• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelompokkan Jenis Kelelawar berdasarkan Tipe Habitat, Ketinggian Tempat dan Tipe Bunga

Setiap satwaliar memiliki karakteristik dalam pemilihan lokasi yang menjadi habitatnya. Suatu habitat dapat digunakan apabila memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai tempat berlindung, tempat mencari pakan dan tempat berkembang biak. Untuk mendukung kehidupan satwaliar diperlukan satu kesatuan kawasan yang dapat menjamin segala keperluan hidupnya baik makanan, air, udara bersih, garam mineral, tempat berlindung, berkembang biak maupun tempat untuk mengasuh anak-anaknya (Alikodra 2002). Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan suatu kawasan yang memiliki ekosistem hutan hujan pegunungan bawah yang memiliki berbagai

vegetasi. Hutan primer yang terdapat di Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan hutan primer yang terfragmentasi salah satunya disebabkan kebakaran.

Menggunakan 3 faktor dari hasil analisis principle komponen diperoleh variasi yang dapat diterangkan sebesar 77,70% (Lampiran 8). Faktor pertama memiliki nilai jumlah ragam sebesar 42,83% yang menggambarkan bahwa faktor ini kemungkinan lebih banyak dipengaruhi oleh tipe habitat, nilai komponen positif menunjukkan bahwa tipe habitat semakin terganggu dan sebaliknya nilai faktor pada posisi nilai negatif mengindikasikan bahwa habitatnya semakin primer. Faktor kedua memiliki jumlah ragam sebesar 24,32% yang menggambarkan kecenderungan dipengaruhi oleh ketinggian tempat, nilai komponen yang positif menunjukkan ketinggian tempat semakin rendah dan sebaliknya semakin tinggi ketinggian tempatnya. Faktor ketiga memiliki nilai jumlah ragam sebesar 10,57% yang menggambarkan kemungkinan pengaruh tipe bentuk bunga terhadap kelelawar.

Kombinasi pertama adalah faktor pertama yang mencirikan tipe habitat (hutan primer dan sekunder) dan faktor kedua yang mencirikan ketinggian tempat dataran rendah dan dataran tinggi). Kombinasi kedua faktor tersebut membentuk empat kelompok jenis kelelawar (Gambar

5). Kelompok pertama merupakan kelompok yang ditemukan pada keadaan habitat

sekunder dan pada dataran rendah. Kelompok ini terdiri dari Cynopterus brachyotis betina, Cynopterus titthecheilus betina. Kedua jenis kelelawar ini merupakan kelelawar yang dapat ditemukan pada ruang terbuka dan tinggal pada daerah yang terdegradasi. Kelelawar Cynopterus brachyotis dapat ditemukan pada dataran rendah hingga hutan pegunungan, perkebunan dan daerah terbuka (Kingston et al. 2006). Habitat ditemukannya kedua jenis kelelawar ini merupakan suatu kebun campuran yang terdiri dari tanaman pinus, tangkil, dan pisang.

Tipe habitat dan ketinggian tempat mempengaruhi komposisi vegetasi yang ada, sehingga setiap kelelawar dipengaruhi oleh jenis tumbuhan yang berbeda. Cynopterus brachyotis betina dipengaruhi oleh tumbuhan Adenanthera sp dan Acacia sp. Pada kelelawar jenis Cynopterus titthecheilus betina, jenis tumbuhan yang mempengaruhi adalah Adenanthera sp dan Acacia sp. Persamaan tipe habitat sekunder dan ketinggian tempat serta jenis tumbuhan yang mempengaruhi Cynopterus brachyotis betina dan Cynopterus titthecheilus betina menyebabkan keduanya pada kelompok pertama.

Keterangan : CB_M=Cynopterus brachyotis jantan, CB_F= Cynopterus brachyotis betina, CT_M=

Cynopterus titthaecheilus jantan, CT_F= Cynopterus titthaecheilus betina, MS_M=Macroglossus sobrinus jantan, MS_F= Macroglossus sobrinus betina, CM_M=

Chironax melanocephalus jantan, CM_F=Chironax melanocephalus betina,

AA_M=Aethalops alecto jantan, AA_F=Aethalops alecto betina, MK_M=Megaerops

kusnotoi jantan, MK_F=Megaerops kusnotoi betina

Gambar 5. Grafik analisis komponen utama parameter tipe habitat dan ketinggian tempat.

