• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis, hiburan/rekreasi dan fasilitas terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis (�1) terdiri dari 16 butir pertanyaan, variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat

hiburan/rekreasi (�2) terdiri dari 6 butir pertanyaan, variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat fasilitas (�3) terdiri dari 12 dan variabel semangat kerja (Y) terdiri dari 12 butir pertanyaan.

Untuk dapat menginterpretasikan nilai rata-rata, maka dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval. Adapun rentang skala pada variabel adalah sebagai berikut:

����� ��������� −����� ������� ℎ ��������� �����

=

5−1

5

= 0,8

Rentang skala tersebut adalah :

1,00 – 1,8 = Sangat tidak setuju 1,8 – 2,6 = Tidak setuju 2,6 – 3,4 = Kurang setuju 3,4 – 4,2 = Setuju

4,2 – 5,0 = Sangat setuju

4.2.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ekonomis Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ekonomis

Item No.

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Ragu-ragu Setuju

Sangat Setuju Rata – rata Skor (%) F % F % F % F % F % 1 0 0 3 3,9 6 7,8 43 55,8 25 32,5 4,17 2 0 0 2 2,6 9 11,7 47 61,0 19 24,7 4,08 3 0 0 0 0 22 28,6 36 46,8 19 24,7 3,96 4 0 0 1 1,3 36 46,8 24 31,2 16 20,8 3,71 5 1 1,3 3 3,9 27 35,1 39 50,6 7 9,1 3,62 6 0 0 2 2,6 2 2,6 64 83,1 9 11,7 4,04 7 1 1,3 4 5,2 9 11,7 56 72,7 7 9,1 3,83

8 0 0 0 0 27 35,1 34 44,2 16 20,8 3,86 9 0 0 4 5,2 13 16,9 44 57,1 16 20,8 3,94 10 0 0 2 2,6 2 2,6 60 77,9 13 16,9 4,09 11 1 1,3 22 28,6 9 11,7 31 40,3 14 18,2 3,45 12 1 1,3 21 27,3 7 9,1 39 50,6 9 11,7 3,44 13 1 1,3 2 2,6 18 23,4 50 64,9 6 7,8 3,75 14 1 1,3 1 1,3 14 18,2 55 71,4 6 7,8 3,83 15 0 0 0 0 6 7,8 54 70,1 17 22,1 4,14 16 0 0 0 0 3 3,9 58 75,3 16 20,8 4,17

Tabel 4.6 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:

1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 4,17%. Hal ini berarti responden setuju bahwa dana pensiun/pesangon yang diberikan oleh perusahaan sangat membantu karyawan saat memasuki masa pensiun. 2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel pelayanan kesejahtearaan

karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 4,08%. Hal ini berarti responden setuju bahwa dana pensiun yang diberikan perusahaan memberikan semangat karyawn untuk bekerja.

3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,96%. Hal ini berarti responden setuju bahwa uang lebaran/natal yang diberikan membuat karyawan semangat untuk bekerja.

4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,71%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pemberian uang lebaran/natal memberikan suatunilai yang lebih baik pada pekerjaan karyawan.

5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,62%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan yang memiliki prestasi melebihi standar diberikan bonus lebih.

6. Untuk penilaian pertanyaan keenam pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 4,04%. Hal ini berarti responden setuju bahwa bonus memberikan semangat yang lebih untuk karyawan dalam bekerja.

7. Untuk penilaian pertanyaan ketujuh pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,83%. Hal ini berarti responden setuju bahwa uang duka kematian membuat karyawan lebih menghargai perusahaan sehingga menjadikan semangat dalam bekerja. 8. Untuk penilaian pertanyaan kedelapan pada variabel pelayanan

kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,86%. Hal ini berarti responden setuju bahwa uang duka kematian adalah sebagai tanda kepedulian perusahaan terhadap karyawan.

9. Untuk penilaian pertanyaan kesembilan pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,94%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pengadaan uang makan dari perusahaan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih optimal.

10.Untuk penilaian pertanyaan kesepuluh pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata

sebesar 4,09%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pengadaan uang makan memberikan nilai lebih terhadap kepuasan karyawan.

11.Untuk penilaian pertanyaan kesebelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,45%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pemberian uang transport meringankan pengeluaran karyawan untuk mencapai lokasi pekerjaan.

