Click "Posisi Anda"()

2 : Posisiku()

3 : Draw Posisi Koordinat User() 4 : Click "Pilih Tujuan"()

5 : Show Daft ar Tujuan() 6 : Get Tujuan()

7 : Get Tujuan()

8 : Set Tujuan() 9 : Show Daf t ar Tujuan()

10 : Choose Tujuan()

11 : Posisi Koordinat Tujuan()

12 : Draw Posisi Koordinat Tujuan() 13 : Click "Navigasi"()

14 : Navigasi()

15 : Draw Rute Navigasi()

16 : Give Inf ormasi Navigasi()

STIKOM

(54)

aplikasi akan melakukan pengecekan apakah jalan tempat user berada dilewati mikrolet atau tidak. Jika dilewati mikrolet, maka akan muncul nama jalan tempat user berada. Kemudian user menekan tombol “Pilih Tujuan” untuk memilih tujuan yang diinginkan. Setelah tujuan dipilih aplikasi akan memanggil class itemOverlay untuk menggambar simbol tujuan yang dipilih. Kemudian user menekan tombol “Navigasi”, setelah itu aplikasi akan memanggil class routeOverlay untuk menggambar rute navigasi dari posisi user ke posisi tujuan. Aplikasi juga memberikan informasi mikrolet yang dinaiki dan jalan yang dilewati. Jika terdapat pergantian mikrolet, aplikasi juga memberikan informasi jalan dimana harus ganti mikrolet dan mikrolet apa yang dinaiki kemudian.

[image:54.595.49.541.162.698.2]

3.4.3.3 Sequence Diagram Navigasi Manual

Gambar 3.8 Sequence Diagram Navigasi Manual Navigasi Pilih Posisi

sd

: User : FrViewNavigasi < < Boundary> >

: FrListJalan < < Boundary> >

: FrListJalanAdapt er < < Control> >

: FrListJalanResult < < Control> > : FrListTujuan

< < Boundary> >

: FrListTujuanAdapter < < Control> >

: FrListTujuanResult < < Cont rol> >

: I temOverlay < < Control> >

: Rout eOverlay < < Control> >

: Mikrolet DBHelper < < Ent ity> >

1 : Click "Pilih Jalan"()

2 : Show Daft ar Jalan()

3 : Get Jalan()

4 : Get Jalan()

5 : Set Jalan() 6 : Show Daf tar Jalan()

7 : Choose Jalan()

8 : Posisi Koordinat Jalan()

9 : Draw Posisi Koordinat Jalan() 10 : Click "Pilih Tujuan"()

11 : Show Daft ar Tujuan()

12 : Get Tujuan()

13 : Get Tujuan()

14 : Set Tujuan() 15 : Show Daf tar Tujuan()

16 : Choose Tujuan()

17 : Posisi Koordinat Tujuan()

18 : Draw Posisi Koordinat Tujuan() 19 : Click "Navigasi"()

20 : Navigasi()

21 : Draw Rute Navigasi() 22 : Give I nf ormasi Navigasi()

STIKOM

(55)

Sequence diagram navigasi manual menjelaskan proses ketika user memilih menu “peta” pada menu utama. Kemudian user dapat menentukan posisi awalnya dengan cara menekan langsung pada peta atau menekan tombol “Pilih Jalan”, jika user menekan langsung pada peta user dapat secara bebas menentukan posisi awalnya. Tetapi jika user menekan tombol “Pilih Jalan”, user dapat memilih jalan yang diinginkan. Setelah jalan terpilih aplikasi akan memanggil class itemOverlay untuk menggambar simbol posisi jalan tersebut. Kemudian user menekan tombol “Pilih Tujuan” untuk menampilkan daftar tujuan. Setelah user memilih tujuan yang diinginkan, aplikasi akan memanggil class itemOverlay untuk menggambar simbol posisi tujuan tersebut. Kemudian user menekan tombol “Navigasi”, setelah itu aplikasi akan memanggil class routeOverlay untuk menggambar rute navigasi dari posisi user ke posisi tujuan. Aplikasi juga memberikan informasi mikrolet yang dinaiki dan jalan yang dilewati. Jika terdapat pergantian mikrolet, aplikasi juga memberikan informasi jalan dimana harus ganti mikrolet dan mikrolet apa yang dinaiki kemudian.