Kelompok kedua adalah kelompok yang ditemukan pada tipe hutan sekunder dan pada daerah dataran tinggi. Pada kelompok kedua terdapat Macroglossus sobrinus betina, Macroglossus sobrinus jantan dan Cynopterus brachyotis jantan, berdasarkan pengamatan di lapangan kelelawar Macroglossus sobrinus dapat ditemukan pada daerah ketinggian 1150-1700 mdpl. Menurut Kingston et al. (2006) Macroglossus sobrius merupakan kelelawar yang dapat ditemukan pada semua ketinggian tempat dari hutan dataran rendah hingga pegunungan. Tumbuhan yang mempengaruhi pada jenis ini adalah paku genus a, Helixanthera sp, Pileanthus sp, Bombax sp, Trewia sp, Anacardium sp, Tarenna sp, Coccinia sp, Cyperus sp, Tilia sp, Cassia sp, Grewia sp, Justicia sp, Cardiospermum sp. Jenis tumbuhan yang mempengaruhi kelelawar Cynopterus brachyotis jantan adalah paku genus a, Helixanthera sp, Pileanthus sp, Bombax sp, Trewia sp, Anacardium sp, Tarenna sp, Coccinia sp, Cyperus sp, Tilia sp, Cassia sp,

Grewia sp, Justicia sp, Cardiospermum sp. Banyaknya tumbuhan yang mempengaruhi kelelawar Cynopterus brachyotis dikarenakan jenis ini merupakan jenis penting sebagai pemencar biji dan penyerbuk tanaman. Cynopterus brachyotis merupakan hewan yang penting sebagai penyebar biji, makanannya terdiri dari 54 jenis buah-buahan, 14 jenis tumbuhan yang dimakan daunnya dan bagian bunga hingga 4 jenis tanaman (Tan et al. 1998).

Kelompok ketiga merupakan kelompok yang dapat ditemukan pada daerah dataran tinggi dan merupakan habitat primer. Kelompok ketiga ini terdiri dari jenis Aethalops alecto jantan, Aethalops alecto betina, Chironax melanocephalus jantan, Chironax melanocephalus betina. Berdasarkan pengamatan di lapangan kedua jenis kelelawar ini hanya ditemukan pada ketinggian 1150-1700 mdpl. Pada kelelawar Aethalops alecto jantan jenis tumbuhan yang mempengaruhi adalah Adenanthera sp dan Acacia sp, sedangkan pada Aethalops alecto betina dipengaruhi oleh tumbuhan Dendrocalamus sp dan Euphorbia sp. Kelelawar Chironax melanocephalus jantan dipengaruhi oleh tumbuhan paku genus a, Helixanthera sp, Pileanthus sp, Bombax sp, Trewia sp, Anacardium sp, Tarenna sp, Coccinia sp, Cyperus sp, Tilia sp, Cassia sp, Grewia sp, Justicia sp, Cardiospermum sp. Pada kelelawar Chironax melanocephalus betina dipengaruhi oleh tumbuhan Dendrocalamus sp dan Cardiospermum sp. Terjadi perbedaan jenis tumbuhan yang mempengaruhi antara individu jantan dan betina pada Chironax melanocephalus dan Aethalops alecto.

Kelompok keempat merupakan kelompok yang dapat ditemukan pada habitat primer dan ketinggian tempat yang rendah. Kelompok ini terdiri dari Megaerops kusnotoi jantan, Megaerops kusnotoi betina dan Cynopterus titthaecheilus jantan. Kelelawar dapat terbang sejauh 40-60 km hanya untuk mencari pakan (Marshall 1983) bahkan dapat mencapai 100 km dari tempat bertengger dan tempat mencari makan tergantung pada ketersediaan makanan (Feldhamer et al. 1999). Hal ini menyebabkan diketemukannya kelelawar Cynopterus titthaecheilus jantan pada hutan yang berbeda dengan Cynopterus titthaecheilus betina. Cynopterus titthaecheilus jantan ditemukan pada hutan primer dataran rendah sedangkan Cynopterus titthaecheilus betina ditemukan pada hutan sekunder dataran rendah. Luasnya daerah untuk mencari pakan dan besarnya komposisi

Pada Cynopterus titthaecheilus jantan dipengaruhi oleh tumbuhan Adenanthera sp dan Acacia sp. Pada Megaerops kusnotoi jantan tumbuhan yang mempengaruhi adalah Dendrocalamus sp dan Euphorbia sp, sedangkan pada individu betina dipengaruhi oleh tumbuhan paku genus a, Helixanthera sp, Pileanthus sp, Bombax sp, Trewia sp, Anacardium sp, Tarenna sp, Coccinia sp, Cyperus sp, Tilia sp, Cassia sp, Grewia sp, Justicia sp, Cardiospermum sp. Meskipun keduanya dipengaruhi oleh tumbuhan yang berbeda namun keduanya memiliki kesamaan pada pemilihan ketinggian tempat dataran rendah sebagai area mencari makan.

Kombinasi kedua adalah faktor pertama yang mencirikan tipe habitat (hutsn primer dan sekunder) dan faktor ketiga yang mencirikan tipe bunga yang didatangi oleh kelelawar. Berdasarkan 21 jenis tumgbuhan sumber pakan yang teridentifikasi dapat dikelompokkon ke dalam delapan tipe bunga. Kelompok tipe bunga tersebut adalah tabung, lonceng, cawan, corong, bulir majemuk, mangkuk, kantong spora yang membulat dan simetri labiatus (berbibir).

