• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Tentu sebagai mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang mempelajari studi komunikasi dapat mempraktekkan sisi-sisi positif dari gaya komunikasi Ustadz Solmed sebagai seorang komunikator yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu dalam menyampaikan pesan (ide, gagasan). Tidak asal bicara tetapi dapat mempertanggungjawabkan otentisitasnya, menghargai segala bentuk perbedaan dan tetap bersikap santun ketika berkomunikasi. Ada beberapa catatan yang ingin penulis sampaikan, tentunya saran-saran ini disampaikan bertujuan tak lain demi kebaikan dan kualitas di masa yang akan datang. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan seorang komunikator dapat menyampaikan pesannya dengan baik, jelas, terbuka, ringkas dan tidak berbelit-belit supaya para komunikan (lawan bicara) dapat menangkap pesan yang disampaikan sehingga terjalin komunikasi efektif dan tidak terkena gangguan (noise) 2. Sebagai generasi Indonesia baik sebagai dosen, guru, mahasiswa,

diharapkan dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Sebagai generasi muda hendaknya dapat meneladani kesantunan dan kewibawaan gaya komunikasi Ustadz Solmed dalam berbicara.

4. Tentunya, sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam kita dapat berkomunikasi dengan baik, agar setiap pesan yang ingin disampaikan dapat terjalin secara efektif untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Dalam berkomunikasi tentunya juga harus mengerti dan menguasai pesan apa yang disampaikan berdasarkan ilmu dan pengetahuan.

56

Grafindo Persada, 1995.

Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali 2003

Artmanda W, Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Penerbit Lintas Media, 2005.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi menuju Melenium Baru. Jakarta : Logos, 1990.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif; pemahaman Filosofis dan Metodologis ke arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006.

_____________. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga Jakarta: Balai Pustaka, 1985.

Effendy, Onong Uhcjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.

____________________. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003.

____________________. Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Fisher, Aubery. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Karya, 1986.

Fiske, John. Cultural and Communication Studies; sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra, 2007.

Hardiman, F. Budi. Menuju masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme Menurut Juger Habermas. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Keraf, Gorys. Kompiosisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah, 1994.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. 2007.

Moeleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. emaja Rosdakarya. 1993.

57

Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Partanto, Pius A, dan Al Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Popoler. Surabaya:

Arkola, 1994.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

________________. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Saefullah, Ujang. Kapita Selekta Komunikasi: Pendekatan Agama dan Budaya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Senjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survey,Jakarata: LP3ES, 1989.

Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta 1974.

West, Richard dan Thuner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008.

Widjadja. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumu Aksara, 2002. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

58

dari http://pks-kotabekasi.com/component/content/article/38-motivasi/119-retorika-dakwah.html

“Analisis Deskrptif” artikel diakses pada 26 Januari 2012 pukul 13:15 dari http://inparametric.com/bhinablog/donload/04_analisis_deskriptif.pdf-halaman_sejenis

Fathurin “Pengantar Retorika dan Public Speaking”, artikel diakses pada 2 Februari 2012 pukul 14:45 dari http://www.fathurin-zen.com/?p=89

Junaedi Wijaya dan Yenny Wiyanto “Analisis Pengaruh Tipe Kepribadian dan Gaya Komunikasi Public Relation Manager Hotel “X” Surabaya dalam Membangun Hubungan Baik dengan Media dan Meningkatkan Publisitas”

artikel diakses pada 2 Februari 2012

http://puslit2.petra.ac.id/ejumal/index.php/hot/article/viewFile/16514/1650 6

Rimun Wibowo, dkk, “Gaya KomunikasiPemimpin dan Keefektifan Kelompok Tani dalam Melaksanakan Program Konservasi Tanah Air”, artikel diakses pada 31 Januari 2012 pukul 12:08 am dari http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/1217/psl067_3.pdf

Sidik Suhada, “Media dan Komunikasi,” artikel diakses pada 26 Januari 2012 pukul 13:14 pm dari http://sidiksuhada.blogspot.com/2010/01/bahasa-dan-ideologi-dalam-retorika.hlm1

Sonnya K. Foss (1989: 4-5) dalam Sidik Suhada,” Media dan Komunikasi,” artikel diakses pada 18 Oktober 2012 pukul 11.11 pm dari http://sidiksuhada.blogspot.com/2010/01/bahasa-dan-ideologi-dalam-retorika.html

