• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user b. Uji Linearitas

5. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai self disclosure, secure attachment, dan dukungan sosial pada subjek yang diteliti. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 20 Statistik Deskriptif Skala Jum Subjek Data hipotetik M SD ( ) Data empirik M SD ( ) Skor Min Skor Maks Skor Min Skor Maks Self Disclosure 48 36 144 90 18 76 129 99,50 11,187 Secure attachment 48 47 188 117,5 23,5 106 150 131,71 9,830 Dukungan sosial 48 35 140 87,5 17,5 90 126 109,69 9,272 Keterangan:

M : Mean SD ( ) : Standar Deviasi

a. Skala self disclosure

Skala self disclosure akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003). Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 36 x 1 = 36 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 36 x 4 = 144, maka jarak sebarannya adalah 144 – 39 = 108 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 108 : 6,0 = 18, sedangkan rerata hipotetiknya 36 x 2,5 = 90. Apabila subjek

commit to user

digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 21.

Tabel 21

Kriteria Kategori Skala Self disclosure

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empirik Frek (N) Presentase (%) (MH+1,0 ) X 108 X Tinggi 10 20,83 (MH-1,0 ) X <(MH+1,0 ) 72 X < 108 Sedang 38 79,17 99,50 X < (MH-1,0 ) X < 72 Rendah - - Jumlah 48 100

Dari kategori skala self disclosure seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 20,83% santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta memiliki self disclosure yang tinggi dan 79,17% santri pondok pesantren MDW Al-Muayyad Surakarta tergolong memiliki tingkat self disclosure yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki self disclosure yang sedang.

b. Skala Secure Attachment

Skala secure attachment akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003). Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 47 x 1 = 47 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 47 x 4 = 188, maka jarak sebarannya adalah 188–47 = 141 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 141:6,0 = 23,5, sedangkan rerata hipotetiknya 47 x 2,5 = 117,5. Apabila subjek

digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 22.

Tabel 22

Kriteria Kategori Skala Secure Attachment

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empirik Frek (N) Presentase (%) (MH+1,0 ) X 141 X Tinggi 11 22,92 (MH-1,0 ) X <(MH+1,0 ) 94 X < 141 Sedang 37 77,08 131,71 X < (MH-1,0 ) X < 94 Rendah - - Jumlah 48 100

Dari kategori skala secure attachment seperti terlihat pada tabel. Dapat diambil kesimpulan bahwa 22,92% santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta memiliki secure attachment yang tinggi dan 77,08% santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta tergolong memiliki secure attachment yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki secure attachment yang sedang.

c. Skala dukungan sosial

Skala dukungan sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003). Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 35 x 1 = 35 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 35 x 4 = 140, maka jarak sebarannya adalah 140 – 35 = 105 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 105 : 6,0 = 17,5, sedangkan rerata hipotetiknya 35 x 2,5 = 87,5. Apabila subjek

commit to user

digolongkan dalam 3 kategori, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel 23.

Tabel 23

Kriteria Kategori Skala Dukungan Sosial dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata empiri k Frek (N) Presentas e (%) (MH+1,0 ) X 105 X Tinggi 35 72,92 109,69 (MH-1,0 ) X < (MH+1,0 ) 70 X < 105 Sedang 13 27,08 X < (MH-0,6 ) X < 70 Rendah - - Jumlah 48 100

Dari kategori skala dukungan sosial seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 72,92% santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta mendapat dukungan sosial yang tinggi, dan 27,08% santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta mendapat dukungan sosial yang sedang. Jadi secara umum, subjek mendapat dukungan sosial yang tinggi.

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan diterimanya hipotesis yang diajukan, yaitu adanya hubungan yang signifikan antara secure attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure pada santri Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Hal tersebut didasarkan atas hasil output SPSS, dimana nilai p-value 0,001 < 0,05 sedangkan F hitung > dari F tabel (7,616 > 3,20) serta R sebesar 0,503. Hasil tersebut berarti bahwa secure attachment dan dukungan sosial dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi self disclosure pada santri Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Semakin tinggi secure attachment dan dukungan sosial, maka semakin tinggi pula self disclosure. Sebaliknya, semakin

rendah secure attachment dan dukungan sosial, maka semakin rendah juga self disclosure. Nilai R sebesar 0,503 menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sedang antara secure attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure.

