• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

5.2. Potensi Wilayah Kota Tarakan dan Pengembangannya

5.2.1. Analisis Diversitas Entropi

Indeks diversitas aktivitas sektor ekonomi Kota Tarakan di hitung dengan menggunakan indeks entropi, sehingga dapat diketahui perkembangan wilayah. Semakin besar nilai indeks entropi, maka semakin tinggi aktivitas ekonomi dan aktivitas wilayah, dan semakin berkembang wilayah tersebut, sedangkan jika nilai indeks entropi kecil semakin lambat perkembangan wilayah tersebut.

Gambar 6 Pola Spasial Indeks Diversitas Tiga Sektor Pekerjaan Utama Indeks entropi wilayah berdasarkan tiga sektor pekerjaan utama yaitu: Sektor pertanian, sektor manufaktur dan sektor jasa di Kota Tarakan pada tahun 2009. Wilayah yang memiliki indeks entropi paling tinggi adalah Kelurahan Karang Anyar yaitu sebesar 0,380, Karang Anyar Pantai sebesar 0,312 dan Kelurahan Selumit Pantai sebesar 0,312, dan yang memiliki indeks entropi sedang yaitu Kelurahan Sebengkok sebesar 0,267, Kelurahan Pamusian sebesar 0,258 dan Kelurahan Lingkas Ujung sebesar 0,202, Sedangkan yang terendah

adalah Kelurahan Kampung Empat sebesar 0,099, kemudian Kelurahan Juata Kerikil sebesar 0,096, dan Kelurahan Pantai Amal sebesar 0,095 serta Kelurahan Mamburungan Timur dengan indeks entropi sebesar 0,068.

Tabel 24 Indeks Entropi dan Klasifikasi Wilayah di Kota Tarakan

No. Kelurahan 2007 Klasifikasi 2009 Klasifikasi 1 Kampung Satu Skip 0,170 Rendah 0,170 Rendah

2 Pamusian 0,255 Sedang 0,258 Sedang

3 Sebengkok 0,268 Tinggi 0,267 Sedang

4 Selumit 0,156 Rendah 0,148 Rendah

5 Selumit Pantai 0,308 Tinggi 0,312 Tinggi 6 Karang anyar 0,376 Tinggi 0,380 Tinggi 7 Karang Rejo 0,175 Rendah 0,176 Rendah 8 Karang Anyar Pantai 0,311 Tinggi 0,312 Tinggi 9 Karang Balik 0,175 Rendah 0,176 Rendah 10 Karang Harapan 0,147 Rendah 0,148 Rendah 11 Lingkas Ujung 0,197 Sedang 0,202 Sedang 12 Gunung Lingkas 0,161 Rendah 0,164 Rendah 13 Kampung Empat 0,100 Rendah 0,099 Rendah 14 Kampung Enam 0,157 Rendah 0,129 Rendah 15 Mamburungan 0,188 Rendah 0,189 Sedang 16 Pantai Amal 0,094 Rendah 0,095 Rendah 17 Maburungan Timur 0,069 Rendah 0,068 Rendah 18 Juata Laut 0,197 Sedang 0,195 Sedang 19 Juata Permai 0,168 Rendah 0,166 Rendah 20 Juata Kerikil 0,097 Rendah 0,096 Rendah Sumber Data Olahan

Perkembangan wilayah berdasarkan indeks entropi menggambarkan suatu kondisi wilayah secara keseluruhan, untuk menggambarkan perkembangan wilayah digunakan kelas 1 sampai dengan 3 dengan kriteria : Rendah dimana indek entropi < rataan, kategoti sedang indeks entropi ≥ rataan, kategori tinggi indeks entropi = rataan + standar deviasi.

Tabel 24 menunjukkan perbandingan indeks entropi tahun 2007 dan 2009, bahwa terjadi peningkatan perkembangan wilayah berdasarkan aktivitas 3 sektor pekerjaan utama Sektor Pertanian, Sektor Manufacture dan Sektor Jasa diidentifikasi bahwa Kelurahan Sebengkok terjadi penurunan aktivitas tahun 2007 memiliki aktivitas tinggi dan tahun 2009 menjadi rendah, sedangkan

Kelurahan Mamburungan mengalami perkembangan aktivitas wilayah pada tahun 2007 kategori rendah menjadi sedang, hal ini disebabkan bahwa di wilayah ini masih terdapat lahan-lahan yang siap bangun sehingga memungkinkan dibangunnya fasilitas publik baru dan terjadinya pemekaran wilayah menjadi 2 Kelurahan pada tahun 2004.