Sunandar, menurutnya ustadz yang baik itu adalah ustadz yang tidak keluar dari kerangka ahlak mubaliq “BONGKAR!…TARIF USTADZ SELEB / DA’I

KONDANG” (Jakarta 21 Januari 2013)

http://thetrueideas.multiply.com/notes/item/1995?&show_interstitial=1&u=%2Fn otes%2Fitem)

Team Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia bebas artikel diakses pada 7 Februari 2012 pukul 12:25 dari www.wikipedia.org/bahasa

Tempat : kediaman Ust Solmed Tanggal : 06 Oktober 2012

Q : Kapan dan dimana Ustadz lahir? Berapa bersaudarakah Ustadz? Dan anak dari pasangan siapa?

A: Saya lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juli 1983, Saya anak tunggal dari keturuan Bapak H. Nadjamuddin Nasution dan Ibu Hj. Salmah Lubis. “Saya merupakan anak satu-satunya yang nakal, anak satu-satunya yang baik, anak satu-satunya yang membuat tersenyum, anak satu-satunya yang membuat tertawa, dan anak satu-satunya yang membuat kedua orang tuanya menangis” itu kata ibu Saya.

Q : Apa cita-cita Ustadz sebenarnya?

A: Sejak kecil Saya memiliki cita-cita ingin menjadi Presiden, malah tidak sempat terfikir untuk menjadi seorang ustadz, tokoh ulama, bahkan seorang mubalig. Saya dimasukan di pondok oleh orangtua Saya supaya menjadi orang soleh, bahasa orang awamnya supaya inget sama orang tua, mau jadi apa saja kalau inget sama orangtua itu harus. Bertahun-tahun mondok dipesantren, Alhamdulillah dulu Saya merasa benci terhadap orang tuanya karena ketika Ia baru berumur 6 tahun sudah dimasukin pesantren. Karena dulu Saya merasa anak buangan, Saya merasa anak pungut, Saya merasa tidak diperhatikan, maklum ketika pertama Saya nyantren baru berusia 6 tahun. Anak diusia seperti itu merasa disayang sama orangtua ketika dibelikan mainan, merasa disayang sama orang tua ketika diberi uang, merasa disayang oleh orang tua ketika kemauannya selalu dituruti. Itu sayangnya orangtua menurut pandangan anak-anak pada usianya ketika itu. Tapi pandangan orangtua Saya tidak seperti itu, karena

orangtua Saya karena telah memberikan bekal ilmu, khususnya ilmu agama. Sekarang semua orang memanggil ustadz, mubaliqh, maupun da’i. Itu berkat apa yang telah diberikan pendidikan agama oleh orangtua Saya. Q: Apa saja jenjang pendidikan yang pernah Ustadz jalani?

A: Ketika kelas 1 SD Saya masuk pesantren Mambaul Ulum di daerah Jawa Timur, karena Saya anak tunggal jadi Ibu Saya selalu merasa rindu terhadap saya, setiap menjenguk selalu menangis, jadi Saya dipindahkan ke Pesantren Al-Kamal Jakarta pas kelas 2 SD hingga lulus SD. Kemudian melanjutkan kejenjang Madrasah Tsannawiah Pesantren Assidiqiah di Tanggerang hingga lulus, kemudian Saya melanjutkan di Madrasah Aliyah Assidiqiah Jakarta Barat Kebun Jeruk hingga lulus, setelah itu Saya melajutkan studinya ke UIN Jakarta Fakultas Syariah.

Q: Bagaimana awal karir Ustadz sehingga bisa seperti sekarang ini?

