Oleh: Amirah Sutestr
ANALISIS DISKRIPTIF
Dari hasil kuesioner diperoleh hasil yang disusun dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel .
Distribusi Responden atas dasar jenis kelamin
Sumber: Hasil Penelitian
Ternyata dari 50 agen asuransi yang bisa ditemui, perempuan mempunyai porsi 39 orang/agen atau 78 % dari seluruh responden, ini bisa dimengerti bahwa perempuan lebih telaten untuk membujuk calon tertanggung, sedang- kan lelaki berjumlah orang/agen atau 22 %.
Tabel 2
Distribusi Responden atas dasar lama bekerja sebagai agen
Sumber : Data primair diolah
Tabel 3
Pemberiaan motivasi berdasarkan insentif terhadap produktivitas agen
Sumber : Data primair diolah
Insentif masih masih merupakan fak- tor terbesar dalam mendorong produkti- vitas agen, terbukti dari tabel diatas re- sponden yang menjawab kurang termo- tivasi 6 agen (2%), merasa termotivasi 32 agen (64%) dan sangat termotivasi 2 agen (24%).
Tabel 4
Pemberian motivasi dengan Penghargaan terhadap produktivitas
agen
Pemberiaan Motivasi dengan peng- hargaan terhadap produktivitas agen, terlihat pada tabel diatas bahwa 66% merasakan adanya penghargaan bagi mereka dapat memotivasi untuk menin- gkatkan produktivitas mereka, hanya 3 agen (6%) menyatakan tidak termotivasi dan 9 agen (38%) menyatakan kurang termotivasi.
Tabel 5
Pemberian motivasi dengan penetapan target produksi bulanan (0SP) terhadap produktivitas agen
Sumber : Data primair diolah
Target penetapan target produksi dengan jumlah minimal 0 Surat Per- mintaan (SP), yang dapat memenuhi target 0 SP ada 6 agen (2 %), berarti mereka termasuk yang sangat termoti- vasi, Sedang lainnya tidak dapat men- capa target, tapi cukup termotivasi ada 8 agen (36%) dan kurang termotivasi 2 agen (42%) dan tidak termotivasi 5 agen (0%).
Tabel 6
Pemberian motivasi dengan sikap perusahaan terhadap produktivitas
Agen
Sumber : Data primair diolah
Sikap perusahaan asuransi yang ditunjukkan kepada agen asuransinya akan berdampak terhadap produktivitas agen. Apabila sikap perusahaan positip terhadap agen, maka agen juga akan menghasilkan hasil yang positip dan se- baliknya.
Sikap perusahaan Asuransi terha- dap agen yang dirasakan agen asuran- sinya dapat memotivasi untuk mening- katkan produktivitasnya, yang menjaw- ab termotivasi agen (22%) dan san-
gat termotivasi 3 agen (26%), sisanya 8 agen (36%) kurang termotivasi dan 8
agen (6%) merasa tidak termotivasi
Tabel 7
Penutupan Produksi berdasarkan perolehan SP (Surat Permintaan)
Sumber : Data primair diolah
Dari Tabel 7 diatas terlihat bahwa adanya faktor motivasi yang diberi kan perusahaan asuransi berdasarkan Surat
Permintaan (SP) meningkatkan produk- tivitas agen.
Tabel 8
Penutupan Produksi atas premi yang diperoleh
Sumber : Data primair diolah
Dari tabel 8 diatas, menunjukkan bahwa adanya faktor motivasi yang di- berikan oleh perusahaan asuransi, 5 agen termotivasi/sangat berhasil dalam penutupan premi yang diperoleh (>Rp 20.000.000), sementara untuk yang ber- hasil dalam penutupan premi antar (Rp 0.000.000,- Rp 20.000.000,-) dari 24
agen (48%) menjadi 7 agen (34%), ini dimungkinkan sebagian berhasil termo- tivasi ke katagori yang sanat berhasil, sedang yang kurang berhasil (penutu- pan premi < Rp 0.000.000,-) menadi 5 agen (0%), berarti ada juga yang me- ningkat ke kategori berhasil.
ANALISIS TERHADAP PRODUKTIVITAS Surat Permintaan (SP) dan Perolehan Premi Pertama (PP)
T – TEST
Dari hasil olah data dengan kompu- ter diperoleh;
• Mean SP sebelum ada faktor mo- tivasi 46.50 dan standard deviasi 9,9
• Mean SP setelah ada faktor motivasi 88,48 dan standard deviasi 70,2 • ρ < α = 0,05 Dapat terlihat secara
nominal bahwa terdapat peningka- tan SP setelah adanya faktor moti- vasi, sebesar 4,98
• Dari hasil uji –t, diperoleh nilai t hi- tung = -5,77 dan sig (2-Tailed) atau probabilitas = 0,000, karena nilai ρ< α =0,05 berarti signifikan.
Dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima, pemberian motivasi mempen- garuhi produktivitas Surat Permintaan.
Dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh pemberian motivasi terhadap produktvias agen dalam hal Surat Per- mintaan (SP)
ANALISIS TERHADAP PRODUKTIVITAS Perolehan Premi 1 (PP) sebelum dan sesudah termotivasi
Untuk menguji kebenaran hasil analisis diskriptif diatas dengan T – TEST
• Mean PP sebelum adanya faktor motivasi 23.49,8 dan standard de- viasi 2.266,8
• Mean PP setelah adanya faktor mo- tivasi 30.47,9 dan standard deviasi 23.699,4
• Dapat terlihat secara nominal ada peningkatan PP setelah adanya fak- tor motivasi sebesar 6.980,
• Dari hasil uji t diperoleh hasil , nilai t hitung = -2,570 dan Sig.2-tailed (proba- bilitas) =0,013, karena nilai p < α = 0,05 berarti signifikan.
Berarti Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa motivasi mem- pengaruhi perolehan PP/produktivitas perolehan premi pertama.
Dengan kata lain, berarti terdapat pengaruh pemberian motivasi terhadap Premi Pertama
E. SIMPULAN
Bahwa 78% agen asuransi berjenis kelamin wanita, dan 50% telah menjadi agen asuransi di atas 5 tahunan.
Faktor motivasi yang meliputi pem- berian insentif, penghargaan, penetapan target produksi dan sikap perusahaan dapat memotivasi agen asuransi dan yang paling memotivasi adalah pembe- rian insentif.
Hasil uji Paired Means Difference dengan t test adalah signifikan yang be- rarti bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, artinya terdapat pengaruh pemberiaan motivasi terhadap produktivitas agen asuransi meliputi perolehan Surat Per- mintaan (SP) dan Permintaan Premi (PP).
DAFTAR PUSTAKA
Amirah Sutestri, Tanggapan Masyarakat terhadap produk jasa Asuransi Jiwa di Kotamadya Yogyakarta, Thesis, 995
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen pemasaran Modern, Liberty, 2002 Macam-macam Asuransi, Yayasan
Dharma Bumi Putera, Jakarta, 982 R Winaryo SM, Drop out Agen, PT Mar-
dimulyo, Jakarta, 200
T Hani Handoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 2000
I. Pendahuluan
Semakin maju suatu masyarakat biasanya ditandai dengan semakin familiarnya masyarakat tersebut dengan produk-produk perbankan. Aktifitas bisnis maupun non bis- nis dalam masyarakat maju semakin menghendaki bentuk layanan keuangan yang mudah, sederhana, cepat, dan praktis. Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan ma- syarakat terhadap layanan bank yang mempertimbangkan aspek efisiensi, kualitas layanan, kualitas hasil dan tidak melanggar ajaran agama, maka bank syariah yang meru- pakan lembaga keuangan bank yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah dituntut untuk mampu me- nyediakan berbagai jenis layanan yang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut. Namun demikian bank syariah dalam menawarkan produk layanannya tidak bisa seperti bank konvensional yang mengabaikan aspek aturan agama Islam