STIKOM

(56)

3.4.3.4 Sequence Diagram Data Mikrolet

Gambar 3.9 Sequence Diagram Data Mikrolet

Sequence diagram data mikrolet menjelaskan bagaimana ketika user memilih menu “Data Mikrolet” pada menu utama. Setelah user memilih, aplikasi akan melakukan load data mikrolet dan menampilkannya pada daftar mikrolet. Disini user dapat memilih mikrolet mana yang ingin dilihat datanya. Ketika user mengklik salah satu nama mikrolet aplikasi akan menampilkan konfirmasi. Konfirmasi ini berisi dua tombol, tombol pertama berfungsi untuk menampilkan rute mikrolet sedangkan tombol kedua untuk keluar dari konfirmasi. Jika user memilih untuk menampilkan rute mikrolet, maka aplikasi akan memanggil class routeoverlay untuk menggambar rute mikrolet dan class itemoverlay untuk menggambar simbol-simbol yang dibutuhkan.

Data Mikrolet

sd

: User : AmikronavActivity < < Boundary> >

: FrViewMikrolet < < Boundary> > : FrListMikrolet

< < Boundary> >

: FrListMikroletAdapter < < Control> >

: FrListMikroletResult < < Control> >

: ItemOverlay < < Control> >

: RouteOverlay < < Control> >

: MikroletDBHelper < < Entity> >

1 : Click "Data Mikrolet"()

2 : Show Daftar Mikrolet()

3 : Get Mikrolet()

4 : Get Mikrolet()

5 : Set Mikrolet() 6 : Show Daftar Mikrolet()

7 : Choose Mikrolet()

8 : Posisi Koordinat()

9 : Draw Koordinat() 10 : Route()

11 : Draw Rute Mikrolet()

12 : Give Informasi Mikrolet()

STIKOM

(57)

3.4.4 Class Diagram

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan antar class. Gambar 3.10 menunjukkan class diagram Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang.

Gambar 3.10 Class Diagram Aplikasi Pemilihan Penggunaan Transportasi Umum Mikrolet di Malang

Am ikronavAct ivit y < < Boundary> > + helper: MikroletDBHelper + onCreate(Bundle) + onDestroy() + onClick(View) + showMenu() + keluar() Mikrolet DBHelper < < Entity> >

+ MikroletDBHelper(Cont ext) + isiDBjalan() + isiDBdetjalan() + isiDBlyn() + isiDBtujuan() + isiDBdettujuan() + getAllLyn() + getAllLyn(St ring) + getAllTujuan() + getAllTujuan(String) + getAllJalan() + getAllJalan(String) FrList Jalan

< < Boundary> > + helper: MikroletDBHelper + input Cari: St ring + df tJalan: Array of String + df tKoor: Array of St ring + onCreate(Bundle) + onDest roy() + Konf irmasi(String, String) + getDaf tarJalan(String[ ], St ring[ ])

FrList JalanAdapt er < < Control> >

+ getCount () + getI temID(int) + getI tem(int) + getView(int, View, ViewGroup) FrList JalanResult

< < Cont rol> > + koorJalan: String + namaJalan: String + set KoorJalan(String) + get KoorJalan() + set NamaJalan(String) + get NamaJalan()

FrList Mikrolet < < Boundary> > + helper: MikroletDBHelper + inputCari: String + df tAsal: Array of St ring + df tTujuan: Array of St ring + onCreate(Bundle) + onDest roy() + Konf irmasi(String, String) + getDaf tarMikrolet (String[ ], St ring[ ])

FrList Mikrolet Adapt er < < Control> >

+ getCount () + getI temI D(int) + getI tem(int ) + getView(int , View, ViewGroup) FrList Mikrolet Result

+ asal: St ring + mikrolet : String + setAsal(St ring) + getAsal() + setMikrolet(String) + getMikrolet()