A: Pada tahun 2001 Ia mengikuti lomba Da’i se Indonesia di Masjid Istiqlal yang mewakili Pondok Pesantrennya, Saya ketika itu niatnya hanya hikmat kepada pondok pesantrennya, tidak memikirkan menang atau kalah, karena sebagai santri yang baik ketika nyantren hanya memikirkan berkah ilmu, berkah kepada Kiyainya, Alhamdulillah Saya mendapat Juara Umum dalam lomba itu. Dari situlah awal karir Saya, dari situlah kolega-kolega Ayahnya tertarik untuk mengundang ceramah-ceramah di acara pengajian bulanan dan tiga bulanan. Dari situlah berlanjut ceramah dari mushola ke mushola, dari masjid ke masjid, dari pesantren ke pesantren, dari acara ke acara. Dan seiring berjalannya waktu secara tidak langsung itu menjadi media promosinya berkembang hingga akhir tahun 2009. Seiring waktu berjalan Saya semakin banyak mengenal ulama-ulama, ustadz-ustadz muda, salah satu sahabat Saya adalah Ustadz Jefrry Al-Buhkori atau biasa dikenal dengan sapaan tenarnya yaitu UJ. Ditengah keakrabannya dengan UJ, Saya diajak UJ untuk mendampingi mengisi

Indonesiaku” di stasiun TVONE. Tidak disangka-sangka pihak TVONE mengundang lagi untuk berceramah, awalnya hanya bintang tamu, lama kelamaan menjadi bintang utama, tidak hanya pernah berduet dengan UJ, Saya juga pernah berduet dengan Ustadz Subqi, dan bahkan Ia pernah berduet dengan alm KH. Zainuddin MZ.

Q: Bagaimana pendapat Ustadz jikalau berbicara mengenai dakwah di media massa?

A: Alhamdulillah, dakwah kini kian berkembang dengan pesat, dakwah tidak hanya dinikmati oleh sekelompok orang, dan pada saat-saat waktu tertentu, kini media masa berkembang cepat secepat perkembangan dakwah, karena bila berdakwah di media massa seperti TV, Radio, Internet dan lain lain, bisa dinikmati oleh jutaan orang diseluruh dunia, ini jugalah yang menjadi salah satu keuntungan dakwah melalui media massa.

Jakarta, 29 Desember 2012

Tempat : kediaman Ust Solmed Tanggal : 06 Oktober 2012

 Kedekatan Dengan Ustadz Soleh Mahmoed Q : Seberapa dekat anda dengan Ust. Solmed?

A: Iya kalau masalah kedekatan, karena saya istrinya ust ya pasti dekat, hal-hal diluar rumah yang pasti saya yang pertama deberi tahu, setelah itu keluarga dekat dan keluarga jauh.

Q: Pasti anda pernah mendengar Ust. Solmed menyampaikan khutbah jum’at,

ceramah, dan tabliq akbar? A: Sudah pasti pernah

Q: Artinya sering kali anda mengikuti aktivitas bersama Ust. Solmed seperti

khutbah jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: Sangant sering, bahkan saya juga suka menjadi pendamping dalam aktifitas ceramah beliau.

 Gaya Komunikasi terkait Retorika Ust. Soleh Mahmoed

Q: Seorang komunikator harus memiliki source credibility (keahlian / dapat atau tidaknya seorang komunikator dapat dipercaya), bagaimana anda melihat keahlian Ust. Solmed?

A: Keahlian beliau sangat baik, karena beliau memiliki tehnik sendiri dalam berceramah dengan cara yang halus, dan tidak menggurui

Q: Artinya keahlian beliau tidak dapat diragukan lagi? A: Iya, memang sudah tidak dapat diragukan lagi.

menurut anda?

A: Daya tarik beliau pertama beliau ustadz muda, jadi memiliki nilai plus ketika berceramah dikalangan muda, dan pautan usia yang menjadi hal penting, karena kebanyakan anak muda akan mudah bergaul dengan yang usianya sepantaran atau tidak terlaluh jauh, jadi tidak memiliki rasa canggung ketika bertannya.

Q: Menurut anda bagaimana dengan ethos (karakter pembicaraan yang dapat dilihat dari cara berkomunikasi) yang dimiliki Ust.Solmed?

A: karakter beliau Insyallah komplit, ada masanya beliau akan menasihati dengan lembut, dan ada masanya beliau menasihati dengan tegas.

Q: Bagaimana pathos (kedekatan emotional) terhadap komunikan (lawan bicara) yang diperlihatkan Ust. Solmed ketika menyampaikan khutbah

jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: Sangat dekat, ketika beliau berceramah diluar kota, maka beliau tidak akan canggung untuk berbaur dengan para jamaahnya.

Q: ketika beliau dalam forum ceramah agama, apakah ada waktu untuk tanya jawab?

A: Terkadang iya, sesuai momentum saja, karena ketika mengadakan tabliq akbar, beliau berkomunikasi satu arah, tetapi bila memasuki forum ceramah yang lebih formal iya sering dilakuakan Tanya jawab

Q: Adakah logos (pemilihan kata/kalimat) yang khas sekali bagi Ust. Solmed ketika berkomunikasi, seperti khutbah jum’at, ceramah dan tabliq akbar?

A: Pasti ada kaliat/kata yang khas terlontar dari mulut beliau, hanya saja semua kata-katanya disesuaikan supaya mudah dimengerti oleh jamahnya.

A: Iya semuanya ada dibeliau, yak arena memang begitu pembawaan beliau, supaya mudah dicerna oleh para jamaahnya.

 Gaya Komunikasi terkait Bahasa

Q: Dalam menyampaikan khutbah jum’at, ceramah, dan tabliq akbar. Apakah Ust. Solmet sering menggunakan bahasa yang akademik, ilmiah dan sulit dipahami oleh kebanyakan orang? Apakah ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan menggunakan bahasa-bahasa seperti itu?

A: kalau menurut saya, beliau pinter membawa keadaan, ketika sekalipun ada yang mau beliau sampaiakan, beliau selalu member ideology yang tepat.

 Gaya Komunikasi terkait Konteks Tinggi dan Konteks Rendah

Q: Bagaimana anda melihat kepiawan Ust. Solmed dalam berkomunikasi? A: saya melihat dari sikap, tutur kata, dan pembawaan. Dari semua itu akan

memberikan paket ketika berkomunikasi dengan jamaahnya.

Q: Apakah kepiawaiannya dalam berkomunikasi mempengaruhi gagasan-gagasannya yang memang hingga kini masih terus berkembang?

A: Pasti, dan gagasan beliau pasti akan terus berkembang.

Q: Adakah pebedaan komunikasi Ust.Solmed ketika menghadapi masyarakat kelas bawah dan kelas menengah ke atas?

A: Perbedaan itu pasti ada, karena kalau membicarakan tingkatan seseorang maka perlu juga cara untuk penyampaian yang berbeda

Q: Ketika condong ke komunikasi konteks rendah (jelas, ringkas, tulus, gaya komunikasi konteks rendah ini tidak pernah mengatakan sesuatu diluar informasi yang diperlukan, meskipun dianggap dingin) Bagaimana menurut anda?

Jakarta, 29 Desember 2012

Tempat : kediaman Ust Solmed Tanggal : 06 Oktober 2012

 Kedekatan Dengan Ustadz Soleh Mahmoed Q : Seberapa dekat anda dengan Ust. Solmed?

A: saya dengan beliau bisa dibilang sangat dekat, karena saya dengan beliau dulu satu perjuangan di kurf mubaliq untuk mensiarkan ajaran Islam.

Q: Artinya sering kali anda mengikuti aktivitas bersama Ust. Solmed seperti

khutbah jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: ketika kebetulan kita berada dalam satu forum yang sama, saya juga mengikuti akfivitas beliau.

 Gaya Komunikasi terkait Retorika Ust. Soleh Mahmoed

Q: Seorang komunikator harus memiliki source credibility(keahlian / dapat atau tidaknya seorang komunikator dapat dipercaya), bagaimana anda melihat keahlian Ust. Solmed?

A: beliau sendiri sudah memiliki keahlian cukup lama, bahkan sebelum masuk TV, beliau bila khutbah atau ceramah syarat dan rukunnya tercapai, kemudian isi dari khutbah sampai kepada para jamaahnnya, dan

Q: Seorang komunikator juga harus memiliki source attractiveness (daya tarik komunikator) apa yang menjadi daya tarik seorang Ust. Solmed menurut anda?

A: daya tarik beliau ada pada penyampaiaan keilmuan dan wawasan beliau yang disampaikan menjadi lebur, sehingga menjadi daya tarik yang sangat menarik.

Q: Menurut anda bagaimana dengan ethos (karakter pembicaraan yang dapat dilihat dari cara berkomunikasi) yang dimiliki Ust.Solmed?

A: Bisa menyesuaikan, artinya ketika beliau berada dikalangan yang lebih tua, beliau bisa menyesuaikan seolah-olah beliau menjadi orang tua, beliau ketika masuk keranah remaja beliau masuk kepada dunia remaja, dan ketika beliau ceramah didepan anak-anak, anak-anakpun bisa terhibur, dan dapat mempelajari dan mengambil hikmah dari ilmu agama yang disampaikan oleh beliau.

