• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Pengolahan dan Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Variabel

a. Deskripsi Variabel Tingkat Inflasi

Untuk mengetahui besarnya Tingkat Inflasi dari Bank Indonesia pada periode 2006-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi (%) No. Bulan 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 1 Januari 1.4192 0.5217 0.6133 0.7642 0.8296 2 Februari 1.4933 0.5250 0.6167 0.7167 0.8379 3 M aret 1.3117 0.5433 0.6808 0.6600 0.7990 4 April 1.2833 0.5242 0.7467 0.6092 0.7908 5 M ei 1.3000 0.5008 0.8650 0.5033 0.7923 6 Juni 1.2942 0.4808 0.9192 0.3042 0.7496 7 Juli 1.2625 0.5050 0.9917 0.2258 0.7463 8 Agustus 1.2417 0.5425 0.9875 0.2292 0.7502 9 Sept ember 1.2125 0.5792 1.0117 0.2358 0.7598 10 Oktober 0.5242 0.5733 0.9808 0.2142 0.5731 11 November 0.4392 0.5592 0.9733 0.2008 0.5431 12 Desember 0.5500 0.5492 0.9217 0.2317 0.5631 Rata-rata pertumbuhan 1.110972 0.533681 0.859028 0.407917 Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat Inflasi bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 0.2008% dan terbesar yaitu 1.4933%. Inflasi terendah yaitu terjadi pada bulan November 2009, sedangkan inflasi terbesar terjadi pada Februari 2006. Kemudian mengenai rata-rata pertumbuhan pertahun nilai inflasi yang terbesar yaitu berada pada

90 tahun 2006 sebesar 1.110972% dan yang terkecil yaitu pada tahun 2009 sebesar 0.407917%.

Untuk pertumbuhan rata-rata bulanan jika dilihat dari tabel maka nilai inflasi yang terbesar yaitu pada bulan Februari sebesar 0.8379% dan nilai yang terendah yaitu pada bulan November sebesar 0.5431%.

b. Deskripsi Variabel Suku Bunga SBI

Suku bunga yang di tetapkan oleh Bank Indonesia dengan dikeluarkannya Sertifikat Bank Indonesia menjadi tolak ukur suku bunga bagi bank-bank swasta di Indonesia untuk menarik nasabahnya. Ukuran yang digunakan yaitu dalam bentuk persentase. Data tabel di bawah ini merupakan data suku bunga jangka waktu 1 bulan periode 2006 - 2009.

Tabel 4.2

Suku Bunga SBI (Persen)

No. Bulan 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 1 Januari 1.0625 0.7917 0.6667 0.7292 0.8125 2 Februari 1.0617 0.7708 0.6608 0.6875 0.7952 3 M aret 1.0608 0.7500 0.6633 0.6458 0.7800 4 April 1.0617 0.7500 0.6658 0.6250 0.7756 5 M ei 1.0417 0.7292 0.6925 0.6042 0.7669 6 Juni 1.0417 0.7083 0.7275 0.5833 0.7652 7 Juli 1.0208 0.6875 0.7692 0.5625 0.7600 8 Agustus 0.9792 0.6875 0.7733 0.5417 0.7454 9 Sept ember 0.9375 0.6875 0.8092 0.5417 0.7440 10 Oktober 0.8958 0.6875 0.9150 0.5417 0.7600 11 November 0.8542 0.6875 0.9367 0.5417 0.7550 12 Desember 0.8125 0.6667 0.9025 0.5417 0.7308 Rata-rata pertumbuhan 0.9858 0.7170 0.7652 0.5955 Sumber : Bank Indonesia

91 Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa nilai suku bunga SBI terendah yaitu 0.5417% pada bulan Agustus sampai Desember 2009 dan nilai suku bunga SBI yang tertinggi yaitu 1.0625% pada bulan Januari 2006. Untuk rata-rata tahunan, yang terendah yaitu pada tahun 2009 sebesar 0.5955% dan untuk yang tertinggi yaitu pada tahun 2006 sebesar 0.9858%. Sedangkan untuk rata-rata bulanan dari tahun 2006 sampai tahun 2009 nilai suku bunga SBI yang terendah yaitu pada bulan Desember sebesar 0.7308% dan untuk nilai suku bunga SBI yang tertinggi yaitu pada bulan Januari sebesar 0.8125%.

c. Deskripsi Variabel Jumlah Uang Beredar

Untuk mengetahui besarnya Tingkat Jumlah Uang Beredar dari Bank Indonesia pada periode 2006-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Uang Beredar (Miliar Rp)

No. Bulan 2006 2007 2008 2009 Rata-rat a

1 Januari 1.194.939 1.367.957 1.596.565 1.874.145 1508402 2 Februari 1.197.771 1.369.244 1.603.750 1.900.208 1517743 3 M aret 1.198.748 1.379.237 1.594.930 1.916.752 1522417 4 April 1.197.122 1.385.715 1.611.691 1.912.623 1526788 5 M ei 1.241.866 1.396.069 1.641.733 1.927.070 1551685 6 Juni 1.257.785 1.454.578 1.703.381 1.977.533 1598319 7 Juli 1.252.815 1.474.769 1.686.050 1.963.180 1594204 8 Agustus 1.274.084 1.493.051 1.682.811 1.995.294 1611310 9 Sept ember 1.294.745 1.516.884 1.778.139 2.018.031 1651950 10 Oktober 1.329.426 1.533.845 1.812.490 2.021.517 1674320 11 November 1.341.940 1.559.569 1.851.023 2.062.206 1703685 12 Desember 1.382.493 1.649.663 1.895.839 2.141.384 1767345 Rata-rata pertumbuha n 1263645 1465048 1704867 1975829

92 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Jumlah Uang Beredar bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu 1.194.939 miliar rupiah dan tertinggi yaitu 2.141.384 miliar rupiah. Jumlah Uang Beredar terendah yaitu terjadi pada bulan Januari 2006, sedangkan Jumlah Uang Beredar tertinggi terjadi pada Desember 2009. Kemudian mengenai rata-rata pertumbuhan pertahun Jumlah Uang Beredar yang terbesar yaitu berada pada tahun 2009 sebesar 1.975.829 miliar rupiah dan yang terkecil yaitu pada tahun 2006 sebesar 1.263.645 miliar rupiah.

Untuk pertumbuhan rata-rata bulanan jika dilihat dari tabel maka nilai Jumlah Uang Beredar yang tertinggi yaitu pada bulan Desember sebesar 1.767.345 miliar rupiah dan nilai yang terendah yaitu pada bulan Januari sebesar 1.508.402 miliar rupiah.

d. Deskripsi Variabel Tingkat Pendapatan

Untuk mengetahui besarnya Tingkat Pendapatan dari Bank Indonesia pada periode 2006-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

93 Tabel 4.4

Tingkat Pendapatan relatif impor (Ribu USD)

No. Bulan 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

1 Januari 4.642.411 5.361.879 7.864.943 5.734.537 5900943 2 Februari 4.688.062 5.386.933 7.445.730 5.032.731 5638364 3 M aret 5.485.801 5.785.514 8.020.166 5.848.384 6284966 4 April 5.007.700 5.632.137 9.028.451 5.515.138 6295857 5 M ei 4.915.933 6.183.692 8.403.536 6.397.622 6475196 6 Juni 5.175.799 6.185.667 8.515.898 7.021.982 6724837 7 Juli 5.310.875 6.395.302 9.351.662 7.758.638 7204119 8 Agustus 5.211.195 6.654.005 9.220.430 7.349.280 7108728 9 Sept ember 5.163.298 5.882.669 8.812.989 5.616.355 6368828 10 Oktober 3.983.528 6.045.009 9.416.303 7.922.535 6841844 11 November 6.286.387 6.832.882 7.439.344 7.144.654 6925817 12 Desember 5.329.022 5.919.626 7.124.158 8.084.130 6614234 Rata-rata pertumbuhan 5100001 6022110 8386968 6618832 Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Tingkat Pendapatan terendah yaitu terjadi pada bulan Oktober 2006 sebesar 3.983.528 ribu USD, sedangkan Tingkat Pendapatan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2008 sebesar 9.416.303 ribu USD. Kemudian mengenai rata-rata pertumbuhan pertahun Tingkat Pendapatan yang tertinggi yaitu berada pada tahun 2008 sebesar 8.386.968 ribu USD dan yang terkecil yaitu pada tahun 2006 sebesar 5.100.001 ribu USD.

Untuk pertumbuhan rata-rata bulanan jika dilihat dari tabel maka nilai Tingkat Pendapatan yang tertinggi yaitu pada bulan Juli sebesar 7.204.119 ribu USD dan nilai yang terendah yaitu pada bulan Februari sebesar 5.638.364 ribu USD.

94 e. Deskripsi Variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika

Untuk mengetahui besarnya Nilai Tukar Rupiah dari Bank Indonesia pada periode 2006-2009 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.5

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika (Rp)

No . Bulan 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 1 Januari 9895 9590 9791 11855 10282,75 2 Februari 9730 9660 9551 12480 10355,25 3 M aret 9575 9618 9717 12075 10246,25 4 April 9275 9583 9734 11213 9951,25 5 M ei 9720 9328 9818 10840 9926,5 6 Juni 9800 9554 9725 10725 9951 7 Juli 9570 9686 9618 10420 9823,5 8 Agustus 9600 9910 9653 10560 9930,75 9 Sept ember 9735 9637 9878 10181 9857,75 10 Oktober 9610 9603 11495 10045 10188,25 11 November 9665 9876 12651 9980 10543 12 Desember 9520 9919 11450 9900 10197,25 Rata-rata pertumbuhan 9641,25 9663,66667 10256,75 10856,1667 Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Nilai Tukar Rupiah bervariasi dan berfluktuasi mulai dari yang terendah yaitu Rp 9275 dan tertinggi yaitu Rp 12480. Nilai Tukar Rupiah terendah yaitu terjadi pada bulan April 2006, sedangkan Nilai Tukar Rupiah tertinggi terjadi pada bulan Februari 2009. Kemudian mengenai rata-rata pertumbuhan pertahun Nilai Tukar Rupiah yang tertinggi yaitu berada pada tahun 2009 sebesar 10856,1667 rupiah dan yang terendah yaitu pada tahun 2006 sebesar 9641,25 rupiah.

Untuk pertumbuhan rata-rata bulanan jika dilihat dari tabel maka nilai Nilai Tukar Rupiah yang terendah yaitu pada bulan Juli sebesar 9823,5

95

rupiah dan nilai yang tertinggi yaitu pada bulan November sebesar 10543 rupiah

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui kevalidan hubungan antara variabel-variaabel yang digunakan dan di uji dalam penelitian ini, maka untuk langkah pertama yaitu mengujinya dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ini, variabel dependen dan variabel independent maupun kedua-duanya mempunyai distribusi normal maupun tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Salah satu metode yang lebih handal untuk melihat normalitas data adalah dengan melihat normal probability yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Untuk mengetahui apakah data dari variabel dependen dan variabel independent dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak maka dapat dilihat dari gambar normal probability plot di bawah ini:

96 Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot

Dari gambar grafik normal probability plot tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data yang ditunjukkan berupa titik-titik menyebar dsekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti dan mendekati garis diagonal. Maka berdasarkan gambar grafik 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa data dari variabel-variabel penelitian ini terdistribusi dengan normal dan memenuhi asumsi normalitas.

97 b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. (Imam Ghazali,2006:91) Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diihat dari nilai toleransi (tolerance) yang mendekati 1 dan Variance Inflation Factor (VIF) yang nilainya tidak lebih dari 10.

Untuk mengetahui apakah terdapat multikolinearitas atau korelasi antar variabel independen yang dalam penelitian ini yaitu Inflasi, SBI, JUB, dan Tingkat Pendapatan maka dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Inflasi .228 4.382 SBI .147 6.784 JUB .316 3.161 Pendapatan .579 1.727

a. Dependent Variable: Kurs

Dari tabel hasil uji multikolinearitas diatas dapat diketahui nilai

tolerance dari variabel independen tersebut yaitu berkisar 0,147 - 0,579 yang memiliki nilai tidak lebih dari 1. Sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari variabel independen tersebut nilainya berkisar antara

98 1,727 – 6,784 dan nilai VIF tersebut tidak melewati 10. Dapat disimpulkan bahwa baik nilai tolerance maupun nilai VIF berada dalam kisaran nilai yang memenuhi asumsi bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika ada korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini, maka dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Durbin Watson (DW) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .877a .768 .747 .03873 1.400

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Inflasi, JUB, SBI b. Dependent Variable: Kurs

.

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) yaitu 1,400. Nilai tersebut berada diatas -2 dan berada dibawah +2 atau nilai tersebut berada diantara -2 dan +2. Dari hasil DW tersebut yang berada pada posisi -2 sampai +2 maka dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada

99 autokorelasi tidak dapat ditolak atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara untuk memprediksi heterokedastisitas dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot.

Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas pada penelitian ini maka dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

Dari gambar grafik scatterplot diatas dapat diketahui bahwa titik-titik data menyebar diatas dan dibawah angka 0, titik-titik data tidak mengumpul

100 hanya diatas dan dibawah saja, dan penyebarannya tidak membentuk pola, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian regresi linear berganda ini tidak terdapat heterokedastisitas.

Dokumen terkait