Berdasarkan uji khi-kuadrat diketahui bahwa tipe bunga terhadap jenis kelelawar

Cynopterus brachyotis, Cynopterus titthaecheilus dan Macroglossus sobrinus tidak

menunjukkan hasil yang nyata (χ2hitung< χ2tabel). Hal ini mengindikasikan bahwa pada tiga

jenis kelelawar tersebut tidak dipengaruhi secara nyata oleh tipe bunga. Pada ketiga jenis kelelawar tersebut terdapat delapan tipe bunga yang mempengaruhi. Berbeda dengan uji khi-kuadrat tipe bunga terhadap jenis kelelawar Chironax melanocephalus, Aethalops alecto dan megaerops kusnotoi yang menunjukkan hasil yang nyata (χ2hitung > χ2tabel). Ketiga jenis kelelawar ini hanya tipe bunga tertentu saja yang mempengaruhi, hal ini ditunjukkan dengan lima tipe bunga yang ditemukan dalam saluran pencernaan kelelawar. Nilai uji khi-kuadrat pada jenis kelelawar disajikan lebih lengkap pada Lampiran 10.

Tipe bunga dan tipe habitat yang mempengaruhi kelelawar menyebabkan terbentuknya empat kelompok (Gambar 6). Penggunaan faktor pertama dan ketiga menjelaskan jumlah ragam sebesar 53,39%. Nilai total ragam disajikan lebih lengkap pada Lampiran 8. Kelompok pertama merupakan kelompok yang menempati habitat sekunder dan tidak dipengaruhi nyata oleh tipe bunga. Anggota kelompok ini terdiri dari Cynopterus titthaecheilus betina dan Macroglossus sobrinus jantan. Pada kelelawar

Macroglossus sobrinus betina bentuk tipe bunga yang mempengaruhi adalah tipe bunga berbentuk bulir majemuk, mangkuk, lonceng, tabung, simetri labiatus dan kantong spora yang membulat. Sedangkan pada Cynopterus titthaecheilus betina tipe bunga yang ditemukan adalah tipe cawan dan corong.

Kelompok kedua merupakan kelompok yang dipengaruhi oleh tipe habitat sekunder dan tidak dipengaruhi secara nyata oleh tipe bunga. Kelompok ini terdiri dari Macroglossus sobrinus jantan, Cynopterus brachyotis betina dan Cynopterus brachyotis jantan. Pada kelelawar Macroglossus sobrinus jantan tipe bunga yang mempengaruhi adalah bulir majemuk, mangkuk, lonceng, tabung, simetri labiatus dan kantong spora yang membulat. Pada kelelawar Cynopterus brachyotis betina merupakan jenis kelelawar yang ditemukan pada habitat sekunder, jenis tipe bunga yang mempengaruhinya adalah tipe bunga berbentuk corong dan cawan. Pada kelelawar Cynopterus brachyotis jantan merupakan kelelawar yang ditemukan pada tipe habitat sekunder, tipe bunga yang mempengaruhi jenis ini adalah bunga bulir majemuk, mangkuk, lonceng, tabung, simetri labiatus dan kantong spora yang membulat.

Kelompok ketiga adalah kelompok yang terdiri dari jenis Aethalops alecto jantan, Aethalops alecto betina, Chironax melanocephalus jantan dan Cynopterus titthaecheilus jantan. Ketiga jenis ini terdapat pada hutan primer dan dipengaruhi secara nyata oleh tipe bunga. Bentuk tipe bunga yang mempengaruhi ketiganya berbeda. Pada jenis Cynopterus titthaecheilus jantan dan Aethalops alecto betina, dipengaruhi oleh tipe bunga bulir majemuk dan cawan, sedangkan pada jenis Aethalops alecto jantan dipengaruhi oleh tipe bunga cawan dan corong. Pada jenis kelelawar Chironax melanocephalus jantan tipe bunga yang mempengaruhi adalah bulir majemuk, mangkuk, lonceng, tabung, simetri labiatus dan kantong spora yang membulat.

Keterangan : CB_M=Cynopterus brachyotis jantan, CB_F= Cynopterus brachyotis betina, CT_M=

Cynopterus titthaecheilus jantan, CT_F= Cynopterus titthaecheilus betina, MS_M=Macroglossus sobrinus jantan, MS_F= Macroglossus sobrinus betina, CM_M=

Chironax melanocephalus jantan, CM_F=Chironax melanocephalus betina,

AA_M=Aethalops alecto jantan, AA_F=Aethalops alecto betina, MK_M=Megaerops

kusnotoi jantan, MK_F=Megaerops kusnotoi betina

Gambar 6. Grafik analisis komponen utama pengelompokan jenis kelelawar berdasarkan tipe habitat dan tipe bunga.

Kelompok keempat adalah kelompok yang berada pada hutan primer dan dipengaruhi secara nyata oleh tipe bunga. Kelompok ini terdiri dari Chironax melanocephalus betina, Megaerops kusnotoi jantan dan Megaerops kusnotoi betina. Chironax melanocephalus betina dan Megaerops kusnotoi jantan dipengaruhi oleh tipe bunga bulir majemuk dan cawan, sedangkan pada Megaerops kusnotoi betina dipengaruhi oleh tipe bunga bulir majemuk, mangkuk, lonceng, tabung, simetri labiatus dan kantong spora yang membulat.

C. Kesamaan Jenis Kelelawar Berdasarkan Jenis Tumbuhan yang Teridentifikasi