• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif

Dalam dokumen PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE DI INDONESIA (Halaman 52-62)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

2. Analisis Deskriptif

Informasi mengenai statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum, dan maksimum. Secara garis besar, analisis deskriptif dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis deskriptif untuk data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Berdasarkan hasil sampel data primer (Tabel IV.1), deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat dalam Tabel IV.5. Berdasarkan tabel tersebut, bisa dilihat bahwa sebesar 12% atau 6 responden mempunyai pendidikan strata-2, sebesar 46% atau 23 responden mempunyai pendidikan

commit to user

terakhir strata-1, 40% atau sebesar 20 responden berpendidikan Diploma III dan sisanya sebesar 2% atau 1 responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas. Hasil uji ANOVA responden berdasarkan tingkat pendidikannya menunjukkan bahwa tidak ada beda signifikan untuk kategori pendidikan responden dengan ρ

value 0,62. Hasil uji ANOVA ini dapat dilihat di Lampiran 7.

Tabel IV.5

Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui gender (jenis kelamin responden) ditunjukkan dalam Tabel IV. 6.

Tabel IV.6

Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebesar 80% atau 40 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang (20%) berjenis kelamin perempuan. Pengujian t-test untuk kategori gender menunjukkan tidak ada beda signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam merespon pegungkapan sosial (lihat Tabel IV.7).

No Tingkat pendidikan responden Jumlah Persentase

1 S2 6 12,00%

2 S1 23 46,00%

3 D III 20 40,00%

4 SMA 1 2,00%

Jumlah total 50 100,00%

No Tingkat pendidikan responden Jumlah Persentase

1 Laki-laki 40 80,00%

2 Perempuan 10 20,00%

commit to user

Tabel IV.7 Hasil Pengujian T-test

t Mean Difference Sig. (2-tailed)

Equal variances assumed -.537 .33729 .594

Equal variances non assumed -.700 .492

Tabel IV.8 menujukkan jika dilihat dari usianya, responden dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun, usia 41-50 tahun dan usia 51-60 tahun. Persentase masing-masing secara berurutan adalah 20%, 46%, 28%, dan 6 %. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada beda signifikan untuk kategori usia responden dengan ρ value 0,23 diatas nilai signifikansi 0,05 (lihat Lampiran 7).

Tabel IV.8

Responden berdasarkan Usia

b. Data Sekunder

Statistik deskriptif data sekunder tanpa bobot tertimbang (unweighted)

dan statistik deskriptif dengan menggunkan indeks tertimbang (weighted) ditunjukkan pada Tabel IV.9. Dari tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pengungkapan sosial perusahaan dalam annual report hampir sama yaitu 40,24% jika dilakukan dengan metode unweighted dan sebesar 40,58% jika menggunakan

No Usia Responden (tahun) Jumlah Persentase

1 20-30 10 20,00%

2 31-40 23 46,00%

3 41-50 14 28,00%

4 51-60 3 6,00%

commit to user

metode weighted. Jika dibandingkan dari penelitian sebelumnya, rata-rata pengungkapan informasi sosial mengalami peningkatan sebesar sekitar 20,00%. Terdapat 38 perusahaan atau sebesar 76,00% memiliki persentase pengungkapan di atas rata-rata, dan sisanya, yaitu sebesar 12 perusahaan atau sebesar 24,00% memiliki persentase pengungkapan di bawah rata-rata. Fakta tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan mereka. Nilai maksimum sebesar 75,00% untuk metode unweighted dan 75,50% untuk metode weighted

ditempati oleh PT.Telkom Indonesia. Dalam annual report PT.Telkom tahun 2008 menyebutkan bahwa ada tujuh pilar dalam pelaksanaan kegiatan sosialnya, diantaranya:

1. Pendidikan: memperbaiki kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan usaha TELKOM, keluarga karyawan TELKOM Group, serta memfokuskan pada peningkatan keahlian;

2. Kesehatan: meningkatkan standar kesehatan kelompok masyarakat atau sosial tertentu;

3. Kebudayaan dan keadaban: menjaga dan mengembangkan kegiatan kebudayaan, kesenian, olah raga, keagamaan dan kegiatan kemasyarakatan lainnya;

4. Kemitraan: meningkatkan kemampuan perekonomian setempat dan memperkuat potensi pertumbuhan usaha skala kecil, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kegiatan yang terkait dengan bisnis TELKOM, untuk memberikan manfaat kepada semua pihak;

5. Kewajiban layanan publik: meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas serta infrastruktur telekomunikasi secara langsung kepada masyarakat;

6. Lingkungan hidup: melindungi dan menjaga kualitas lingkungan hidup, baik internal maupun eksternal, untuk menjaga hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan lingkungan alam;

7. Bencana dan Penyelamatan: memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang mengalami musibah bencana alam.

commit to user

Sedangkan perusahaan yang paling sedikit mengungkapkan informasi sosial mereka dalam laporan tahunan adalah PT. Dayaindo Resources yaitu sebesar sebesar 5,00% untuk metode unweighted dan 5,20% untuk metode

weighted.

