• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4. Desain metode petak kuadrat untuk inventarisasi vegetasi.

Keterangan: a = petak berukuran 2 x 2 m untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, b= petak berukuran 10x10 m untuk tingkat pancang, tiang, pohon.

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari lapangan diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Analisis Vegetasi

Vegetasi merupakan komponen habitat yang berfungsi sebagai sumber pakan kelelawar terutama vegetasi yang berbunga. Selain itu vegetasi juga berfungsi sebagai tepat tinggal atau bertengger pada malam hari. Komponen dari analisis vegetasi adalah jenis vegetasi, komposisi dan dominasi baik pada tingkat pohon maupun tumbuhan bawah. Kerapatan suatu jenis merupakan banyaknya suatu jenis pada suatu areal tertentu, dapat dihitung dengan membandingkan jumlah individu yang ditemukan dengan luas unit contoh yang digunakan. Kerapatan relatif merupakan persentase kerapatan suatu jenis terhadap kerapatan seluruh jenis. Frekuensi suatu jenis merupakan intensitas ditemukannya suatu jenis pada unit contoh yang digunakan. Frekuensi relatif merupakan persentase frekuensi suatu jenis terhadap frekuensi seluruh jenis. Dominansi suatu jenis merupakan besarnya luas areal yang didomonasi oleh suatu jenis. Dominasi relatif merupakan persentase dominasi suatu jenis terhadap dominasi seluruh jenis. Indeks Nilai Penting merupakan nilai kumulatif dari kerapatan, frekuensi dan dominasi relatif. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu jenis

Total luas unit contoh

Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis x 100 %

Kerapatan total jenis 50 m 100 m c b b a a

Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukannya suatu jenis Jumlah total plot

Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis x 100

Total frekuensi

Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis

Luas unit contoh

Dominansi Relatif (DR) = Dominansi suatu jenis x 100 %

Dominansi seluruh jenis

INP = KR + FR + DR

INP (untuk semai dan tumbuhan bawah) = KR + FR

2. Analisis Jenis Tumbuhan Sumber Pakan Kelelawar

Untuk menentukan variasi parameter jenis tumbuhan digunakan suatu pendekatan analisis statistik multivariate yang didasarkan pada Principal Component Analysis (PCA). PCA merupakan metode statistik deskriptif yang bertujuan untuk menampilkan hubungan dalam bentuk grafik, maksimum informasi yang terdapat dalam suatu matriks data. Matriks data yang dimaksud terdiri dari jenis kelelawar sebagai individu statistik (pada baris) dan jenis tumbuhan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan kelelawar sebagai variable kuantitatif (kolom).

Parameter jenis tumbuhan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan kelelawar yang diukur tidak memiliki unit yang sama, maka sebelumya dalam data-data tersebut perlu dinormalisasi melalui transformasi. Transformasi yang digunakan adalah transformasi arcsin. Transformasi arcsin sesuai untuk data proporsi yang dinyatakan sebagai pecahan decimal atau persentase. Transformasi arcsin dilakukan dengan menggunakan tabel arcsin (Lampiran 15). Beberapa ketentuan penggunaan transformasi arcsin adalah sebagai berikut:

a) Hanya data persentase yang diturunkan dari nisbah (ratio) jumlah data.

b) Data persentase yang berada dalam wilayah 30-70% tidak perlu transformasi.

c) Untuk persentase yang berada dalam satu wilayah 0–30% atau 70-100%, tetapi tidak

pada keduanya, menggunakan transformasi akar kuadrat.

d) Untuk data persentase yang tidak mengikuti ketentuan 2 dan 3, maka menggunakan

transformasi.

Untuk menentukan hubungan antara dua parameter digunakan matriks korelasi yang dihitung dari indeks sintetik (Ludwig & Reynolds 1988), dengan persamaan:

Bsxn= AsxnXA’nxs Keterangan :

Asxn = matriks indeks sintetik, aij

A’nxs = matriks transpose Asxn

Korelasi linier antara dua parameter yang dihitung dari indeks sintetiknya adalah kovarian dari kedua parameter tersebut yang telah dinormalisasikan (dipusatkan dan direduksi). Diantara semua indeks sintetik yang terbentuk, PCA mencari terlebih dahulu indeks yang menunjukkan ragam stasiun maksimum. Indeks ini disebut komponen utama pertama atau faktor utama pertama. Suatu proporsi tertentu dari variasi total stasiun dijelaskan oleh komponen utama ini. Selanjutnya dicari komponen utama kedua dengan syarat berkorelasi linier nihil dengan komponen utama pertama dan memiliki varians individu terbesar. Komponen utama kedua ini memberikan informasi terbesar sebagai pelengkap komponen utama pertama. Proses ini berlanjut terus hingga memperoleh komponen utama ke-p atau kompunen utama terakhir, dimana bagian informasi yang dapat dijelaskannya semakin kecil.

