• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Analisis Sefalometri

2.6.2 Analisis Dental

Analisis dental dibagi menjadi dua yaitu pengukuran dental angular dan pengukuran dental linear. Pengukuran dental angular berupa sudut interinsisal (U1 : L1), sudut insisivus sentralis atas terhadap basis kranial (U1 : SN), sudut insisivus sentralis bawah terhadap bidang mandibula (L1 : MP) dan sudut insisivus sentralis bawah terhadap Frankfort Horizontal (L1 : FH). Pengukuran dental linear berupa jarak insisivus sentralis atas terhadap bidang A-Pog (U1 : APog), jarak insisivus

sentralis atas terhadap garis N-A (U1 : NA) dan jarak insisivus sentralis bawah terhadap garis N-B (L1 : NB). 24

a. Sudut interinsisal (L U1 : L1)

Menurut Downs sudut interinsisal adalah sudut yang dibentuk oleh inklinasi insisivus atas dan insisivus bawah. Sudut interinsisal berhubungan dengan kedalaman overbite kecuali pada Klas III. Semakin ke labial inklinasi insisivus atas dan bawah, sudut interinsisal yang dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya sudut interinsisal akan semakin besar jika inklinasi insisivus atas dan bawah lebih ke lingual. Sudut interinsisal yang besar biasanya menunjukkan overbite yang dalam juga.1,2,9,22-24

Menurut analisis Steiner, sudut interinsisal adalah sudut yang menghubungkan posisi relatif dari insisivus maksila dan insisivus mandibula. Jika besar sudut interinsisal kurang dari 130º, maka gigi maksila dan mandibula harus ditegakkan. Jika besar sudut interinsisal lebih dari 130º, maka gigi maksila dan mandibula membutuhkan koreksi kedepan dari inklinasi aksial.22,25

Nilai normal sudut interinsisal adalah 130° ± 2°.9 Menurut Downs nilai normal minimum adalah 130º sedangkan maksimum 150,5º dengan rata-rata 135,4º.22 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal sudut interinsisal untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 134º untuk laki-laki dan 130º untuk perempuan.2,10,24,25

b. Hubungan insisivus sentralis atas terhadap basis kranial (L U1 : SN)

Sudut ini menghubungkan inklinasi aksial yang paling labial dari insisivus atas dengan garis S-N atau basis kranial anterior. Pengukuran ini membantu dalam memutuskan apakah gigi dicabut untuk mengurangi proklinasi insisivus dan untuk mengatasi gigi berjejal jika insisivus atas retroklinasi. 9,24 Nilai normal sudut ini adalah 103° ± 5°.9 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal sudut ini untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 102º pada laki-laki dan perempuan.2,10,24

Gambar 9. Sudut interinsisal dan sudut insisivus atas terhadap basis kranial anterior24

c. Hubungan insisivus sentralis bawah terhadap bidang mandibula (L L1:MP) Sudut ini menghubungkan inklinasi aksial yang paling labial dari insisivus sentralis bawah terhadap bidang mandibula. Menurut analisis Downs, sudut ini dibentuk oleh interseksi bidang mandibula atau mandibular plane (MP) terhadap garis yang melewati incisal edge dan axis dari akar gigi insisivus mandibula. Sudut ini dipengaruhi oleh morfologi mandibula. Menurut analisis Tweed, sudut ini merupakan hubungan posisi insisivus mandibula terhadap bidang mandibula.22

Jika bidang mandibula lebih horizontal, maka nilai sudut semakin besar, sebaliknya nilai sudut semakin kecil jika bidang mandibula lebih vertikal. Sudut ini digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan posisi gigi insisivus mandibula terhadap dasar mandibula. Sudut ini menunjukkan ada tidaknya kompensasi dentoalveolar dari penyimpangan anteroposterior skeletal dan menunjukkan tipe pergerakan gigi yang diperlukan untuk memperbaiki hubungan gigi insisivus. 9,22,24,25