12.Untuk penilaian pertanyaan keduabelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,44%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pemberian uang transport membuat karyawan lebih semangat dalam bekerja.

13.Untuk penilaian pertanyaan ketigabelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,75%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pakaian dinas yang diberikan oleh perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada karyawan. 14.Untuk penilaian pertanyaan keempatbelas pada variabel pelayanan

kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 3,83%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pakaian dinas yang diberikan menambah semangat karyawan dalam bekerja.

15.Untuk penilaian pertanyaan kelimabelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 4,14%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pengadaan uang

kerajinan dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja di perusahaan.

16.Untuk penilaian pertanyaan keenambelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat ekonomis diperoleh rata – rata sebesar 4,17%. Hal ini berarti responden setuju bahwa pengadaan uang kerajinan dapat mendorong karyawan untuk semangat dalam bekerja.

4.2.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Hiburan/Rekreasi Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Hiburan/Rekreasi

Item No.

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Ragu-ragu Setuju

Sangat Setuju Rata – rata Skor (%) F % F % F % F % F % 1 1 1,3 5 6,5 33 42,9 38 49,4 0 0 3,40 2 1 1,3 3 3,9 29 37,7 43 55,8 1 1,3 3,52 3 0 0 0 0 3 3,9 61 79,2 13 16,9 4,13 4 0 0 0 0 5 6,5 61 79,2 11 14,3 4,08 5 0 0 1 1,3 6 7,8 61 79,2 9 11,7 4,01 6 0 0 1 1,3 3 3,9 56 2,7 17 22,1 4,16

Tabel 4.7 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:

1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 3,40%. Hal ini berarti responden setuju bahwa kegiatan olahraga yang diselenggarakan perusahaan sesuai dengan hobi yang karyawan minati.

2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 3,52%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan selalu mengikuti kegiatan olahraga yag diadakan oleh perusahaan.

3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 4,13%. Hal ini berarti responden setuju bahwa darmawisata dapat membuat hubungan karyawan dengan rekan kerja serta atasan menjadi akrab.

4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 4,08%. Hal ini berarti responden setuju bahwa darmawisata dapat memberikan ketenangan bagi karyawan untuk bekerja nantinya.

5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 4,01%. Hal ini berarti responden setuju bahwa adanya kegiatan keagamaan (seperti pengajian/kebaktian) membuat karyawan lebih menghargai perusahaan sehingga menjadikan semangat dalam bekerja.

6. Untuk penilaian pertanyaan keenam pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi diperoleh rata – rata sebesar 4,16%. Hal ini berarti responden setuju bahwa adanya kegiatan keagamaan membuat karyawan tenang dalam bekerja.

4.2.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas

Item No.

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Ragu-ragu Setuju

Sangat Setuju Rata – rata Skor (%) F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 3 3,9 51 66,2 23 29,9 4,26 2 0 0 0 0 5 6,5 54 70,1 18 23,4 4,17 3 0 0 0 0 5 6,5 63 81,8 9 11,7 4,05 4 0 0 0 0 3 3,9 57 74,0 17 22,1 4,18 5 0 0 0 0 41 53,2 27 35,1 9 11,7 3,58

6 0 0 0 0 24 31,2 39 50,6 14 18,2 3,87 7 0 0 0 0 5 6,5 63 81,8 9 11,7 4,05 8 0 0 0 0 2 2,6 64 83,1 11 14,3 4,12 9 2 2,6 21 27,3 14 18,2 33 42,9 7 9,1 3,29 10 1 1,3 28 36,4 10 13,0 32 41,6 6 7,8 3,18 11 6 7,8 32 41,6 18 23,4 18 23,4 3 3,9 2,74 12 7 9,1 32 41,6 18 23,4 12 15,6 8 10,4 2,77

Tabel 4.8 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:

1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,26%. Hal ini berarti responden sangat setuju bahwa kenyamanan ketika melaksanakan ibadah di tempat ibadah adalah hal yang utama bagi karyawan.

2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,17%. Hal ini berarti responden setuju bahwa kebersihan tempat ibadah selalu terjaga. 3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel pelayanan kesejahtearaan

karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,05%. Hal ini berarti responden setuju bahwa penyediaan rumah sakit dari perusahaan memberikan nilai yang lebih pada semangat kerja karyawan.

