• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Analisis Sefalometri

2.6.1 Analisis Skeletal

Analisis skeletal dibagi menjadi dua yaitu pengukuran skeletal anteroposterior dan vertikal.9,24 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara mengenai analisis sefalometri pada penduduk Iowa ras Kaukasoid di Eropa utara, pengukuran skeletal anteroposterior berupa pengukuran SNA, SNB, ANB, Wits (mm), NAPog, SNPog dan FH:NPog dan pengukuran skeletal vertikal berupa pengukuran Ans (mm), N-Me (mm), N:Ans´ (%), Ar´-Go (mm), S:Go (mm), MP:SN, MP:FH, NSGn dan FH:SGn.24 Penelitian ini tidak melakukan semua pengukuran di atas. Pengukuran yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

a. Hubungan maksila terhadap basis kranial (L SNA)

Menurut analisis Steiner sudut ini digambarkan oleh hubungan titik A (subspinale) yang merupakan titik paling dalam dari kurvatura alveolaris rahang atas dengan bidang sella-nasion atau basis kranial anterior.2,9,10,22-24 Nilai rata-rata normal SNA untuk etnik Kaukasoid adalah 82º.2,10 Menurut Steiner nilai normal dari SNA adalah 82º ± 2º. 9,22,25 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal SNA untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 82º untuk laki-laki dan 81º untuk perempuan.2,10,24

Menurut analisis Tweed, nilai SNA digunakan untuk menentukan posisi anteroposterior maksila terhadap basis kranial. Sama seperti Steiner, nilai batas normal SNA adalah 80º - 84°. Pasien yang memiliki nilai SNA > 84º menginterpretasikan posisi maksila yang prognasi, sedangkan SNA < 80º menginterpretasikan posisi maksila yang retrognasi.2,9,22,24,25

b. Hubungan mandibula terhadap basis kranial (L SNB)

Sudut ini digambarkan oleh hubungan titik B (supramentale) atau titik paling dalam dari kurvatura alveolaris rahang bawah dengan basis kranial anterior.2,9,10,23,24,25 Menurut analisis Steiner dan Tweed pengukuran sudut ini berguna untuk mengetahui posisi mandibula terhadap basis kranial.22

Berdasarkan analisis Steiner, nilai normal dari SNB adalah 78º ± 2º sedangkan berdasarkan analisis Tweed nilai batas normal SNB adalah 78º - 82º. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal SNB untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 80º untuk laki-laki dan 78º untuk perempuan.2,10,22,24,25 Jika lebih dari nilai normal berarti posisi mandibula prognasi sedangkan kurang dari nilai normal menunjukkan posisi mandibula yang retrognasi.2,9,22 Nilai SNB yang kurang dari 74º atau yang lebih dari 84º mengindikasikan perlunya pembedahan orthognathic.25

c. Hubungan maksila terhadap mandibula (L ANB)

Sudut ANB merupakan perbedaan antara sudut SNA dan SNB.1,2,9,10,23-25 Menurut analisis Steiner, pengukuran SNA dan SNB dapat menunjukkan posisi rahang yang salah tetapi pengukuran ANB bersifat lebih signifikan dimana pengukuran ini menunjukkan hubungan rahang terhadap titik yang lainnya. Pengukuran ini juga memberikan informasi adanya diskrepansi anteroposterior dari basis apikal maksila terhadap mandibula.22

Menurut analisis Steiner, nilai normal ANB adalah 2º sedangkan menurut analisis Tweed adalah 1º - 5º.22 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal ANB untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 2º untuk laki-laki dan 3º untuk perempuan.2,10,24

Untuk menginterpretasi sudut ANB harus diketahui besar sudut SNA dan SNB karena dengan melihat besar sudut ANB belum dapat diketahui rahang mana yang tidak normal.2,9,23,24 Nilai ANB > 10º mengindikasikan pembedahan sedangkan nilai ANB yang negatif mengindikasikan disproporsi fasial horizontal.22 Nilai ANB

0,5 - 4,5 derajat menunjukkan pola pertumbuhan skeletal Klas I. Nilai ANB yang positif menggambarkan maksila yang lebih maju daripada mandibula. Nilai yang negatif menggambarkan mandibula yang lebih maju daripada maksila. ANB memiliki nilai yang negatif jika nilai SNB lebih besar daripada nilai SNA. Nilai ANB yang lebih besar daripada 4,5 derajat menggambarkan pola pertumbuhan skeletal Klas II. Nilai ANB ≤ 0 mengindikasikan pola pertumbuhan skeletal Klas III. 2,9,23,25

Gambar 5. Sudut yang menghubungkan basis kranial dengan maksila dan mandibula24

d. Sudut konveksitas wajah (L NAPog)