Rata-rata leverage perusahaan sampel sebesar 500,73 %, dengan nilai maksimum sebesar 3651,00 % (PT.Perdana Gapura Prima) dan nilai minimumnya 6,00 % (Lippo Cikarang). Sementara itu, tingkat profitabilitas yang diukur dengan

ROA mempunyai rata-rata sebesar 2,69%. Nilai ROA paling tinggi dimiliki oleh PT. Adira Finance (28,40 %). PT Bakrie and Brother memiliki nilai ROA paling rendah yaitu -62,00%.

Nilai total asset paling besar dimiliki oleh PT Bank Mandiri, yaitu sebesar 358.438.678,00 juta rupiah. Sementara nilai total asset yang paling rendah dimiliki oleh PT.Abdi Bangsa sebesar 226.259,16 juta rupiah. Sedangkan rata-rata total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebesar 29.312.407,78 juta rupiah.

Variabel proporsi dewan komisaris independen mempunyai nilai rata-rata sebesar 44,32%. Jika dibandingan dengan Peraturan Pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor 1-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, rata-rata tersebut mempunyai persentase yang lebih besar dari pada ketentuan minimal yaitu sebesar 30,00%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memiliki kesadaran akan pentingnya komisaris independen di dalam perusahaan. Proporsi komisaris independen terbesar dimiliki oleh Bank Bukopin, Bank Mega, Bank Ekonomi Raharja, Bank

commit to user

Saudara dan Bank Victoria (66,67%). Sedangkan proporsi dewan komisaris independent terkecil dimiliki oleh PT.Surya Inti Permata (25,00%).

Untuk variabel terakhir yaitu kepemilikan institusi, rata-ratanya adalah sebesar 72.67%, dengan nilai maksimum sebesar 100% (PT. Citra Marga Nusaphala dan PT. Asuransi Multi Atha Guna) dan nilai minimum sebesar 11,36% (PT. Bank Saudara).

Tabel IV.9

Statistik Deskriptif Unweighted dan weighted

N Min Max Mean Std. Deviation

Leverage 70 6.00 3651.00 500.7286 606.48189

Size (dalam jutaan rupiah) 70 226259.16 358438.68 293124.07 636190.00 Profitabilitas 70 -62.00 28.40 2.6943 9.79657 Proporsi Dewan Komisaris Independen 70 25.00 66.67 44.3194 10.71036 Kepemilikan Istitusi 70 11.36 100.00 72.6690 20.24473 Social Disclosure (SD) Unweighted 70 5.00 75.00 40.2429 14.15078 Social Disclosure (SD) Weighted 70 5.20 75.50 40.5801 14.16523 Valid N (listwise) 70 B. Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis karena merupakan prasyarat bagi analisis regresi serta agar hasil analisis regresi dapat dipercaya atau valid. Uji asumsi klasik dilakukan pada sampel yang belum diberi bobot tertimbang (weighted) atau yang sudah diberi bobot tertimbang (unweighted). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik yang terdiri dari: (1) pengujian normalitas (2)

commit to user

pengujian multikolinearitas (3) autokorelasi, dan (4) heteroskedastisitas. Hasil pengujian dan analisis uji asumsi klasik tersebut terdapat dalam Lampiran 3.

2. Logistic Regression

Logistic regression digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Logistic regression dilakukan pada data yang variabel dependennya berupa variabel

dummy. Pengujian dilakukan dengan mengambil satu sampel dari tiap kategori. Hasil pengujian logistic regression dengan menggunakan metode enter secara ringkas ditunjukkan dalam Tabel IV.10.