Q: Bagaimana pathos (kedekatan emotional) terhadap komunikan (lawan bicara) yang diperlihatkan Ust. Solmed ketika menyampaikan khutbah

jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: beliau itu adalah seorang ustadz yang lowprofil, ketika memberikan tausiyah atau sedang keadaan santai sekalipun beliau tidak segan untuk

Q: ketika beliau dalam forum ceramah agama, apakah ada waktu untuk tanya jawab?

A: biasanya beliau mengadakan sesi Tanya jawab ketika belia membawakan acara TV, dan terkadang bila mengisi tausiah di luar daerah masih memiliki banayak waktu beliau mengadakan sesi Tanya jawab.

Q: Adakah logos (pemilihan kata/kalimat) yang khas sekali bagi Ust. Solmed

ketika berkomunikasi, seperti khutbah jum’at, ceramah dan tabliq akbar? A: Pemilihan kata tergantung tingkatan akademis, ketika bercerama dengan

orang awam maka beliau akan menyampaikan pesan yang dapat dimengerti kepada orang tersebut, dan ketika bertemu dengan orang-orang akademis lebih tinggi, beliau akan mengunakan bahasa-bahasa akademis,artinya konotasi bisa interaktif dan bisa nyambung dengan apa yang diterima oleh jamaah tersebut

Q: Apakah dalam gaya komunikasi beliau cenderung santun, terbuka, apa adanya, dan jernih bagaimana menurut anda?

A: benar, seperti yang sudah saya ceritakan tadi, beliau itukan apa adanya, jadi beliau tidak ditutup-tutupi karena karakter beliau cepat akrab dengan jamaahnya, jadi beliau itu kalau terjun kelapangan itu lowprofil. Bahkan ketika tatap muka beliau akan menegur duluan kepada jamaahnya.

dipahami oleh kebanyakan orang? Apakah ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan menggunakan bahasa-bahasa seperti itu?

A: tujuan-tujaun tertentu pasti ada, yang pasti tujuannya supaya bisa mudah dimengerti oleh para jamaahnya, karena tidak semua jamaahnya itu memiliki persamaan pendidikan, ada yang dari kalangan ibu-ibu, maupun remaja juga anak kuliahan, jadi beliau harus bisa menempatkan diri supaya bisa diterima dimana saja.

 Gaya Komunikasi terkait Konteks Tinggi dan Konteks Rendah

Q: Bagaimana anda melihat kepiawan Ust. Solmed dalam berkomunikasi?

A: bila beliau tidak piawai mana mungkin jamaahnya menunggu beliau, karena kepiawaian itulah yang menjadi kolaborasi antara ilmu dengan tehnik yang baik, bahasa kasarnya para jamaah sudah terbius oleh kepiawainanya.

Q: Apakah kepiawaiannya dalam berkomunikasi mempengaruhi gagasan-gagasannya yang memang hingga kini masih terus berkembang?

A: Beliaukan mengajak dan memberikan solusi, ada juga jamaah yang mendengarkan masuk kuping kanan keluar kuping kiri, tapi ada juga jamaah ketika beliau menyampaikan gagasan solusi untuk menjalankan hidup ini ada juga yang berhasil, apa yang disampaikan apa yang dicetus melalui gagasan beliau itu pernah terjadi dalamkehidupan sehari-hari

Q: Adakah pebedaan komunikasi Ust.Solmed ketika menghadapi masyarakat kelas bawah dan kelas menengah ke atas?

A: pasti ada perbedaannya, seperti apa yang sudah saya ceritakan, beliau akan menyesuaikan diri, tergantung acara atau even dan para jamaah yang sedang dihadapinya.

Q: Ketika condong ke komunikasi konteks rendah (jelas, ringkas, tulus, gaya komunikasi konteks rendah ini tidak pernah mengatakan sesuatu diluar informasi yang diperlukan, meskipun dianggap dingin) Bagaimana menurut anda?