Menurut analisis Ricketts, konveksitas wajah tengah diukur dari titik A terhadap bidang fasial yaitu N-Pog. Nilai normal NAPog pada umur 9 tahun menurut Ricketts adalah 2 mm dan akan menurun 1⁰ setiap 5 tahun. Menurut analisis Downs, sudut ini ditentukan oleh perpotongan garis NA dan Pog. Sudut ini mengukur derajat batas anterior lengkung basal maksila (titik A) terhadap total profil wajah (N-Pog). 22

Menurut analisis Downs, batas normal sudut konveksitas wajah adalah -8,5º sampai 10º.22 Rata-rata untuk etnik Kaukasoid adalah 0º yang menunjukkan profil wajah yang lurus.2 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk

Iowa, nilai rata-rata normal NAPog untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 3º untuk laki-laki dan 6º untuk perempuan.2,10,24

Sudut NAPog bernilai positif bila garis A-Pog yang diperpanjang terletak lebih anterior dari garis NA dan sebaliknya. Besar sudut ini dipengaruhi letak titik subspinalis (titik A) dan Pog dalam jurusan sagital. Sudut negatif menunjukkan wajah yang cekung atau pola skeletal Klas III sedangkan sudut positif menunjukkan wajah yang cembung atau pola skeletal Klas II. Sudut negatif dapat disebabkan titik A yang terletak posterior atau titik Pog yang terletak anterior sedangkan sudut yang positif menunjukkan titik A yang anterior atau titik Pog yang posterior. 2,22

Gambar 6. Sudut konveksitas wajah22

e. Sudut rotasi mandibula (L MP:SN)

Menurut Downs, bidang mandibula adalah tangen dari sudut gonial dan titik terendah dari symphisis. Sudut bidang mandibula ini dibentuk dari hubungan bidang mandibula (mandibular plane ) dengan bidang FH. Besar sudut ini yang normal yaitu minimal 17º dan maksimal 28º. Nilai sudut bidang mandibula yang besar menunjukkan bentuk wajah baik yang retrusif maupun protrusif. Sama seperti Downs, menurut Ricketts sudut bidang mandibula diukur dari bidang mandibula terhadap bidang FH. Nilai sudut ini 26º pada anak berumur 9 tahun dan berkurang 1º

setiap 3 tahun. Sudut bidang mandibula yang terlalu besar menunjukkan kecenderungan open bite sedangkan bidang mandibula yang rendah menunjukkan adanya deep bite. 22

Menurut Steiner bidang mandibula dibentuk antara gonion dan gnation. Sudut rotasi mandibula adalah inklinasi bidang mandibula terhadap garis SN yang merupakan indikasi dari proporsi vertikal dari wajah. Nilai sudut rotasi mandibula yang normal menurut Steiner adalah 32º. Sumber lain mengatakan, batas nilai normal sudut rotasi mandibula adalah 32º ± 5°.9 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal MP : SN untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 28º untuk laki-laki dan 33º untuk perempuan.2,10,24 Keakuratan nilai dari sudut mandibula dipengaruhi oleh posisi oklusi sentrik pasien pada saat dilakukan pengambilan foto sefalometri.9,12,22,24,25

Gambar 7. Sudut rotasi mandibula24

f. Sudut pertumbuhan wajah (Y axis / L N-SGn)

Menurut analisis Downs sumbu pertumbuhan merupakan perpotongan garis FH (Frankfurt Horizontal) terhadap bidang SGn yang menunjukkan besarnya pertumbuhan dagu ke bawah, depan atau belakang. Nilai normalnya 59º ± 3° atau menurut sumber lain minimal 53º dan maksimal 66º.

Menurut analisis Steiner sudut pertumbuhan wajah dibentuk oleh titik N dan bidang SGn. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bishara pada penduduk Iowa, nilai rata-rata normal sudut pertumbuhan wajah untuk etnik Kaukasoid di atas 18 tahun adalah 67º untuk laki-laki dan 68º untuk perempuan.2,10,24

Y axis menggambarkan posisi dagu apakah lebih maju atau mundur dari wajah bagian depan. Bila sudut ini lebih besar dari rata-rata menggambarkan pola skeletal Klas II dan bila lebih kecil menunjukkan pola skeletal Klas III. Nilai sudut pertumbuhan wajah yang lebih besar dari rata-rata menunjukkan pola pertumbuhan wajah yang vertikal sedangkan nilai yang lebih kecil dari rata-rata menunjukkan pola pertumbuhan wajah yang horizontal.2,9,22,25

Gambar 8. Sudut pertumbuhan wajah (Y axis / N-SGn) 22

Dokumen terkait