Untuk kelurahan yang memiliki kelas perkembangan wilayah tinggi terjadi peningkatan indeks entropi namun tidak terlalu signifikan antar 0,001 – 0,004 seperti Kelurahan Karang Anyar, Selumit Pantai dan Kelurahan Karang Anyar Pantai, hal ini menunjukkan wilayah ini merupakan pusat aktivitas karena terdapat di pusat kota, yang otomatis merupakan pusat perdagangan dan terdapat pasar serta pelabuhan perikanan dan Bandara Juata Tarakan yang sedang dalam pengembangan sehingga mendorong aktivitas wilayah di sekitarnya, disisi lain di Kelurahan Selumit Pantai merupakan wilayah pengembangan eks kebakaran pasar beringin, dan sebagai pusat aktivitas Kecamatan Tarakan Tengah.

Sedangkan Kelurahan Mamburungan Timur dengan indeks entropi paling rendah yaitu sebesar 0,068 merupakan daerah baru hasil pemekaran Kelurahan Mamburungan tanggal 8 Juni 2004, disamping itu daerah ini terdapat tambang minyak, hutan mangrove dan sebagian besar adalah perkebunan buah dan industri batu bata, sehingga sangat memungkinkan daerah ini lambat berkembang, demikian pula halnya Kampung Empat sebagai wilayah pertambangan dan hutan mangrove, dengan aktivitas penduduk dominan nelayan.

5.2.2. Analisis Skalogram

Tingkat perkembangan yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lain akan berdampak pada struktur dan fasilitas yang tersedia dalam suatu wilayah sebagai pusat pelayanan. Wilayah yang berada di pusat kota dengan kepadatan penduduk dan kompleksitas yang tinggi dan beragam, membutuhkan berbagai sarana dan prasarana sebagai fasilitas pelayanan sosial ekonomi bagi masyarakat, hal ini akan berbeda dengan wilayah belakangnya atau daerah-daerah yang tingkat kepadatan penduduknya rendah.

Analisis skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan hirarki wilayah terhadap jenis dan jumlah fasilitas yang tersedia. Jenis data yang digunakan dalam analisis ini, meliputi data jumlah sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan jenis fasilitas sosial ekonomi lainnya sebanyak 39 jenis fasilitas umum, sosial dan ekonomi. Urutan tingkat hirarki adalah berdasarkan nilai indek dari masing-masing kelurahan, urutan terbesar merupakan tingkat hirarki yang tinggi, demikian seterusnya hingga urutan hirarki terkecil. Dengan ketentuan hirarki yaitu : Hirarki I = rataan + standar deviasi, Hirarki II ≥ rataan dan Hirarki III < Rataan. Hirarki I menunjukkan kelurahan yang memiliki fasilitas dan infrastruktur lengkap dan sangat mudah diakses oleh masyarakat dikatakan sebagai kelurahan dengan tingkat perkembangan paling tinggi. Hirarki II dan III sebagai kelurahan yang memiliki tingkat perkembangan sedang dan rendah.

Tabel 25 Hirarki Perkembangan Wilayah Kelurahan di Kota Tarakan

No Nama Kelurahan Indeks

Pembangunan

Jml Jenis Fasilitas

Hirarki Wilayah

1 Karang Balik 70,2182 28 Hirarki I

2 Karang Rejo 62,5519 24 Hirarki I

3 Karang Anyar 51,8238 27 Hirarki I

4 Pamusian 50,8325 30 Hirarki II

5 Mamburungan 44,1797 22 Hirarki II

6 Mamburungan Timur 43,4905 17 Hirarki II

7 Selumit 43,2155 21 Hirarki II

8 Pantai Amal 42,9068 20 Hirarki II

9 Kampung Satu Skip 40,4712 24 Hirarki II

10 Kampung Empat 39,6390 23 Hirarki II

11 Gunung Lingkas 35,5526 22 Hirarki III 12 Karang Anyar Pantai 34,2142 24 Hirarki III

13 Sebengkok 33,6845 27 Hirarki III

14 Karang Harapan 30,3472 18 Hirarki III

15 Juata Permai 29,8631 20 Hirarki III

16 Juta Krikil 29,4870 15 Hirarki III

17 Lingkas Ujung 27,9387 19 Hirarki III

18 Juata Laut 27,2498 20 Hirarki III

19 Kampung Enam 26,0600 19 Hirarki III

20 Selumit Pantai 25,5794 21 Hirarki III Sumber Data Olahan

Analisis skalogram pada dasarnya adalah untuk menentukan struktur pusat pelayanan menurut hirarki wilayah. Penentuan hirarki berdasarkan tingkat perkembangan dan kapasitas pelayanan yang tersedia pada suatu wilayah, tingkat hirarki wilayah ini sangat penting dalam menentukan apakah suatu wilayah sebagai pusat atau wilayah belakang (hinterland).

Berdasarkan hasil pengelompokan hirarki bahwa terdapat 3 kelompok hirarki wilayah yaitu hirarki I , Hirarki II dan hirarki III, tersebar di 20 Kelurahan. Wilayah dengan hirarki I mengindikasikan bahwa kelurahan yang memiliki fasilitas publik tergolong lengkap dan berada pada pusat kota atau berada di pusat kecamatan dengan tingkat perkembangan wilayah relatif cepat, memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik dan lengkap serta sebagai pusat pelayanan yaitu sebanyak 3 Kelurahan masing-masing : Kelurahan Karang Balik, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Karang Anyar.

Wilayah yang dengan hirarki II terdiri dari: Kelurahan Pamusian, Kelurahan Mamburungan, Kelurahan Mamburungan Timur, Kelurahan Selumit, Kelurahan Pantai Amal, Kelurahan Kampung Satu Skip, dan Kelurahan Kampung Empat. Demikian pula halnya 10 Kelurahan lainnya dengan hirarki III yaitu Kelurahan Gunung Lingkas, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kelurahan Sebengkok, Kelurahan Karang Harapan, Kelurahan Juata Permai, Kelurahan Juata Kerikil, Kelurahan Lingkas Ujung, Kelurahan Juata Laut, Kelurahan Kampung Enam dan Kelurahan Selumit Pantai.

Hasil analisis skalogram menunjukkan bahwa Kelurahan Karang Balik memiliki indeks pembangunan paling tinggi sebesar 70,47 dan memiliki 28 jenis fasilitas, kemudian Karang Rejo dengan indeks pembangunan 61,65 memiliki 24 fasilitas dan Karang Anyar dengan indeks pembangunan 51,83 memiliki 27 fasilitas, ketiga kelurahan di Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan ini terletak di pusat kota, dan merupakan wilayah yang paling awal terbangun sehingga seluruh fasilitas sosial dan ekonomi terpusat di wilayah ini. Selain itu di dibagian tengah Kota Tarakan ini terdapat banyak industri kecil dan menengah sehingga infrastruktur wilayah lebih baik dibanding dengan daerah lainnya.

Selanjutnya di wilayah Timur Kota Tarakan terdapat empat Kelurahan dengan hirarki II yaitu: Kelurahan Mamburungan, Mamburungan Timur,

Kelurahan Pantai Amal dan Kampung Empat. Hal ini disebabkan karena tiga kelurahan yang ada selain Kelurahan Pantai Amal adalah suatu wilayah yang simetris, hanya memiliki satu poros jalan sehingga akses masyarakat terhadap fasilitas sangat mudah dan dekat, disamping itu merupakan wilayah pengembangan bagian timur Kota Tarakan, juga sebagai kawasan industri dan pertanian. Sedangkan Pantai Amal merupakan daerah tujuan wisata juga sebagai daerah pengembangan sektor perikanan, sehingga sangat memungkinkan fasilitas di daerah ini terbilang cukup.

Untuk wilayah Kecamatan Tarakan Tengah terdapat 3 kelurahan yang memiliki hirarki II yaitu: Kelurahan Pamusian, Kelurahan Selumit dan Kelurahan Kampung Satu Skip, hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini sebagai pusat pelayanan bagi Kecamatan Tarakan Tengah bahkan sebagai pusat pelayanan masyarakat Kota Tarakan diantaranya adalah pelayanan kesehatan terdapat 2 rumah sakit satu diantaranya adalah Rumah Sakit Umum Daerah, dan sebagai pusat pendidikan, pusat pemerintahan berbagai instansi pemerintah terletak di Kelurahan Pamusian dan Kampung Satu Skip terdapat berbagai fasilitas publik, sedangkan Kelurahan Selumit sebagian besar adalah wilayah pertokoan berada pada jalan protokol Kota Tarakan.

Seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Tarakan Utara dikategorikan kedalam hirarki III, yaitu Kelurahan Juata Permai dengan indeks pembangunan 29,86, Juata Kerikil 29,49 dan Juata Laut dengan indeks pembangunan 27,25. Sedangkan Kelurahan Karang Harapan Kecamatan Tarakan Barat, secara geografis berada diujung utara Kota Tarakan jauh dari pusat kota dan pusat pemerintahan, beberapa daerahnya ditetapkan sebagai kawasan terlarang, seperti hutan lindung dan kawasan militer.

Jika ditinjau dari kondisi sosial masyarakat bahwa di kelurahan ini didominasi oleh masyarakat pertanian dan perikanan, sehingga tergolong daerah yang lambat berkembang. Bahwa sektor primer dan pertanian subsistem dengan lahan-lahan terbatas, rendahnya teknologi mengakibatkan daerah ini tergolong pada hirarki III dicirikan sebagai wilayah pedesaan. Dari sudut akses masyarakat terhadap layanan sosial dan ekonomi tergolong sulit, minimnya ketersediaan sarana transportasi yang bisa diakses setiap saat oleh masyarakat, karena jalur ke

wilayah utara ini merupakan trayek khusus. Disamping itu sebagaimana lazimnya ketidak seimbangan pembangunan akan menghasilkan hubungan antar wilayah yang membentuk interaksi yang saling memperlemah satu sama lain, penguasaan lahan-lahan oleh penduduk perkotaan akan memperlambat proses pembangunan di kelurahan ini, banyaknya lahan-lahan tidur, karena dasar penguasaan lahan didorong oleh motif spekulasi dan investasi.

Beberapa kelurahan yang berada di Wilayah Timur Kota Tarakan yang dikategorikan hirarki III yaitu Kelurahan Kampung Enam, dan Gunung Lingkas dan Lingkas Ujung merupakan wilayah konsentrasi pertambangan minyak dan gas Pertamina. Kelurahan Kampung Enam merupakan wilayah produksi hampir seluruh wilayah terdapat sumur-sumur minyak dan gas dengan pompa angguk (telaga) dan lapangan penumpukan material dan asset-asset pertamina termasuk komplek perumahan. Disamping itu terdapat kawasan lindung sebagai daerah penyangga, karena tandusnya wilayah pertambangan, sehingga daerah ini akan sulit berkembang.

Kelurahan Gunung Lingkas dan Lingkas Ujung merupakan wilayah penampungan dan distribusi minyak Pertamina baik minyak masak maupun minyak mentah, terdapat pelabuhan minyak untuk pelayanan nasional dan regional, dan depo Pertamina untuk distribusi BBM dan Oli untuk wilayah lokal dan regional Wilayah Utara Kaltim.

Kelurahan Selumit Pantai dan Karang Anyar Pantai merupakan wilayah padat penduduk dan kumuh karena pemukiman berada diatas pantai dengan model rumah panggung dan akses jalan berupa jembatan yang hanya dapat dilalui oleh orang dan kendaraan roda dua, wilayah ini masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Sedangkan Kelurahan Sebengkok merupakan daerah yang paling padat di Kota Tarakan dengan 78 jiwa per ha, kemudian Kelurahan Juata Laut dengan kepadatan 68 jiwa per ha, dan Kelurahan Selumit sebagai daerah terpadat ketiga yaitu 55 jiwa per ha. Pada umumnya kelurahan yang teridentifikasi hirarki III adalah daerah pantai, daerah pertambangan dan daerah terlarang lainnya yang ditetapkan sebagai kawasan lindung serta kawasan militer, sehingga lahan tersedia untuk pembangunan fasilitas menjadi terbatas.

Kemiskinan dan keterbelakangan kawasan perdesaan bukanlah semata-mata disebabkan terisolasinya kawasan desa ke kota, melainkan juga akibat dari bentuk dan sistem keterkaitan kota dengan desa yang cenderung mengarah pada hubungan disploitatif. Banyak keberhasilan kota kecil dan sedang dalam pembangunan karena melakukan ekploitasi wilayah pedesaan disekitarnya (Satterthwaite dan Tacoli, 2003). Desa-desa yang memiliki kedekatan dan keterkaitan yang tinggi dengan perkotaan akan meningkatkan potensi pemanfaatan dan pengeksploitasian sumberdaya perdesaan oleh masyarakat perkotaan.

Ditinjau dari kelas hirarki kelurahan bahwa terdapat sebanyak tiga kelurahan hirarki I dengan indeks pembangunan 51,82 hingga 70,22 dan sebanyak 7 kelurahan Hirarki II dengan indeks pembangunan 39,64 hingga 50,83 serta sebanyak 10 kelurahan hirarki III dengan indeks pembangunan 25,58 hingga 35,55. Hal ini menggambarkan ketimpangan pembangunan di Kota Tarakan dengan jurang indeks pembangunan yang cukup tajam terendah 25,58 di Kelurahan Selumit Pantai dan tertinggi 70,22 di Kelurahan Karang Balik.

Secara fungsional struktur wilayah Kota Tarakan tidak menunjukkan adanya hubungan yang saling melengkapi karena segala fasilitas publik terkonsentrasi di pusat kota sehingga terjadi kesenjangan struktur perkotaan. Sebagaimana Anwar (2005) jika pembagian wilayah didasarkan pada hubungan fungsional maka orde I dan II adalah wilayah perkotaan sedang orde III dan IV sebagai wilayah perdesaan atau berdasarkan konsep wilayah nodal merupakan hirarki dari orde I yaitu wilayah yang maju sampai orde IV yaitu wilayah yang tidak berkembang.

Jika hirarki wilayah ditinjau berdasarkan kecamatan, maka terjadi perubahan hirarki dibandingkan dengan hirarki kelurahan , hal ini menunjukkan hubungan keterkaitan yang saling melengkapi dan atau sebaliknya saling melemahkan antar kelurahan dalam suatu kecamatan, dan adanya ketimpangan sebagaimana terlihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 26 Hirarki Perkembangan Kecamatan di Kota Tarakan No Nama Kecamatan Indek

Pembangunan

Jml Jenis Fasilitas

Hirarki Wilayah

1 Tarakan Timur 35,182 24 Hirarki II

2 Tarakan Barat 36,555 33 Hirarki I

3 Tarakan Utara 30,003 25 Hirarki III

4 Tarakan Tengah 31,737 19 Hirarki III

Sumber Data Olahan

Kecamatan Tarakan Barat dikategorikan sebagai wilayah dengan hirarki I memiliki jumlah jenis fasilitas sebanyak 33 dengan indeks pembangunan 36,56 diidentifikasi sebagai wilayah perkotaan dengan fasilitas lengkap dan berada di pusat Kota Tarakan tergolong daerah yang paling berkembang, Kecamatan Tarakan Timur memiliki hirarki II memiliki jumlah jenis fasilitas sebanyak 24 diidentifikasi sebagai wilayah yang sedang berkembang indeks pembangunan 35,18, selanjutnya Kecamatan Tarakan Utara dan Kecamatan Tarakan Tengah merupakan wilayah hirarki III dengan indeks pembangunan masing-masing

sebesar 30,00 dan 31,74, memiliki jumlah jenis fasilitas masing-masing 25 jenis fasilitas dan 19 jenis fasilitas sebagai akses publik.

Secara geografis Kecamatan Tarakan Tengah terletak di tengah Kota Tarakan, namun karena beberapa kelurahan seperti Kelurahan Sebengkok dan Kelurahan Selumit Pantai memiliki kepadatan penduduk tinggi dan berada di atas pantai, lahan tersedia menjadi terbatas dan sangat mahal sehingga pembangunan fasilitas publik baru menjadi sulit dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Keberadaan daerah kumuh dan padat penduduk ini memperlemah daerah lainnya di Kecamatan Tarakan Tengah, walaupun Kelurahan Selumit, Kelurahan Kampung Satu Skip dan Kelurahan Pamusian memiliki hirarki II.

Sedangkan di sisi lain Kecamatan Tarakan Timur, jika berdasarkan hirarki kelurahan terdapat tiga kelurahan yang memiliki hirarki III yaitu Kelurahan Lingkas Ujung, Kelurahan Gunung Lingkas dan Kelurahan Kampung Enam dan empat kelurahan lainnnya memiliki hirarki I, namun hubungan kewilayahan saling memperkuat dengan kelurahan lainnya sehingga wilayah ini dikategorikan sedang berkembang memiliki hirarki II sebagai wilayah perkotaan.

Kecamatan Tarakan Utara baik berdasarkan hirarki kecamatan maupun hirarki kelurahan memiliki hirarki III, berdasarkan konsep wilayah nodal bahwa daerah ini tergolong daerah yang kurang berkembang, karena tidak memiliki kesempatan dan ada kecenderungan dieksploitir wilayah lain, kepadatan penduduk jarang hanya 136 jiwa per km2, memiliki infrastruktur yang tidak lengkap dan aksesibilitas rendah. Sedangkan Kecamatan Tarakan Barat tetap teridentifikasi sebagai daerah maju baik berdasarkan hirarki kelurahan maupun hirarki kecamatan, karena daerah ini memiliki fasilitas serba lengkap dan berada di pusat kota, sehingga memiliki struktur perekonomian wilayah yang mantap dan stabil.

Berdasarkan hasil analisis hirarki wilayah di tingkat kelurahan di Kota Tarakan dan hirarki wilayah di tingkat kecamatan dapat disimpulkan bahwa kualitas dan kuantitas penduduk, ketersediaan lahan dan fungsi lahan berpengaruh signifikan terhadap pembentukkan struktur wilayah.

Gambar 8 Peta Hirarki Perkembangan Kecamatan di Kota Tarakan

Dokumen terkait