4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,18%. Hal ini berarti responden setuju bahwa penyediaan rumah sakit dari perusahaan sangat membantu karyawan ketika memerlukan penanganan medis.

5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 3,58%. Hal ini

berarti responden setuju bahwa pendidikan/seminar yang diadaka mapu meningkatkan wawasan karyawan.

6. Untuk penilaian pertanyaan keenam pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 3,87%. Hal ini berarti responden setuju bahwa adanya kegiatan pendidikan/seminar dari perusahaan meningkatkan semangat kerja karyawan.

7. Untuk penilaian pertanyaan ketujuh pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,05%. Hal ini berarti responden setuju bahwa program cuti dapat dinikmati karyawan setiap tahunnya.

8. Untuk penilaian pertanyaan kedelapan pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 4,12%. Hal ini berarti responden setuju bahwa adanya pemberian cuti dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dalam bekerja.

9. Untuk penilaian pertanyaan kesembilan pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 3,29%. Hal ini berarti responden kurang setuju bahwa pemberian transportasi dapat memudahkan karyawan untuk sampai ke lokasi kerja tepat waktu.

10.Untuk penilaian pertanyaan kesepuluh pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 3,18%. Hal ini berarti responden kurang setuju bahwa pemberian transportasi membuat karyawan lebih semangat dalam bekerja.

11.Untuk penilaian pertanyaan kesebelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 2,7%. Hal ini berarti responden kurang setuju bahwa perumahan/mess dapat dipergunakan oleh semua karyawan.

12.Untuk penilaian pertanyaan keduabelas pada variabel pelayanan kesejahtearaan karyawan yang bersifat fasilitas diperoleh rata – rata sebesar 2,77%. Hal ini berarti responden kurang setuju bahwa terdapat ketersediaan perlengkapan perumahan bagi karyawan yang sudah berkeluarga.

4.2.3.4Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja

Item No.

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Ragu-ragu Setuju

Sangat Setuju Rata – rata Skor (%) F % F % F % F % F % 1 0 0 0 0 5 6,5 59 76,6 13 16,9 4,10 2 0 0 1 1,3 4 5,2 61 79,2 11 14,3 4,06 3 0 0 1 1,3 3 3,9 58 75,3 15 19,5 4,13 4 0 0 0 0 4 5,2 57 74,0 16 20,8 4,16 5 0 0 15 19,5 7 9,1 43 55,8 12 15,6 3,68 6 0 0 0 0 4 5,2 58 75,3 15 19,5 4,14 7 0 0 0 0 3 3,9 60 77,9 14 18,2 4,14 8 2 2,6 5 6,5 21 27,3 43 55,8 6 7,8 3,59 9 0 0 0 0 1 1,3 60 77,9 16 20,8 4,19 10 14 18,2 44 57,1 10 13,0 9 11,7 0 0 2,18 11 8 10,4 43 55,8 11 14,3 14 18,2 1 1,3 2,44 12 4 5,2 10 13,0 26 33,8 37 48,1 0 0 3,25

Tabel 4.9 menunjukkan penilaian pertanyaan sebagai berikut:

1. Untuk penilaian pertanyaan pertama pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,10%. Hal ini berarti responden setuju bahwa produktifitas karyawan mencerminkan semangat kerja karyawan.

2. Untuk penilaian pertanyaan kedua pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,06%. Hal ini berarti responden setuju bahwa

produktifitas yang karyawan berikan sebagai tanda kepedulian karyawan pada perusahaan.

3. Untuk penilaian pertanyaan ketiga pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,13%. Hal ini berarti responden setuju bahwa tingkat kehadiran mencerminkan semangat kerja karyawan.

4. Untuk penilaian pertanyaan keempat pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,16%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan selalu semangat untuk datang ke kantor.

5. Untuk penilaian pertanyaan kelima pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 3,68%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan tidak pernah berpikir untuk pindah ke tempat kerja yang lain.

6. Untuk penilaian pertanyaan keenam pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,15%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan merasa nyaman bekerja di perusahaan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

7. Untuk penilaian pertanyaan ketujuh pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,14%. Hal ini berarti responden setuju bahwa karyawan memeriksa peralatan kerja dengan teliti sebelum bekerja.