3. Indeks Kesamaan Jenis Kelelawar a). Total Individu

Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis antara satu jenis kelelawar dengan jenis kelelawar lainnya berdasarkan jenis tumbuhan sumber pakan digunakan analisis indeks Euclidean Distance yang menunjukkan sejauh mana perbedaaan jarak antara jenis kelelawar berdasarkan jenis tumbuhan sumber pakan.

keterangan:

∆jk = nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke –k

Xij = jumlah individu kelelawar yang memakan jenis tumbuhan ke-i pada

jenis kelelawar ke-j

Xik = jumlah individu kelelawar yang memakan jenis tumbuhan ke-i pada

jenis kelelawar ke-k

Nilai Euclidean distance bervariasi mulai dari nol hingga tak terhingga, semakin besar nilai Euclidean distance maka semakin jauh kesamaan antar jenis kelelawar dalam mengkonsumsi jenis tumbuhan yang sama. Untuk memudahkan penghitungan maka dilakukan perubahan skala agar nilai Euclidean distance berkisar dari 0 hingga 1 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

keterangan :

= nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke-k

yang telah diskala ulang

∆jk = nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke-k

Karena nilai indeks Euclidean distance merupakan indeks ketidaksamaan, maka untuk memperoleh nilai kesamaan digunakan persamaan sebagai berikut :

S = 1 – Ejk keterangan :

S = nilai indeks kesamaan

Ejk = nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke-k yang telah diskala ulang

b). Jantan dan betina

Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis antara jantan dengan betina berdasarkan jenis tumbuhan sumber pakan digunakan analisis indeks Euclidean Distance yang menunjukkan sejauh mana perbedaaan jarak antara individu jantan dan betina berdasarkan jenis tumbuhan sumber pakan.

keterangan:

∆jk = nilai indeks Euclidean distance antara kelelawar jantan ke-j dan ke –k

Xij = jumlah individu kelelawar jantan yang memakan jenis tumbuhan ke-i

pada jenis kelelawar ke-j

Xik = jumlah individu kelelawar betina yang memakan jenis tumbuhan ke-i

pada jenis kelelawar ke-k

Nilai Euclidean distance bervariasi mulai dari nol hingga tak terhingga, semakin besar nilai Euclidean distance maka semakin jauh kesamaan antar jenis kelelawar dalam mengkonsumsi jenis tumbuhan yang sama. Untuk memudahkan penghitungan maka dilakukan perubahan skala agar nilai Euclidean distance berkisar dari 0 hingga 1 dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

keterangan :

= nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke-k

yang telah diskala ulang

∆jk = nilai indeks Euclidean distance antara jenis kelelawar ke-j dan ke-k

∆jkmaks = nilai indeks Euclidean distance maksimum

Karena nilai indeks Euclidean distance merupakan indeks ketidaksamaan, maka untuk memperoleh nilai kesamaan digunakan persamaan sebagai berikut :

S = 1 – Ejk keterangan :

S = nilai indeks kesamaan

Ejk = nilai indeks Euclidean distance antara kelelawar jantan ke-j dan ke-k yang telah diskala ulang

4. Niche Overlap

Niche overlap digunakan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelelawar terhadap sumberdaya yang digunakan berdasarkan suku dan jenis tumbuhan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan kelelawar. Persamaan yang digunakan adalah persamaan Simplified Morisita Index atau sering disebut Morisita-Horn Index.

keterangan :

CH = indeks simplified morisita index antara kelelawar jenis ke-j dan jenis

ke-k

pij = proporsi jenis tumbuhan yang digunakan oleh kelelawar jenis ke-j (pij

= n/N)

pik = proporsi jenis tumbuhan yang digunakan oleh kelelawar jenis ke-k (pik

= n/N)

n = jumlah jenis tumbuhan seluruhnya

5. Chi Kuadrat

Uji khi-kuadarat digunakan untuk membuktikan hipotesa yang dilakukan. Hipotesa yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua parameter

yang diuji. Hipotesa terdiri dari H0 dan H1. Jika x2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima,

jika x2 hitung > x2 tabel, maka H1 diterima. Menurut Supranto (1987) chi kuadrat dapat

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

keterangan:

χ2 = khi-kuadrat

xi = banyaknya jenis bunga pada kelelawar ke-i

µi = banyaknya jenis bunga yang diharapkan pada kelelawar ke-i

Nilai harapan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut

keterangan:

Bi = total frekuensi jenis bunga pada baris ke-i

Kj = total frekuensi jenis bunga pada kolom ke-j

T = total seluruh frekuensi

Hipotesis yang digunakan adalah

H0 = tipe bunga tidak berpengaruh nyata terhadap jenis kelelawar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN