• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.2 Semangat Kerja

Menurut Hasibuan (2011), semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini merangsang seseorang untuk berkarya dan berkreatifitas dalam pekerjaannya.

Menurut Leighten dalam Moekijat (2010 : 131), semangat kerja atau moril kerja adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Bekerja sama menekankan dengan tegas akikat saling-hubungan dari suatu kelompok dengan keinginan yang nyata untuk bekerja sama. Dengan giat dan konsekuen menunjukkan caranya untuk saampai kepada tujuan melalui disiplin bersama. Tujuan bersama menjelaskan, bahwa tujuannya adalah satu yang mereka semuanya menginginkan.

Sunarto (2005 : 28), berpendapat bahwa semangat kerja kadangkala diartikan sebagai semangat kelompok, yaitu perasaan yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok mengenai situasi yang dihadapinya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja merupakan suatu keinginan dan kesungguhan seseorang

mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal baik secara individu ataupun berkelompok.

Semangat kerja yang tinggi diungkapkan dalam bentuk antusiasme, minat dan dedikasi terhadap tugas, kerja sama tim yang efektif serta kesediaan untuk berdiskusi dan memecahkan permasalahan secara terbuka, tanpa melibatkan emosi yang tidak sepantasnya. Sedangkan semangat kerja yang rendah diungkapkan dalam bentuk munculnya konflik, sangat banya keluhan, ketidakhadiran, keterlambatan kerja serta sikap-sikap tidak kooperatif, perselisihan antarpribadi, kesalahan dan kegagalan untuk memberi pelayanan yang baik.

Menurut Sunarto (2005 : 28) untuk dapat mengetahui atau menilai semangat kerja karyawan, organisasi dapat mengunakan survei sikap sebagai berikut:

1. Seberapa baikkah organisasi dikelola.

2. Kualitas organisasi sebagai pihak pemberi kerja.

3. Keadilan, yaitu perlakuan oleh organisasi maupun atasan.

4. Seberapa jauh karyawan merasa senang bekerja dalam organisasi. 5. Jumlah tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan.

6. Kepuasan yang diterima dengan pekerjaan saat ini.

7. Seberapa jauh pekerjaan mempergunakan keterampilan dan kemampuan terbaik karyawan.

8. Dukungan yang diberikan oleh para atasan dan rekan kerja. 9. Seberapa jauh prestasi diakui.

Semangat kerja dapat dilihat dari tingkat kehadiran seorang karyawan. Menurut Grensing dan Pophal (2006 : 194) ada dua jenis dari ketidakhadiran, yaitu ketidakhadiran yang layak dihukum dan ketidakhadiran yang dapat ditolerir. Contoh dari ketidakhadiran yang layak dihukum misalnya seorang karyawan tidak hadir dengan alasan sakit, namun kenyataannya ia tidak sakit atau di jumpai oleh rekan kerjanya ia ternyata sedang liburan. Sedangkan contoh ketidakhadiran yang dapat ditolerir misalnya seorang karyawan menderita migran kronis, ketidakhadirannya yang kerap terjadi menimbulkan kesulitan bagi perusahaan kecil yang mempekerjakannya.

Seorang karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan tentunya mengharapkan sesuatu dari perusahaan tersebut. Adapun sesuatu yang diharapkan karyawan bukanlah hanya sekedar upah atau gaji, tetapi sesuatu yang dapat memberikan jaminan yang dapat mendukung semangat kerja maupun karirnya.

Tercapainya keinginan serta harapan dari karyawan tersebut akan meningkatkan semangat kerja karyawan dan jika perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, maka pekerjaan akan lebih cepat dilakukan dan pada akhirnya perusahaan akan memperoleh lebih banyak keuntungan.

Adapun indikasi-indikasi yang menunjukkan turunnya semangat kerja adalah sebagai berikut:

1. Turun/rendahnya produktivitas kerja 2. Tingkat absensi yang tinggi

4. Tingkat kerusakan yang naik/tinggi 5. Kegelisahan dimana-mana

6. Tuntutan yang seringkali terjadi 7. Pemogokan

Menurut Nitisemito (1988 : 168) ada beberapa cara untuk meningkatkan semangat kerja pada karyawan, seperti:

1. Gaji yang cukup

Perusahaan harus memperhatikan permasalahan mengenai gaji para karyawan, karena dengan gaji yang cukup dan kebutuhan terpenuhi maka semangat kerja karyawan akan meningkat.

2. Memperhatikan kebutuhan rohani

Setiap karyawan mempunyai agama yang berbeda-beda, maka perusahaan biasanya menyediakan fasilitas misalnya seperti mushola untuk yang beragama Islam sehingga mereka dapat menjalankan ibadahnya.

3. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai

Dalam bekerja diperlukan suasana yang pantai, sehingga karyawan tidak merasa jenuh dalam bekerja. Walaupun pekerjaan mereka banyak yang harus diselesaikan tetapi mereka tetap bersemangat untuk bekerja.

4. Harga diri perlu mendapatkan perhatian

Perusahaan harus dapat menghargai hasil dari pekerjaan karyawannya. Misalnya karyawan melakukan beberapa kesalahan maka sebaiknya

perusahaan dapat menegur karyawan dengan baik dengan begitu karyawan berusaha memperbaikinya.

5. Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat

Setiap karyawan mempunyai keterampilan yang berbeda-beda, maka dari itu perusahaan harus dapat menempatkan karyawan pada posisi yang tepat sehingga karyawan merasa nyaman dalam mengerjakan pekerjaannya. 6. Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju

Perusahaan harus peka terhadap keinginan para karyawannya dan harus dapat memberikan dorongan terhadap karyawan yang ingin maju, sehingga akan menciptakan semangat kerja yang tinggi.

7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

Biasanya karyawan mengharapkan perusahaan tidak hanya memberikan fasilitas-fasilitas disaat mereka sedang bekerja, tetapi saat mereka sudah tidak bekerja lagi mereka mengharapkan kehidupan mereka tetap terjamin. 8. Usahakan para karyawan memiliki loyalitas

Keluar masuknya karyawan disebabkan karena mereka tidak merasa senang bekerja di perusahaan tersebut, maka perusahaan harus dapat mengetahui kebutuhan para karyawan sehingga mereka tidak berkeinginan untuk bekerja di tempat lain.

9. Sesekali karyawan perlu pula diajak berunding

Di dalam mengelola sebuah perusahaan cara seperti ini terasa sangat efektif. Jika para karyawan merasa diajak berunding, kenyataannya mereka akan merasa ikut bertanggung jawab. Dengan perasaan ttanggung

jawab inilah semangat kerja karyawan dapat meningkat. Namun, tidak berarti bahwa dalam merundingkan sesuatu semua karyawan harus diajak berunding. Karyawan yang diikutsertakan dalam perundingan adalah karyawan yang mempunyai sangkut paut dengan masalah yang akan dilaksanakan.

10.Pemberian insentif yang terarah

Insentif adalah system yang paling efektif sebagai pendorong semangat

Dokumen terkait