Nilai normal untuk sudut ini adalah 93° ± 7°.9 Menurut analisis Tweed, nilai normal untuk sudut ini adalah 87º. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal sudut ini untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 96º untuk laki-laki dan 95º untuk perempuan.2,10,24 Jika nilainya lebih besar maka diperlukan penegakan insisivus mandibula yang lebih jauh sedangkan jika

nilainya lebih kecil diperlukan kompensasi untuk mengembalikan gigi insisivus ke posisi sebelum perawatan.22 Untuk etnik Kaukasoid, nilai rata-rata normalnya adalah 93°.2,10,25

Gambar 10. Sudut insisivus sentralis bawah terhadap bidang mandibula24

d. Jarak insisivus atas terhadap bidang A-Pog (U1 : APog)

Menurut analisis Downs, jarak ini menggambarkan protrusi insisivus maksila yang diukur dari incisal edge insisivus sentralis maksila sampai pada garis dari titik A ke titik Pog. Jarak ini merupakan lokasi anteroposterior dari ujung insisal yang paling labial dari insisivus sentralis atas terhadap basis maksila dan dagu. Jarak ini merupakan pedoman posisi gigi insisivus atas terhadap profil skeletal atas. 22

Nilai jarak normalnya minimal -1 mm dan maksimal 5 mm dengan rata-rata 2,7 mm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, jarak rata-rata normal insisivus terhadap bidang A-Pog untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 4 mm untuk laki-laki dan 6 mm untuk perempuan.2,10,24

Jika jaraknya bernilai positif, berarti posisi incisal edge berada di depan garis A-Pog dan hal ini mengindikasikan insisivus maksila yang protrusif. Jika jaraknya bernilai negatif, berarti posisi incisal edge berada di belakang garis A-Pog dan mengindikasikan insisivus maksila yang retrusif. Semakin dekat ujung insisal

insisivus sentralis atas terhadap garis A-Pog semakin baik juga hubungan gigi insisivus dan bentuk wajah.1,22,24

Gambar 11. Jarak insisivus atas terhadap bidang A-Pog 22

e. Jarak insisivus sentralis atas terhadap garis N-A (U1 : NA)

Lokasi anteroposterior dan angulasi dari insisivus maksila ditentukan dengan mengukur jarak dari permukaan insisivus sentralis atas yang paling labial terhadap garis NA. Menurut analisis Steiner, lokasi relatif dan inklinasi aksial insisivus maksila ditentukan dengan menghubungkan gigi dengan garis dari nasion ke titik A (NA). Sudut insisivus maksila ke garis NA menunjukkan informasi relasi angular dari insisivus maksila sedangkan posisi insisivus sentral maksila terhadap NA dalam satuan mm menunjukkan posisi anteroposterior insisivus terhadap garis NA. Nilai normalnya menurut Steiner adalah 4 mm. Nilai yang positif menunjukkan bahwa letak insisivus lebih anterior daripada garis NA sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa letak insisivus lebih posterior dari garis NA. Nilai normal jarak insisivus atas terhadap garis NA adalah 3 mm ± 2.1,9,22

Gambar 12. Hubungan insisivus maksila terhadap bidang N-A22

f. Jarak insisivus sentralis bawah terhadap garis N-B (L1 : NB)

Gambar 13. Hubungan insisivus mandibula terhadap garis N-B24

Lokasi anteroposterior dan angulasi dari insisivus mandibula ditentukan dengan mengukur jarak linear dari permukaan insisivus bawah paling labial terhadap garis NB atau basis mandibula.1,9,22,24 Jarak ini diukur untuk menunjukkan posisi

anteroposterior gigi terhadap garis NB. Tepi labial insisivus mandibula terletak 4 mm di depan garis NB.22 Nilai normal jarak insisivus bawah terhadap garis NB adalah 3 mm ± 2.9 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, jarak rata-rata normal insisivus bawah terhadap bidang NB untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 4 mm untuk laki-laki dan 5 mm untuk perempuan.2,10,24

Dokumen terkait