8. Untuk penilaian pertanyaan kedelapan pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 3,59%. Hal ini berarti responden setuju bahwa kesalahan dalam pekerjaan terjadi karena semangat karyawan menurun.

9. Untuk penilaian pertanyaan kesembilan pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 4,19. Hal ini berarti responden setuju bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat berpengaruh bagi karyawan.

10.Untuk penilaian pertanyaan kesepuluh pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 2,18%. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa karyawan sering merasa tidak tenang ketika bekerja.

11.Untuk penilaian pertanyaan kesebelas pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 2,44%. Hal ini berarti responden tidak setuju bahwa karyawan memberikan beberapa tuntutan pada perusahaan.

12.Untuk penilaian pertanyaan keduabelas pada variabel semangat kerja diperoleh rata – rata sebesar 3,25%. Hal ini berarti responden kurang setuju bahwa perusahaan selalu mendengarkan tuntutan karyawan.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji Normalitas

Peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov untuk mendeteksi suatu model regresi, variabel bebas dan terikat memiliki distribusi normal atau tidak. Bila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka model tersebut memenuhi asusi normalitas. Model regresi yang baik adalah meiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

4.2.4.1.1Pendekatan Histogram

Gambar 4.2 Histogram

Pada Gambar 4.2 histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.

Gambar 4.3 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

4.2.4.1.3 Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja berdistribusi normal, karena sifatnya lebih subjektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji normalitas secara statitistik dengan pendekatan kolmogorov-smirnov (1 sample KS). Hasil uji normalitas dengan pendekatan kolmogorov dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 77

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 3.12508133 Most Extreme Differences Absolute .097 Positive .060 Negative -.097 Kolmogorov-Smirnov Z .848

Asymp. Sig. (2-tailed) .468

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,468 dan diatas nilai signifikansi (0,1) atau 10%. Hal ini berarti residual data berdistribusi normal.

4.2.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis grafik untuk menguji heteroskedastisitas. Dimana apabila pada grafik terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola yang jelas (tersebar), maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila titik – titik tersebut tidak tersebar dan membentuk sebuah pola, maka dapat dikatakan ada terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas:

Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.4 dapat dilihat titik- titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.4.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau nilai Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independent yang lain. Nilai umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value < 0,1 sedangkan VIF > 5 dan sebaliknya apabila Tolerance Value > 0,1 sedangkan VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 18.474 4.167 4.434 .000

Ekonomis .019 .086 .038 .222 .825 .307 3.261

Hiburan .734 .204 .415 3.595 .001 .678 1.476

Fasilitas .161 .113 .226 1.431 .157 .360 2.774

a. Dependent Variable: Semangat Kerja

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dimana ekonomis (3,261), hiburan (1,476) dan fasilitas (2,774). Tolerance Value > 0,1 dimana ekonomis (0,307), hiburan (0,678) dan fasilitas (0,360). Maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.

4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda 4.2.5.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien detreminan (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan

1, (0 ≤ �² ≤

1).

Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan berlaku sebalikya jika semakin kecil R²

(mendekati nol), maka semakin kecil pengaruh variabel indepeden terhadap variabel dependen. Tabel 4.12 Koefisien Determinan (R²) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .584a .341 .314 3.18865

a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Hiburan, Ekonomis b. Dependent Variable: SemangatKerja

Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai R = 0,584 berarti hubungan antara pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan sebesar 58,4% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat.

Adjusted R Square sebesar 0,314 berarti 31,4% faktor-faktor semangat kerja karyawan dapat dijelaskan oleh pelayanan kesejahteraan karyawan sedangkan sisanya 68,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.2.5.2 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan)

Uji F (uji serempak/simultan) dilakukan untuk melihat secara bersama- sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

a. H0 : b1, b 2, b3 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen, yaitu pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap variabel dependen, yaitu semangat kerja karyawan.

b. Ha : b,1 b2, b,3 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif

dan siginifikan dari variabel independen, yaitu pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap variabel dependen, yaitu semangat kerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada � = 10%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada� = 10 %

Hasil pengujiannya adalah :

Tingkat kesalahan

(�

) = 10% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) ; (k-1) Derajat kebebasan pembilang : k – 1 = 4 – 1 = 3

Derajat kebebasan penyebut : n – k = 77 – 4 = 73 Maka : ������ 0,1 (3;73) = 2,16

Nilai �ℎ����� untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13

Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 384.475 3 128.158 12.605 .000a

Residual 742.226 73 10.167

Total 1126.701 76

a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Hiburan, Ekonomis b. Dependent Variable: SemangatKerja

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung (12,605) > Ftabel (2,16) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis, rekreasi/hiburan, fasilitas secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel semangat kerja.