A: Beliau ini sosok seorang ustadz, figure masyarakat yang materinya ringan mudah dimengerti, mudah diamalkan, mudah diingat, maka jamaah condong lebih dekat dengan beliau karena tidak ada batas, jadi kalau menurut saya tidak, bila memang beliau dianggap dingin, mungkin ketika beliau menyampaikan tausiah yang isinya memang wajib, dan itu supaya para jamaahnya mengikuti dengan benar.

Jakarta, 29 Desember 2012

Tempat : kediaman Ust Solmed Tanggal : 06 Oktober 2012

 Kedekatan Dengan Ustadz Soleh Mahmoed Q : Seberapa dekat anda dengan Ust. Solmed?

A: Dekat, malah sangat dekat, karena saya merupakan patner kerjanya, setiap beliau ada kegiatan, maka saya akan dihubungi beliau untuk mendokumentasikannya.

Q: Pasti anda pernah mendengar Ust. Solmed menyampaikan khutbah jum’at,

ceramah, dan tabliq akbar?

A: Tentu saja.

Q: Artinya sering kali anda mengikuti aktivitas bersama Ust. Solmed seperti

khutbah jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: Sangat sering sekali.

 Gaya Komunikasi terkait Retorika Ust. Soleh Mahmoed

Q: Seorang komunikator harus memiliki source credibility(keahlian / dapat atau tidaknya seorang komunikator dapat dipercaya), bagaimana anda melihat keahlian Ust. Solmed?

beliau bisa menguasai jamaah

Q: Artinya keahlian beliau tidak dapat diragukan lagi?

A: Sudah tidak diragukan lagi.

Q: Seorang komunikator juga harus memiliki source attractiveness (daya tarik komunikator) apa yang menjadi daya tarik seorang Ust. Solmed menurut anda?

A: Banyak pendapa dari akhwat-akhwat kalau beliau berparas tampan, mungkin itu yang menjadi daya tariknya.

Q: Menurut anda bagaimana dengan ethos (karakter pembicaraan yang dapat dilihat dari cara berkomunikasi) yang dimiliki Ust.Solmed?

A: Karakter beliau bisa menyesuaikan dengan tempatnya, maka bila beliau berada dalam keadaan resmi, maka beliau akan serius, dan hanya sedikit menyelipkan candaan.

Q: Bagaimana pathos (kedekatan emotional) terhadap komunikan (lawan bicara) yang diperlihatkan Ust. Solmed ketika menyampaikan khutbah

jum’at, ceramah, dan tabliq akbar?

A: Sangat dekat dengan jamaahnya, beliau tuh lowprofil, maka sangat dekat sekali.

A: terkadang ada, terganting situasi.

Q: Adakah logos (pemilihan kata/kalimat) yang khas sekali bagi Ust. Solmed

ketika berkomunikasi, seperti khutbah jum’at, ceramah dan tabliq akbar?

A: Beliau menempatkan diri kepada sesuatu yang pada porsinya, jadi pasti ada yang khas dari beliau, malah terkadang apa adanya.

Q: Apakah dalam gaya komunikasi beliau cenderung santun, terbuka, apa adanya, dan jernih bagaimana menurut anda?

A: semuanya ada, dan saya setuju, malah terkadang ceplas-ceplos.

 Gaya Komunikasi terkait Bahasa

Q: Dalam menyampaikan khutbah jum’at, ceramah, dan tabliq akbar. Apakah Ust. Solmet sering menggunakan bahasa yang akademik, ilmiah dan sulit dipahami oleh kebanyakan orang? Apakah ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan menggunakan bahasa-bahasa seperti itu?

A: tergantung even dan jamaahnya, dan apa bila ada pasti memnag memiliki tujuan-tujuan tertentu.

 Gaya Komunikasi terkait Konteks Tinggi dan Konteks Rendah

Q: Bagaimana anda melihat kepiawan Ust. Solmed dalam berkomunikasi?

A: iya pasti, ide dan gagasan beliau asti berkembang.

Q: Adakah pebedaan komunikasi Ust.Solmed ketika menghadapi masyarakat kelas bawah dan kelas menengah ke atas?

A: Kalau menurut saya tidak ada perbedaanya, malah sama saja.

Q: Ketika condong ke komunikasi konteks rendah (jelas, ringkas, tulus, gaya komunikasi konteks rendah ini tidak pernah mengatakan sesuatu diluar informasi yang diperlukan, meskipun dianggap dingin) Bagaimana

Dokumen terkait