FrList Riwayat < < Boundary> > + helper: MikroletDBHelper + dftAsal: Array of String + dftTujuan: Array of String + onCreate(Bundle) + onDestroy() + get Riwayat (String[ ], St ring[ ])

FrList Riwayat Adapt er < < Control> >

+ getCount () + getI temI d(int) + getI tem(int ) + getView(int , View, ViewGroup) FrList Riwayat Result

< < Control> > + asal: String + tujuan: String + setAsal(String) + getAsal() + setTujuan(String) + getTujuan()

FrList Tujuan < < Boundary> > + helper: Mikrolet DBHelper + df tTujuan: Array of St ring + onCreate(Bundle) + onDest roy() + geet Tujuan(String[ ] ) + loadSpinnerDat a()

FrList TujuanAdapt er < < Control> >

+ get Count() + get ItemI D(int ) + get Item(int ) + get View(int , View, ViewGroup) FrList TujuanResult

< < Cont rol> > + alamat: St ring + tujuan: St ring + koor: St ring + setAlamat (St ring) + getAlamat () + setTujuan(St ring) + getTujuan() + setKoor(st ring) + getKoor()

FrViewMikrolet < < Boundary> > + mv: MapView + onCreate(Bundle) + onDestroy() + getDirection(GeoPoint, GeoPoint) + showIndo(St ring)

FrViewNavigasi < < Boundary> > + helper: Mikrolet DBHelper + mv: MapView + locAwal: Location + gpson: Boolean + inf o: St ring + mikrolet : String + jalannaik: String + jalanganti: String + tujuan: St ring + onCreate(Bundle) + onDestroy() + getDirection(GeoPoint, GeoPoint) + setLoc(Locat ion) + getLoc() + posisiku() + navigasi() + showInfo(String) + showLocation(int, int , boolean)

Rout eOverlay < < Control> >

+ Rout eOverlay(Route, int) + draw(Canvas, MapView, boolean) + clear()

+ setColour(int )

I t em Overlay < < Control> >

+ ItemOverlay(Drawable) + ItemOverlay(Drwable, Context ) + addOverlay(OverlayItem) + size()

STIKOM

(58)

3.4.4.1 Class AmikronavActivity

Gambar 3.11 Class AmikronavActivity

Class AmikronavActivity merupakan class boundary yang digunakan sebagai class utama pada aplikasi. Pada class ini terdapat method showMenu() yang digunakan untuk membua

Gambar

Gambar 4.10. Hasil Pengujian Kasus Uji 2........................................................
Tabel 3.1 Penjelasan Singkat Use Case Aplikasi Pemilihan Penggunaan STIKOM SURABAYA
Tabel 3.1 Penjelasan Singkat Use Case Aplikasi Pemilihan Penggunaan
Gambar 3.3 Activity Diagram Navigasi GPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

untuk penunjuk fasilitas atau objek wisata, dan sign yang terdapat di Pondok Halimun sangat berbeda satu dengan yang lain atau tidak konsisten, tidak berada

Aplikasi Lendabook akan menampilkan informasi berbasis jejaring sosial guna membantu pengguna memperoleh informasi buku-buku terbaru yang dimiliki oleh pengguna lain.. Sehingga

“ Mengajukan permintaan dana bantuan satu juta kita terima kemudian kita realisasikan satu juta kita turun lagi kelapangan apakah proposal ini sesuai dengan

Untuk perencanaan struktur beton (plat, tangga, balok dan kolom) digunakan kuat tekan beton fc’ = 20 MPa dan tegangan leleh baja fy = 300 MPa. Untuk struktur pondasi

AKSI DANA YOUTH CAMP 2015 PELKAT GP Panitia Youth Camp akan melakukan kegiatan penggalangan dana yang dilakukan di lingkungan GPIB Gideon, berupa: Penjualan Makanan dan Kaos

Koefisien variasi dapat diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan (expected return dari suatu aset) penghasilan dapat berupa pendapatan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data angket maka secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan siswa tentang layanan informasi bidang pribadi pada

- Telah dirancang rancang bangun sistem transmisi data tekanan darah untuk mendukung human health monitoring berbasis pada mobile platform android resolusi