4.2.5.3 Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh positif dan signifikan dari pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis, rekreasi/hiburan, fasilitas terhadap variabel semangat kerja karyawan. Kriteria pengujian adalah:

a. Ho : b1, b2 dan b3 = 0 artinya variabel independent, yang terdiri dari variabel Motivasi dan Lingkungan Kerja secara tidak parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent, yaitu Kinerja Karyawan.

b. Ha: b1, b2 dan b3 = 0 artinya variabel independent, yang terdiri dari variabel Motivasi dan Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent, yaitu Kinerja Karyawan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. H0 diterima jika t-hitung < t-tabel pada � = 10% b. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada � = 10% Hasil pengujiannya adalah:

Tingkat kesalahan

(�)

= 10% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)

n = jumlah sampel yaitu 77 responden

k = jumlah variabel yang digunakan yaitu 4, maka nilai Ttabel 10% (77) adalah 1,664. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji - t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 18.474 4.167 4.434 .000 Ekonomis .019 .086 .038 .222 .825 Hiburan .734 .204 .415 3.595 .001 Fasilitas .161 .113 .226 1.431 .157

a. Dependent Variable: SemangatKerja

Dari Tabel 4.14 maka persamaan struktural adalah:

Y = a + �

1

1

+ �

2

2

+ �

3

3

+ e

Y =

18,474

+

0,019

1

+

0,734

2

+ 0,161 �

3

+ e

Dengan demikian pengaruh setiap variabel independen secara parsial sebagai berikut:

1) Variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja karayawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,825) > 0,1, dan nilai t-hitung (0,222) < t-tabel (1,664) artinya walaupun ditingkatkan vavriabel pelayanan

kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis sebesar satu satuan makan semangat kerja karyawan tidak akan meningkat sebesar 0,019. 2) Variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat

hiburan/rekreasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,001) < 0,1, dan nilai t-hitung (3,595) > t-tabel (1,664) artinya jika variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi ditingkatkan sebesar satu satuan maka semangat kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,734.

3) Variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat fasilitas berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja karayawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,157) > 0,1, dan nilai t-hitung (1,431) < t-tabel (1,664) artinya walaupun ditingkatkan vavriabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat fasilitas sebesar satu satuan makan semangat kerja karyawan tidak akan meningkat sebesar 0,161. 4) Berdasarkan hasil Uji-t diketahui bahwa variabel dominan yang

mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat hiburan/rekreasi dimana hal ini dapat dilihat dari nilai unstandarized coefficients variabel lingkungan kerja (0,734) yang lebih besar daripada unstandardized coefficients

variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis (0,019) maupun fasilitas (0,161).

4.3 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode statisitik, pada metode deskriptif diperoleh informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin dan usia atas pernyataan dalam kuesioner. Sedangkan pada metode statistik pengolahan data dilakukan dengan program SPSS.

Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai R = 0,584 berarti hubungan antara pelayanan kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan sebesar 58,4% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Adjusted R Square sebesar 0,314 berarti 31,4% faktor-faktor semangat kerja karyawan dapat dijelaskan oleh pelayanan kesejahteraan karyawan sedangkan sisanya 68,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis, hiburan/rekreasi, fasilitas secara serentak berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada Kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan nilai 12,605 dan tingakt signifikan sebesar 0,000.

Artinya ketiga variabel ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan semangat kerja karyawan, yang dapat dilihat dari pengaruh serempak/simultan (Uji F).

Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel pelayanan kesejahteraan karyawan yang bersifat ekonomis berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap semangat kerja karyawan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi

Dokumen terkait