Secara parsial dengan menggunakan analisis korelasi parsial, ternyata secure attachment berhubungan dengan self disclosure dengan korelasi 0,400 dan taraf signifikansi 0,003 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang dan signifikan antara secure attachment dengan self disclosure jika dukungan sosial tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif artinya semakin tinggi secure attachment maka semakin meningkatkan self disclosure. Hasil ini memperkuat apa yang sudah dikatakan oleh Keelan, dkk. (dalam Myers, 2002) bahwa semakin tinggi secure attahment maka semakin tinggi pula self disclosure yang dimiliki oleh individu. Menurut Baron dan Byrne (2005) individu dengan secure attachment memiliki self esteem yang tinggi dan positif terhadap orang lain, sehingga ia mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh bahwa secara umum secure attachment santri pondok pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada kategori sedang. Santrock (2003) menyatakan bahwa secure attachment yang dimiliki individu menghasilkan hubungan dengan teman sebaya yang cakap, positif dan dekat. Jika individu dapat membina hubungan akrab dengan orang lain maka akan meningkatkan self disclosure yang dimilikinya. Dalam penelitian yang dilakukan Helmi (1999) menyebutkan bahwa individu dengan secure attachment mempunyai skema diri positif sehingga memiliki pandangan positif terhadap diri.

commit to user

Hubungan yang hangat dan responsif dari figur lekat pada masa bayi dan anak-anak akan menyebabkan anak-anak merasa aman dan merasa tidak disingkirkan, sehingga mudah untuk membina hubungan akrab dengan orang lain dan pada akhirnya akan mudah untuk terbuka kepada orang lain.

Selanjutnya, secara parsial dengan menggunakan analisis korelasi parsial, ternyata dukungan sosial berhubungan dengan self disclosure dengan korelasi 0,100 dan taraf signifikansi 0,251 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan self disclosure menunjukkan hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan jika secure attachment tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin meningkatkan self disclosure. Hubungan yang sangat rendah ini dapat dipengaruhi banyak faktor, menurut Cohen dan Syme (1985), dukungan sosial yang tersedia bisa dianggap tidak membantu dikarenakan dukungan yang diberikan tidak cukup atau tidak merasa perlu dibantu, selain itu faktor lain yang mempengaruhi efektivitas dukungan sosial adalah permasalahan yang dihadapi yaitu kesesuaian antara dukungan yang diberikan dan permasalahan yang dihadapi. Dukungan yang diterima akan memiliki arti jika dukungan itu bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang ada. Faktor yang lain adalah pemberi dukungan, dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan memilki arti daripada yang berasal dari sumber yang berbeda. Hal lain yang juga mempengaruhi adalah penerima dukungan, karakteristik penerima dukungan akan menentukan keefektifan dukungan. Karakteristik ini seperti kepribadian, kebisaaan dan peran sosial. Proses yang terjadi dalam dukungan ini dipengaruhi

oleh kemampuan penerima dukungan untuk mencari dan mempertahankan dukungan. Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah waktu pemberian dukungan, dukungan sosial akan optimal di satu situasi, tetapi akan menjadi tidak optimal dalam situasi lain. Walaupun santri telah mendapatkan dukungan sosial yang tinggi, tetapi jika dukungan sosial itu tidak efektif maka self disclosure santri akan menunjukkan tingkat yang rendah

Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh bahwa secara umum dukungan sosial pada santri pondok pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada kategori tinggi. Melalui dukungan sosial, individu merasakan adanya kelekatan, perasaan memiliki, penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang dapat memberikan bantuan dalam berbagai keadaan (Ruwaida dkk., 2006). Dalam penelitian yang dilakukan Maharani dan Andayani (2003) mengemukakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial ayah dengan penyesuaian sosial remaja laki-laki, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh remaja laki-laki dari ayah, makin tinggi pula penyesuaian sosialnya.

Analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat self disclosure santri pondok pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada kategori sedang. Johnson (1993) menjelaskan bahwa hubungan yang sehat dibangun melalui self disclosure. Self disclosure memberikan kesempatan kepada individu untuk mengidentifikasikan cita-citanya, kebutuhannya, kegiatannya, ketertarikan, penilaian dan persepsinya terhadap sesuatu. Hal ini akan menumbuhkan dan mengembangkan hubungan dengan orang lain. DeVito (1997) menjelaskan bahwa self disclosure akan terjadi jika individu mau mengungkapkan informasi tentang dirinya kepada orang lain.

commit to user

Hal ini akan meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan dialog yang bermakna dan akrab. Melalui interaksi yang akrab dengan orang lain, individu akan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi yang lebih banyak tentang dirinya.

Berdasarkan dari nilai koefisien determinasi (R2) diketahui besarnya sumbangan efektif kedua variabel bebas (secure attachment dan dukungan sosial) terhadap variabel tergantung (self disclosure) sebesar 25,3%, artinya sebesar 25,3% self disclosure dapat dijelaskan oleh variabel secure attachment dan dukungan sosial, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh beberapa variabel lainnya, antara lain harga diri, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian, dan jenis kelamin.

Penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan antara lain keterbatasan alat ukur dan ruang lingkup penelitian, sehingga penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja, sedangkan penerapan penelitian untuk populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini, seperti harga diri, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian, dan jenis kelamin. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan hasil yang lebih baik dengan perubahan dan penyempurnaan dalam pemakaian alat ukur, prosedur, serta memperluas ruang lingkup penelitian.

commit to user

BAB V

Dokumen terkait