Tabel IV.10

Hasil Analisis Logistic Regression Unweighted

Jumlah total dan tingkat

pengurangan pekerja berdasarkan usia, gender dan wilayah

Jumlah insiden dalam hak asasi manusia dan tindakan yang diambil Tindakan yang diambil ntuk mengatasi tindakan korupsi Total insiden yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran Nagelkerke’s R square .368 .345 .255 .404 Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test .656 .009 .826 .430 Variabel Independen yang Signifikan Size* Kepemilikan Institusi** Size* Size** Proporsi Dewan Komisaris Independen** Size*

*Tingkat signifikansi 5 % ** Tingkat Signifikansi 10%

Tabel IV.10 menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuat dengan nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test di atas

commit to user

0,05. Hasil uji Hosmer dan Lemeshow dikatakan kuat apabila ρ value lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2005).

Dalam item jumlah total dan tingkat pengurangan pekerja berdasarkan usia, jender, dan wilayah untuk kategori praktik kerja dan kelayakan kerja, variabel dependen yang dapat menjelaskan pengungkapan sosial adalah size dan kepemilikan institusi. Sedangkan untuk item jumlah insiden dalam hak asasi manusia dan tindakan yang diambil dan item total insiden yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship, hanya variabel size yang dapat menjelaskan pengungkapan sosial dengan tingkat signifikansi 5%.

Berbeda dengan ketiga item ditas, untuk item tindakan yang diambil untuk mengatasi tindakan korupsi, variabel yang berpengaruh adalah size dan proporsi dewan komisaris independen, dengan tingkat signifikansi 10%.

3. Multiple regression

Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Multiple regression dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu menguji apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sosial perusahaan. Uji multiple regression menggunakan metode stepwise. Pengujian regresi ini dilakukan terhadap pengungkapan sosial yang sudah menggunakan indeks atau yang belum menggunakan indeks.

commit to user a. Metode Unweighted

Hasil analisis regresi berganda unweighted bisa dilihat dalam ringkasan Tabel IV.11. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik menggunakan koefisien adjusted R2 (Gujarati, 2003). Adjusted R2pada tabel yang menunjukkan angka 0,41 menjelaskan bahwa kombinasi atau variasi variabel independen seperti

leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas dapat menjelaskan variabel dependen yaitu luas pengungkapan informasi sosial perusahaan hanya sebesar 41,10%. Sedangkan sisanya sebesar 58,90% pengungkapan informasi sosial perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Nilai F hitung adalah sebesar 25,09 dengan probabilitas 0,00. Probabilitas ternyata jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi social disclosure atau dapat dikatakan bahwa leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap social disclosure.

Pengaruh signifikan dari tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya ρ value. Apabila ρ value lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila ρ value

commit to user

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari tabel IV. 11 dapat dilihat bahwa hanya variabel size (ρ value = 0,000) dan proporsi dewan komisaris independen (ρ value = 0,002) yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Sedangkan untuk variabel leverage, tipe industri, profitabilitas, dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan karena ρ

value > 0,05.

Tabel IV. 11

Hasil Analisis Multiple RegressionUnweighted

Variabel Koefisien t Sig.

(Constant) -105.381 -4.937 .000

Leverage -.097 -.953 .344

Tipe Industri .081 .786 .434

Ukuran Perusahaan 12.884 7.084 .000*

Profitabilitas .148 1.558 .124

Proporsi Dewan Komisaris Independen -.433 -3.185 .002* Kepemilikan Institusi .076 .794 .430 R Square .428 Adjusted R Square .411 SEE 10.85850 F 25.092 Sig. .000 * Signifikan 1% b. Metode Weighted

Hasil analisis regresi berganda weighted bisa dilihat dalam ringkasan Tabel IV.12. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa analisis multiple regression dengan metode weighted dan unweighted berbeda, meskipun tidak terlalu besar (didukung uji beda t-test pada Tabel IV.13). Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial hanya ada dua, yaitu ukuran perusahaan (ρ value = 0,000) dan proporsi dewan komisaris independen (ρ value = 0,002).

commit to user

Tabel IV. 12

Hasil Analisis Multiple RegressionWeighted

Variabel Koefisien t Sig.

(Constant) -105.828 -4.961 .000

Leverage -.098 -.967 .337

Tipe Industri .088 .861 .393

Ukuran Perusahaan 12.927 7.112 .000*

Profitabilitas .149 1.575 .120

Proporsi Dewan Komisaris Independen -.428 -3.148 .002* Kepemilikan Institusi .071 .749 .457 R Square .430 Adjusted R Square .413 SEE 10.85120 F 25.291 Sig. .000 *Signifikan 1%

Dalam dokumen PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE DI INDONESIA (Halaman 52-62)

Dokumen terkait